Anda di halaman 1dari 3

Tugas UAS – MK Ketahanan dan Pemasaran Wilayah

Heri Setiawan – NPM. 2006542772

Kota Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Kota ini
merupakan pusat pertumbuhan ekonomi. Urbanisasi yang terus meningkat menyebabkan
munculkan berbagai permasalahan sosial dan ekonomi. Berdasarkan data (BPS, 2021)
menyebutkan bahwa pada tahun 2020 jumlah penduduk miskin di Jakarta meningkat 1,27%
dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 jumlah penduduk miskin di Jakarta sebesar
496.840 penduduk miskin atau 4,69% dari total penduduk jakarta . Selain itu, pada tahun
2020 terjadi peningkatan toal pengangguran sebesar 4,41% dari tahun sebelumnya.
Kesenjangan ekonomi ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19 sehingga
meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran. Banjir dan kemacetan juga masih
menjadi permasalahan klasik di Jakarta.
Kesenjangan ini dapat dilihat dari keberadaan bangunan – bangunan modern di jalan
protokol Jakarta dan beberapa pemukiman kumuh di Jakarta. Sebagai contoh kawasan
Sudirman Jakarta dicirikan dengan bangunan – bangunan tinggi dan modern sebagai pusat
bisnis. Lingkungannya bersih dengan trotoar yang lebar dan tertata rapi, keberadaan Mass
Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT) dan Transjakarta sebagai trasportasi masal
mempermudah aksesbilitas warga Jakarta (lihat Gambar 1). Jalan Sudirman merupakan
contoh wilayah depan. Jika dibandingkan dengan pemukiman kumuh yang ada di kawasan
Manggarai sangatlah berbeda. Pemukiman kumuh di Jakarta umumnya berada di sekitar
bantaran sungai, rel kereta api, atau pemukiman nelayan wilayah pesisir Jakarta Utara
dicirikan dengan bangunan rumah yang padat dan tidak teratur, serta lingkungan yang
kotor (lihat Gambar 2). Pemukiman kumuh ini sebagai wilayah belakang.

Gambar 1. Jalan Sudirman Sebagai Wilayah Depan (Google Earth, 2021)


Gambar 2. Pemukiman kumuh Kawasan Manggarai (Google Earth, 2020)
Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia sehingga citra positif harus ditunjukkan
sebagai kota yang bersih dan modern. Kota Jakarta merupakan merupakan cerminan
identitas nasional (Baharuddin & Sukimi, 2007). Munculnya pemukiman kumuh di Jakarta
karena urbanisasi yang terus meningkat tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan kerja
dan keterampilan yang memadai sehingga meningkatkan jumlah pengangguran. Kondisi
seperti itu menyebabkan mereka tinggal di bantaran sungai. Pengelolaan dan manageman
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang buruk membuat mereka leluasa menetap di daerah yang
seharusnya sebagai daerah resapan air, sehingga menimbulkan banjir. Dalam teori
dramaturgi (Goffman) dijelaskan bahwa wilayah depan dan belakang ditampilkan sesuai
perannya oleh aktor sebagai suatu pertunjukkan drama (Suneki & Haryono, 2012). Wilayah
belakang sebisa mungkin tidak dilihat oleh penonton dalam pertunjukan drama agar
penonton berkesan terhadap jalan ceritanya.
Agen yang berperan dalam pembangunan di wilayah depan dan belakang adalah
pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur DKI Jakarta dan jajarannya. Transjakarta
dibangun pada saat pemerintahan Sutiyoso sebagai gubernur. Kemudian MRT dan LRT
dibangun saat pemerintahan Jokowi Ahok. Walaupun gagasan MRT memang muncul dari
gubernur sebelumnya. Sedangkan fokus pelebaran trotoar dibangun saat pemerintahan Anis
Baswedan. Latar belakang pembangunan infrastruktur transportasi tersebut karena
kemacetan Jakarta sebagai gangguan yang terus meningkat. Perilaku agen antara lain
mengantisipasi dan atau bereaksi menghadapi guncangan (Bristow & Healy 2020). Menurut
pendapat penulis mereka dan jajarannya merupakan agen pemeliharaan. Agen
pemeliharaan merupakan agen yang bertujuan untuk mendorong keberlangsungan
ekonomi setelah guncangan sehingga bergeser ke arah pertumbuhan ekonomi baru (Kurrika
& Grillitsch, 2020). Sedangkan dalam konteks ketahanan wilayah terhadap banjir, Menurut
pendapat penulis, Gubernur Ahok sebagai agen perubahan cukup berhasil karena berani
melakukan penggusuran di Jakarta untuk keperluan normalisasi sungai Ciliwung.
Penggusuran pemukiman kumih di bantaran Sungai Ciliwung Jakarta ini tidak berhasil pada
gubernur – gubernur sebelumnya. Normalisasi Sungai Ciliwung dilakukan untuk mengatasi
banjir Jakarta sebagai gangguan. Jika dikaitkan dengan ketahanan wilayah pada wilayah
masuk dalam jenis ketahanan reorientasi dimana bantaran sungai yang semula difungsikan
sebagai pemukiman dikembalikan ke sebagaiman fungsinya. Sedangkan warga di relokasi
ke rumah susun. Sehingga gangguan/banjir berkuarang membuktikan ketangguhan dalam
menghadapi banjir. Agen perubahan adalah agen yang mempunyai tindakan mengubah
struktur yang sudah ada, sehingga mempunyai kemampuan adaptasi terhadap situasi baru
(Kurrika & Grillitsch, 2020). Namun hal ini belum terjadi pada pemukiman kumuh kawasan
Manggarai, belum terlihat aksi dari Gubernur Anies Baswedan.
Agen memegang peran penting dalam penguatan ketahanan dan promosi wilayah
depan ataupun belakang karena dialah sebagai dalang dalam sebuah pertunjukan. Ada
potensi penguatan ketahanan wilayah depan terhadap kemacetan Jakarta apabila
masyarakat beralih ke transportasi publik yang sudah dibangun oleh pemerintah. Melihat
kondisi wilayah depan yang demikian maka sangat berpotensi untuk menarik investor,
promosi pariwisata, dan penyelenggaraan event internasional di Jakarta. Sedangkan wilayah
belakang mempunyai potensi terjadi penguatan ketahanan apabila Gubernur DKI Jakarta
dapat meneruskan program normalisasi Sungai Ciliwung dengan mengesampingkan ego
politik. Sehingga wilayah tersebut mempunyai ketahanan wilayah terhadap banjir jakarta.
Selain itu pemukiman kumuh dapat dijadikan sebagai destinasi wisata dengan
membersihkan dan pengecatan warna – warni/mural terhadap lingkungan seperti halnya
di Kampung nelayan Bulak Surabaya. Promosi ini dapat dilakukan kerjasama antara warga
kampung dengan pemerintah daerah Jakarta Utara dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Referensi:
Baharuddin, S. A., & Sukimi, M. F. (2007). Bandar sebagai Cermin Identiti Bangsa:
Perbandingan Awal antara Jakarta dan Kuala Lumpur (City as a Reflection of National
Identities: Early Comparison between Jakarta and Kuala Lumpur). Akademika, 70(1).
BPS DKI Jakarta. (2021). Provinsi DKI Jakarta dalam Angka.
Bristow, G., & Healy, A. (2020). Regional resilience: an agency perspective. In Handbook on
Regional Economic Resilience. Edward Elgar Publishing.
Google Earth. 2020. Jalan Sudirman Jakarta.
Google Earth. 2021. Pemukiman Kumuh Bantaran Sungai Ciliwung di Sekitar Stasiun
Manggarai.
Kurrika, H., & Grillitsch, M. (2020). Resilience in the periphery: What an agency perspective
can bring to the table. Centre for Innovation, Research and Competence in the Learning
Economy (CIRCLE).
Suneki, S., & Haryono, H. (2012). Paradigma Teori Dramaturgi Terhadap Kehidupan Sosial.
CIVIS, 2(2).

Anda mungkin juga menyukai