HASIL PEMBAHASAN
dalam rangka untuk mencapai tujuan akhir dari kebijakan kriminal itu sendiri,
kesejahtraan.1
maka didasarkan dengan ketentuan hukum pidana. Terdapat 2 tahap inti dari
1
Vivi Ariyanti, “Kebijakan Penegakan Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia”,
Jurnal Yuridis Vol.6 No.2 Desember 2019, hlm. 37
1. Tahap Formulasi
yang sesuai dengan keadaan situasi masa kini dan yang akan
syarat keadilan dan daya guna. Tahap ini disebut dengan tahap
kebijakan legislatif.
2. Tahap Aplikasi
3. Tahap Eksekusi
Dalam kasus yang telah disebutkan dalam bab ketiga telah diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yaitu dalam pasal 263
yang mengatakan :
tahun.
kerugian.”
keterangan swab test dan rapid test palsu yang digunakan untuk lolos
dengan sanksi pidana. Pembuat dan pengguna surat keterangan swab test dan
rapid test palsu dapat dijerat berdasarkan pasal 263, pasal 267, atau pasal 268
tindak pidana penadahan, berupa penjara paling lama empat tahun atau denda
3
Sue Titus Reid, dalam Soerjono Soekanto, Kriminologi Suatu Pengantar Ghalia,
Jakarta.Tahun 2013, hal 22
malainkan harus ada suatu tindakan atau kealpaan dalam
pelanggaran.
test swab (PCR) dan rapid test Covid-19 pemerintah memberikan kebijakan
tegas yakni dengan cara memberikan tanda tangan khusus, seperti watermark,
Covid-19 sudah melakukan upaya agar surat atau informasi hasil rapid test dan
swab test memiliki tanda tangan khusus yang sulit atau bahkan tidak bisa
digandakan oleh orang atau pihak lain yang tidak berwenang. Kemudian
di Indonesia, namun dalam hal ini akan dijelaskan 2 faktor yang sangat penting.
kriminal dan karena itu dapat dipidana oleh pemerintah dengan cara kerja atas
namanya.4
penal policy adalah kriminalisasi. Terkait hal ini beliau mengatakan bahwa
ada juga termasuk kriminalisasi. Jadi, proses kriminalisasi dapat terjadi pada
perbuatan yang sama sekali sebelumnya tidak diancam dengan sanksi pidana,
namun juga dapat terjadi pada perbuatan yang sebelumnya sudah diancam
4
Soerjono Soekanto, Kriminologi: Suatu Pengantar, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981, hlm.62
ancaman pidana. Karena itu kriminalisasi merupakan kebijakan hukum pidana
(penal policy).5
kondisi masyarakat
perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana; dan 2) sanksi apa yang
diatas tidak dapat dilepaskan dari konsepsi integral antara kibijakan kriminal
dijelaskan oleh para ahli ilmu hukum pidana, misalnya Van Hanel, yang
kealpaannya memenuhi semua unsur dari delik seperti yang terdapat di dalam
rumusan delik yang bersangkutan, baik yang telah dinyatakan secara tegas
maupun yang tidak dinyatakan secara tegas, jadi pelaku itu adalah orang yang
bersangkutan”.8
hal mengenai berlakunya hukum sebagai kaidah. Hal itu diungkapkan sebagai
berikut :
7
Ibid, hlm 46-47
8
Ibid, hlm 47
berlakunya oleh warga masyarakat atau kaidah itu berlaku
sosiologis dan filosifis sebab bila kaidah hukum hanya berlaku secara yuridis,
ada kemungkinan kaidah itu merupakan kaidah mati, kalau hanya berlaku
secara sosiologis dalam arti teori kekuasaan, maka kaidah itu menjadi aturan
pemaksa, apabila hanya berlaku secara filosofis kemungkinan kaidah itu hanya
19 dapat dijatuhkan sanksi seperti yang diatur dalam KUHP pasal 267 ayat 1,
pasal 268 ayat 1 dan 2 yaitu pidana penjara selama empat tahun.
sangat berbahaya. Dampak dari pemalsuan ini bisa menimbulkan korban jiwa
apabila orang yang ternyata positif namun menggunakan surat keterangan palsu
kemudian menulari orang lain yang rentan, maka muntuk masyarakat di himbau
9
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hlm. 62-63
Dalam kedua pasal diatas telah mencerminkan pasal yang telah
yang dalam arti sempit hanya polisi tetpi dapat juga mencakup jaksa. Namun di
Indonesia biasanya diperluas pula dengan hakim dan ada kecenderungan kuat
yang ideal dan peranan yang seharusnya dari masing-masing penagak hukum
penyidik adalah menjunjung tinggi hak-hak asasi rakyat dan hukum negara.
peranan yang ideal dari kejaksaan, yaitu sebagai lembaga pemerintah yang
10
Mardjono Reksodipuro, Partisipasi Profesi Hukum Sebagai Penegak Hukum Dalam
Peningkatan Wibawa Penegakan Hukum dalam Hak Asasi Manusia Dalam Sistem Peradilan
Pidana, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum Universitas Indonesia, Jakarta,
1994, hlm. 78
adalah alat negara yang tidak bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana
menegakan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 demi
setiap perkara yang diajukan kepadanya. Berhubungan dengan hal ini, ada
sederhana, cepat dan biaya ringan; (2) pengadilan dalam mengadili menurut
mengaturnya tidak ada atau kurang jelas; 4) advokat, peranan yang ideal
11
Laurensius Arliman S, “Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Di Negara Hukum
Indonesia”, Diaologia Iuridica, Vol 11 Nomor 1, November 2019, hlm 14-15
Halangan-halangan yang mungkin dijumpai pada penerapan yang
konservatisme.
berbeda dalam jajaran penegak hukum, tetapi polisi layak diberi tempat
hasil swab test dan rapid test membuat banyak masyarakat yang tidak jera
sehingga banyak masyarakat lain mengikiuti apa yang dilakukan oleh oknum
yang melakukan itu padahal sudah jelas bahwa yang dilakukan oleh para pelaku
Ketiga, faktor dari masyarakat itu sendiri, dii dalam ilmu hukum
hukum tersebut sejalan, akan tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian
prosesnya, padahal kepastian hukum dan ketertiban umum selalu menuntut agar
13
Moh. Hatta, Beberapa Masalah Penegakan Hukum Pidana Umum & Khusus, Liberty
Yogyakarta, 2009, Yogyakarta, hlm. 38
14
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2005, hlm 1
Hal tersbeut diatas menyebabkan kehidupan hukum dalam
hukum.
yang timbul secara serta merta dari masyarakat dalam kaitannya dengan
yang terdapat dalam manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang
diharapkan ada. Dengan demikian yang ditekankan dalam hal ini adalah nilai-
15
Atang Hermawan Usman, “Kesadaran Hukum Masyarakat Dan Pemerintah Sebagai Faktor
Tegaknya Negara Hukum Di Indonesia”, Wawasan Hukum, Vol.30 No.1 Februari 2014, hlm.28
nilai tentang fungsi hukum dan bukan terhadap kejadian-kejadian yang konkret
masyarakat tentang fungsi apa yang hendaknya dijalankan oleh hukum dalam
persoalannya disini kembali kepada masalah dasar dari validasi hukum yang
yaitu:17
16
Ibid, hlm. 35
17
Ibid, hlm. 36
2. Identification, terjadi bila kapatuhan terhadap kaidah hukum
hukum.
pengawasannya.
1. Pengetahuan hukum
2. Pemahaman hukum
3. Sikap hukum
mencari tahu mengenai pemalsuan suarat hasil swab test dan rapid test pihak
berwenangpun sudah memberikan upaya untuk pengenan hal itu namun tetap
saja masih ada saja oknum yang nekat memalsukan surat hasil swab test demi
18
Ibid, hlm. 37
kepentingannya seakan mereka tidak peduli dengan apa yang akan terjadi
lain.
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun setiap kebudayaan
memiliki sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan dimana pun
lakunya.
dapat dipisahkan dari jiwa dan cara berpikir masyarakat yang mendukung
kebudayaan tersebut. Bahkan, lebih jauh lagi, dapat dikatakan bahwa hukum
bersangkutan.20
19
Soerjono Soekanto, Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar, Rajawali Persada, Jakarta, 1990,
hlm. 182
20
Atang Hermawan Usman, “Kesadaran Hukum Masyarakat Dan Pemerintah Sebagai Faktor
Tegaknya Negara Hukum Di Indonesia”, Wawasan Hukum, Vol. 30 No. 1 Februari 2014, hlm.
35
Kelima, faktor sarana dan fasilitas, tanpa adanya sarana atau
seperti yang diharapkan. Tanpa dukungan sarana atau fasilitas, rasanya sulit
untuk melaksanakan penegakan hukum. Salah satu hambatan yang timbul dari
faktor ini adalah kurangnya dana yang dapat mendukung kelancaran tugas
oprasional para aparat penegak hukum di lapangan, hambatan ini pada akhirnya
wilayah dan rakyatnya untuk mencapai tujuan dalam bernegara. Bagi Indonesia
sendiri, pernyataan tujuan bernegara sudah dinyatakan dengan tegas oleh para
Indonesia, namun secara mendasar pun gagasan awal lahirnya konsep negara,
pemerintah wajib menjamin hak asasi warga negaranya. Memang, dalam teori
legislatif dalam konteks checks and balances dan kebutuhan pelaksanaan aturan
baik, serta keamanan masyarakat. Dengan adanya penegakan hukum yang baik,
akan muncul pula stabilitas yang akan berdampak pada sektor politik dan
yudikatif.
Ketiga, tidak dapat dilupakan pula adanya dua institusi penegakan
hukum lainnya yang berbeda dibawah lembaga eksekutif, yaitu kepolisian dan
semata.22
ditimbulkannya”
(MPR) mengatakan bahwa pencegahan pemalsuan surat hasil swab test (PCR)
dan rapid test Covid-19 dengan memberikan tanda khusus, seperti watermark,
Covid-19 melakukan upaya agar surat atau informasi hasil rapid test dan swab
test memiliki tanda khusus yang sulit atau bahkan tidak digandakan oleh orang
atau pihak lain yang tidak berwenang. Ketua MPR meminta pihak keopolisian
penahanan saja, tetapi terus menggali motivasi apa di balik semua pemalsuan
terhadap adanya upaya penipuan yang berkaitan dengan hasil tes. Kemudian
yang ketiga, seseorang yang hendak bepergian jangan tergoda dengan praktik
23
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-011258110/cegah-pemalsuan-tes-pcr-ketua-
mpr-ri-beri-tanda-khusus-yang-sulit-digandakan-pihak-tak-berwenang diakses pada 20 Juni
2021 pukul 14:34
kemudahan melakukan tes Covid-19 dan juga dalam melakukan validasi surat
Soekarno Hatta sudah ada delapan titik Airport Health Center untuk melakukan
tes Covid-19 baik itu rapid antigen mau pun PCR test. Selain itu guna
aplikasi electronic health alert card (eHAC) milik Kementrian Kesehatan. Surat
hasil tes yang dilakukan di fasilitas kesehatan lain di luar bandara juga dapat
Adapun aplikasi eHAC wajib dimiliki oleh setiap orang yang hendak bepergian
dan internasional untuk mencegah kasus impor. Pengetatan ini akan dilakukan
keterangan swab dan rapid palsu seperti banyaknya kasus yang telah terjadi.
Kemudian Wiku mengatakan menunjukan surat keterangan tes swab dan rapid
24
https://ekonomi.bisnis.com/read/20210108/98/1340510/banyak-surat-swab-palsu-satgas-
covid-19-ini-cara-antisipasinya diakses pada 20 Juni 2021 pukul 14:38
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan praktek kecurangan
menemukannya. Ini bukan hal yang patut untuk dijadikan bahan lelucon dan
bukan lah peraturan tanpa alasan, karena dampak dari pemalsuan ini bisa
keterangan sehat resmi dari pemerintah ialah Kepala Puskesmas di mana orang
dan rapid otoritasnya ada di Kepala Puskesmas dimana sesorang yang akan
sudah online jadi kalau ternyata ada penyimpangan akan ditindak Kepala
mendesak. Disamping itu hanya ada 8 sektor yang diizinkan untuk melakukan
25
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210121190037-37-217890/satgas-covid-19-tes-
pcr-palsu-bisa-timbulkan-korban-jiwa diakses pada 20 Juni 2021 pukul 14:38
perjalanan selama PSBB. Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad
26
https://nasional.okezone.com/read/2020/05/16/337/2215186/antisipasi-pemalsuan-
pemerintah-perketat-penerbitan-surat-bebas-covid-19 diakses pada 20 Juni 2021 pukul
14:40