Anda di halaman 1dari 15

Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

PERTEMUAN 3
SIFAT, TUJUAN DAN FAEDAH ASURANSI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Sifat, Tujuan dan Faedah Asuransi
1.1 Mempelajari Sifat Asuransi
1.2 Mempelajari Tujuan Asuransi
1.3 Mempelajari Asuransi Bukan Untung-Untungan/Perjudian
1.4 Mempelajari Faedah Asuransi.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Sifat Asuransi

Ada tiga aliran pemikiran yang mencoba memberikan pandangan


mengenai sifat asuransi. Aliran pertama, memandang asuransi dalam hubungan
Tertanggung dan Penanggung, yaitu asuransi merupakan sarana peralihan
(pemindahan) risiko (risk transfer). Menurut aliran pertama ini, asuransi adalah
memindahkan risiko murni dari Tertanggung kepada Penanggung. Tertanggung
adalah orang atau Perusahaan yang mengahadapi risiko dan Penanggung adalah
perusahaan yang mengkhususkan diri memikul risiko dengan menerima fee.
Penerimaan fee ini membedakannya dengan pemikul risiko lain.74
Aliran kedua, mengabaikan aspek transfer dan memusatkan perhatian pada
aspek teknik. Prof. Mehr dan Cammack misalnya mendefinisikan asuransi sebagai
alat sosial untuk mengurangi risiko dengan menggabungkan sejumlah unit-unit
yang terbuka dan memadai terhadap risiko sehingga kerugian-kerugian individual
mereka secara kolektif dapat diramalkan. Kemudian kerugian yang dapat
diramalkan itu dipikul merata oleh semua individu yang bergabung itu.75
Aliran ketiga, menggabungkan kedua pandangan sebelumnya. Profesor
Willet mendefinisikan asuransi sebagai alat sosial untuk penumpukan dana dalam

74
A.Hasymi Ali. 1995. Pengantar Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, hal.169.
75
Mulhadi, Op.Cit., hal. 30.

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


35
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

mengatasi kerugian modal tak tentu dan dilaksanakan melalui pemindahan risiko
dari banyak individu kepada seorang atau sekelompok orang.76
Tampaklah, bahwa apa yang dimaksud asuransi bergantung kepada siapa
yang melihatnya. Profesor Kulp mengatakan bahwa asuransi dapat dianggap
sebagai bisnis, ilmu matematika-statistik terperinci atau alat/teknik sosial yang
luas.
Asuransi atau pertanggungan di Indonesia sebenarnya berasal dari hukum
Barat, baik dalam pengertian maupun dalam bentuknya. Asuransi sebagai bentuk
hukum di Indonesia yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
yang mempunyai beberapa sifat sebagai berikut:77 
a. Sifat Perjanjian
Semua asuransi berupa perjanjian tertentu (Boyzondere Over Komst), yaitu
suatu pemufakatan antara dua pihak atau lebih dengan maksud akan mencapai
suatu tujuan, dimana seorang atau lebih berjanji terhadap seorang lain atau
lebih (pasal 1315 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). 
b. Sifat timbal balik (Weder Kerige)
Persetujuan asuransi atau pertanggungan merupakan suatu persetujuan timbal
balik (Weder Kerige Overeen Komst), yang berarti bahwa masing-masing
pihak berjanji akan melakukan sesuatu bagi pihak lain. Pihak terjamin berjanji
akan membayar uang premi, pihak penjamin berjanji akan membayar
sejumlah uang (uang asuransi) kepada pihak terjamin, apabila suatu peristiwa
tertentu terjadi.
c. Sifat Konsensual 
Persetujuan asuransi atau pertangungan merupakan suatu persetujuan yang
bersifat konsensual, yaitu sudah dianggap terbentuk dengan adanya kata
sepakat antara kedua belah pihak (pasal 251 KUHD). 
d. Sifat Perkumpulan
Jenis asuransi yang bersifat perkumpulan (Vereeninging ) adalah asuransi
saling menjamin yang terbentuk diantara para terjamin selaku anggota.
Asuransi seperti ini disebutkan dalam pasal 286 Kitab Undang-undang Hukum

76
Ibid, hal. 31.
77
Wirjono Projodikoro, 1994, Hukum Asuransi di Indonesia, Jakarta: Inter Masa, hal. 10

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


36
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

Dagang (KUHD) yang menyatakan bahwa asuransi itu takluk pada


persetujuannya dan peraturannya. 

Tujuan Pembelajaran 1.2:


Tujuan Asuransi

Tujuan dari Asuransi atau Pertanggungan adalah sebagai berikut:78


1. Tujuan Ganti Rugi 
Ganti rugi yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung apabila
tertanggung menderita kerugian yang dijamin oleh polis, yang bertujuan untuk
mengembalikan tertangung dari kebangkrutan sehingga ia masih mampu berdiri
seperti sebelum menderita kerugian. Jadi tertanggung hanya oleh boleh
memperoleh ganti rugi  sebesar kerugian yang dideritanya, artinya tertanggung
tidak boleh mencari keuntungan (spekulasi) dari asuransi. Bagitu juga dengan
penanggung, ia tidak boleh mencari keuntungan atas interest yang ditanggungnya,
kecuali memperoleh balas jasa atau premi.

2. Tujuan tertanggung 
Adalah sebagai berikut :
a. Untuk memperoleh rasa tentram dan aman dari resiko yang dihadapinya
atas kegiatan usahanya atas harta miliknya.
b. Untuk mendorong keberanianya meningkatkan usaha yang lebih besar
dengan resiko yang lebih besar pula, karena risiko yang besar itu diambil
oleh penanggung. 

3. Tujuan Penanggung 
Tujuan penanggung dibagi 2 (dua), yaitu :
a. Tujuan Umum, yaitu : memperoleh keuntungan selain menyediakan
lapangan kerja, apabila penanggung membutuhkan tenaga pembantu.
b. Tujuan Khusus, adalah : 

78
Radiks Purba, 1995, Memahami Asuransi di Indonesia, Jakarta: Lembaga Pendidikan dan
Pembinaan Manajemen, hal. 56)

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


37
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

1) Meringankan resiko yang yang dihadapi oleh para nasabah atau para
tertanggung dengan mangambil alhi risiko yang dihadapi. 
2) Menciptakan rasa tentram dan aman dikalangan nasabahnya, sehingga
lebih berani mengikatkan usaha yang lebih besar. 
3) Mengumpulkan dana melalui premi yang terkumpul sedikit demi
sedikit dari para nasabahnya sehingga terhimpun dana besar yang
dapat digunakan untuk membiayai pembagian Bangsa dan Negara.

1. Teori Pengalihan Risiko


Menurut teori pengalihan risiko (risk transfer theory), tertanggung
menyadari bahwa terdapat ancaman bahaya terhadap harta kekayaan miliknya
atau terhadap jiwanya. Kalau bahaya itu menimpa harta kekayaannya atau
jiwanya, ia akan menderita kerugian atau korban jiwa atau cacat raganya. Secara
ekonomi, kerugian material atau korban jiwa atau cacat raga akan mempengaruhi
perjalanan hidup seseorang atau ahli warisnya. Tertanggung sebagai pihak yang
terancam bahaya merasa berat memikul beban risiko yang sewaktu-waktu dapat
terjadi.79 Kemudian, Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan
mengalihkan risiko yang mengancam harta kekayaannya atau jiwanya. Dengan
membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu
pula risiko beralih kepada penanggung. Apabila sampai berakhirnya jangka waktu
asuransi tidak terjadi peristiwa yang merugikan, penanggung beruntung memiliki
dan menikmati dan memiliki premi yang telah diterimanya dari tertanggung.
Berbeda dengan asuransi kerugian, pada asuransi jiwa apabila sampai
berakhirnya jangka waktu asuransi tidak terjadi peristiwa kematian, maka
tertanggung akan memperoleh pengembalian sejumlah uang dari penanggng
sesuai dengan isi perjanjian asuransi. Premi yang dibayar oleh tertanggung seolah-
olah merupakan tabungan pada penanggung. Timbulnya perbedaan dengan
asuransi kerugian karena pembayaran premi pada asuransi jiwa dilakukan secara
berkala biasanya secara bulanan. Dalam jangka waktu yang lama biasanya premi
yang disetor kepada penanggung dapat berfungsi sebagai modal usaha dengan

79
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hal. 12.

