Anda di halaman 1dari 16

KONTRAK SEWA GUNA USAHA (DRY LEASE) ARMADA PESAWAT

Nomor : 11

Pada hari ini, Kamis,1 Agustus 2018 pukul 09.00 WIB menghadap kepada saya Avivah
Tauziat,S.H, M.Kn, Notaris di kota Jakarta Pusat dengan dihadiri oleh para saksi yang saya
notaris kenal dan nama-namanya disebutkan pada bagian akhir akta ini :

Berikut adalah identitas pihak :


1. Nama : Riyadh Syahalam
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 18 Mei 1992
Alamat : Jalan Gatot Subroto Nomor 200,
Jakarta
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP) : 13200569987002
Pekerjaan / Jabatan : Direktur Utama PT. Roreta Indonesia
Airlines
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Roreta Indonesia Airlines yan bertempat di
Jl Kebon Sirih No.44, Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang
didirikan dengan Akta Notaris Nomor 10 pada tanggal lima belas bulan Oktober tahun dua
ribu sembilan (15-10-2009) yang dibuat dihadapan Rayhana Karimova selaku Notaris di
Jakarta,selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.

2. Nama : Reino Barack


Tempat, tanggal lahir : Nagasaki, 25 Februari 1980
Alamat : Tokyo Tower 3rd Floor, Tokyo,
Japan
Kewarganegaraan : Jepang
Nomor Paspor : 84724702
Pekerjaan / Jabatan :Direktur Utama PT. Chihiro Leasing,Co

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Chhiro Leasing,Co yang berdomisili hukum
di Tokyo Akasaka 9f JP, 9f Akasaka Park Building, Tokyo, Japan yang selanjutnya disebut
sebagai Pihak Kedua.

Selanjutnya pihak pertama dan pihak kedua bersama-sama disebut sebagai Para Pihak.
Para Pihak terlebih dahulu menerangkan :
1. Pihak Pertama, yaitu PT. Roreta Indonesia Arlines yang bergerak di bidang jasa
angkutan udara membutuhkan 10 armada pesawat tipe SCB 900 dengan spesifikasi
sebagai berikut :

Kategori Spesifikasi
High capacity, long range,
Type
twin deck, wide-body
Four 374kN (84,000lb)
Power Plants thrust Rolls-Royce Trent
900
Max cruising speed M 0.88.
Long range cruising speed
M 0.85. Range
Performance
14,800km (8,000nm).
Service ceiling 43.000ft
(13,100m)
Operating empty 277,000kg
(610,700lb), max takeoff
Weights
560,000kg
(1,234,600lb)
Wing span 79.8m (261ft
10in), length 72,75m (238ft
Dimensions
8in). Height 24,08 m
(79ft)
Flight crew of two. Standard
seating for 555 passengers
on two decks in a
Capacity three class arrangement.
First class: 12 seats
Business class: 48 seats
Economy class: 495 seats

Yang untuk selanjutnya disebut sebagai objek perjanjian.


2. Pada tanggal 18 Juni 2018, Pihak Kedua yaitu PT. Chihiro Leasing, Co terpilih
menjadi perusahaan penyewaan yang akan menangani proses pengadaan pesawat
tersebut.
3. Pihak Pertama kemudian disebut Lessee dan Pihak Kedua kemudian disebut dengan
Lessor
4. Lessor setuju untuk melakukan pembiayaan barang modal dengan fasilitas leasing
kepada Lessee

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka kedua belah pihak telah


sepakat dan setuju untuk saling mengikatkan diri membuat perjanjian sewa guna usaha
(leasing) ini dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

Pasal 1
Definisi

Perjanjian ini adalah perjanjian kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal yang dilakukan oleh Lessor kepada Lessee untuk menyewa barang modal tertentu
yang telah ditentukan oleh Lessee dan berlaku dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
dalam Perjanjian. Selama berlakunya Perjanjian, Lessee membayar sejumlah uang sewa
kepada Lessor sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian dan setelah
jangka waktu Perjanjian berakhir, Lessor memberikan hak opsi kepada Lessee untuk
memilih apakah akan melakukan perpanjangan masa sewa atau membeli barang modal
tersebut dengan harga sisa/residu dari barang modal atau membuat perjanjian leasing baru
dengan peralatan armada udara yang baru sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Perjanjian.

Pasal 2
Objek Perjanjian

1. Objek Perjanjian antara Lessor dan Lesse merupakan barang yang sah menurut
hukum dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan,
dan ketertiban umum.
a. Lessee menyewa guna usaha barang modal berupa 10 armada pesawat tipe SCB
900
Pasal 3
Harga dan Cara Pembayaran

1. Lessee dan Lessor bersepakat bahwa harga objek Perjanjian adalah 50.000.000
$ ( lima puluh juta dollar) per satu unit pesawat.
Total harga objek Perjanjian seluruhnya 500.000.000 $ (lima ratus juta dollar).
2. Harga objek Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini sudah
termasuk biaya administrasi pesawat tersebut sampai ke bandara Soekarno-Hatta di
Jakarta.
3. Harga sewa atas objek Perjanjian adalah sebesar 4.500.000$ (empat juta lima ratus
ribu dollar) per bulan atau seluruhnya sebesar 810.000.000$ (delapan ratus sepuluh
juta dollar) untuk jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) bulan sejak tanggal
penandatanganan Perjanjian.
5. Pembayaran atas objek Perjanjian dilakukan dengan cara tunai setiap tanggal 1 (satu)
Januari setiap tahun selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) bulan dengan
cara transfer Bank ke pihak Lessor.
6. Lessor wajib memberikan kuitansi sebagai tanda bukti pembayaran kepada Lessee
setiap kali dilakukan pembayaran.

Pasal 4
Waktu dan Tempat Penyerahan Objek

1. Lessor melakukan penyerahan objek Perjanjian dalam jangka waktu 3 (tiga) hari
sejak Para Pihak melakukan penandatanganan Perjanjian.
2. Lessor melakukan penyerahan objek Perjanjian ke Bandara Internasional Soekarno-
Hatta di Jakarta disertai dengan segala sesuatu yang menjadi perlengkapannya dan
surat-surat bukti kepemilikan atas objek Perjanjian.

Pasal 5
Hak Opsi

1. Lessor memberikan hak opsi kepada Lessee untuk membeli objek Perjanjian dengan
harga sisa atau residu sebesar 2.400.000.000,00 (dua miliar empat ratus dollar) atau
memperpanjang jangka waktu sewa saat jangka waktu sewa 180 (seratus delapan
puluh) bulan periode pertama akan berakhir atau pun membuat perjanjian leasing baru
dengan armada pesawat yang baru pula.
2. Hak opsi yang dimiliki Lessee harus diajukan kepada Lessor secara tertulis dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan sebelum jangka waktu sewa 180 (seratus delapan puluh) bulan setiap
periode berakhir.

Pasal 6
Jangka Waktu

Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) bulan terhitung mulai
tanggal penandatanganan Perjanjian dan berakhir dengan sendirinya pada tanggal satu bulan
Agustus tahun dua ribu tiga puluh tiga (1-08-2033), kecuali dilakukan perpanjangan jangka
waktu Perjanjian sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian.

Pasal 7
Jaminan

1. Lessor menjamin bahwa objek Perjanjian merupakan milik sah dari Lessor dan tidak
ada orang atau pihak lain yang turut memilikinya.
2. Lessor menjamin bahwa selama Perjanjian berlangsung dalam hal objek Perjanjian
tidak dapat dioperasikan sebagaimana mestinya, maka biaya pengembalian objek
Perjanjian beserta biaya Pengacara untuk menyelesaikan perkara tersebut senilai 20%
(dua puluh persen) ditanggung oleh Lessor.
3. Apabila terjadi perubahan kepemilikan atas objek Perjanjian selama jangka waktu
Perjanjian berlangsung, Lessee tetap dapat menikmati hak sewa guna usaha sampai
dengan berakhirnya Perjanjian ini.
Pasal 8
Hak dan Kewajiban Lessor

Selama Perjanjian berlangsung, Lessor mempunyai hak untuk:


1. Menerima pembayaran secara lunas atas objek Perjanjian sesuai dengan ketentuan dan
cara pembayaran sebagaimana yang telah disepakati Para Pihak dalam Perjanjian.
2. Memegang bukti-bukti kepemilikan atas objek Perjanjian.
3. Melakukan pengecekan terhadap objek Perjanjian selama jangka waktu Perjanjian
berlangsung dengan memberitahukan Lessee terlebih dahulu.
4. Memberikan surat teguran pelunasan pembayaran dalam hal Lessee terlambat melakukan
pembayaran.
5. Menahan dan/atau menarik kembali objek Perjanjian dalam hal Lessee melalaikan
kewajibannya sebagaimana yang telah ditentukan dalam Perjanjian.
6. Menerima kembali objek Perjanjian dalam keadaan baik dan terpelihara saat
berakhirnya jangka waktu Perjanjian.

Selama Perjanjian berlangsung, Lessor mempunyai kewajiban untuk:


1. Memberikan informasi secara jelas, benar, dan jujur mengenai kondisi objek Perjanjian.
2. Menyerahkan objek Perjanjian seutuhnya dalam keadaan baik tanpa adanya cacat
tersembunyi disertai dengan segala sesuatu yang menjadi perlengkapannya kepada
Lessee setelah dilakukan penandatanganan Perjanjian.
3. Bertanggung jawab dalam hal terjadinya kerusakan atau musnahnya objek Perjanjian
yang terjadi bukan disebabkan oleh karena kelalaian atau kesalahan Lessee.
4. Menyerahkan objek Perjanjian meliputi segala sesuatu yang menjadi perlengkapannya,
beserta surat-surat bukti kepemilikan setelah Lessee menggunakan hak opsinya untuk
membeli objek Perjanjian dan melakukan pembayaran sesuai dengan syarat dan
ketentuan yang ditetapkan dalam Perjanjian.

Pasal 9
Hak dan Kewajiban Lessee
Selama Perjanjian berlangsung, Lessee mempunyai hak untuk:
1. Mendapat informasi secara benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi serta jaminan atas
objek Perjanjian.
2. Menerima barang yang menjadi objek Perjanjian sesuai dengan harga, jaminan, waktu
dan tempat yang telah ditentukan dalam Perjanjian.
3. Melakukan pemeriksaan terhadap perlengkapan objek Perjanjian.
4. Menguasai objek Perjanjian tanpa ada gangguan dari pihak lain.
5. Mengembalikan objek Perjanjian kepada Lessor apabila objek tersebut tidak sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian.
6. Menerima pengembalian biaya, kerugian, dan bunga atas objek Perjanjian apabila objek
tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian.
7. Menggunakan hak opsinya yang diberikan oleh Lessor saat berakhirnya Perjanjian
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.
8. Menerima objek Perjanjian meliputi segala sesuatu yang menjadi perlengkapannya,
beserta surat-surat bukti kepemilikan setelah Lessee menggunakan hak opsinya untuk
membeli objek Perjanjian.

Selama Perjanjian berlangsung, Lessee mempunyai kewajiban untuk:


1. Melakukan pembayaran harga sewa atas objek Perjanjian sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian.
2. Memelihara objek Perjanjian dengan baik dan menanggung segala kerusakan objek
Perjanjian sepenuhnya, kecuali kerusakan tersebut terjadi bukan disebabkan oleh karena
kesalahan atau kelalaian Lessee.
3. Selama Perjanjian berlangsung, Lessee tidak diperkenankan untuk memindahkan hak
guna sewanya baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain tanpa persetujuan
tertulis dari Lessor.
4. Melakukan pembayaran harga sisa atau residu dalam hal Lessee menggunakan hak
opsinya untuk membeli objek Perjanjian.
5. Mengembalikan objek Perjanjian dalam hal Lessee melalaikan kewajibannya
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Perjanjian.
Pasal 10
Wanprestasi

