UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU HUKUM
JAMBI
2023
1
2
A. Latar Belakang
Tujuan didirikannya Negara republik Indonesia adalah untuk melindungi
segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpa darah Indonesia dan untuk
segenap bangsa dan seluruh tumpa darah Indonesia dari setiap bentuk ancaman
dari dalam negeri dan luar negeri pada hakikatnya merupakan salah satu fungsi
tersebut telah memberikan arah politik hukum bagi Indonesia, sehingga setiap
gerak, tindak dan pola, bagi warga negara, negara dan pemerintah harus
penyelenggaraan keamanan.
ras, golongan dan adat istiadat yang tersebar atas ribuan pulau, selain dapat
kekerasan yang berbau SARA dan kerusuhan serta separatisme, seperti yang
saat ini terjadi dibeberapa daerah di Indonesia (maluku, poso, papua nangro
1
aceh darussalam). Keadaan tersebut dapat dikatakan sebagai ancaman
Ancaman integritas itu termasuk makar seperti yang terjadi di aceh, maluku
Tindak pidana makar ada beberapa macam bentuk tindak pidana, seperti
tindak pidana menghilangkan nyawa presiden maupun wakil presiden dan ada
juga perbuatan ingin menyerahkan negara ke negara lain atau kekuasaan asing,
baik dalam arti memenuhi syarat keadilan dan daya guna.2 Lebih lanjut A.
Usaha dan kebijakan untuk membuat peraturan hukum pidana yang baik
1
Jazim Hamidi, dan Eko widiarto, Politik hukum pengaturan tindak pidana makar di
Indonesia, Malang, Jurnal ilmiah.
2
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana perkembangan penyusunan
konsep KUHP Baru, PT. Kencana, Jakarta, 2011, Hal. 26.
3
Ibid., Hal. 27.
2
dan juga merupakan bagian dari penegakan hukum. Jadi kebijakan hukum
enforcement policy)4
Kebijakan hukum pidana dapat diwujudkan melalui tiga tahap yaitu tahap
penjatuhan pidana oleh pengadilan pidana, dan tahap pelaksanaan pidana oleh
diatas.
ada dalam KUHP dan Undang-Undang lainnya yang mengatur tindak pidana
makar. Hal ini dikarenakan masalah tindak pidana makar tersebut dipahami
melalui suatu sudut pandang tertentu, meliputi pengertian, ruang lingkup serta
berupa aturan tertulis itu disusun, dibuat dan diundangkan untuk diberlakukan
sebagai hukum positif (ius Constitutum), akan menjadi efektif dan dirasakan
4
Ibid., Hal.28.
5
Barda Nawawi Arief, Masalah penegakan..., Op.Cit., Hal.78-79.
3
dipertahakan sebagai salah satu sarana untuk “Social defence” dalam arti
suatu negara maupun ingin memisahkan diri, dan perbuatan ini dapat
mengakibatkan situasi yang kurang kondusif dalam suatu negara dan ini sering
sudah tidak sejalan atau adanya perbedaan dan cara berfikir dengan negaranya,
akan tetapi makar juga disebabkan oleh adanya ketidak keadilan dalam suatu
daerah sehingga orang dan kelompok ini merasa tidak diperhatikan oleh
negara, dan jika dibiarkan akan menjadi suatu gejolak dan akan menciptakan
Menurut Barda Nawawi Arief, “salah satu tujuan pidana dan hukum
pidana adalah penanggulan kejahatan”.6 Namun dilihat dari efek atau manfaat
pencegahan yang ingin dihasilkan tampaknya sampai saat ini dapat dikatakan
belum berhasil hal itu tampak dari kurang tegasnya hakim untuk memberikan
hukuman yang berat kepada para pelaku makar sehingga tidak ada efek jera
lanjut yang akan dituangkan dalam bentuk Proposal Disertasi yang berjudul
6
Barda Nawawi arief,Kebijakan legislatif dalam penaggulangan dengan pidana penjara,
badan penerbit Universitas Diponegoro, 1996. Hal.85-86.
4
B. Rumusan Masalah
C. Landasan Teoritis
masyarakatan yang majemuk, mempunyai banyak aspek, dimensi, dan fase bila
di ibaratkan benda ia bagaikan permata, yang tiap irisan dan sudutnya akan
memandangnya.8
Hukum dalam arti luas, sama artinya dengan aturan, kaidah, atau norma.
Norma itu sangat luas, karena seluruh alam semesta ini diatur oleh norma-
norma tertentu, sehingga alam ini menjadi tertib dan teratur. Norma merupakan
Dibelakang norma terdapat nilai, yang menjadi dasar dari norma. Norma itu
sangat luas, karena seluruh alam semesta ini diatur oleh norma-norma tertentu,
7
Badar Nawawi arief, Op.,Cit. Hal. 24.
8
Imam Syukani dan A. Ahsin Thorari , Dasar-dasar politik hukum,Cet. 7, PT. Raja
Grafindo Persada, Jkarta, 2011. Hal.1.
5
sehingga alam ini menjadi tertib dan teratur.9 Norma merupakan anggapan
ketentuan tentang;
tertentu yang disertai dengan ancaman sanksi berupa pidana (staft) bagi
tersebut.10
6
terpeliharanya ketertiban umum, secara khusus sebagai hukum publik, hukum
yang menyerangnya;
melindungi;
dilindungi.
Pengertian pidana itu sendiri itu adalah hukuman. Istilah pidana lebih
tepat dari istilah hukuman, karena hukum sudah lazim terjemahan dari Recht
syarat tertentu itu atau dapat juga dikatakan dengan tindakan tata tertib.11
tindak pidana yang terjadi seharusnya diperoses melalui jalur hukum, jadi
hukum dipandang sebagai satu satunya sarana bagi penyelesaian terhadap suatu
tindak pidana
7
dipertanggung-jawabkan atas tindakanya dan yang oleh Undang-Undang
telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum.12
Dalam hal ini ada hubunganya dengan asas legalitas, yang mana tiada
maka barang siapa yang melanggar larangan tersebut dan larangan tersebut
sudah diatur dalam undang-undang maka bagi para pelaku dapat dikenai sanksi
Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana
disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar
aturan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah
perbuatan yang dilarang hukum dan diancam pidana asal saja dalam hal
itu diingat bahwa larangan ditujukan pada perbuatan (yaitu kejadian atau
keadaan yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedang ancaman
pidananya ditujukan pada orang yang menimbulkan kejahatan.13
a. Melawan Hukum;
b. Merugiakan Masyarakat;
Poin yang menentukan dari syarat ialah penekanan pada hal yang bersifat
dilarang oleh aturan yang berlaku. Dan aturan yang dipakai untuk
8
2. Undang-Undang / Peraturan Pidana lainya yang merupakan
Hukum pidana.
tindak pidana makar, yang tercantum dalam Pasal 104, 106, dan 107 KUHP,
hukum atas keselamatan dan keamanan kepala negara segera dari perbuatan-
negara.
ditempuh dengan;
9
Sudarto, ”tindakan represif sebenarnya dapat juga dipandang sebagai Perevensi
dalam penegertian luas. Demkian juga dengan tindakan kuratif, yang pada
hakikatnya juga merupakan upaya prefentif dalam arti luas yakni dalam usaha
penanggulangan kejahatan”.16
kejahatan bukan hanya tugas aparat penegak hukum tetapi juga tugas aparat
dari Marcl Ancel adalah “suatu ilmu sekaligus seni yang pada akhirnya
dirumuskan secara lebih baik dan untuk memberi pedoman tidak hanya pada
16
Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung 1986, Hal. 118-121.
17
Moh, Hatta, Pengakan hukum dalam rangka penanggulangan kejahatan, Pustaka
pelajar, yogyakarta, 2010, Hal.39.
18
Ibid., Hal. 39-40.
10
putusan pengadilan”19 kebijakan kriminal ini pun tidak terlepas dari kebijakan
yang lebih luas yaitu kebijakan sosial (Sosial policy) yang terdiri dari upaya /
pada tercapainya tujuan dan kebijakan sosial itu berupa sosial welfare dan
sosial defance.20
pemilihan untuk mencapai hasil perundang – undangan yang paling baik dalam
arti memenuhi syarat keadilan dan daya guna. Politik hukum pidana berarti
keadaan dan situasi dan pada waktu dan masa yang akan datang.21
19
Barda Nawawi Arief , Bunga rampai...., Op.Cit. Hal.19.
20
Moh.Hatta, penegakan hukum..., Op.Cit,. Hal.37-38.
21
Barda Nawawi Arief, Bunga rampai..., Op.Cit. Hal.23.
11
kebijakan hukum pidana dari pemerintah diharapkan dapat menanggulangi
keadilan. Di antara teori-teori itu antara lain: teori keadilan Plato dalam
theory of justice dan teori keadilan Hans Kelsen dalam bukunya general
12
bahwa lebih baik tunduk pada hukum yang sah daripada
mengelak darinya.
2) Teori Keadilan Aristoteles
Pandangan Aristoteles tentang keadilan bisa
didapatkan dalam karyanya nichomachean ethics, politics,
dan rethoric. Pada pokoknya pandangan keadilan ini sebagai
suatu pemberian hak persamaan tapi bukan persamarataan.
Keadilan ini berfokus pada distribusi, honor, kekayaan, dan
barang-barang lain yang sama-sama bisa didapatkan dalam
masyarakat.
3) Teori Keadilan Roscoe Pound
Pound melihat keadilan dalam hasil-hasil konkrit yang
biasa diberikannya kepada masyarakat. Ia melihat bahwa
hasil yang diperoleh itu hendaknya berupa pemuasan
kebutuhan manusia sebanyak-banyaknya dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya, singkatnya social
engineering yang semakin efektif.
4) Teori Keadilan John Rawls
John Rawls yang dipandang sebagai perspektif
Liberal egalitarian of social justice, berpendapat bahwa
keadilan adalah kebajikan utama dari hadirnya institusi-
institusi sosial (social institutions). Tidak ada pembedaan
status kedudukan atau memiliki posisi lebih tinggi antara
satu dengan yang lainnya, sehingga satu pihak dengan yang
lainnya dapat melakukan kesepakatan yang seimbang.
22
Marwan Effendy, Teori Hukum dan Perspektif Kebijakan, Perbandingan dan
Harmonisasi Hukum Pidana, Referensi ME Centre Group, Jakarta, 2014, hal. 74.
13
Dengan adanya perkembangan masyarakat tersebut maka hukum pun
Rancangan KUHP dan isu-isu lain yang aktual seputar hukum pidana.
Sudikno Mertokusumo:
tujuan hukum yang harus dicapai, yakni tercapainya asas keadilan, asas
23
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2007,
hal. 160.
14
manusia selalu bertentangan satu sama lain. Selanjutnya ia menjelaskan
bahwa:
bahwa:
24
L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Terjemahan: Mr. Oetarid Sadino, Cetakan
Kedua puluhenam, Pradya Paramitha, Jakarta, 1996, hal. 26.
25
Mochtar Kusumaatmadja dan B. Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum, Suatu
Pengenalan Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 2000, hal. 52-53.
26
Bernard Arief Sidharta, Refleksi tentang Struktur Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung,
2009, hal. 190.
15
Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa beberapa asas yang
16
Agung Oliver Wendell Holmes bahwa, hukum adalah bukan apa yang
30
Marwan Efendy, Op Cit, hal., 254.
31
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal. 5.
17
hakim malah mengganggu kedamaian di dalam pergaulan
hidup.32
18
seseorang telah melanggar hukum harus dibuktikan dahulu
kebenarannya secara cermat dan teliti karena adanya asas
praduga tidak bersalah (Presumption of Innocent).35
damai.36 Dalam hal ini hukum yang telah dilanggar itu harus ditegakkan,
bertindak secara tegas dan keras terhadap anak sebagai pelaku tindak
pidana.
35
Leden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana, Penyelidikan dan Penyidikan,
Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal. 3.
36
Ibid.
19