PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum
Oleh
SUPENDI
NIM : 2016020595
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2019
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................6
C. Rumusan Masalah.......................................................................7
E. Kerangka Teori........................................................................... 9
F. Metode Penelitian..................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan............................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20
ii
1
BAB I BAB I
BAB II PENDAHULUAN
yang selanjutnya disebut UUD 1945. secara jelas menyatakan bahwa negara
adalah bahwa hukum mengikat setiap tindakan yang dilakukan oleh warga
tentang tingkah laku dan karena itu pula hukum merupakan norma yang
perlu diikuti. Hukum yang berupa norma dikenal dengan sebutan norma
keamanan untuk hidup tentram dan damai. Jaminan itu harus diatur dalam
kaidah - kaidah hukum dan ditaati oleh anggota masyarakat. Hukum pidana
sebagai kaidah - kaidah yang memberi petunjuk hidup yang memaksa orang
yang ketat, berubahnya pola hidup masyarakat ke arah yang konsumtif serta
adanya benturan - benturan sosial lainnya dalam menghadapi perubahan
zaman yang begitu cepat, menjadi satu faktor yang mendorong dan menjadi
“ Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya
atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena
pemerasan dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun “
Ketentuan Pasal 365 ayat kedua, ketiga, dan keempat berlaku untuk
kejahatan ini
2
Memaksa orang lain untuk menyerahkan barangnya sendiri itu
kekerasan pada Pasal 365 KUHP. Bedanya adalah bahwa dalam hal
barang dengan cara paksaan dan ancaman dan melawan hukum. Jika dilihat
pada sifat melawan hukum di dalam Pasal 368, perbuatan tergantung pada
3
mengambil tidak terdapat pada tindak pidana pemerasan. Benda yang
secara berdaya guna dan berhasil guna dalam waktu relatif singkat dan
kekerasan nyata baik fisik maupun psikis dan pemerasan kendaraan yang
menjadi objek hutang. Tindakan debt collector yang menyita paksa barang,
(debitur) yang menunggak kredit karena belum dapat melunasi hutang pada
hutangnya (misalnya cicilan kredit sepeda motor atau mobil yang sudah
2
P.A.F Laminatang,Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung
2011, hlm.180
4
jatuh tempo) adalah suatu pelanggaran hukum, yaitu melanggar perjanjian.
Dalam hal demikian kreditur (dealer sepeda motor atau mobil) mempunyai
hak untuk menyita barang yang telah diserahkan kepada debitur (pembeli
sepeda motor atau mobil) dengan alasan wanprestasi. Atas alasan tersebut
2002 tentang Polisi Negara Republik Indonesia, Fungsi Polisi adalah salah
5
tentang Polisi Negara Republik Indonesia, tugas pokok Polisi Negara
jasa penagih utang atau debt collector dalam menjalankan tugasnya yang
Identifikasi Masalah
perbuatan pidana.
Rumusan Masalah
kredit bermasalah.?
Collector?
1) Tujuan Penelitian
kekerasan.
2. Manfaat Penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis maupun dari segi
praktis.
a. Manfaat Teoritis
collector.
b. Manfaat praktis
8
Kerangka Teori
dari hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan
pendapat, cara, aturan, asas, keterangan sebagai satu kesatuan yang logis
yang menjadi acuan, landasan, dan pedoman untuk mencapai tujuan dalam
salah, atau memaksa mereka yang tidak berkedudukan dan tidak beruang.
mempunyai sifat mengatur dan memaksa setiap orang supaya menaati tata
9
adil jika seseorang harus bertanggung jawab atas suatu tindakan sedangkan
perbuatan pidana dan secara subjektif yang ada memenuhi syarat untuk
dasar dapat dipidananya pembuat adalah asas kesalahan. Ini berarti bahwa
tersebut, apabila tindakan tersebut melawan hukum serta tidak ada alasan
dilakukannya.
6
Roeslan Saleh, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana; Dua Pengertian
Dasar dalam Hukum pidana, Cetakan Ketiga, Aksara Baru, Jakarta, 1983, hlm,20-23
7
Mahrus Ali , Dasar Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm 156
8
Roeslan Saleh, Op.Cit, hlm 75
10
1) Adanya kemampuan bertanggungjawab pada si pembuat. Artinya
bentukbentuk kesalahan.
3) Tidak adanya alasan yang menghapus kesalahan atau tidak ada alasan
pemaaaf.
Teori ini teori tertua (klasik) berpendapat bahwa dasar keadilan hukum
hukuman karena ia telah berbuat jahat. Jadi hukuman itu melulu untuk
(pemabalasan).
(Special Crime). Selain itu, terdapat paham lain yaitu tujuan hukuman
9
C.S.T.Kansil, Pengantar ilmu hukum dan Tata hukum Indonesia, Cetakan ke.9, Balai Pustaka,
Jakarta 1993, hlm.97
11
adalah untuk membinasakan orang yang melakukan kejahatan dari
pada tujuan hukuman. Akan tetapi disamping teori relative ini ini masih
dikenal lagi Teori relative modern , penganutnya Frans Von Lizt, Van
norma.
itu sendiri.
namun selain hukum tertulis itu ada sumber hukum tidak tertulis yang
12
didalam peraturan perundang-undangan hukum adat diakui dan
kesalahan, adalah:
pembuat.
Pasal 55 KUHP:
13
ancaman atau tipu daya atau dengan memberi kesempatan, daya
sesuatu perbuatan.
kejahatan:
14
1) Perbuatan manusia, yaitu perbuatan dalam arti luas, artinya
manusia.
15
3) Unsur material dari tindak pidana bersifat bertentangan dengan
a. Unsur objektif
351 KUHP). Akibat yang menjadi syarat mutlak dari delik. Hal ini
dalam perumusan.
16
seperti penghasutan (Pasal 160 KUHP), melanggar kesusilaan
Metode Penelitian
dari studi kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan
d. Penelitian Lapangan
Sistematika Penulisan
Bab ini berisi uraian teori , konsep konsep asas, norma doktrin yang
relevan dengan masalah hukum yang di teliti baik dari buku, jurnal ilmiah
18
yurisprudensi, maupun perundang-undangan dan sumber data lainya yang
BAB V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
19
BAB III DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Muhammad, “Hukum dan Penelitan Hukum”, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2004.
C.S.T.Kansil, “Pengantar ilmu hukum dan Tata hukum Indonesia”, Ctk.9, Balai
Pustaka, Jakarta 1993
Mahrus Ali , “Dasar Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika”, Jakarta, 2012.
Moeljatno,”Asas-Asas Hukum Pidana”, PT. Bina Aksara, Jakarta 1982.
P.A.F Laminatang,”Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia”, Citra Aditya Bakti,
Bandung 2011.
Roeslan Saleh, “Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana; Dua
Pengertian Dasar dalam Hukum pidana”, Cetakan Ketiga, Aksara Baru,
Jakarta, 1983.
Soerjono Soekanto, “Pengantar Penelitian Hukum”, Jakarta: Press, 1986
Suharto, “Panduan Praktis Bila Menghadapi Perkara Pidana”, Mulai Proses
Penyelidikan Sampai Persidangan, Prestasi Pustaka, Jakarta 2010.
.
.
.
.
20