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


38
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

mana tertanggung diberi hak untuk menikmati hasilnya setelah jangka waktu
berakhir tanpa terjadi evenemen.80

2. Pembayaran Ganti Kerugian


Apabila suatu ketika sungguh-sungguh terjadi peristiwa yang
menimbulkan kerugian yang berarti risiko berubah menjadi kerugian, maka
kepada tertanggung yang bersangkutan akan dibayarkan ganti kerugian seimbang
dengan jumlah asuransinya. Dengan demikian, tertanggung mengadakan asuransi
dengan tujuan untuk memproleh pembayaran ganti kerugian yang sungguh-
sunguh dideritanya.81

3. Pembayaran Santunan
Asuransi jenis ini, disebut asuransi sosial (social security insurance).
Asuransi jenis ini, untuk melindungi masyarakat dari ancaman bahaya kecelakaan
yang mengakibatkan kematian atau cacat tubuh. Dengan membayar sejumlah
kontribusi (semacam premi), tertanggung berhak memperoleh perlindungan dari
ancaman bahaya. Tertanggung yang membayar kontribusi tersebut adalah mereka
yang terikat pada suatu hubungan hukum tertentu yang ditetapkan undang-
undang, misalnya hubungan kerja, penumpang angkutan umum. Kalau mereka
tertimpa musibah kecelakaan dalam pekerjaanya atau selama angkutan
berlangsung, mereka atau ahli warisnya akan mendapat pembayaran santunan dari
penanggung (BUMN ) yang jumlahnya sudah ditetapkan undang-undang.
Tujuannya adalah melindungi kepentingan masyarakat dan mereka yang tertimpa
musibah mendapat santunan sejumlah uang.82

4. Kesejahteraan Anggota
Kalau ada orang berhimpun dalam suatu perkumpulan dan membayar
kontribusi kepada perkumpulan, maka perkumpulan itu berkedudukan sebagai
penanggung, sedangkan anggota perkumpulan sebagai tertanggung. Kalau terjadi
peristiwa yang mengakibatkan kerugian atau kematian bagi anggota (tertangung),
maka perkumpulan akan membayar sejumlah uang kepada tertanggung yang

80
Ibid, hal. 13.
81
Ibid.
82
Ibid. hal.14.

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


39
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

bersangkutan. Prof. Wirjono Projodikoro menyebut asuransi seperti ini mirip


dengan perkumpulan koperasi. Asuransi ini merupakan saling menanggung
(onderlinge verzekering) atau asuransi usaha bersama (mutual insurance)
bertujuan mewujudkan kesejahteraan anggota.83

Dapat disimpulkan bahwa tujuan asuransi adalah sebagai berikut :

a. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang


diderita satu pihak.
b. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan dan  pengawasan untuk memberikan perlindungan yang
memakan banyak tenaga, waktu dan biaya
c. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang
jumlahnya tertentu  dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian
yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti
d. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan
jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
e. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan
dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk
asuransi jiwa.

Tujuan Pembelajaran 1.2:


Asuransi Bukan Untung-Untungan

Bagi sebagian sarjana berpendapat bahwa asuransi merupakan perjanjian


yang bersifat untung-untungan. Dalam pasal 1774 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata dijelaskan bahwa “Perjanjian untung-untungan merupakan suatu
perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak,
maupun bagi sementara pihak saja, bergantung pada suatu kejadian yang belum
tentu”.
Perjanjian asuransi dianggap merupakan perjanjian untung-untungan
karena bergantung pada suatu kejadian yang belum tentu.

