Anda di halaman 1dari 20

Tugas Review Jurnal

MK Kajian dan Evaluasi Dinamika Spasial Penggunaan Tanah

Permasalahan penggunaan Tanah


(Studi Kasus: Masalah Perubahan Lahan Hutan)

Heri Setiawan – NPM 2006542772


Outline
Tiga artikel dari jurnal terindeks Scopus Q1 yang direview antara lain:

01 03

02
Review Artikel 1
Pendahuluan
- Sekitar 92% (312,6 juta ha) dari 288 juta ha hutan publik di Brazil berada di Amazon.
- Laju deforestasi 5.000 s.d. 6000 km2/tahun dari tahun 2012, bahkan pada tahun laju tahun 2016
mencapai 8.000 km2.
- Deforestasi berupa alih fungsi lahan hutan untuk kegiatan agribisnis, pertambangan, peternakan,
energi dan perampasan tanah.
- Tujuan dari tulisan ini adalah mendeskripsikan penyebab deforestasi hutan dan memberikan
rekomendasi untuk menekan laju deforestasi Hutan Amazon

Metode: deskriptif kualitatif


Hasil dan pembahasan:
Permasalahan dan penyebab: deforestasi disebabkan
karena belum ditetapkannya hutan publik sebagai
area untuk penggunaan lahan tertentu (lihat Fig.1).
Sehingga pengawasan lemah karena belum ada badan
publik yang ditunjuk menjadi pengawas, menjadikan
kawasan rentan terjadi deforestasi. Mengingat 25%
dari deforestasi baru-baru ini telah terjadi di dalam
hutan publik yang belum diatur peruntukannya.
Solusi yang ditawarkan:
a. Pemerintah segera menetapkan hutan publik yang belum ada desain penggunaan lahannya sebagai
kawasan hutan lindung.
b. Hutan publik yang berada dekat dengan ancaman deforestasi, dapat dengan efektif dimanfaatkan
sebagai hutan rakyat daripada hutan lindung
c. Karena proses penetapan peruntukan lahan melalui proses birokrasi yang panjang, sementara
kewenangan pengawasannya di bawah administrasi hutan tersebut berada melalui badan agraria atau
rakyat adat.
Review Artikel 2
Pendahuluan
- Hutan Desa’a merupakan hutan terkering di Ethiopia yang mengalami tekanan atropogenik yang
luar biasa yang menyebabkan penyusutan hutan.
- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui trend perubahan penggunaan lahan selama 42
tahun (1973 – 2015) dan mengetahui faktor penyebab deforestasi Hutan Desa’a. Melalui penelitian
ini diharapkan menemukan langkah mitigasi yang tepat.
Metodologi
a. Klasifikasi Supervised Citra Landsat MSS (1973), TM (1986), dan OLI (2015) untuk mengetahui
luas perubahan dan trend perubahan lahan hutan.
b. Kualitatif melalui FGD: diikuti oleh 12 orang sesepuh (usia > 60 tahun) Tabias sehingga
mendapatkan informasi yang akurat tentang kondisi dan trend dinamika hutan periode 1973 s.d.
2015.
Hasil dan Pembahasan
Hutan lebat mengalami penurunan luas hutan yang paling besar dari tahun 1973 s.d. 2015 disusul
dengan padang rumput. Trend perubahan penggunaan lahan dapat dijelaskan pada tabel sebagai
berikut:
Hasil dan Pembahasan
Permasalah deforestasi dan faktor penyebabnya adalah:
a. Kebakaran hutan pada tahun 1970 selama 10 hari menghilangkan berbagai macam spesies hutan.
b. Ekspansi lahan pertanian legal/ilegal dari pengembangan tanaman campuran menjadi pertanian subsisten
berakibat pada penggundulan hutan.
c. Efek penggembalaan hewan memusnahkan bibit pohon di hutan.
d. Kekeringan parah terjadi pada tahun 1985 menyebabkan beberapa pohon di hutan ditebang untuk
memenuhi kebutuhan pakan ternak
e. Ilegal logging baik untuk kebutuhan komersil maupun kebutuhan membangun rumah
f. Kurangnya perhatian pemerintah; terdapat penjaga hutan namun hanya sebagai simbolik. Berdasarkan
informasi terdapat beberapa pos jaga di hutan, namun mobil pengangkut kayu masih tetap bisa lolos.
Hukum pidana ilegal logging sebenarnya sudah ada, namun dalam implementasinya tidak sesuai/buruk.
Solusi masalah:
a. Pengelolaan tanah pertanian yang baik melalui peningkatan kualitas tanah sehingga meningkatkan
produktivitas pertanian.
b. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang manfaat perlindungan kawasan hutan dan penggunaan
lahan berkelanjutan.
c. Peningkatan peran pemerintah, LSM dan peneliti terkait perlindungan kawasan hutan dan
penggunaan lahan berkelanjutan.
Review Artikel 3
Pendahuluan
- Di belahan bumi manapun, tanah dan sumber daya alam merupakan sumber utama konflik.
- Telah terjadi deforestasi kawasan Hutan Mau Timur, Kenya yang disebabkan oleh konflik. Konflik
dipicu oleh politik, undang-undang, tata kelola dan perlindungan di Mau Timur.
- Pertanyaan penelitian:
a. Bagaimana perubahan tutupan lahan 1976 s.d. 2014?
b. Bagaimana perubahan itu dapat terjadi karena konflik?
- Tujuan dari penelitian ini adalah ingin menunjukkan bukti empiris bahwa konflik sumber daya alam
mempengaruhi perubahan lahan.
Metode
a. Klasifikasi supervised dari Citra Landsat MSS (1976), TM (1986 dan 1995), ETM (2003, 2014) untuk
mengetahui perubahan lahan hutan.
b. Survei untuk lokasi konflik
c. Wawancara kepada pihak yang memiliki pengaruh dalam mengubah pola konflik misalnya,
pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat bekerja menuju perdamaian dan/atau konservasi hutan.
Lainnya antara lain Penegak hukum seperti polisi, tetua komunitas dan komunitas Pemimpin Asosiasi
Hutan (CFA) untuk informasi konflik spasial dan temporal.
Hasil dan Pembahasan
Luas Hutan Mau Timur semakin menurun, konversi hutan terutama diperuntukkan menjadi lahan
pertanian. Perubahan tutupan lahan di Mau Timur dapat dilihat pada gambar berikut:
Permasalahan
2 hal yang mendasari konflik antar etnis di dalam memperebutkan sumber daya alam:
a. Kegagalan pemerintah yang dimanifestasikan melalui lemahnya peraturan kehutanan yang
mengizinkan penebangan hutan oleh satu menteri pemerintah tanpa konsultasi dengan pemangku
kepentingan lainnya.
b. Hak milik tanah, karena tidak semua tanah hasil konversi hutan didaftarkan.
Contoh periode 1995 -2003, suatu periode munculnya politik
multi-partai di Kenya yang menyebabkan meningkatnya
aktivitas politik termasuk permukiman calon pemilih di lahan
hutan yang dikenai cukai. Akibatnya, Mau Timur wilayah
menyaksikan peningkatan insiden kekerasan yang
melibatkan berbagai kelompok etnis serta kompetisi sumber
daya alam. Gambar di samping menunjukkan perubahan
lahan 1995 s.d. 2003 dengan lingkaran merah putus –putus
merupakan lokasi konflik
Solusi:
Manajemen konflik dan rezim pemerintahan seperti yang dibentuk oleh kelas politik di Kenya harus
menjadi bagian tak terpisahkan dari keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam dalam kebijakan
dan praktik untuk Kenya mewujudkan 10% tutupan hutan seperti yang direkomendasikan oleh PBB.
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai