Anda di halaman 1dari 4

Tutorial 3 : Lingkungan

Discussion Task (1)

Beberapa kawasan yang ditentukan oleh pemerintah daerah dengan peraturan daerah (PERDA)
sebagai kawasan jalur hijau seharusnya tidak boleh dibangun baik untuk perumahan maupun untuk
penunjang sektor ekonomi lainnya. Faktanya, tanah di sepanjang jalur hijau tersebut merupakan
tanah-tanah hak milik penduduk setempat yang setiap tahun harus dibayar pajak bumi dan
bangunannya. Selain tanah milik penduduk, ada pula tanah desa dan bangunan pura di jalur hijau
tersebut. Desa pakraman juga dipandang memiliki hak komunal untuk mendirikan berbagai jenis
bangunan adat, seperti misalnya bale wantilan, di atas tanah desa yang telah ditetapkan sebagai
jalur hijau. Diskusikan apakah penetapan jalur hijau oleh pemerintah daerah tersebut dapat
dipandang sebagai suatu pelanggaran HAM?

Literatur
a. Wajib
- International Covenant on Economic, Social and Culture Rights, telah diratifikasi melalui
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005
- FAO Voluntary guideline to support the progressive realization of the right to adequate food
in the context of national food security, Adopted by the 127th Session of the FAO Council
November 2004
- General comment No. 4 of the Committee on Economic, Social and Cultural Rights (1991)
concerning the Right to Adequate Housing
- General comment No. 7 of the Committee on Economic, Social and Cultural Rights (1997)
concerning the Right to Forced Evictions
- General comment No. 12 of the Committee on Economic, Social and Cultural Rights
E/C.12/1999/5 (1999) concerning the Right to Adequate Food
- General comment No. 21 of the Committee on Economic, Social and Cultural Rights
E/C.12/GC/21 (2009) concerning the Right of Everyone to Take Part in Cultural Life
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA
)
- Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

b. Penunjang
- Aslan Noor, Konsep Hak Milik Atas Tanah Bagi Bangsa Indonesia Ditinjau Dari Ajaran Hak
Asasi Manusia, Mandar Maju, 2006.
- Kleden, Marianus, Hak Asasi Manusia, dalam Masyarakat Komunal: Kajian atas Konsep
HAM dalam Teks-Teks Adat Lamaholot dan Relevansinya terhadap HAM dalam UUD 1945.
Lamalera dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Yogyakarta, 2008.
Nama : Made Ayu Citra Putri Sani
NIM : 1804551427
Kelas :Z
Mata Kuliah : HAM Lanjutan
JAWABAN :
Kewenangan dalam bidang penataan ruang mencangkup perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan pengendalian perkembangan ruang. Termasuk didalam pengertian ruang ini adalah
tanah milik Negara maupun perorangan, hutan, perairan, dan sumber daya alam yang terdapat di
dalamnya, kecuali yang menurut peraturan menjadi kewenangan Pemerintah Pusat untuk
mengaturnya. Secara lebih rinci fungsi penataan ruang Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
memiliki tujuan dan kebijakan tata ruang, berwenang dalam menetapkan kebijakan penetapan
ruang Daerah Provinsi yang meliputi pengelolaan dan perencanaan pembangunan yang bersifat
lintas Daerah Kabupaten/Kota, seperti wilayah aliran sungai, hutan lindung, sempadan pantai,
sempadan jurang, kawasan terbuka hijau, kawasan terbuka publik dan privat. Ruang terbuka hijau
tersebut terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang ruang terbuka hijau privat.
Pemerintah Kabupaten mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina, dan mengawasi
pelaksanaan penataan ruang wilayahnya sendiri. Banyaknya pelanggaran jalur hijau yang terjadi
terutama bangunan yang berdiri diatas jalur hijau, membuat daerah jalur hijau tersebut tidak tertata
dengan rapi hingga saat ini. Untuk pelanggaran jalur hijau dalam hal ini sudah dilakukan tindakan
berupa peringatan oleh Polisi Pamong Praja dengan memberikan surat panggilan terhadap
pelanggar jalur hijau. Namun hal tersebut tidak diindahkan oleh para pelanggar sehingga membuat
Satuan Polisi Pamong Praja berburu pelanggaran jalur hijau yang dianggap melanggar sehingga
dapat membuat efek jera terhadap para pelanggar jalur hijau itu sendiri dengan menerapkan sanksi
administrasi maupun sanksi pidana.
Hukuman yang dijatuhkan kepada seseorang yang melanggar hukum merupakan suatu
tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah dalam pelaksaan kewajibannya untuk memaksa
ditaatinya Hukum. Dalam hukum administrasi Sanksi adalah alat kekuasaan yang bersifat hukum
publik yang dapat digunakan oleh pemerintah sebagai reaksi atas ketidakpatuhan terhadap
kewajiban yang terdapat dalam norma hukum administrasi Negara. Pelanggaran Daerah Jalur
Hijau banyak menimbulkan konflik sosial dimasyarakat dan juga dipemerintahan.
Jalur hijau merupakan prasarana dan sarana umum. Hal ini dinyatakan dalam Penjelasan
Pasal 29 PP Nomor 36 Tahun 2005, yang dimaksud dengan prasarana dan sarana umum seperti
jalur jalan dan/atau jalur hijau, daerah hantaran udara (transmisi) tegangan tinggi, dan/atau menara
telekomunikasi, dan/atau menara air.
Di dalam konsideran UU PERDA disebutkan bahwa, dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dalam Pasal 21 huruf d telah diatur bahwa, Dalam menyelenggarakan
otonomi, daerah mempunyai hak untuk mengelola kekayaan daerah. Dan pada Pasal 22 huruf i
pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyusun perencanaan dan tata ruang daerah. Dalam hal
ini pemerintah berhak menentukan jalur hijau sebagai implementasi dalam menjalankan hak dan
kewajibannnya sesuai dengan pasal 21 dan 22 UUPERDA.
Dalam kasus tersebut telah dijabarkan bahwa masyarakat hanya memiliki hak milik pada tanah
yang telah ditetapkan sebagai jalur hijau. Sementara menurut Pasal 2 UUPA ayat (1) disebutkan
bahwa, Atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar dan hal-hal sebagai
yang dimaksud dalam pasal 1, bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara, sebagai organisasi
kekuasaan seluruh rakyat. Dan pada ayat (2) disebutkan bahwa, Hak menguasai dari Negara
termaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi wewenang untuk:
a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan
bumi, air dan ruang angkasa tersebut;
b. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi,
air dan ruang angkasa,
c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-
perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Jadi dalam hal ini negara memegang hak tertinggi yaitu hak menguasai yang memiliki wewenang
seperti yang telah dijabarkan pada pasal 2 ayat (2) UUPA tersebut. Wewenang yang bersumber
pada hak menguasai dari Negara tersebut pada ayat (2) pasal ini digunakan untuk mencapai
sebesar-besar kemakmuran rakyat, dalam arti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam
masyarakat dan Negara hukum Indonesia yang merdeka berdaulat, adil dan makmur. Hak miliki
yang dimiliki oleh masyarakat setempat dapat dicabut kepemilikannya apabila bertentangan
dengan pasal 18 UUPA yaitu : "Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan
Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut, dengan memberi
ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur dengan Undang-Undqng. Dan dalam pasal
27 disebutkan bahwa. Hak milik hapus bila:
a. tanahnya jatuh kepada negara:
1. karena pencabutan hak berdasarkan pasal 18;
2. karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya;
3. karena diterlantarkan;
4. karena ketentuan pasal 21 ayat (3) dan 26 ayat (2).
b. tanahnya musnah.
Jadi jelas dari penjabaran diatas bahwa Penetapan jalur hijau oleh pemerintah daerah tidak
melanggar HAM karena tidak bertentangan dg Undang-Undang terkait.

Anda mungkin juga menyukai