EKT 2
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa
dalam Pasal 372 KUHP, Barang dengan sengaja dan dengan melawan hukum
memiliki barang,yang sama sekali atau sebagian kepunyaan orang lain, dan
mulai berubah, penghormatan atas nilai-nilai hukum yang ada mulai bergeser,
1
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta, Rineka Cipta, 2015, hlm. 59
2
R.Sugandhi, KUHP Berikut Penjelasannya, Surabaya, Usaha Nasional, 1980, Pasal 372
3
kehidupan ini, hal ini juga menyebabkan mulai melemahnya rasa kepercayaan
ilegal untuk kepentingan diri sendiri tanpa mengabaikan hak-hak dari orang
lain serta norma-norma yang ada. Hal ini diperburuk dengan semakin
akan membawa sisi negatif yaitu pelanggaran hak-hak sosial serta lunturnya
Perumusan tindak pidana ini termuat dalam Pasal 372 KUHP dari titel
orang lain dan yang ada dibawah kekuasaannya (onder zich hebben) secara
3
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Bandung, Refika Aditama,
2003, hlm.31
4
kepada si pelaku. 4
bulan. Ini sebagaimana vonis yang dijatuhkan majelis hakim terhadap dirinya,
tersebut sedikit lebih ringan dari tuntutan jaksa yang pada sidang sebelumnya
4
Ibid, hlm 31
5
Ibid, hlm 33
5
telah menggelapkan uang Rp 250 juta. Kemudian terus merembet hingga total
uang perusahaan yang digelapkan mencapai Rp 800 juta. Uang itu dari tagihan
diserahkan ke Wawan. 6
B. Rumusan Masalah
6
http://surabaya.tribunnews.com/2015/04/28/sikat-uang-perusahaan-rp-800-juta-dihukum-22-bulan-
penjara
6
1. Tujuan penelitian
nomor 33.B/2015/PN.Mnd.
2. Kegunaan penelitian
a. Kegunaan teoritis
b. Kegunaan praktis
menurut KUHP
7
D. Kerangka Konseptual
1. Tindak Pidana
kepunyaan orang lain dan yang ada dibawah kekuasaanya (onder zich
5 tahun. 10
7
S.Kartanegara, Hukum Pidana, Jakarta, Balai Lektur Mahasiswa
8
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta, Rineka Cipta, 2015, hlm.59
9
Wirjono Prodjodikoro, Tindak tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Bandung, Refika Aditama,
2003, hlm.31
10
R. Sugandhi, KUHP Berikut Penjelasannya, Surabaya, Usaha Nasional,1980, hlm.392
8
E. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
2. Metode Pendekatan
penelitian ini, maka metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini
Metode pengumpulan data adalah dengan studi bahan pustaka atau dengan
4. Sumber Data
a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat terdiri dari :
1) Kamus hukum
5. Objek Penelitian
11
Abdul Kadir, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Universitas Jayabaya, 2016.
10
horizontal
F. Sistematika Penulisan
kembangkan ini terdiri dari lima (5) bab yang tersusun secara teratur dan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, Pada bab ini akan dibahas
nya.
Bab V Kesimpulan dan Saran, Pada bab ini penulis akan memberikan
kesimpulan dari hasil penelitian dari bab-bab yang terdahulu serta memberikan
saran.
BAB II
TINJAUAN UMUM
yang biasa dijatuhkan guru kepada murid atau hukuman tata tertib yang
Jenis pidana ini dibedakan antara pidana pokok dan pidana tambahan.
Pidana tambahan hanya dijatuhkan jika pidana pokok dijatuhkan, Pidana itu
ialah :
1. Pidana pokok
a. Pidana mati
b. Pidana penjara
c. Pidana kurungan
d. Pidana denda
tahun 1946)
13
R. Sugandhi, KUHP Berikut Penjelasannya, Usaha Nasional, Surabaya,1980, pasal 10
12
13
2. Pidana tambahan
adanya, misalnya :
b. Ada yang berpendapat, bahwa hukuman harus dapat memberi rasa takut,
maksud hukuman itu hanya akan memperbaiki orang yang telah melakukan
kejahatan.
dalam Pasal 10 KUHP ini, di Indonesia ada beberapa macam hukuman seperti :
d. Dipukul
lagi, dan yang sah menurut keputusan hakim adalah sebagaimana ditetapkan
1. Pidana Mati
yang disebut dengan pidana mati yang ditunda, yang artinya dalam jangka
kearah yang baik, maka pidana mati diubah menjadi pidana penjara seumur
hidup.14
14
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 186
15
tempat pelaksanaannya.
c. Tiga kali dua puluh empat jam sebelum saat pelaksaan hukuman mati,
terdiri dari seorang Bintara dan dua belas orang Tamtama, dibawah
2. Pidana Penjara
penjara seumur hidup. Pidana seumur hidup hanya tercantum dimana ada
ancaman pidana mati (pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
adalah 15 tahun. Dalam hal ini pidana penjara seumur hidup jika
sesuai dan dapat terima. Dalam hal ini Pidana penjara seumur hidup harus
15
Ibid, Pasal 11
17
a. Hak untuk memilih dan dipilih. Tentang hal ini akibat Undang-undang
16
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm.188
17
Ibid, hlm.188
18
menjalani pidana penjara, namun itu merupakan keadaan luar biasa dan
3. Pidana Kurungan
sebagai berikut :
(1) Pidana kurungan paling sedikit satu hari dan paling lama satu tahun
(2) Jika ada pemberatan pidana yang disebabkan karena gabungan atau
(1) Orang yang dijatuhi pidana kurungan wajib menjalani pekerjaan yang
(2) Ia diserahi pekerjaan yang lebih ringan daripada yang dijatuhi pidana
penjara. 18
4. Pidana Denda
dengan cara mengganti kerugian, kadang kadang berupa denda adat. Pada
zaman modern ini pidana denda dijatuhkan terhadap delik-delik ringan atau
kejahatan ringan, oleh karena itu pula, pidana denda merupakan satu-
satunya pidana yang dapat dipikul oleh orang lain selain terpidana.
Pasal 50 KUHP
(3) Lamanya pidana kurungan pengganti paling sedikit adalah satu hari dan
demikian : jika dendanya tujuh rupiah lima puluh sen atau kurang
dihitung satu hari, jika lebih dari tujuh rupiah lima puluh sen dihitung
paling banyak satu hari; demikian pula sisanya yang tidak cukup tujuh
(6) Pidana kurungan pengganti sekali-kali tidak boleh lebih dari delapan
bulan.
Pasal 31 KUHP
(2) Setiap waktu ia berhak di lepas dari kurungan jika denda dibayar
(3) Pembayaran sebagian dari pidana denda, baik sebelum maupun setelah
Ketentuan minimum umum bagi denda ialah dua puluh lima sen
tanggal 14 April 1960 tiap-tiap jumlah pidana denda yang diancamkan baik
mata uang rupiah dan dikalikan lima belas kali. Pidana denda tertinggi
yang diancamkan dalam KUHP terdapat dalam Pasal 403 yaitu seratus lima
puluh ribu. 19
5. Pidana tutupan
6. Pidana Tambahan :
Yang dimaksud dengan “hak yang tertentu” ialah bukan semua hak.
akibatnya orang itu akan tidak dapat hidup. Hak hak yang dapat dicabut
ialah
3) Hak pilih aktif dan hak pilih pasif anggota D.P.R pusat dan daerah
19
Ibid, hlm. 37
20
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm.210
21
21
5) Hak untuk mengerjakan pekerjaan tertentu
boleh dirampas
undang
3) Pidana rampasan itu boleh juga dijatuhkan atas orang yang bersalah
sudah disita 22
sebagainya.
21
R. Sugandhi, KUHP Berikut Penjelasannya, Usaha Nasional,Surabaya,1980, pasal.35
22
Ibid, pasal 39
22
Semua biaya penyiaran dibebankan kepada terhukum yang dapat
istilah “delict” yang telah lazim dipakai, dan walaupun para pembuat undang-
antara lain: 23
unsur, yaitu:
nalaten”(mengakibatkan).
23
S.Kartanegara, Hukum Pidana, Jakarta, Balai Lektur Mahasiswa : Universitas Indonesia
23
2. Perbuatan itu (yaitu perbuatan dan mengabdikan) dilarang dan diancam
tersebut.
dilarang saja; jadi laksana suatu etiket untuk apa yang terkandung dalam
peradilan ada tendens atau gelagat untuk memberi arti tersendiri kepada
pendahan, dimana diputuskan bahwa pencuri yang menjual barang yang dicuri
sekalipun dengan apa yang diperbuatnya itu, semua unsur-unsur yang ada
dalam Pasal 480 telah dipenuhi. Sebab Pasal ini maksudnya adalah untuk
bahwa perbuatan itu dilakukan oleh orang lain dari orang yang melakukan
24
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta : Rineka Cipta, 2015, hlm. 73
24
Selain itu, Moeljatno berpendapat bahwa ada juga rumusan campuran
yaitu dormal-matriil, yang berarti bahwa yang menjadi pokok bukan saja
caranya berbuat tetapi juga akibatnya. Contohnya adalah Pasal 378 KUHP.
Akibat yang dilarang ialah bahwa orang ditipu tergerak hatinya dan
orang yang ditipu belum, menyerahkan barang dan seterusnya, maka belum
mnejadi delik penipuan. Mungkin yang terwujud ialah delik percobaan untuk
menipu. Salah satu cara yang disebut haruslah digunakan di antara semua cara
yang disebut, yaitu memakai nama palsu, kedudukan palsu, tipu muslihat,
(dunia)
biasanya diperlukan pula adanya B. hal ikhwal mana oleh van hammel dibagi
25
H.A. Zainal Abidin Farid, Hukum PIdana I, Jakarta : Sinar Grafika, 2014, hlm. 348
25
dalam dua golongan, yaitu mengenai diri orang yang melakukan perbuatan dan
unsurnya, maka yang mula mula dapat kita jumpai adalah disebutkan sesuatu
tindak berartikan yang termasuk juga “algemene leerstukken” dan yang akan
diterangkan kelak, adalah unsur-unsur subjektif dari perbuatan, dan yang dapat
berupa: 28
b. Sculd (Kesalahan)
c. Keadaan (omstendingheid)
26
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta, Rineka Cipta, 2015, hlm.64
27
Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta, Rineka cipta, 2004, hlm.88
28
S. Kartanegara, Hukum Pidana, Jakarta, Balai lektur Mahasiswa, hlm 75
29
Ibid, hlm.73
26
Yang kesemuanya ini dilarang dan diancam oleh Undang-undang..
keadaan lahir dan terdiri atas elemen-elemen lahir, namun ada kalanya dalam
perumusan juga diperlukan elemen batin yaitu sifat melawan hukum yang
subjektif. 30
30
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana , Jakarta, Rineka cipta, 2015, hlm.70
27
BAB III
penggelapan diatur dalam beberapa Pasal yaitu Pasal 372 KUHP sampai
dengan melawan hukum memiliki barang, yang sama sekali atau sebagian
kepunyaan orang lain, dan yang ada padanya bukan karena kejahatan, dipidana
kejahatan yang hamper sama dengan pencurian dalam Pasal 362, hanya
bedanya kalau dalam pencurian barang yang diambil untuk dimiliki itu belum
31
Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Jakarta, Bumi Aksara, 2011, Pasal 372
28
29
diambil untuk dimiliki itu sudah ada di tangan pelaku tidak dengan jalan
Perumusan tindak pidana ini termuat dalam Pasal 372 KUHP dari titel
orang lain dan yang ada dibawah kekuasaannya (onder zich hebben) secara
32
R. Sugandhi, KUHP Berikut Penjelasannya, Surabaya, Usaha Nasional, 1980, Pasal 372
33
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Bandung, Refika Aditama,
2003, hlm.31
30
kepada B, maka kini tidak ada unsur di bawah kekuasaan dari tindak
menyerahkan lagi barang itu pada C untuk disimpan. Pada waktu itu, si A
ini agak menimbulkan kesulitan dalam hal sejumlah uang tunai yang
dipercayakan oleh yang empunya kepada orang lain untuk disimpan atau
34
Ibid, hlm.32
31
tertentu itu?
uang sewujud yang disimpan itu tetap milik orang yang menyimpannya,
atau ia hanya berhak atas pembayaran kembali uang sejumlah yang sama,
diatas bahwa harus ada kalanya dianggap uang yang disimpan itu tidak
boleh diganggu, tetapi ada kalanya uang itu dapat dipakai dulu. Dan, ini
35
Ibid, hlm.32
32
bukan ternak dan harganya tidak lebih dari dua ratuslima puluh ribu rupiah,
lamanya tiga bulan atau denda sebanyak banyaknya 15 kali enam puluh
rupiah”.
wasiat, pengurus lembaga derma atau yayasan terhadap barang yang ada
36
Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Jakarta, Bumi Aksara, 2011, Pasal 374
33
pada mereka karena jabatan mereka tersebut itu, dihukum dengan hukuman
”Aturan pada Pasal 376 berlaku bagi kejahatan diterangakan dalam bab
ini”.
dalam Pasal 372, Pasal 274, Pasal 375, bahwa Hakim dapat
(3) Memilih dan boleh dipilih dalam pemilihan yang dilakukan karena
Undang-Undang Umum
(4) Menjadi penasehat atau wali atau wali pengawas atau pengampu
sendiri
bentuk pokok dalam Pasal 372 KUHP yaitu kejahatan yang dilakukan
nilainya tidak lebih dari dua ratus lima puluh ribu rupiah. Mengapa
disebutkan bahwa yang digelapkan itu haruslah bukan ternak, karena perlu
38
Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Jakarta, Bumi Aksara, 2011, Pasal 373
35
salah satu jenis tindak pidana penggelapan yang digolongkan dalam Tindak
Pasal diatas;
sepatu, tukang jam atau tukang sepeda yang menggelapkan sepatu, jam
39
R.Sugandhi, KUHP Berikut Penjelasannya, Surabaya, Usaha Nasional, 1980, Pasal 374
40
Ibid, Pasal 374
36
negeri yang dengan sengaja menggelapkan uang atau kertas berharga yang
b. Barang bukti atau keterangan yang dipakai untuk kekuasaan yang berhak,
415 atau 417 KUHP, karena barang yang digelapkan bukan barang-barang
yang dimaksudkan oleh Pasal itu. Ia dapat dikenakan Pasal 372 jo. Pasal 52
Pasal 374 merumuskan tiga macam hubungan antara si pelaku dan yang
tecantum pada Pasal 14a sampai dengan 14f KUHP diwarisi dari bekanda,
Ketentuan tentang pidana bersyarat masih tetap terikat pada Pasal 10 KUHP,
hanya batas pidana itu tidak akan lebih dari satu tahun penjara atau kurungan. 42
Dalam pidana bersyarat dikenal syarat umum dan syarat khusus. Syarat
umum ialah terpidana bersyarat tidak akan melakukan delik apa pun dalam
waktu yang ditentukan, sedangkan syarat khusus akan ditentukan oleh hakim.
