Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

HUKUM DAN HAM LANJUTAN

OLEH :

I Komang Gede Jaya Artha Kusuma


1804551492

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
SOAL
1. Jelaskan Konsep, Ideologi, dan Cara Kerja Globalisasi!

2. Di Era teknologi modern kegiatan berwisata menjadi semakin mudah, keberadaan


transportasi online semakin memudahkan wisatawan baik lokal maupun internasional yang
datang ke bali untuk menikmati aktivitas wisatanya. Namun hal tersebut tidak disambut baik
oleh paguyuban transportasi lokal, mereka menilai bahwa keberadaan transportasi online
merugikan terutama dari segi perekonomian, ditambahkannya bahwa paguyuban
transportasi lokal dibentuk dengan dasar untuk mensejahterakan masyarakat desa
pakraman dengan memberikan lapangan pekerjaan bagi warga desanysa dan menjadi
sumber penghasilan yang cukup besar untuk menghidupi keluarga mereka. Mereka
mendesak pemerintah untuk segera membuat Peraturan Daerah yang pada intinya
melarang transportasi online beroperasi di wilayah Bali.

Diskusi telah dilakukan antara penyedia layanan dan kepala desa adat, namun tidak
tercapai suatu kesepakatan. Bahkan kemudian paguyuban transportasi lokal bekerjasama
dengan pecalang desa adat di beberapa titik wisata tertentu telah melakukan
aksi sweeping terhadap transportasi online yang beroperasi di daerahnya. Tidak hanya
melarang dan menghentikan tetapi juga memaksa penumpang wisatawan untuk turun
untuk menggunakan jasa transportasi lokal yang tersedia. Hal ini menyebabkan kebebasan
wisatawan baik asing maupun lokal akhirnya menjadi terbatas. Dilihat dalam
kasus ternyata tugas pecalang pada kenyataannya lebih luas dari sekedar menjaga
ketertiban upacara adat dan kegamaan, sebab mereka juga melaksanakan tugas-tugas
pengamanan lainnya di dalam wilayah desa pakraman. Perkembangan industri pariwisata
di Bali juga seolah menjadikan eksistensi pecalang semakin dibutuhkan dalam mendukung
kelancaran aktivitas-aktivitas pariwisata. Analisa HAM apa saja yang terdapat dalam
kasus di atas. Apakah berwisata merupakan Hak Asasi Manusia? Apakah
pelaksanaan tugas pengamanan yang dilakukan oleh pecalang merupakan suatu
pelanggaran yang dilakukan oleh aktor bukan negara? (sertai argumentasi saudara
dengan dasar hukum yang tepat baik nasional maupun internasional)

JAWAB

1. Globalisasi sebagai sebuah realitas tidak dapat dihindari. Globalisasi membentuk hubungan
lintas negara dan lalu lintas tersebut memperlihatkan adanya ketergantungan satu dengan yang lain
serta untuk saling membutuhkan dan melengkapi. Pada satu sisi, perkembangan telah memberi
dampak positif dan negara dapat merasakan manfaatnya. Dengan perkembangan system teknologi,
informasi, komunikasi, dan transportasi, negara diberikan kemudahan dalam melakukan berbagai
kegiatan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi pelaksanaan
pembangunan. Berbagai hal yang menjadi prioritas pemerintah baik pusat maupun daerah dapat
dicermati masyarakat. Melaui media dengan mudah dapat dilihat serta diketahui hal-hal yang
menjadi program pemerintah, baik dalam jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka
pendek. Dengan fasilitas sistem transportasi, pejabat pemerintah pusat misalnya dapat dengan
mudah dan cepat melakukan peninjauan ke daerah. Hal-hal yang telah dilaporkan sebelumnya
dapat dicek langsung di lapangan. Kemudahan yang sama dapat dilakukan, misalnya saja ketika
suatu konflik meletus pada suatu wilayah, pemerintah dapat dengan segera mengirimkan tambahan
pasukan pengamanan dari wilayah tertentu ke wilayah terjadinya konflik tersebut. Realitanya
globalisasi tidak hanya menawarkan dinamika dampak positif seperti gambaran di atas. Tidak
dapat dinafikan berbagai permasalahan juga harus ditanggung negara terkait spektrum globalisasi
tersebut yang dalam konteks ini dilihat sebagai tantangan. Berbagai nilai dengan identitas paham
baik yang sudah lazim dikenal maupun yang mengambil bentuk baru, berseliweran menyertai tata
pergaulan dan interaksi di tengah arus globalisasi. Setidaknya berbagai nilai dapat dilihat
masyarakat dengan hubungannya dengan dunia maya serta akses terhadap informasi yang
difasilitasi secara luas melalui internet. Teknologi internet membawa perubahan pada kehidupan
manusia 1. Dalam konteks politik misalnya, individu yang tertarik secara sosial dan politik sering
menggunakan Internet untuk memfasilitasi dan meningkatkan partisipasi sipil dan politik mereka
2
. Kondisi demikian dapat mempengaruhi corak berpikir baik masyarakat maupun penyelenggara
negara. Hal ini sejalan dengan uraian yang menyebutkan bahwa di era globalisasi, rentan sekali
masuknya nilai-nilai, norma, bahkan ideologi baru 3. Dampak globalisasi membuat seluruh dunia
dapat terhubung. Globalisasi adalah proses integrasi ke ruang lingkup dunia. Kemajuan teknologi
dan transportasi, membuat hubungan yang bersifat global yang meliputi semua hubungan yang
terjadi dengan melampaui batas-batas ketatanegaraan.

Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai


tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan

1 Sanjaya, (2018).
2 Kim et al., (2011).
3 Pratiwi et al., (2018).
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang
muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar
lima atau sepuluh tahun terakhir. Akhir-akhir ini hampir semua negara melakukan hubungan
perdagangan dengan negara-negara lain, baik hubungan regional, bilateral maupun multilateral.
Apalagi dalam era globalisasi sekarang dengan dideklarasikannya perdagangan bebas (AFTA).
Contohnya, selain dijual/dipasarkan untuk pasar dalam negeri/domestik, hasil produksi Indonesia
juga dijual ke luar negeri. Kegiatan tersebut menimbulkan arus barang dan jasa dari dalam negeri
ke luar negeri atau ekspor. Arus tersebut menimbulkan arus uang dari luar negeri ke dalam negeri
dan dibayar menggunakan valuta asing (devisa) menurut kurs tertentu. Apabila kita membeli
barang dan jasa dari luar negeri sehingga terjadi arus barang dari luar negeri ke dalam negeri atau
impor, arus barang dan jasa tersebut akan diimbangi dengan arus uang dari dalam negeri ke luar
negeri. Daftar yang mencatat kegiatan ekspor dan impor barang dan jasa disebut neraca
perdagangan. Sedangkan daftar yang digunakan mencatat semua pembayaran kegiatan ekspor dan
impor disebut neraca pembayaran. Keterlibatan perekonomian negara lain bertujuan untuk
mencapai sasaran pembangunan dan pertumbuhan ekonomi sehingga suatu negara akan melakukan
kerjasama dengan negara lain, baik di dalam satu kawasan maupun di kawasan internasional. Kita
ketahui bersama bahwa tidak semua negara mempunyai sumber daya alam dan juga menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
Solusi dari ketimpangan masing-masing negara adalah dengan melakukan pertukaran antar
masing-masing. Pertukaran antara negara disebut sebagai perdagangan luar negeri (ekspor- impor).
Contohnya adalah negara Indonesia menjual barang komoditas yang diekspor berupa kelapa sawit
kepada Tiongkok, sebaliknya Indonesia mengimpor barang komoditas motor dari Cina. Selain itu
peran masyarakat luar negeri adalah melakukan investasi pada perusahaan yang mengeluarkan
obligasi, saham, maupun sekuritas lain, sehingga perusahaan tersebut dapat melaksanakan kegiatan
produksi. Sedangkan untuk di dunia politik globalisasi Pemilihan calon anggota legislative atau
pejabat public lainnya atas dasar etnisitas bukan satu-satunya isu praktik politik identitas.
Perjuangan tentang isu-isu dan kepentingan kelompok sendiri menjadi menu keseharian orasi dan
aspirasi politiknya. Terbitnya berbagai peraturan daerah dengan sentimen diskriminatif dan tidak
sesuai dengan nilai-nilai bersama, menjadi bentuk praktik dari hasil perjuangan politik identitas.
Termasuk di dalam kriteria politik identitas juga terlihat dari perilaku upaya melakukan pemaksaan
kehendak terhadap pihak lainnya. Dalam hal ini masih ada kaitannya dengan pengabaian sila
kedua, pemaksaan kehendak terjadi saat adanya kelompok yang melarang masyarakat untuk
mengikuti suatu kebijakan tertentu atau sebaliknya mewajibkan untuk melakukan sesuatu
meskipun itu bukan merupakan kebijakan yang dikeluarkan secara nasional oleh pemerintahan
yang sah. Sementara itu politik irasional adalah praktik demokrasi yang memiliki keinginan
memaksakan kehendaknya meskipun hal itu berlawanan dengan rasionalitas secara umum. Corak
lain dari praktik politik irasional adalah pandangan yang penting vocal dan kritis meski realitas
factual berbeda bukanlah masalah bagi pelaku politik irasional. Mengapa hal itu terjadi lagi-lagi
dipengaruhi oleh berpikir sectoral atau pandangan tentang kepentingan kelompok. Bila ditelusuri
lebih jauh, politik irasional diakibatkan oleh rasa frustrasi atas sistem atau kondisi yang ada.
Melihat konstelasi dan peluang, rasanya sulit bagi kelompoknya untuk memenangkan kontestasi.
Maka tidak ada pilihan lain, cara yang kemudian ditempuh adalah melakukan hal-hal yang “berani”
atau mengandung kontroversi. Contoh lebih konkret di kehidupan anak bangsa, maju dalam
pemilihan legislative atau eksekutif meski sudah terindikasi sebagai pelaku korupsi. Politik uang
merupakan bentuk praksis yang ditunjukkan sebagian anak bangsa yang biasanya maju untuk
dipilih dalam ajang pemilihan anggota legislative atau eksekutif. Dalam rangka agar terpilih dalam
kontestasi, mereka mengucurkan dana untuk diberikan kepada konstituen yang menjadi sasaran
dan diharapkan memilih calon pemberi dana. Politik uang dilakukan dalam versi pemberian uang
secara langsung dengan nominal tertentu dan atau dalam acara kegiatan tertentu seperti
memberikan sumbangan penyediaan sarana prasarana yang dinilai berguna bagi masyarakat.
Beberapa dari antaranya, melakukan proses “investasi” pemberian bantuan tersebut bahkan
dilakukan jauh-jauh sebelumnya. Jika dicermati berbagai pola pikir, sikap, dan perilaku yang tidak
sesuai dengan aktualisasi nilai-nilai ideologi Pancasila tersebut, substansi nilai dipengaruhi oleh
internasionalisasi paham global. Individualisme, komunisme, kapitalisme, individualism,
liberalism, dan sektarianisme kiranya menjadi paham global yang ikut mempengaruhi sebagian
masyarakat. Khususnya tentang paham agama, identitas primordial pada umumnya memiliki
loyalitas kuat dan langgeng atau bertahan lama, serta melahirkan solidaritas erat 4. Ketika paham
agama tersebut kemudian diaktualisasikan dalam konteks negara seperti Indonesia dengan

4 Winarno, (2014).
dinamika etnisitas yang sangat beragam, tentu saja akan menuai permasalahan tersendiri. Secara
lebih jauh lagi, berdasarkan dinamika keberagaman yang ada pada masyarakat dengan sendirinya
akan mengonstruksi corak berpikir yang beragam pula. Jika diilustrasikan sebagai suatu benda
yang berisikan muatan maka di dalamnya terdiri atas berbagai lapisan meliputi identitas diri,
komunitas keluarga, komunitas lingkungan, etnisitas, kerangka negara bangsa, dan juga nilai-nilai
global. Jika melihat prosedur penilaian moralitas. 5 Nilai dalam kerangka bangsa dan negara lebih
dekat pada prosedur hati nurani dan kaidah emas. Nilai-nilai lainnya terutama komunitas dan
etnisitas, lebih banyak didasarkan penilaian umum yaitu umum menurut perspektif kelompok mana
yang menilai. Nilai-nilai tersebut saling berhimpitan satu dengan yang lain dan satu hal perlu
dicatat bahwa individu anggota masyarakat itu sendiri yang berkompeten dalam menentukan
dirinya dominan pada nilai yang mana. Sedangkan untuk Peran negara tentu direpresentasikan oleh
pemerintah. Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia yang hendak bergerak antara seorang
dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya, semakin luas
pergaulan manusia serta semakin banyak kebutuhan, maka bertambah besar kebutuhannya kepada
suatu organisasi negara yang akan melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya. 6 Negara
diharapkan hadir dalam mengurusi hal-hal yang menjadi kepentingan dari semua warganya. Dan
secara keseluruhan menyimpulkan untuk globalisasi dengan sajian nilai transnasional antara lain
dalam bentuk paham sekularisme, individualism, liberalism, radikalisme, individualisme,
kapitalisme, komunisme, sosialisme, fundamentalisme, pemerintahan khilafah, dan hegemoni
sektarianisme dalam mekanismenya mempengaruhi corak berpikir serta berperilaku masyakat
melalui proses interaksi dan tarik-menarik dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam sila-sila
ideologi Pancasila. Kondisi tersebut mempengaruhi sebagian anggota masyarakat atau warga
negara sehingga terdapat aktualisasi nilai yang kurang sesuai dengan nilai-nilai bersama
sebagaimana diamanatkan di dalam ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara. Meski
hanya sebagian kecil saja dari praktik pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku anak bangsa yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai bersama dalam konteks keindonesiaan, membawa dampak yang
dapat berpengaruh serta mengganggu kohesivitas dan integrasi bangsa. Negara kemudian hadir
dalam perannya yang secara konsisten dan tegas dalam merawat nilai bersama melalui pengeluaran

5 Bertens (2000).
6 Marpaung, (2018).
kebijakan yang menguatkan nilai-nilai Pancasila dan menganulir kebijakan di daerah yang kurang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, pemberdayaan aparatur sesuai fungsi, pembentukan Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila, sosialisasi nilai, perangkulan organisasi social kemasyarakatan, dan
juga penegakan/sanksi hukum. Peran negara tersebut didukung oleh masyarakat Indonesia dan
termasuk di dalamnya direpresentasikan organisasi sosial kemasyarakatan. Dukungan tersebut
menjadi bukti bahwa disadari nilai-nilai Pancasila adalah bersifat terbuka dan merupakan nilai
bersama serta bukan kerangka propaganda pemimpin pemerintahan. Peran pemerintah tersebut
meski belum dapat langsung mengakselerasi masyarakat untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
ideologi secara lebih signifikan, namun telah berimplikasi pada timbulnya persepsi positif
masyarakat atas penguatan serta hadirnya negara, dan selain itu dapat meredam eskalasi dan
kegiatan yang menjurus pada perilaku yang menonjolkan sentiment primordial. Dalam konteks ini,
peran negara didukung dengan komitmen pemimpin pemerintahan untuk merawat nilai-nilai
kebersamaan yang terkandung di dalam nilainilai ideologi negara.

2. Analisa nya berwisata merupakan hak setiap orang. Dalam Undang-undang Nomer 10 Tahun
2009 tentang Kepariwisataan Pasal 18 ayat 1 butir a disebutkan, setiap orang berhak memperoleh
kesempatan memenuhi kebutuhan wisata. 7Apakah berwisata merupakan HAM?,iya pengakuan
kegiatan berwisata sebagai hak asasi manusia terdapat dalam UUD 1945 pasal 28 C ayat 1 yang
menyebutkan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia. pengakuan yang lebih tegas terdapat dalam menimbang point b Undang-undang No.10
tahun 2009 tentang Kepariwisataan (UUK), disebutkan bahwa kebebasan melakukan perjalanan
dan memanfaatkan waktu luang dalam wujud berwisata merupakan bagian dari hak asasi
manusia. Dan ada tambahan lagi mengenai kebebasan berwisata dan berhak mendapatkan hak
asasi manusia pasal 5 point b UUK kemudian menjabarkan ketentuan ini dengan menyatakan
pemyelenggaraan kepariwisataan berdasarkan pada prinsip menjunjung tinggi hak asasi manusia,

7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009https://jdih.kemenkeu.go.id


13 keragaman budaya dan kearifan lokal. Selanjutnya, pasal 19 ayat 1 point a UUK lalu
meyebutkan bahwa setiap orang berhak memperoleh kesempatan memenuhi kebutuhan wisata. 8
Dan Apakah pelaksanaan tugas pengamanan yang dilakukan oleh pecalang merupakan suatu
pelanggaran yang dilakukan oleh aktor bukan negara? Argumentasi saya mengenai soal di atas
untuk mengenai pelanggaran aksi sweeping terhadap transportasi online yang beroperasi di
daerahnya. Tidak hanya melarang dan menghentikan tetapi juga memaksa penumpang wisatawan
untuk turun untuk menggunakan jasa transportasi lokal yang tersedia. Dari pelanggaran tersebut
yang dilakukan oleh pecalang, dikarenakan pecalang sudah melibihi tugas nya untuk di masyarakat
lebih jelas lagi untuk tugas-tugas seorang pecalang, adalah 1. Pecalang berhak atas luputan ngayah,
artinya pecalang tidak perlu lagi bergotong royong membersihkan sampah, membangun dan
merenovasi fasilitas milik desa adat. 2. Pecalang berhak atas busana dan atribut yang menjadikan
pecalang spesial, karena busana dan atributnya tidak murah. 3. Pecalang berhak atas pembagian
uang hasil denda warga desa yang melanggar peraturan. 4. Pecalang berhak menggunakan fasilitas
umum milik desa adat, sama seperti warga lainnya. Kewajiban pecalang cukup banyak diatur oleh
Lontar Purwadigama. 9 Dan untuk mengenai hubungan antara kepolisian negara pengamanan
swakarsa diatur dalam peraturan pasal 14 ayat (1) huruf f dan pasal 15 ayat (2) huruf g. Kedua
ketentuan itu menyatakan bahwa kepolisian negara Republik Indonesia dalam melaksankan tugas
pokoknya yang berupa: (a) “memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat”; (b) “Menegakkan
hukum”; (c) “Memberikan Perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat wajib melakukan
koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai
negeri sipil dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa”. 10Dan argumentasi saya, untuk mengenai
transportasi online yang bekerja sama dengan pecalang memang sudah menjadi konflik lama
mengenai permasalah tranportasi konvensional dengan transportasi berbasis online yang hingga
kini belum ter realisasikan oleh masyarakat seluruh bali, pastinya penduduk bali mendukung warga
asli bali yang menjadi prasarana/berpartisipasi dalam daerah wisata di bali, dan walaupun begitu
pecalang tidak boleh seenaknya bertindak mengatur wisatawan yang sedang berlibur dikarenakan

8 “Implementasi Pengakuan Hak Asasi Manusia Dalam” published: http://erepo.unud.ac.id


9 “Pecalang Simbol Kekuatan Budaya Bali” OJS Unud https://ojs.unud.ac.id
10 Adiwijana, I Made Wisnubawa “Fungsi Dan Tugas Pecalang” Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta (2011).


tidak adanya peraturan perundang-undangan bahwa wisatawan yang berlibur di bali harus
memakai kendaraan transportasi konvensional. Seperti peraturan yang telah ditentukan Peraturan
Menteri Perhubungan Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Umum
Tidak Dalam Trayek. Kendaraan di Ruang Lalu Lintas Jalan. Yang menyimpulkan kendaraan
Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang
dengan dipungut bayaran. 11

11 “Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 tahun 2017” published: http://hubdat.dephub.go.id

Anda mungkin juga menyukai