83
Ibid, hal.15.

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


40
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

Dalam hal ini Dorhout Mees berpendapat bahwa pembuat undang-undang


menggolongkan asuransi ke dalam perjanjian untung-untungan, seperti perjudian
dan pertaruhan yang diatur dalam Pasal 1774 KUHPerdata berdasarkan
argumentasi bahwa besarnya kewajiban pihak Penanggung digantungkan pada
peristiwa yang tidak pasti.
Kewajiban tersebut baru bisa dipenuhi apabila peristiwa tersebut benar-
benar terjadi. Apabila peristiwa tersebut tidak terjadi, maka kewajiban
Penanggung tidak ada, tetapi pihak Penanggung tetap menikmati premi yang
dibayar oleh pihak Tertanggung. Perjanjian asuransi dianggap merupakan
perjanjian untung-untungan karena bergantung pada suatu kejadian yang belum
tentu.
Walaupun dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dijelaskan asuransi
termasuk dalam perjanjian untung-untungan, asuransi sebenarnya tidak dapat
dikelompokkan kedalam perjanjian untung-untungan bersama-sama dengan
permainan dan perjudian. Asuransi berbeda dengan perjudian, asuransi
bertujuan untuk mengurangi resiko sedangkan perjudian menciptakan resiko.
Jadi dapat disimpulkan bahwa asuransi bukan merupakan perjanjian
untung-untungan, karena dalam perjanjian asuransi hak dan kewajiban para pihak
timbal balik. Dalam perjanjian asuransi tidak ada istilah untung rugi karena kedua
pihak baik tertanggung maupun penanggung sama-sama mendapat manfaat dari
perjanjian tersebut.
Berikut ini beberapa penjelasan bahwa asuransi bukan untung-untungan:84
1. Pengalihan Risiko Diimbangi Premi
Dalam perjanjian asuransi, pengalihan risiko dari Tertanggung kepada
Penanggung diimbangi pembayaran premi oleh Tertanggung yang seimbang
dengan beratnya risiko yang dialihkan, walaupun bisa saja diperjanjikan
kemungkina prestasi itu tidak perlu seimbang. Sedangkan dalam perjanjian
untung-untungan (change agreement) para pihak sengaja mengerjakan
perbuatan untung-untungan yang tidak digantungkan pada prestasi yang
seimbang, contohnya dalam perjudian dan pertaruhan.
2. Kepentingan Syarat Mutlak

84
Ibid, hal.16.

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


41
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

Dalam perjanjian asuransi, unsur kepentingan merupakan syarat mutlak yang


harus ada pada pihak Tertanggung. Jika syarat ini tidak ada, maka ada
ancamannya yaitu asuransi batal (void). Lain halnya, dalam perjanjian
untung-untungan, unsur kepentingan itu tidak ada. Pasal 250 KUHD
menentukan bahwa “Jika seseorang mengadakan asuransi untuk diri sendiri
atau untuk kepentingan pihak ketiga, pada waktu diadakan asuransi itu pihak
Tertanggung atau pihak ketiga yang bersangkutan tidak memiliki kepentingan
atas benda asuransi, maka pihak Penanggung tidak berkewajiban mengganti
kerugian”.
3. Gugatan Melalui Pengadilan
Di dalam perjanjian asuransi, apabila pihak Tertanggung tidak membayar
premi, maka asuransi bisa dibatalkan (voidable) atau ditunda pelaksanaannya
(delayable). Dalam konteks ini, diberlakukan asas “apabila premi dibayar,
risiko beralih”. Dalam hal terjadi evenemen yang memunculkan kerugian,
maka pihak Tertanggung bisa mengklaim ganti kerugian kepada pihak
Penangung. Apabila pihak Penanggung tidak membayar ganti kerugian, maka
pihak Tertanggung bisa menggugat pihak Penanggung melalui Pengadilan
Negeri. Sedangkan di dalam perjanjian untung-untungan (perjudian), apabila
pihak yang kalah wanprestasi, ia tidak bisa digugat melalui Pengadilan Negeri.

Menurut A. Junaedy Ganie, ada perbedaan antara perjanjian asuransi


dengan perjudian, yakni:85
1. Dasar perjanjian asuransi adalah kesanggupan penanggung dengan imbalan
pembayaran premi dari tertanggung untuk mengganti kerugian atau
memberikan manfaat apabila peristiwa yang diasuransikan terjadi, bukan
faktor terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang diasuransikan. Pada
perjudian dan pertaruhan, dasar perjanjian adalah terjadi atau tidak terjadinya
peristiwa yang diperjanjikan.
2. Keberadaan kepentingan yang dimiliki (Insurable interest) pada tertanggung
atas objek asuransi sebagai syarat mutlak untuk mengikatkan diri dengan
penganggung yaitu dapat diukur apakah tertanggung akan dirugikan apabila
peristiwa yang dirugikan terjadi. Penanggung tidak berkewajiban mengganti
85
A. Junaedi Ganie. 2011, Hukum Asuransi Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, hal 65.

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


42
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

kerugian atau membayar manfaat kepada siapapun yang tidak mempunyai


kepentingan atas objek asuransi. Perjudian dan pertaruhan tidak memberikan
manfaat tersebut dan siapapun dapat ikut serta, dan kepentingan itu ada setelah
peristiwa terjadi.
3. Penjudi berharap peristiwa yang diperjanjikan terjadi sehingga memperoleh
keuntungan finansial. Tertanggung tidak berharap peristiwa yang
diasuransikan terjadi karena tertanggung tidak akan memperoleh keuntungan
finansial tetapi ganti kerugian.
4. Perjanjian asuransi merupakan mekanisme pengalihan risiko sedangkan
perjudian dan pertaruhan bukan merupakan pengalihan risiko, tetapi perjanjian
untung-untungan yang semata-mata berdasarkan kesempatan terjadi atau tidak
terjadinya suatu peristiwa yang diperjanjikan.
5. Pengalihan risiko dalam perjanjian asuransi dilakukan dengan imbalan
pembayaran premi oleh tertanggung yang dianggap setimpal dengan risiko
yang harus diasuransikan walaupun pembayaran klaim sebagai pemenuhan
prestasi belum tentu seimbang dengan jumlah premi. Perjudian atau
pertaruhan dapat dilakukan tanpa menggantungkannya pada keseimbangan
antara prestasi dengan biaya penyertaan.
6. Pada perjanjian asuransi, tertanggung atau penanggung tidak memenuhi
kewajibannya dapat dituntut secara hukum karena merupakan prikatan
perdata. Sebaliknya pada perjudian atau pertaruhan, pihak yang wanprestasi
tidak dapata digugat secara hukum karena merupakan perikatan alamiah.
Munculnya pandangan masyarakat yang menyamakan asuransi dengan
perjudian, juga tidak dapat dipersalahkan begitu saja. Namun, jika dikaji lebih
seksama ada perbedaaan yang cukup mendasar antara asuransi dengan perjudian
seperti yang dikemukakan oleh pakar hukum dan praktisi asuransi di atas. Hanya
saja dengan berbagai pengalaman yang ada, bisa saja masyarakat berpendapat
seperti itu asuransi sama dengan perjudian. Akan tetapi bila ditelusuri lebih jauh,
tentunya pandangan seperti itu tidak mempunyai alasan yuridis yang cukup kuat.
Disebut demikian karena lembaga perjudian dilarang oleh undang-undang.86

86
Sentosa Sembiring, 2014, Hukum Asuransi, Bandung: Nuansa Aulia, hal. 9.

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


43
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa


asuransi bukan merupakan perjanjian untung-untungan, karena dalam perjanjian
asuransi hak dan kewajiban para pihak timbal balik. Dalam perjanjian asuransi
tidak ada istilah untung rugi karena kedua pihak baik tertanggung maupun
penanggung sama-sama mendapat manfaat dari perjanjian tersebut.

Tujuan Pembelajaran 1.3:


Manfaat / Faedah Asuransi

Untuk menjawab sebuah pertanyaan tentang apa fungsi atau faedah


asuransi bagi masyarakat pada umumnya dan pelaku usaha pada khususnya, maka
perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan asuransi. Terminologi
asuransi yang digunakan dalam dalam berbagai kepustakaan hukum asuransi,
kadang-kadang digunakan juga istilah pertanggungan atau jaminan. Sementara itu
dalam kepustakaan asing, terminology asuransi dikenal dengan istilah
Verzekering (Belanda); Insurance/Assurance (Inggris). Kecenderungan
menggunakan istilah asuransi dimaksudkan agar tidak terjadi salah pengertian
dengan terminology hak tanggungan atau hukum jaminan.
Apa sebenarnya manfaat/faedah dari asuransi bagi masyarakat? Pertanyaan
ini muncul karena di masyarakat masih ada yang berpandangan negatif terhadap
keberadaan lembaga asuransi, yakni asuransi dianggap sama dengan perjudian.
Selain itu ada juga pandangan yang mengatakan asuransi sama dengan perjanjian
untung-untungan (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya). Pandangan ini juga
kurang tepat karena dalam asuransi tidak ada prinsip untung rugi. Tujuan asuransi,
adalah khususnya untuk assuransi ganti rugi untuk mengembalikan posisi
tertanggung kepada posisi semula. Demikian juga halnya untuk asuransi jiwa,
diharapkan agar para ahli waris tertanggung tidak kehilangan sumber pendapatan
karena tertanggung sebagai pemberi nafkah meninggal dunia. Disamping itu lewat
asuransi dapat memberikan ketentraman jiwa sehingga tidak dibayang-bayangi
risiko kerugian yang mungkin akan terjadi. Untuk itu penganggung dalam hal ini
perusahaan asuransi mengambil alih risiko dari tertanggung dengan membayar
sejumlah premi yang telah disepakati sebelumnya.

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


44
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

Dalam kaitannya dengan faedah asuransi bagi masyarakat, para ahli


hukum mencoba untuk memberikan pandangan tentang hal ini, antara lain:
a. J. Tinggi Sianipar, mengatakan:
“Dalam kegiatan ekonomi, asuransi memegang peranan yang sangat penting,
karena selain memberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerugian-
kerugian, asuransi memberikan dorongan yang besar sekali kea rah
perkembangan kegiatan ekonomi lainnya”.87

b. Emmy Panggaribuan, mengemukakan:88


“faedah asuransi bagi masyarakat antara lain:
1) Memberikan rasa terjamin, perlindungan atau jaminan (security) dalam
menjalankan usaha. Pelayanan pertanggungan akan terasa sekali pada
suatu ketika, yaitu apabila seseorang menerima penggantian kerugian yang
besar jumlahnya karena ditimpa kerugian besar.
2) Pertangungan menaikkan efisiensi dan kegiatan perusahaan. Lazimnya
kalau suatu perusahaan risiko atau suatu ketidakpastian dapat diatasi maka
akibatnya akan terasa pada kegiatan-kegiatan dari suatu usaha, atinya
bahwa kegiatan usaha itu akan meningkat. Dengan menyingkirkan
beberapa risiko keuangan yang besar melalui pertanggungan, perusahaan
akan bebas untuk mencurahkan perhatian dan pikirannya atas perbaikan
yang lebih kecil sehingga memberikan kemajuan pada usahanya.
3) Pertanggungan cenderung ke arah perkiraan dan penilaian biaya yang
layak. Dengan adanya perkiraan akan suatu risiko yang jumlahnya dapat
dikira-kira sebelumnya, maka suatu perusahaan akan memperhitungkan
adanya ganti rugi dari pertanggungan; ia menilai biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan.
4) Pertanggungan merupakan dasar pertimbangan dari pemberian suatu
kredit. Sudah umum diketahui bahwa Bank yang akan merealisir suatu
kredit kepada seseorang, dapat mengajukan persyaratan kepada orang itu
supaya benda tetap itu dipertanggungkan (asuransikan jaminan suatu
benda tetap).

87
J. Tinggi Sianipar. 1990. Asuransi Pengangkutan Laut (Marine Insurance), Jakarta, hal.10.
88
Emmy Panggaribuan. 1983. Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya, Yogyakarta:
Liberty, hal. 12

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


45
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

5) Pertanggungan itu mengurangi timbulnya kerugian.


Kalau dilihat dari segi pihak yang mempertanggungkan barangnya, maka
orang akan bisa mengatakan bahwa dengan mempertanggungkan barang
atau usahanya sesorang sudah dapat berbuat apa saja tanpa berbuat apa-
apa untuk mencegah kerugian dan kerusakan bahkan dengan sengaja
menimbulkan kerugian. Tidak demikian halnya dengan pertanggungan,
usaha mencegah timbulnya kerusakan atau kehilangan akan menjadi salah
satu tugas utama dari penanggung.
6) Pertanggungan merupakan alat untuk membentuk modal pendapatan
(nafkah) untuk masa depan. Hal ini dapat dilihat banyak terjadi pada
pertanggungan jiwa atau pertanggungan sosial yang mengandung unsur
menabung.
7) Pertanggungan itu akan menguntungkan bagi masyarakat pada umumnya.
Hasil premi yang terkumpul dari semua badan usaha pertanggungan, akan
dapat merupakan suatu dana untuk dipakai sebagai investasi dalam
pembangunan dan sebagai pemberian kredit untuk jangka pendek atau
jangka panjang bagi usaha-usaha pembangunan.”

Dari paparan di atas terlihat faedah asuransi bagi masyarakat selain untuk
memberikan kenyamanan, juga ada sisi lain yang ingin dicapai yaitu pemupukan
dana bagi Negara. Dana yang terkumpul dapat digunakan untuk biaya
pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam berbagai sector.
Tampaknya, di sinilah tantangan lembaga asuransi sebagai pengelola risiko yang
dialihkan oleh masyarakat, yang tentunya ada biaya yang harus dikeluarakan oleh
masyarakat yang lebih dikenal dengan premi.89
Dari sudut pandang ekonomi, asuransi merupakan suatu lembaga
keuangan, sebab melalui asuransi dapat dihimpun dana yang dapat digunakan
untuk membiayai pembangunan, disamping memberikan manfaat bagi masyarakat
yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, karena sesungguhnya asuransi bertujuan
memberikan proteksi atas kerugian keuangan seseorang yang ditimbulkan oleh

89
Sentosa Sembiring, Op.Cit., hal. 12.

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


46
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

suatu peristiwa yang tidak diduga sebelumnya, atau dengan kata lain lembaga
asuransi mengambil alih risiko yang akan dihadapi seseorang di kemudian hari.

Manfaat Asuransi secara Umum.90


Berikut adalah manfaat yang didapat dari mendaftar asuransi yang akan
didapatkan secara umum atau keseluruhan.
1. Memberikan Ketenangan
Kita tidak pernah mengetahui kemungkinan kejadian yang akan dialami
esok hari. Setiap hari kita lewati dengan kemungkinan kejadian yang bisa saja
menuntut pengeluaran tak terduga. Bila Anda termasuk orang yang sangat
siap terhadap sesuatu, risiko kerugian yang diakibatkan oleh kejadian tak terduga
tersebut bisa diminimalisir dengan mudah.
Tetapi bagaimana dengan Anda yang menyadari bahwa Anda bukan tipe
orang seperti itu? Kehadiran penyedia layanan jasa asuransi ini bisa memberikan
jawaban dan meringankan beban ketika kejadian tak terduga itu datang. Asuransi
memiliki manfaat untuk memberikan proteksi dari risiko ketidakpastian dan
dipercaya lebih mampu meningkatkan rasa percaya diri bagi individu
pemegangnya.
Penggantian yang akan diberikan dari pihak penyedia layanan jasa
asuransi ini setidaknya akan meng-cover sebagian hingga seluruh kewajiban
pembayaran Anda atas suatu kejadian. Asuransi juga dikenal sebagai alternatif
pengendalian kerugian atau loss control dengan melakukan survei lapangan serta
memberikan rekomendasi kepada pemegang polis untuk melakukan tindakan
preventif dan penanggulangan kerugian.

2. Sebagai Investasi dan Tabungan


Dengan mendaftarkan diri sebagai nasabah pemegang polis di suatu
penyedia layanan jasa asuransi, Anda akan mendapatkan jaminan pengembalian
investasi pada akhir kontrak. Asuransi yang diperuntukkan investasi juga
memberikan kelonggaran dan fleksibilitas dalam memilih masa pertanggungan.
Biasanya akan ada tiga pilihan waktu masa pertanggungan nasabah pemegang
90
https://www.cermati.com/artikel/manfaat-asuransi-secara-umum-dan-khusus, diakses
tanggal 5 Agustus 2018

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


47
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

polis, yakni 5, 7, dan 10 tahun. Selain itu, besarnya premi adalah premi tunggal
yang relatif terjangkau dan bisa dibebaskan dari biaya administrasi.

3. Membantu Meminimalkan Kerugian


Sesuai dengan jenisnya masing-masing, fungsi dari kepemilikan asuransi
secara umum adalah membantu para pemegang polis untuk meminimalkan
kerugian dari kejadian tak terduga yang mungkin terjadi seperti biaya kerugian
bencana kebakaran, kecelakaan, dan biaya rumah sakit. Minimalisir kerugian
untuk kejadian tak terduga ini dapat bisa dilihat dari contoh kasus berikut:
Anda adalah seseorang yang memiliki rumah senilai Rp3 milyar. Selain itu, Anda
juga memiliki investasi berupa bangunan yang digunakan sebagai persewaan
kamar kos bagi mahasiswa di daerah sekitar kampus. Anda hanya memberikan
proteksi lebih kepada rumah Anda sementara tidak bagi bangunan kos yang
dimiliki.
Ketika terjadi bencana kebakaran akibat ledakan gas di rumah, Anda bisa
mendapatkan cover biaya dari pihak penyedia layanan jasa asuransi. Sementara
bila kebakaran itu terjadi di bangunan kos Anda, Anda akan rugi besar karena
kehilangan bangunan serta harus menanggung kerugian barang-barang milik
mahasiswa karena kebakaran terjadi akibat ledakan gas yang notabene milik
Anda. Dari sini terlihat pentingnya memiliki asuransi sebagai jaminan
perlindungan baik itu untuk diri Anda atau pun untuk properti dan investasi Anda.
Selain asuransi untuk harta, memiliki asuransi kesehatan yang bagus juga akan
memberikan perlindungan kesehatan untuk jangka panjang bila sewaktu-waktu
Anda dirawat di rumah sakit karena penyakit atau kecelakaan. Dengan memiliki
asuransi kesehatan dari perusahaan asuransi ternama seperti asuransi kesehatan
Prudential, Allianz, atau Manulife tentunya akan meringankan beban keuangan
Anda ketika suatu saat dibutuhkan dalam keadaan darurat.

4. Membantu Mengatur Keuangan


Kewajiban Anda untuk membayar premi secara rutin sebenarnya secara
tidak langsung memaksa Anda untuk menyediakan dana cadangan yang

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


48
Modul Hukum Asuransi Program Studi Ilmu Hukum

digunakan ketika terjadi kejadian tak terduga. Meski begitu, ketika kejadian tak
terduga itu benar-benar terjadi dan mengharuskan Anda mengeluarkan kocek yang
cukup banyak untuk menanggulangi hal tersebut. 
Adanya asuransi akan membantu Anda untuk mengurangi pengeluaran tak
terduga yang biasanya jauh lebih tinggi dari pengeluaran rutin harian atau bahkan
bulanan Anda. Dengan memiliki asuransi, Anda tidak perlu membayarkan biaya
penuh atas kerugian yang dialami karena pihak penyedia layanan jasa asuransi ini
akan menyediakan ganti rugi.

C. SOAL/TUGAS
1. Apa tujuan adanya asuransi ? Jelaskan!
2. Apakah asuransi perusahaan untung-untungan? Jelaskan!
3. Jelaskan faedah/manfaat asuransi!

D. DAFTAR PUSTAKA

A. Junaedi Ganie. 2011, Hukum Asuransi Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.


A.Hasymi Ali. 1995. Pengantar Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara.
Abdul Kadir Muhammad. 2006. Hukum Asuransi Indonesia, Bandung: Citra
Aditya bakti.
Emmy Panggaribuan. 1983. Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya,
Yogyakarta: Liberty.
J. Tinggi Sianipar. 1990. Asuransi Pengangkutan Laut (Marine Insurance),
Jakarta.
Mulhadi, 2017. Dasar-Dasar Hukum Asuransi, Depok: Rajawali Pers.
Sentosa Sembiring, 2014, Hukum Asuransi, Bandung: Nuansa Aulia
https://www.cermati.com/artikel/manfaat-asuransi-secara-umum-dan-khusus,
diakses tanggal 5 Agustus 2018.

S1 Ilmu Hukum Universitas Pamulang


49

Anda mungkin juga menyukai