41
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Bandung, Refika Aditama,
2003, hlm.33
42
Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta, Rineka Cipta, 2010, hlm. 218
38
kejaksaan negeri tidak ada bagian yang khusus menangani pidana bersyarat
yang sangat penting itu. Setelah perjanjian antara terpidana dan jaksa, maka
kepada lembaga yang berbentuk badan hukum atau kepada pemimpin suatu
karena seperti dikatakan oleh Schpper dalam prae adviesnya (T.1929 Nomor
129 P.310), keadaan di Nederland lain, karena telah ada lembaga rekasering
susila para tahanan. Pada tahun 1896 van hammel mendirikan pertama kalinya
peraturan reklasering pada tahun 1970. Dari tahun 1905 sampai sekarang telah
diberi subsidi oleh pemerintah. Pada tahun anggaran 1978 telah disediakan
ayat (4) WvS (dalam KUHP) bahwa pidana bersyarat hanya dijatuhkan jika
39
terpidana tidak akan melakukan delik, dam syarat-syarat khusus jika sekiranya
bersyarat di Indonesia masih perlu diperbaiki. Apalagi nanti jika dalam KUHP
bersyarat
43
Ibid, hlm. 219
44
Ibid, hlm.221
D. Penerapan Sanksi Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Penggelapan
1. Tahap Penyidikan
Acara Pidana yang terdapat pada Pasal 1 butir 2 yang berbunyi sebagai
berikut:
atau “bukti yang cukup” agar dapat dilakukan tindak lanjut penyidikan.
pidana. 46
berbunyi:
Pasal 6 KUHAP
45
Indonesia, Undang-undang Tentang Hukum Acara Pidana, Undang-undang Nomor 8 tahun 1981,
LN No. 76 Tahun 1981, TLN No.3209, Pasal 1
46
M.Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan
Penuntutan, Jakarta, Sinar Grafika,2006, hlm.101
40
a. Penyidik adalah:
oleh Undang-undang.
hukum pidana.48
berbunyi :
Pasal 7 KUHAP
(1) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a karena
tindak pidana,
47
Indonesia, Undang-undang Tentang Hukum Acara Pidana, Undang-undang Nomor 8 tahun 1981,
LN No. 76 Tahun 1981, TLN No.3209, Pasal 6
48
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika, 2016, hlm.120
41
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda
atau saksi;
(3) Dalam melakukan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
49
Ibid, Pasal 7 ayat (1) sampai (3)
42
Pasal 8 KUHAP
dilakukan:
50
Ibid, Pasal 8 ayat (1) sampai (3)
51
M.Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan
Penuntutan, Jakarta, Sinar Grafika, 2006, hlm.102
43
berkas perkara tersebut apakah sudah lengkap atau belum, bila belum maka
umum dan bila telah lengkap yang dilihat dalam empat belas hari penuntut
2. Tahap Penuntutan
sebagai berikut:
Pasal 13 KUHAP
dengan menempatkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat
tindak pidana.
52
Ibid, Pasal 13
44
Tugas dan Wewenang Penuntut Umum (PU) :
Pasal 14 KUHAP
penyidik pembantu;
dengan memperhatikan Pasal 10 ayat (3) dan ayat (4), dengan member
kepada terdakwa maupun kepada saksi, untuk datang pada siding yang
telah ditentukan;
g. Melakukan penuntutan;
45
Menurut Pasal 14 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
tambahan penyidikan.
Pasal 15 KUHAP
“Penuntut umum menurut perkara tindak pidana yang terjadi dalam daerah
tersebut, dengan demikian harus ada kerja sama antara penyidik dengan
54
Indonesia, Op. Cit, Pasal 15
55
Andi Hamzah, Op. Cit, hlm.161
46
Defini prapenuntutan menurut Andi Hamzah, adalah: “Tindakan
penyidikan lanjutan”. 56
bagian yang penting dalam proses hukum acara pidana. Surat tuntutan
sebagaimana dimaksud oleh Pasal 182 ayat (1) huruf c KUHAP. Surat
ialah: 57
56
Ibid, hlm.158
57
Andi Sofyan & Abd.Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, Jakarta, Prenadamedia Group,
2014, hlm. 172
47
a. Syarat Formiil
mencakup:
1. Diberi tanggal
a) Nama lengkap
c) Jenis kelamin
d) Kebangsaan
e) Tempat tinggal
f) Agama
g) Pekerjaan
b. Syarat Materiel
Adapun syarat materiel menurut Pasal 143 (2) huruf b KUHAP, bahwa
surat dakwaan harus memuat uraian “secara cermat, jelas, dan lengkap
48
mengenai tindak pidana yang di dakwakan dengan menyebutkan waktu
(tempos delicti) dan tempat tindak pidana itu dilakukan (locus delicti).58
Berdasarkan Pasal 84 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat pada tempat
d. Terhadap beberapa perkara pidana yang satu sama lain ada sangkut
58
Ibid, hlm. 173
59
Indonesia, Op.Cit, Pasal 84 ayat (1) sampai (4)
49
Pada dasarnya masalah sengketa kewenangan mengadili yang diatur
setiap Pengadilan Negeri ditinjau dari segi kompetensi relatif, diatur dalam
Bagian Kedua, Bab X, Pasal 84, Pasal 85, dan Pasal 86 Undang-Undang
No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Bertitik tolak
dari ketentuan yang dirumuskan dalam ketiga Pasal tersebut, ada beberapa
60
M.Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan sidang
Pengadilan, Banding Kasasi,dan Peninjauan kembali, Jakarta, Sinar Grafika,2006, hlm.96
50
Pasal 85 KUHAP, berbunyi:
pengadilan yaitu :
51
Pengadilan Negeri dengan permintaan agar segera mengadili perkara
tersebut yang disertai dengan surat dakwaan (Pasal 142 ayat (1)
2) Keberatan/eksepsi
7) Musyawarah hakim
8) Putusan
b. Acara Pemeriksaan Singkat
dapat disimpulkan dari Pasal 203 ayat (1) KUHAP, yang berbunyi :
52
pembuktian serta penerapan hukumnya mudah dan sifat
sederhana”. 64
singkat tersebut, diatur dalam Pasal 143 ayat (2) b KUHAP yang
berbunyi :
64
Indonesia, Op. Cit, Pasal 203 ayat (1)
65
Ibid, Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP
53
diucapkan oleh jaksa atau penuntut umum yang fungsinya sebagai
Jalan
dalam memeriksa perkara tindak pidana ringan pada hari yang telah
66
Andi Hamzah.Op. Cit, Hlm.161
67
Andi Sofyan&Abd.ASis, Op. Cit, hlm.316
68
Indonesia, Op. Cit, Pasal 205 ayat (1)
54
Dalam Pasal 206 KUHAP, berbunyi :
Dari bunyi Pasal 205 ayat (3) KUHAP, maka dapat ditarik
tunggal.
69
Ibid, Pasal 206
55
2) Acara pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas
lintas jalan.” 70
(STNK), surat tanda uji kendaraan yang sah atau tanda bukti
70
Andi Sofyan & Abd. ASis, Op. Cit, hlm.318
56
d) Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu
jalan
57
b. Menurut Pasal 214 KUHAP
(verset)
reglement) 71
71
Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta, Rineka Cipta, 2010, hlm.248
58
Di Jerman yang KUHP-nya sama dengan RUU KUHP
59
BAB IV
diatur dalam Pasal 374 ayat (1) KUHP, yang menyatakan sebagai berikut :
1. Barang siapa ;
60
61
perhubungan antara majikan dan pembantu rumah tangga atau majikan dan
buruh
jam, sepatu, sepeda, dsb menggelapkan sepatu, jam dan sepeda yang
3. Karena mendapat upah uang (bukan upah berupa barang), misalnya pekerja
itu digelapkannya.
Mengenai unsur subyek tindak pidana adalah manusia, hal ini disimpulkan
dari:
mensyaratkan “kejiwaan”.
372 KUHP yang sama-sama mengatur tentang tindak pidana penggelapan. Jika
62
tetapi pada penggelapan pada waktu dimilikinya barang tersebut, sudah ada di
ini, jika kita jabarkan unsur-unsur penggelapan yang harus terpenuhi adalah :
orang lain;
jika orang tersebut lalai dan bukan dengan sengaja, maka tidak memenuhi
unsur yang harus dipenuhi untuk dapat dijerat dengan Pasal penggelapan dan
1. Kasus Posisi
sebagai berikut :
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Swasta
hari Kamis tanggal 28 Agustus 2014 atau pada waktu-waktu tertentu dalam
dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai milik sendiri barang
sesuatu berupa uang sejumlah Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah)
yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain yaitu saksi
atau karena mendapat upah untuk itu, yang mengakibatkan saksi korban
Rp.210.000.000,- (dua ratus sepuluh juta rupiah) dan saat saksi korban
mengantar barang tersebut dan pada tanggal 12 Mei 2014 saksi Lexi
65
Rp.80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) dan pada tanggal 25 Juli 2014
sisa yang belum di bayar sejumlah Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta
rupiah) sesuai Nota Faktur Jual/ Invoice atas nama Lexi Rotinsulu
(dua puluh lima juta rupiah) tersebut merupakan sisa hasil penjualan partisi
meja kantor PLN Tondano yang telah di serahkan oleh saksi Lexi Leopold
uang tersebut tidak di serahkan oleh terdakwa kepada saksi korban dan saat
dan membeli minuman keras serta di gunakan untuk taruhan bola kaki pada
66
saat itu piala dunia berlangsung dan hal tersebut dilakukan oleh terdakwa
sebagai karyawan di toko Mer 99 milik saksi korban dan terdakwa diberi
upah berupa gaji setiap bulan sejumlah Rp.3.500.000,- (tiga juta lima ratus
ribu rupiah).
(dua puluh lima juta rupiah) atau setidak-tidaknya lebih dari Rp.250,- (dua
sementara.
tanggal 22 Juli 2014. 1 (satu) buah Nota Faktur Jual/ Invoice atas
sebagai berikut :
68
Keterangan Saksi
sepuluh juta rupiah) untuk pengadaan partisi kantor untuk 1 (satu) set
puluh lima juta rupiah) belum saksi terima. Bagian administrasi telah
saksi bahwa uang sudah dibayar oleh saksi Lexi Leopold Masnindeng
terdakwa.
diterima saksi.
Rp.226.000.000.- (dua ratus dua puluh enam juta rupiah) sesuai invoice
terdakwa.
puluh enam juta rupiah) berupa meja dan kursi ke Toko Mer 99 dan
rupiah).
rupiah), karena belum termasuk kursi. Pada tanggal 23 Juli 2014 lunas
dua ratus lima puluh ribu rupiah).. Saksi menerima tagihan dari Toko
toko MER 99. Uang sejumlah Rp.28.250.000.- (dua puluh delapan juta
71
dua ratus lima puluh ribu rupiah) yang diserahkan saksi kepada
Manado.
memberatkan terdakwa
Keterangan Terdakwa
yang bertugas mencari pembeli. Pada awal tahun 2014 terdakwa pernah
Rp.226.000.000.- (dua ratus dua puluh enam juta rupiah) sesuai dengan
kontrak kerja untuk pemesanan partisi/ meja panel 5 (lima) set. Uang
muka/ DP sejumlah Rp. 50.000.000.- (lima puluh juta rupiah) dibayar oleh
juta dua ratus ribu rupiah) adalah sisa pembayaran ke took MER 99 dan
Barang Bukti
c. 1 (satu) buah Nota Faktur Jual/ Invoice atas nama Lexi Rotinsulu.
berikut :
a. Barang siapa ;
terdakwa dalam surat dakwaan dan terdakwa telah nyata sebagai orang
terpenuhi ;
(dua ratus sepuluh juta rupiah) dan saat saksi korban bertemu dengan saksi
74
lima juta rupiah) sesuai NotaFaktur Jual/ Invoice atas nama Lexi
Rotinsulu.
tersebut merupakan sisa pelunasan partisi meja kantor untuk proyek kantor
PLN Tondano yang telah di serahkan oleh saksi Lexi Leopold Masnindeng
MER 99.
toko Mer 99 Manado dan uang tersebut diserahkan kepada terdakwa selaku
demikian uang tersebut adalah milik saksi korban/ toko Mer 99 dan sama
sekali bukan milik terdakwa. Dengan demikian unsur ke-3 telah terpenuhi.
ke-4 telahterpenuhi.
bahwa terdakwa sudah kurang lebih 26 (dua puluh enam) bulan bekerja
Rp.3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah) dimana terdakwa bertugas
pidana.
a. Tidak ada ;
79
bekerja.
tidakdiberi kesempatan.
dipersidangan ;
tetap terdakwa dijatuhi pidana lagi pada masa percobaan yang ditetapkan.
Mengingat Pasal 374 ayat (1) KUHP, UU No.8 Tahun 1981 dan
4. Analisis
Penuntut Umum
akan membeli barang berupa partisi meja kantor dengan harga sejumlah
Rp.210.000.000,- (dua ratus sepuluh juta rupiah) dan saat saksi korban
telah mengantar barang tersebut dan pada tanggal 12 Mei 2014 saksi
81
(delapan puluh juta rupiah) dan pada tanggal 25 Juli 2014 saksi Lexi
juta rupiah) sesuai Nota Faktur Jual/ Invoice atas nama Lexi Rotinsulu.
serahkan oleh terdakwa kepada saksi korban/ toko MER 99 atau kepada
skasi korban. Terdakwa sudah kurang lebih 26 (dua puluh enam) bulan
(tiga juta lima ratus ribu rupiah). Ketika saksi korban menegur
telah sesuai dengan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa yaitu
bagi pelaku tindak pidana penggelapan yang dilakukan oleh orang yang
atau karena pencarian atau karena mendapat upah untuk itu, diancam
selama selama 2 (dua) tahun dan 6 (enam) bulan jauh lebih ringan dari
apa yang ada oleh ketentuan dari Pasal 374 KUHP yaitu lima tahun
penjara, dengan kata lain tuntutan jaksa belum sesuai dengan apa yang
mengenai isi tuntutan jaksa penuntut umum pada pokoknya mohon agar
pidana lagi pada masa percobaan yang ditetapkan selama dua tahun.
A. Kesimpulan
menurut KUHP sebagaimana diatur dalam Pasal 374 KUHP yang disebut juga
“Penggelapan berat” itu sendiri antara lain ; Barang milik orang lain, Barang
antara ancaman hukuman diantara kedua Pasal tersebut. Mengacu pada unsur-
unsur pada Pasal penggelapan tersebut di atas, jika orang tersebut lalai dan
bukan dengan sengaja, maka tidak memenuhi unsur yang harus dipenuhi
untuk dapat dijerat dengan Pasal penggelapan dan tidak dapat dikatakan
Pasal tersebut berhubungan namun pada Pasal 372 KUHP disebut dengan
berat”.
86
87
dengan tidak menjalani hukuman pidana penjara itu sendiri sehingga dalam
kata lain pelaku bisa terbebas dari sanksi pidana dari tindak pidana
hukuman maksimal 5 tahun penjara, dan dalam kasus ini, tuntutan jaksa
adalah 2 (dua) tahun dan 6 (enam) bulan serta putusan hakim memberikan
pidana bersyarat. Yaitu pidana penjara selama satu tahun namun terpidana
tidak perlu dijalani kecuali dengan putusan hakim yang telah berkekuatan
hukum tetap terdakwa dijatuhi pidana lagi pada masa percobaan yang
ditetapkan selama 2 (dua) tahun, dinilai jauh berbeda dengan apa yang
telah diatur dalam KUHP khususnya dalam Pasal 374 KUHP. Mengenai
kepada terdakwa jauh berbeda dengan apa yang dituntutkan Jaksa serta
B. Saran