Yang dimaksud dengan wanprestasi adalah bilamana terjadi atau timbul salah satu hal atau
peristiwa yang ditetapkan di bawah ini yang merupakan suatu kejadian kelalaian / pelanggaran
terhadap perjanjian ini :
a. Lessee tidak memenuhi atau gagal memenuhi salah satu atau lebih kewajiban
sebagaimana ditentukan dalam perjanjian ini;
b. Telah terjadi suatu tindakan yang mempengaruhi hak Lessor atas barang dalam bentuk
apapun;
c. Bilamana perusahaan Lessee dibubarkan/dilikuidasi atau dinyatakan pailit oleh
pengadilan yang berwenang;
Bilamana terjadi salah satu hal atau peristiwa yang ditetapkan di atas maka Lessor berhak
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Menuntut pelunasan sisa kewajiban yang masih harus dibayar Lessee, secara sekaligus;
2. Menarik barang yang berada dalam penguasaan lessee;

3. Membatalkan perjanjian dan menuntut ganti rugi

Pasal 11

Asuransi

1. Dalam hubungan sewa-guna-usaha ini, risiko kerugian yang dapat timbul terhadap barang

modal ditanggung oleh perusahaan asuransi PT Callianz Aircraft and Aerospace Insurance

Services Co. (“CAIS”) untuk menjadi perusahaan asuransi yang menangani proses pengadaan

pesawat ini. .

2. Perusahaan asuransi tersebut di atas adalah mitra kerja dari Lessor dan atas pemilihan PT

Callianz Aircraft and Aerospace Insurance Services Co. sebagai penanggung risiko semata-

mata dengan itikad baik serta tanpa ada unsur paksaan dari Lessor terhadap Lessee.
3. Jenis pertanggungan asuransi dalam perjanjian ini adalah pertanggungan komprehensif,

dimana perusahaan asuransi menjamin kerugian atau kerusakan pesawat yang disebabkan

oleh tabrakan, benturan, terbalik, kebakaran dan sambaran petir atau sesuai dengan luas

jaminan dan pengecualian yang berlaku di Polis Standar Trasnportasi Udara Indonesia.

4. Biaya asuransi, yaitu berupa biaya pendaftaran asuransi, biaya premi, dan biaya lain-lain yang

harus dibayarkan kepada perusahaan asuransi sebagai bagian dari penanggungan, dibebankan

kepada Lessee.

5. Polis asuransi, kwitansi pembayaran premi, dan perjanjian-perjanjian lain terkait

penanggungan dikuasai oleh Lessor.

Pasal 12
Perawatan dan Perbaikan

1. Pihak Lesse wajib melakukan pengecakan serta perbaikan dan perawatan secara berkala
selama masa sewa berlangsung
2. Perawatan pesawat yang disewa oleh PT. RIA akan sepenuhnya dipercayakan kepada PT ASP
AERO yaitu perusahan yang bergerak dibidang perawatan dan perbaikan pesawat.
3. Pihak Lesse wajib memberikan dokumentasi berupa video atau gambar kepada pihak Lessor
setiap kali melakukan perawatan ataupun perbaikan pesawat.
4. PT RIA dapat memodifikasi pesawat selama masa penyewaan dengan batasan-batasan seperti
tidak memberikan logo sponsor di badan pesawat dan tidak mengubah atau mengganti bentuk
kerangka asli dari pesawat yang telah disewakan

Pasal 13
Registrasi

1. Registrasi pesawat dapat dilakukan setalah pihak Lesse menerima objek perjanjian dengan
lengkap
2. Untuk memenuhi proses registrasi pesawat, pihak Lessor wajib memberikan syarat-syarat
yang diperlukan.
3. Setelah dilakukannya registrasi pesawat maka, pada badan 10 armada pesawat tersebut akan
diberi tanda kebangsaan dan tanda pendaftaran resmi .

Pasal 14
Pajak

1. Objek perjanjian yang berupa sepuluh Armada pesawat didatangkan dari PT Scrabbles
Aircraft Ltd yang merupakan perusahaan manufaktur pesawat yang berdomisili hukum di
Amerika Serikat
2. Objek perjanjian tersebut dibebani pajak bea masuk, pajak pertambahan nilai dan pajak
penghasilan impor keperluan pesawat terbang,
3. Selanjutnya pembayaran pajak akan ditanggung oleh pihak lesse

Pasal 15
Force Majeure

1. Segala kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban sebagaimana


yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini, karena salah satu pihak atau kedua pihak
yang disebabkan oleh hal-hal di luar kekuasaan dan tidak dapat diduga sebelumnya tidak
menimbulkan tanggung jawab bagi Lessee dan Lessor.
2. Yang dimaksud dengan Force Majeure, meliputi:
a. Bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, petir, angin topan, serta
kebakaran yang disebabkan oleh faktor ekstern yang mengganggu pelaksanaan
Perjanjian.
b. Huru-hara, kerusuhan, pemberontakan, dan perang.
3. Dalam hal terjadinya Force Majeure, pihak yang mengalaminya berkewajiban untuk
memberitahukan terjadinya hal tersebut kepada pihak lainnya secara tertulis paling lambat
3 (tiga) hari kalender sejak saat terjadinya Force Majeure dan dikuatkan dengan surat
keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force
Majeure tersebut.
4. Pihak yang berada dalam keadaan Force Majeure tetap berkewajiban untuk mengupayakan
dengan sebaik-baiknya melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang ditetapkan dalam
Perjanjian dengan segera setelah peristiwa Force Majeure berakhir.
5. Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus-menerus hingga melebihi atau
diduga oleh pihak yang mengalaminya akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender, maka Para Pihak bersepakat untuk meninjau kembali jangka waktu Perjanjian.

Pasal 16
Sanksi dan Denda

1. Apabila selama Perjanjian ini Lessee tidak melakukan pembayaran setelah diberikan
peringatan secara tertulis dalam waktu 1 (satu) bulan setelah jatuh tempo pembayaran
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Perjanjian, Lessee dianggap melakukan
keterlambatan pembayaran dan karena itu dikenakan sanksi berupa denda atas
keterlambatan tersebut.
2. Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditetapkan sebesar 0,01% (nol
koma nol satu persen) dari total harga objek Perjanjian, yaitu sebesar 50.000$ (lima
puluh ribu dollar ) setiap hari keterlambatan pembayaran terjadi.
3. Apabila Lessee tetap tidak dapat melakukan pembayaran dalam waktu 6 (enam) bulan
berturut-turut, maka Lessor dapat menahan dan/atau menarik kembali objek Perjanjian
yang berada di bawah penguasaan Lessee sampai dengan sisa pembayaran dapat dilunasi.
4. Apabila pada saat berakhirnya Perjanjian, Lessee tidak melaksanakan kewajibannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan tidak menyatakan kehendaknya untuk
memperpanjang sewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 9, maka untuk
setiap keterlambatan tidak memperpanjang jangka waktu sewa setelah Perjanjian
berakhir, Lessee akan dikenakan denda sebesar 5.000.000$ (lima juta dollar) setiap hari
keterlambatan terjadi dan denda tersebut dapat ditagih seketika dan sekaligus oleh Lessor.
5. Apabila keterlambatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) pasal ini berlangsung
selama jangka waktu 1 (satu) bulan sejak berakhirnya Perjanjian, maka Lessor berhak
untuk mengambil objek Perjanjian atas biaya yang ditanggung oleh Lessee dan apabila
dianggap perlu dengan bantuan pihak kepolisian setempat.

Pasal 17
Pembatalan Perjanjian

Perjanjian dapat dibatalkan apabila:


1. Lessor tidak melakukan penyerahan objek Perjanjian dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak
Para Pihak menandatangani Perjanjian tanpa alasan yang sah.
2. Lessee tidak melakukan pembayaran, baik harga sewa maupun denda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 11 setelah lewat jangka waktu 6 (enam) bulan tanpa
alasan yang sah.

Pasal 18
Pengakhiran Perjanjian

1. Perjanjian berlaku selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) bulan terhitung
sejak penandatanganan Perjanjian dan berakhir apabila Lessee telah melakukan
pelunasan seluruh pembayaran atas objek Perjanjian sebagaimana yang telah ditentukan
dalam Perjanjian, kecuali dilakukan perpanjangan jangka waktu Perjanjian sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian.
2. Perjanjian berakhir apabila Para Pihak telah melaksanakan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 dan Pasal 9 Perjanjian ini.

Pasal 19
Penyelesaian Sengketa
1. Setiap perselisihan dan/atau perbedaan pendapat di antara Para Pihak yang timbul dalam
rangka pelaksanaan Perjanjian akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai
mufakat.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) pasal ini tidak tercapai, maka Para Pihak bersepakat untuk menempuh jalur
hukum (litigasi) dengan cara mengajukan gugatan kepada Pengadilan setempat.

Pasal 20
Domisili

Sehubungan dengan Perjanjian ini, pelaksanaan dan segala akibatnya Para Pihak memilih
domisili hukum yang tetap di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Pasal 21
Amandemen

Apabila terdapat suatu perubahan dan hal-hal lain yang belum diatur dan/atau belum cukup
diatur dalam Perjanjian ini, maka akan dimusyawarahkan lebih lanjut oleh Para Pihak dan
hasil musyawarah tersebut akan dituangkan dalam adendum yang tak terpisahkan dari
Perjanjian ini.

Pasal 22
Lain-Lain
1. Apabila diketahui bahwa tipe pesawat yang menjadi objek perjanjian merupakan pesawat
dengan tipe baru, dan belum ada sumber daya manusia dari Indonesia yang dapat
mengoperasikannya, maka pihak Lessor berupaya untuk memberikan fasilitas berupa pelatihan
pengoperasian pesawat tersebut.
2. Pihak Lessor akan menanggung biaya pelatihan dan mendatangkan pelatih untuk
mengoperasikan pesawat tersebut dari perusahaan manufakturnya yaitu PT Scrabbles Aircraft
Ltd.
Pasal 23
Lampiran

1. Lampiran dalam Perjanjian merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak
dapat dipisahkan dari Perjanjian ini.
2. Segala bentuk perubahan terhadap lampiran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal
ini hanya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Para Pihak.

Demikianlah, Perjanjian ini dibuat oleh Para Pihak dalam keadaan sehat jasmani dan rohani,
serta tanpa paksaan dari pihak mana pun di Jakarta pada hari dan tanggal yang telah disebutkan
pada bagian awal Perjanjian, dibuat rangkap 2 (dua) dan masing-masing bermaterai cukup serta
mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat Para Pihak.

Lessor, Lessee,
Direktur Utama Direktur Utama
PT. Chihiro Leasing, Co PT. Roreta Indonesia Airlines

Reino Barack Riyadh Syahalam


Notaris

Avivah Tauziat,S.H, M.Kn


Lampiran 1:
DAFTAR DATA OBJEK

I. Armada pesawat tipe SBC 900 sebanyak sepuluh unit (10 unit) hasil produksi perusahaan
maufaktur pesawat terbang Amerika, PT.Scrabbles Aircraft Ltd dengan rincian sebagai
berikut:

Kategori Spesifikasi
High capacity, long range,
Type
twin deck, wide-body
Four 374kN (84,000lb)
Power Plants thrust Rolls-Royce Trent
900
Max cruising speed M 0.88.
Long range cruising speed
M 0.85. Range
Performance
14,800km (8,000nm).
Service ceiling 43.000ft
(13,100m)
Operating empty 277,000kg
(610,700lb), max takeoff
Weights
560,000kg
(1,234,600lb)
Wing span 79.8m (261ft
10in), length 72,75m (238ft
Dimensions
8in). Height 24,08 m
(79ft)
Flight crew of two. Standard
Capacity
seating for 555 passengers
on two decks in a
three class arrangement.
First class: 12 seats
Business class: 48 seats
Economy class: 495 seats

Lampiran 2:

1. Surat Pengangkatan Riyadh Syahalam Nomor 025/SK/Dir/I/2010 selaku Direktur Utama


PT. Roreta Indonesa Airlines.
2. Surat Perwakilan Reino Barack selaku Direktur Utama PT. Chihiro Leasing, Co

Lampiran 3:
1. Identitas Notaris :
Nama : Avivah Tauziat
Tempat, tanggal lahir : Madiun, 11 Juni 1999
Alamat : Jalan Jendral Sudirman 67, Jakarta
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP) : 1320077887004
Pekerjaan / Jabatan : Notaris

Anda mungkin juga menyukai