Anda di halaman 1dari 14

KRIMINOLOGI

THE OCCASIONAL CRIMINAL

Kelompok 2

Muhammad Raka Fauzi (191103011706)


Rayhanna Syaqifa (191103010951)
Putri Rahmadona Daulay (191103010967)
A. Pengertian Occasional Criminal atau Criminaloid
yaitu perilaku kejahatan berdasarkan pengalaman yang terus menerus
sehingga mempengaruhi pribadinya.

 Pengertian tindak pidana kekerasan:


Kata “ kekerasan ” merupakan terjemahan dari bahasa latin yaitu violentia,
yang berarti kekerasan; keganasan; kehebatan; kesengitan; kebringasan;
kedahsyatan; kegarangan; aniaya; perkosaan. Dalam literatur Amerika ada
beberapa kata untuk pengertian “kekerasan” misalnya tort, battery, dan
assault. Tort is a wrongful injury to a person’s property. Tort yang dilakukan
dengan sengaja disebut dengan “assault” sedangkan tort yang dilakukan
karena suatu kelalaian disebut dengan “battery”.
Arti kekerasan dalam Kamus Bahasa Indonesia, adalahPerihal (yang
bersifat/berciri) keras, Perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang
menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan
fisik atau barang orang lain, dan Paksaan
Menurut WHO, kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan
kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau
sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan
besar mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis,
kelainan perkembangan atau perampasan hak.

1. Pengertian Tindak Pidana Kekerasan Menurut KUHP


Kekerasan menurut KUHP hanya didefinisikan sebagai kekerasan fisik
sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 89 dan Pasal 90 KUHP. Pasal 89
KUHP, menentukan bahwa yang dimaksud dengan melakukan kekerasan
yaitu, membuat orang jadi pingsan atau tidak berdaya lagi. Sedangkan
Pasal 90 KUHP menentukan, bahwa yang dimaksud dengan luka berat
adalahpenyakit atau luka yang tak dapat diharap akan sembuh lagi dengan
sempurna atau yang dapat mendatangkan bahaya maut, senantiasa tidak
cakap mengerjakan pekerjaan jabatan atau pekerjaan pencaharian, tidak
dapat lagi memakai salah satu panca indera, mendapat cacat besar,
lumpuh (kelumpuhan), akal (tenaga paham) tidak sempurna lebih lama
dari empat minggu, gugurnya atau matinya kandungan seorang
perempuan.
2. Pengertian Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Menurut UU
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga, didalam Bab I Pasal 1 menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah
setiap perbuatanterhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis
dan atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga.
B. Pengertian Majikan dan Pembantu Rumah Tangga
Majikan adalah seseorang ataupun badan usaha maupun badan hukum
yang memberikan / menyediakan pekerjaan atau perintah kepada pekerja
guna membantu kelancaran kegiatan dan yang memberi upah atas
pekerjaan ataupun perintah yang telah dilaksanakan oleh pekerja kepada
pekerja tersebut.
Didalam Undang -Undang sendiri pun memberikan beberapa definisi dari
kata majikan yaitu sebagai berikut :
1) Majikan merupakan orang perseorangan yang mempekerjakan PRT
dengan membayar upah dan/atau imbalan dalam bentuk lain (Permenaker
Nomor 2 tahun 2015 tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga Pasal 1
ayat (3)).
2) Majikan adalah tiap-tiap orang atau badan hukum yang mempekerjakan
seorang buruh atau lain di perusahaan yang diwajibkan memberikan
tunjangan (pasal 4 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1947 tentang
Pembayaran Ganti kerugian kepada Buruh yang Mendapat Kecelakaan
Berhubung Dengan Hubungan Kerja).
 Definisi Pembantu Rumah Tangga merupakan setiap orang yang terikat
dalam pekerjaan rumah tangga dalam suatu hubungan kerja yang
dilaksanakan didalam atau untuk satu atau beberapa rumah tangga. 57 Di
dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan tidak disebutkan
secara jelas pengertian pembantu rumah tangga namun UU No. 13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan pasal 1 ayat (2) menjelaskan tenaga kerja
dalam arti luas yaitu penduduk yang berada dalam usia kerja yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Dari uraian definisi-definisi dari kata PRT diatas maka dapat kita simpulkan
bahwa PRT adalah:
a) Seseorang yang bekerja pada orang perseorangan
b) Yang menerima dan melaksanakan pekerjaan “kerumahtanggaan”.
c) Yang menerima upah dari majikan atau pengguna PRT.
C. Faktor Pendorong Terjadinya Tindak Pidana Kekerasan terhadap
Pembantu Rumah Tangga
Secara umum faktor – faktor yang menyebabkan tindak kriminal terbagi
kedalam faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor Intern merupakan faktor yang berasal atau terdapat dalam diri
seseorang dengan kata lain yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan
sebuah kejahatan itu timbul dari dalam diri si pelaku yang didasari oleh faktor
kepribadian dan kejiwaan. Menurut Sigmun Freud dalam teori psikoanalisi.
kepribadian manusia dibagi ke dalam 3 ( tiga ) elemen yakni id, ego dan
superego.
a) Id merupakan komponen utama dalam kepribadian yang hadir sejak
lahir, aspek kepribadiannya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan
primitif. Id didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha untuk memenuhi
semua keingian.
b) Ego merupakan komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk
menangani realitas. Ego terkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan
dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima didunia nyata.
c) Superego bekerja untuk mengembangkan kepribadian, superego
adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi
moral dengan kata lain, superego memeberikan pedoman untuk membuat
penilaian.

2. Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal atau terdapat di luar diri
pribadi seseorang, maksudnya adalah bahwa yang mempengaruhi seseorang
untuk melakukan sebuah kejahatan itu timbul dari luar diri si pelaku yang
didasari oleh faktor lingkungan seperti pertentangan dan persaingan
kebudayaan, kepadatan dan komposisi penduduk, perbedaan distribusi
kebudayaan serta tingkat pengangguran yang tinggi.
D. Kasus dari The Occasional Criminal

Aksi kekerasan terhadap Pembantu Rumah Tangga (PRT) terjadi di Jl. D.


I. Panjaitan No. 35 Rejosari RT. 03 / RW. 013 Kel. Gilingan Kec.
Banjarsari Kota Surakarta, kamis 24 juni 2010.

Sri wahyuni, korban mengalami luka di sejumlah tubuhnya akibat


dianiaya sang majikan bernama Maria Endang Sri Muniarti.

Berdasarkan hal tersebut diatas, Jaksa Penuntut Umum dalam hal ini
mengajukan dakwaan terhadap terdakwa MARIA ENDANG SRI
MUNIARTI dengan melakukan perbuatan kekerasan. fisik dalam lingkup
rumah tangga. Perbuatan tersebut, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Dengan barang bukti yang diajukan dalam persidangan ini telah disita
secara sah menurut hukum, karena itu dapat digunakan untuk memperkuat
pembuktian. Barang bukti telah diperlihatkan kepada terdakwa dan atau
saksi-saksi yang bersangkutan telah membenarkannya. Yang mana berupa:
 1 ( satu ) buah gayung atau ciduk terbuat dari plastic warna merah;
 1 ( satu ) buah gunting stainless steel;

Dalam perkara ini penuntut umum telah mengajukan tuntutan pidana secara
tertulis dan telah dibacakan di dalam persidangan, yang pada pokoknya
menuntut agar majelis hakim yang mengadili perkara ini memutuskan:
1) Menyatakan terdakwa MARIA ENDANG SRI MURNIATI bersalah
melakukan tindak pidana kekerasan fisik di dalam lingkup rumah tangga
sebagaimana dalam dakwaan melanggar pasal44 ayat (1) Undang -Undang
RI No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga dalam surat dakwaan
2) Menjatuhkan pidana terhadap MARIA ENDANG SRI MURNIATI dengan
pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan dikurangi selama terdakwa
ditahan dengan perintah terdakwa tetap ditahan;
3) Menyatakan barang bukti yang berupa:
 1 ( satu ) buah gayung terbuat dari plastic warna merah;
 1 ( satu ) buah gunting stainless steel;
4) Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp
1.000,- ( seribu rupiah )
Putusan

1) Menyatakan terdakwa MARIA ENDANG SRI MURNIATI, telah terbukti


secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ melakukan
kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga ”.
2) Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa MARIA ENDANG SRI
MURNIATI tersebut dengan pidana penjara selama 6 ( enam ) bulan.
3) Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh
terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
4) Memerintahkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan.
5) Menetapkan agar barang bukti berupa:
 1 ( satu ) buah gayung atau ciduk terbuat dari plastic berwarna merah;
 1 ( satu ) buah gunting stainless steel;
6) Membebankan terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam perkara ini
sebesar Rp 3.000,- ( tiga ribu rupiah ).
E. Upaya penanggulangan Tindak Pidana Kekerasan terhadap
Pembantu Rumah Tangga

Upaya – upaya penanggulangan terjadinya tindak Pidana kekerasan


terhadap PRT ialah:

1) Memperkuat penegakan hukum terkait dengan kasus kekerasan terhadap


PRT
2) Mengadakan penyuluhan hukum kepada masyarakat terkait dengan
perlindungan profesi PRT
3) Mengadakan pensosialisasian hak – hak PRT
4) Perombakan budaya patriarki
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai