Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HUKUM ACARA PIDANA

Tentang

Pengertian,fungsi,tujuan dan sifat hukum acara pidana

Di dusun oleh :

Raja pramana 2113030044

Arijal arifa 2113030009

Afri yelmi 2113030107

Septia dalfiazani 2113030120

Dosen pengampu:

ERIK SEPRIA, SHI.,MH

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN) IMAM BONJOL PADANG

TAHUN 2023 M / 1445 H


KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang puji syukur atas
kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan hinayahnya serta sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat nya dari zaman
jahiliyah hingga zaman islamiyah seperti sekarang ini. Berkat karunia dan hidayah-Nya kita berkumpul di
kelas x saat ini. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiin.

Mudah-mudahan makalah yang penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam makalah ini
penulis membahas mengenai materi “ Pengertian,fungsi,tujuan dan sifat hukum acara pidana “. Penulisan
dan pembuatan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah hukum
acara pidana .Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan
saran. Sumber materi ini saya dapatkan pada beberapa buku dan jurnal yang memang membahas mengenai
materi ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna namun saya berharap makalah ini bisa menjadi
referensi bagi rekan-rekan yang ikut serta membaca.

Padang,31 juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian hukum acara pidana


2. Fungsi hukum acara pidana
3. Tujuan hukum acara pidana
4. Sifat hukum acara pidana
5. Subjek dan objek hukum acara pidana

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum acara pidana memiliki suatu peraturan atau sistem yang mengatur tata cara penuntutan dan
penyelesaian suatu tindak pidana dalam sistem hukum suatu negara. Hukum acara pidana menjadi penting
karena berhubungan langsung dengan perlindungan hak asasi manusia, prinsip keadilan, dan kepastian
hukum.Sistem hukum acara pidana bertujuan untuk menciptakan suatu proses hukum yang adil dan
transparan. Prosedur hukum yang jelas dan terstandarisasi dalam acara pidana memberikan perlindungan
kepada tersangka, korban, dan setiap pihak yang terlibat dalam proses peradilan pidana.

Hukum acara pidana juga berkaitan dengan perlunya menjamin bahwa penyelidikan, pengumpulan
bukti, pemeriksaan terdakwa, persidangan, dan putusan hukum dilakukan dengan cara yang sesuai dengan
hukum dan memenuhi standar keadilan. Hukum acara pidana juga memiliki peran penting dalam
meminimalisir risiko kesalahan hukum, penyalahgunaan kekuasaan, dan diskriminasi.

Selain itu,hukum acara pidana juga melibatkan upaya untuk menghindari tindak pidana yang tidak
terbukti atau inkonsistensi dalam proses peradilan pidana. Dengan adanya peraturan dan ketentuan yang
jelas, efisien, dan proporsional dalam hukum acara pidana, diharapkan keadilan dapat tercapai dan
masyarakat bisa memiliki kepercayaan terhadap sistem peradilan pidana negara.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat di simpulkan rumusan masalahnya sebagai berikut;

1.Apa pengertian dari hukum acara pidana?

2.Apa saja fungsi dari hukum acara pidana?

3.Apa saja tujuan dari hukum acara pidana?

4.Apa saja sifat dari hukum acara pidana?

C. Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui pengertian dari hukum acara pidana

2.Untuk mengetahui fungsi dari hukum acara pidana

3.Untuk mengetahui tujuan dari hukum acara pidana

4.Untuk menegetahui sifat dari hukum acara pidana


BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian hukum acara pidana

Definisi hukum acara pidana tidak didefinisikan secara eksplisit dalam Undang-Undang No. 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana, tetapi hanya mengatur pengertian-pengertian dari setiap bagian hukum
acara pidana, seperti penyelidikan, penyidikan, penangkapan, penahanan, upaya hukum,
penyitaan,penggeledahan, memeriksa, mengadili, praperadilan, putusan Pengadilan dan lain-lain1

Hukum acara atau Hukum Formal adalah peraturan hukum yang mengatur tentang cara bagaimana
mempertahankan dan menjalankan hukum materiil. Fungsinya menyelesaikan masalah yang memenuhi
norma-norma larangan hukum materiil melalui suatu proses dengan berpedomankan kepada peraturan
yangbdicantumkan dalam hukumBacara2

Adapun menurut beberapa ahli mengemukakan pengertian dari hukum acara pidana sebagai berikut:

1. Prof. Dr. Wirjono ProdjodikoroPeraturan yang mengatur tentang bagaimana cara alat-alat perlengkapan
pemerintah melaksanakan tuntutan, memperoleh Keputusan Pengadilan, oleh siapa Keputusan Pengadilan
itu harus dilaksanakan, jika ada seseorang atau kelompok orang yang melakukan perbuatan pidana.

2. Menurut Van BemellenHukum acara pidana yaitu kumpulan ketetapan hukum yang mengatur negara
terhadap adanya dugaan terjadinya pelanggaran pidana, dan untuk mencari kebenaran melalui alat-alatnya
dengan cara diperiksa di persidangan dan diputus oleh hakim dengan menjalankan putusan tersebut.

1 Yesmil Anwar dan Adang, Sistem peradilan pidana (Konsep, komponen dan pelaksanaannya dalam penegakan hukum di

Indonesia), Widya Padjadjaran, Bandung, 2009, hlm. 33.

2 R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, PT Raja Grafindopersada, 2011, hlm 193
3. Menurut Van ApeldoornHukum acara pidana yaitu peraturan yang mengatur cara begaimana pemerintah
dapat menjaga kelangsungan pelaksanaan hukum pidana materiil.

4. Menurut Bambang PoernomoDalam arti sempit, hukum acara pidana yaitu kumpulan peraturan tentang
prosespelaksanaanhukumacara pidana, dandalamarti luasnya yaitu kumpulan peraturan pelaksanaan hukum
acara pidana ditambah dengan peraturan lain yang berkaitan dengan itu. Dalam arti sangat luas, ditambah
lagi dengan peraturan tentang alternatif jenis pidana.

5. Menurut SimonHukum acara pidana bertugas mengatur cara-cara negara dengan alat perlengkapannya
mempergunakan wewenangnya untuk memidana dan menjatuhkan pidana.

6. Menurut SudartoHukum acara pidana adalah aturan-aturan yang memberikan petunjuk apa yang harus
dilakukan oleh pada penegak hukum dan pihak-pihak lain yang terlibat didalamnya apabila ada persangkaan
bahwa hukum pidana dilanggar.

7. Menurut Seminar Nasional Pertama Tahun 1963Hukum acara pidana adalah norma hukum berwujud
wewenang yang diberikan kepada negara untuk bertindak adil, apabila ada prasangka bahwasanya hukum
pidana dilanggar.

Hukum acara pidana memiliki dua arti yaitu materiil dan formil

Hukum Pidana Materiil ialah hukum yang mengatur perumusan dari kejahatan dan pelanggaran
serta syarat-syarat bila seseorang dapat di hukum. Hukum Pidana Materiil membedakan adanya:3

a) Hukum Pidana Umum

b) Hukum Pidana Khusus, misalnya Hukum Pidana Pajak (seseorang yang tidak dapat membayar pajak
kendaraan bermotor, hukumannya tidak terdapat dalam Hukum Pidana Umum, akan tetapi diaturtersendiri
dalam Undang-Undang (Pidana Pajak).

Sedangkan Hukum pidana Formil ialah hukum yang mengatur cara-cara menghukum seseorang
yang melanggar peraturan pidana (merupakan pelaksanaan dari Hukum Pidana Materiil). Dapat juga
dikatakan bahwa Hukum Pidana Formil atau Hukum Acara Pidana memuat peraturan-peraturan tentang
bagaimana memelihara atau mempertahankan Hukum Pidana Materiil,dan karena memuat cara-cara untuk

3 C.S.T. Kansil danChristine S.T.Kansil, LatihanUjianHUKUM PIDANA, Sinar Grafika, Jakarta, 2001, hlm. 11-12.
menghukum seseorang yang melanggar peraturan pidana,maka hukum ini dinamakan juga Hukum
AcaraPidana

2.Fungsi Hukum Acara Pidana

Adapaun fungsi hukum pidana formil atau hukum acara pidana adalah untukmengimplementasikan
hukum pidana materiil, artinya mengatur bagaimana negara menggunakan perangkatnya untuk
merealisasikan kekuasaannya untuk menghukum atau membebaskan pelaku kejahatan.

Van Bemmelen dalam bukunya “Leerboek van het Nederlandes Strafprocessrecht4yang disitir oleh Rd.
Achmad S. Soema Dipradja menyatakan:

“Bahwa pada pokoknya hukum acara pidana mengatur hal-hal:

1. Diusutnya kebenaran dari adanya persangkaan dilarangnya undang-undang pidana oleh alat-alat negara
yang khusus diadakan untuk keperluan tersebut.

2. Diusahakan diusutnya para pelaku dari perbuatan itu.

3. Diikhtiarkan segala daya upaya agar para pelaku dari perbuatan tersebut dapat ditangkap jika perlu untuk
ditahan.

4. Alat-alat bukti yang telah diperoleh dan terkumpul hasil pengusutan juga diusahakan agar tersangka
dapat dihadapkan kepada Hakim.

5. Menyerahkan kepada Hakim untuk diambil keputusan tentang terbukti tidaknya daripada perbuatan
yang disangka dilakukan oleh tersangka dan tindakan atau hukuman apakah yang akan diambil atau
dijatuhkan.

4 Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hlm. 19
Adapun menurut Bambang Poernomo bahwa tugas dan fungsi hukum acara pidana melalui alat
perlengkapannya, ialah5;

1 untuk mencari dan menemukan fakta menurut kebenaran

2 menerapkan hukum dengan keputusan berdasarkan keadilan

3 melaksanakan keputusan secara adil.

3.Tujuan Hukum Acara Pidana

Tujuan hukum acara pidana telah ditentukan di dalam KUHAP yang telah dijelaskan sebagai berikut:
“Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati
kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum
acara pidana secara jujur dan tepat dengan tujuan mencari siapakah pelaku yang dapatdidakwakan
melakukan suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan
guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang
didakwa itu dapat dipersalahkan.”

Menurut Van Bemmelen mengemukakan tiga tujuan hukum acara pidana yaitu:

1. Mencari dan mengemukakan kebenaran.

2. Pemberian keputusan oleh hakim.

3. Pelaksanaan keputusan.

Adapun Tujuan daripada hukum acara pidana sebagaimana telah dirumuskandalam pedoman
pelaksanaan KUHAP tahun 1983 dan tercantum dalam Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor:
M.01.PW.07.03 tentang pedoman Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, bahwa tujuan
dari hukum acara pidana yaitu:

5 Bambang Poernomo, Pola Dasar Teori dan Azas Umum Hukum Acara Pidana, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 1988, hlm. 29.
1. Untuk mencari dan mendapatkan atau setidaknya mendekati kebenaran materiil ialah kebenaran yang
selengkap-lengkapnya dari suatu perkara dipidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana
secara jujur dan tepat.

2. Untuk mencari siapa pelakunya yang dapat didakwakan melakukan pelanggaran hukum dan selanjutnya
meminta pemeriksaan dan putusan dari Pengadilan guna menentukan apakah terbukti bahwa suatu tindak
pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan.

3. Setelah putusan Pengadilan dijatuhkan dan segala upaya hukum telah dilakukan dan akhirnya putusan
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka hukum acara pidana mengatur pola pokok acara pelaksanaan
dan pengawasan dari putusan tersebut.

Tujuan hukum acara pidana pada hakikatnya untuk melindungi kepentingan hukum individu dan
kepentingan hukum masyarakat. Maka dari itu, hukum acara pidana menyeimbangkan hukum keduanya
(Terdakwa dan korban). Selain itu, tujuan hukum acara pidana juga untuk mencari kebenaran dan
mendapatkan kebenaran suatu kasus pidana berdasarkan apa yang sebelumnya para ahli telah kemukakan
tentang pengertian hukum pidana. Para penegak hukum mulai dari Polisi, Jaksa hingga Hakim, dalam
menyidik, menuntut dan mengaadili suatu perkara harus selalu berdasarkan fakta dan keharusan menurut
apa yang terjadi, aparat penegak hukum perlu memahami hukum acara pidana untuk menyelesaikan
permasalahan hukum semata-mata untuk mencapai tujuan hukum acara pidana.

4.Sifat Hukum Acara Pidana

Dapat dilihat bahwasannya sifat hukum acara pidana ini adalah harus dipandang dari 2 ( dua ) optik
kepentingan yang fundamental sifatnya.

Pertama, dari optik kepentingan masyarakat itu sendiridalam artian bahwa kepentingan masyarakat
harus dilindungi yang mana hal ini merupakan sifat hukum acara pidana sebagai bagian dari Hukum Publik
( Public Law ). Karena bertugas melindungi kepentingan masyarakat maka konsekuensi logisnya haruslah
diambil tindakan tegas bagi seorang yang telah melanggar suatu peraturan hukum pidana sesuai dengan
kadar kesalahannya ( asas equality of law ) yang mana tindakan tegas dimaksudkan sebagai sarana guna
keamanan, ketentraman dan kedamaian hidup bermasyarakat.

Kedua, dari aspek kepentingan orang yang dituntut dalamartian hak - hak dari orang yang dituntut
dipenuhi secara wajar sesuai ketentuan hukum positif dalam konteks negara hukumrechtsstaat ) maka oleh
karena itu orang tersebut haruslah mendapatkan perlakuan secara adil sedemikian rupa, sehingga jangan
sampai ditemukan seorang yang tidak melakukan tindak pidana tidak dijatuhi hukuman atau apabila orang
tersebut memang telah melakukan tindak pidana, jangan sampai mendapat hukuman yang terlalu berat yang
tidak seimbang dan sepadan dengan kadar kesalahannya.

Adapun menurut suyanto6 “Dengan bertitik tolak bahwa hukum acara pidana merupakan bagian dari
hukum publik (public law) dan hukum yang mempertahankan esensi dari hukum pidana, sifat hukum acara
pidana tersebut haruslah memberikan kepastian prosedur dan rasakeadilan, baik dari anasir orang yang
dituntut maupun dari kepentingan masyarakat itu sendiri”.

Dan menurut lilik mulyadi dia mengemukakan:7

“Sifat hukum acara pidana itu: Pertama, ketentuan-ketentuannya bersifat memaksa (dwingen recht).
Oleh karena itu, sifat hukum acara pidana akan melindungi kepentingan bersama guna menjaga keamanan,
ketentraman dan kedamaian hidup bermasyarakat. Karena bersifat memaksa, negara tetap melakukan
penindakan terhadap pelakunya dan dapat dikatakan lebih jauh, hal ini tidaklah bergantung kepada pribadi-
pribadi,apakah akan dilakukan penindakan ataukah tidak, terkecuali terhadap tindak pidana aduan (Klacht-
delict). Kedua, sifat hukum acara pidana mempunyai dimensi perlindungan terhadap Hak Azasi Manusia
(HAM). Maka dari itu, konsekuensi logis dari negara hukum (Rechtstaat), hukum acara pidana juga bersifat
melindungi kepentingan dari hak-hak orang yang dituntut (tersangka/Terdakwa). Dengan demikian, hukum
acara pidana menghendaki agar orang tersebut mendapat perlakuan secara adil sehingga dihindari adanya
kesalahan mengadili seseorang (Error in Persona)”.

5. Subjek dan objek hukum acara pidana

Dalam hukum acara pidana, subjek hukum acara pidana adalah pihak-pihak yang terlibat dalam
proses peradilan pidana, yaitu:

1. Tersangka: Orang yang diduga melakukan tindak pidana dan sedang dalam proses penyelidikan atau
penyidikan.

2. Terdakwa: Orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka dan diadili di pengadilan.

3. Penuntut Umum: Pejabat yang bertugas sebagai pengacara negara dalam mengajukan dakwaan terhadap
tersangka dan menghadapkan terdakwa ke pengadilan.

6 Suyanto, Hukum Acara Pidana, Zifatama Jawara, Sidoarjo, 2018, hlm. 13

7 Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana Normatif, Teoretis, Praktik dan Permasalahannya,Alumni, Bandung, 2012, hlm. 11-12
4. Penasihat Hukum Tersangka/Terdakwa: Pengacara yang berperan membantu dan mewakili kepentingan
hukum tersangka/terdakwa.

5. Hakim: Pejabat yang bertugas mengadili perkara pidana, menilai bukti-bukti, dan memutuskan vonis.

6. Saksi: Orang yang memberikan keterangan atau bukti dalam persidangan untuk membantu
menyelesaikan perkara pidana.

7. Ahli: Orang yang memiliki pengetahuan khusus dalam bidang tertentu dan memberikan pendapat ahli
untuk membantu penegak hukum atau hakim dalam memutus perkara pidana.

8. Korban: Orang yang menderita kerugian fisik, psikologis, atau materiil akibat tindak pidana.

Objek hukum acara pidana adalah tindak pidana itu sendiri, bukti-bukti yang terkait dengan tindak
pidana, serta aturan hukum yang berlaku dalam proses peradilan pidana.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Hukum Acara Pidana adalah keseluruhan aturan hukum yang mengatur bagaimana Negaradengan
menggunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk memidana ataumembebaskan
pidana.Proses beracara dalam acara pidana adalah sebuah pedoman untuk mengumpulkan
data,mengolahnya, menganalisa serta mengkonstruksikannya. Proses beracara dalam hukum
pidanamencakup tiga hal, yaitu sah tidaknya suatu penangkapan atau penahanan (Pasal &
KUHAP), pemeriksaaan sah tidaknya suatu penghentian penyidikan atau penuntutan (Pasal 80
KUHAP), pemeriksaan tentang permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi akibat tidak
sahnya penangkapan atau penahanan atau akibat sahnya penghentian penyidikan (Pasal 81 KUHAP)

B Saran
Saran dari penyusun yaitu sebaiknya dalam bercara pidana prosesnya lebih diperbaik lagi
karenamasih ada yang merasa bahwa dalam beracara pidana masih sangat merepotkan danmenghabiskan
biaya yang banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Yesmil Anwar dan Adang, Sistem peradilan pidana (Konsep, komponen dan pelaksanaannya dalam
penegakan hukum di Indonesia), Widya Padjadjaran, Bandung, 2009, hlm. 33.

R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, PT Raja Grafindopersada, 2011, hlm 193

Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hlm. 19

Bambang Poernomo, Pola Dasar Teori dan Azas Umum Hukum Acara Pidana, Penerbit Liberty,
Yogyakarta, 1988, hlm. 29.

Suyanto, Hukum Acara Pidana, Zifatama Jawara, Sidoarjo, 2018, hlm. 13

Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana Normatif, Teoretis, Praktik dan Permasalahannya,Alumni, Bandung,
2012, hlm. 11-12

C.S.T. Kansil danChristine S.T.Kansil, LatihanUjianHUKUM PIDANA, Sinar Grafika, Jakarta, 2001,
hlm. 11-12.
Adami, Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana bagian I, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Andi, Hamzah, 1983, Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

A.Z. Abidin Farid, 1983, Bunga Rampai Hukum Pidana, Pen. Pradnya Paramita, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai