Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGANTAR HUKUM ACARA PIDANA


Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum acara pidana

Dosen Pengampu : Dodo Mustakid, S.H, M.Pd,

Di Susun Oleh :

Andriyan Putra Pratama

Raihan Amir Ilham Madani

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
Jl. Widarasari lll, Sutawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 4515
KATA PENGANTAR

S yukur Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, penulis sangat berbahagia serta bersyukur


kepada Allah yang telah memberikan Kekuatan-Nya kepada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Berbagai kendala dihadapi begitu rupa untuk
menyelesaikan maklah ini. Namun akhirnya, semana terlewati dan makalah terlselesaikan
yang mana penulis beri judul Pengantar Hukum Acara Pidana.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan beberapa referensi dan tidak
memindahkan begitu saja dari internet. Hal ini dilakukan agar penulis dapat memahami
materi tersebut dan menjadi bahan ajar untuk pengembangan diri penulis.

Dalam penulisan makalah ini, penulis masih dalam tahap belajar tentu masih banyak
kekurangan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca agar dalam makalah selanjutnya penulis dapat menyajikan dalam bentuk yang
lebih baik.

Penulisan makalah ini tidak mungkin dapat terealisasikan tanpa bantuan dan dorongan
dari pihak-pihak tertentu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini
izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak Dodo
Mustakid selaku dosen pengajar mata kuliah Hukum Acara Pidana, Kepada kedua orangtua
dan juga rekan-rekan kelas yang selalu mendukung.

Cirebon, 7 Februari 2023

Andriyan Putra Pratama

Halaman | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................2
BAB I PEMBUKAAN
1. Latar Belakang.............................................................................3
2. Rumusan Masalah........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi Hukum Acara Pidana......................................................4
2. Hukum Acara Pidana dalam arti Materiil dan Formil..................5
3. Tujuan Hukum Acara Pidana.......................................................5
4. Fungsi Hukum Acara Pidana........................................................5
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan...................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................7

Halaman | 2
BAB I
PEMBUKAAN
1. Latar Belakang
Hukum acara pidana atau yang biasa disebut hukum pidana formil merupakan bagian
dari keseluruhan aturan hukum yang ada di Negara Indonesia, yang mana berfungsi untuk
menjalankan hukum pidana materiil, agar tercapai keadilan dalam proses berperkara baik
bagi korban maupun pelaku1. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
diundangkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
yang terdiri dari 22 bab dan 286 Pasal. Tujuan hukum acara pidana adalah untuk mencari,
mendapatkan atau mendekati kebenaran materiil, yakni kebenaran yang selengkap-
lengkapnya dari suatu perkara pidana2. Tercapainya tujuan hukum acara pidana, maka
diperlukan suatu sistem peradilan pidana.
Sistem Peradilan Pidana yang merupakan terjemahan dari Criminal Justice System secara
singkat dapat diartikan sebagai suatu sistem hukum dalam suatu masyarakat untuk
menanggulangi masalah kejahatan agar berada dalam batas-batas toleransi masyarakat,
struktur bagian dari sistem ini yaitu Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Lembaga
Pemasyarakatan dan Advokat3. Substansi dari sistem peradilan pidana Indonesia adalah apa
yang diundangkan dalam KUHAP dan ketentuan-ketentuan lain di luar KUHAP yang secara
keseluruhan menjadi satu sistem kaidah.4 Salah satu substansi dari sistem peradilan pidana di
Indonesia adalah mengatur terkait penyelesaian perkara pidana. Adapun tahapan-tahapan
penyelesaian perkara pidana meliputi tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
pemeriksaan di sidang pengadilan, putusan dan upaya hukum sampai pada putusan tersebut
dinyatakan berkekuatan hukum tetap dan dilakukan eksekusi.

2. Rumusan Masalah
1) Apa Definisi dari Hukum Acara Pidana ?
2) Apa Hukum Acara Pidana dalam arti Materiil dan Formil ?
3) Apa Tujuan Hukum Acara Pidana ?
4) Apa Fungsi Hukum Acara Pidana ?

1
Jaya, dkk. 2016: 21
2
Mulyadi, 2012: 12
3
Yuliartini, 2015. dalam https://ejournal.undiksha.ac.id
4
Pangaribuan, 2016: 46

Halaman | 3
BAB II
PEMBAHASAAN
1. Definisi Hukum Acara Pidana
Dikalangan para sarjana banyak dijumpai difinisi hukum acara pidana, namun pada
intinya mengandung makna dan tujuan yang sama.
Seperti oleh Prof. DR Wirjono Projodikora, mendifinisikan sbb : Jika suatu perbuatan
dari seorang tertentu menurut peraturan hukum pidana merupakan perbuatan yang diancam
dengan hukuman pidana, jadi jika ternyata ada hak badan pemerintah yang bersangkutanm
untuk menuntut seorang guna mendapat hukuman pidana, timbul soal cara bagaimana hak
menuntut itu dapat dilaksanakan, cara bagaimana akan didapat suatu putusan Pengadilan,
cara bagaimana dan oleh siapa suatu putusan Pengadilan yang menjatuhkan suatu hukuman
pidana, harus dijalankan. Hal ini semua harus diatur dan peratura inilah yang dinamakan
hukum acara pdana.5
MR. S. M. Amin , mendifinisikan sbb : Kumpulan ketentuan-ketentuan dengan tujuan
memberikan pedoman dalam usaha mencari kebenaran dan keadilan bila terjadi perkosaan
atas suatu ketentuan hukum dalam hukum materiil, berartimemberikan kepada hukum acara
ini , suatu hubungan yang meng’abdi” terhadap hukum materiil.6
Secara keseluruhan Hukum Pidana dapat dibedakan menjadi hukum pidana material dan
hukum pidana formal. Hukum pidana formal menurut R. Soesilo dikatakan bahwa hukum
pidana formal itu adalah kumpulan peraturan-peraturan hukum yang memuat ketentuan-
ketentuan tentang :
a. Cara bagaimana harus diambil tindakan-tindakan jika ada sangkaan bahwa telah
terjadi suatu tindak pidana, cara bagaimana mencari kebenaran-kebenaran tentang
tindak pidana apakah yang telah dilakukan.
b. Setelah ternyata bahwa ada suatu tindak pidana yang dilakukan, siapa dan cara
bagaimana harus mencari, menyelidiki dan menyidik orang-orang yang disangka
bersalah terhadap tindak pidana itu, cara menangkap, menahan, dan memeriksa
orang itu.
c. Cara bagaimana mengumpulkan barang-barang bukti, memeriksa, menggeledah
badan dan tempat-tempat lain serta menyita barang-barang itu untuk
mambuktikan kesalahan tersangka.
d. Cara bagaimana pemeriksaan dalam sidang pengadilan terhadap terdakwa oleh
hakim sampai dapat dijatuhkan pidana.
e. Oleh siapa dan dengan cara bagaimana putusan penjatuhan pidana itu sendiri
dilakukan dan atau dengan singkat dapat dikatakan: yang mengatur tentang cara
bagaimana mempertahankan atau menyelenggarakan hukum pidana material,
sehingga memperoleh keputusan hakim dan cara bagaimana isi keputusan itu
harus dilaksanakan.7

5
Prof. DR Wirjono Prodjodikoro, SH, Hukum Acara Pidana di Indonesia, h 15
6
Mr. S.M Amin, Hukum Acara Pengadilan Negeri, h.15
7
R Soesilo, Hukum Acara Pidana, Prosedur Penyelesaian Perkara Pidana Menurut KUHAP Bagi Penegak
Hukum

Halaman | 4
2. Hukum Acara Pidana dalam arti Materiil dan Formil
Hukum Pidana Materiil ialah hukum yang mengatur permusan dari kejahatan dan
pelanggaran serta syarat-syarat bila seseorang dapat di hukum. Hukum Pidana Materiil
membedakan adanya.8
a. Hukum Pidana Umum
b. Hukum Piana Khusus, misalnya Hukum Pidana Pajak (seseorang yang tidak
dapat membayar pajak kendaraan bermotor, hukumanya tidak terdapat dalam
Hukum Pidana Umum, akan tetapi diatur tersendri dalam Undang - Undang
Pidana Pajak)
Sedangkan Hukum Pidana Formil ialah Hukum yang mengatur cara-cara menghukum
seseorang yang melanggar peraturan pidana (merupakan pelaksanaan dari Hukum Pidana
Materiil). Dapat juga dikatakan bahwa Hukum Pidana Formil atau Hukum Acara Pidana
memuat peraturan-peraturan tentang bagaimana memelihara atau mempertahankan Hukum
Pidana Materiil, dan karena memuat cara-cara untuk menghukum seseorang yang melanggar
peraturan pidana, maka hukum ini dinamakan juga Hukum Acara Pidana.9

3. Tujuan Hukum Acara Pidana


Pedoman pelaksanaan KUHAP, memberi penjaelasan tentang tujuan hukum acara pidana
adalah untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendapati kebenaran material,
ialah kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan
ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat, dengan tujuan untuk mencari siapakan
pelaku yang dapat didakwa melakukan suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta
pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu
pindak pidana telah dilakukan dan apakah orang didakwa itu dapat dipersalahkan.
Demikian juga pendapat Simons dan Mr .J. M. Van Bemmelen mengatakan pada intinya
tujuan Hukum Acara Pidana adalah “mencari kebenaran materiil , sehingga kebenaran formil
bukanlah merupakan tujuan dari hukum acara pidana”10

4. Fungsi Hukum Acara Pidana


Prof. Moeljatno, SH berdasarkan atas definisi hukum acara pidana yang dibuatnya
menambahkan bahwa fungsi hukum acara pidana adalah melaksanakan ketentuan-ketentuan
hukum pidana. Dan sehubungan dengan fungsi hukum acara pidana Mr. J.M. Van Bemmelen,
dalam tulisannya “Leerboek van Het Nederlandsch Strat procesrecht”, menyebutkan ada 3
(tiga) fungsi pokok Hukum Acara Pidana yaitu:
a. Mencari dan menemukan kebenaran
b. Pengambilan putusan oleh Hakim
c. Pelaksanaan dari pada putusan yang telah diambil11

8
C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Latihan Ujian HUKUM PIDANA, Sinar Grafika, Jakarta, 2001, hlm.
11-12
9
Ibid., hlm. 12.
10
Dalam Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana , Suatu Tinjaoan Khusus.h. 14
11
S.Soema Dipradja, 1978

Halaman | 5
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Pengertian Hukum Acara Pidana adalah hukum yang menagatur tentang bagaimana
caranya Negara memidana/ menghukum seseorang yang melanggar norma hukum pidana
materiil. Jadi HAPID adalah hukum proses, artinya jika terjadi pelanggaran terhadap aturan
hukum, maka pelaku harus mendapat hukuman yangsetimpal dengan perbuatannya. Misalnya
dalam Hukum Pidana adanya larangan tentang membunuh seseorang (Pasal 338 KUHP) yang
diancam pidana paling tinggi 15 tahun, lalu bagaimana negara yang mengatur kepentingan
umum menerapkan hukum yang tertulis tersebut dalam KUHP ? Maka dibuatlah aturan yang
akan melaksanakan KUHP tersebut yaitu Hukum Acara Pidana, dalam hal ini memakai
KUHAP dan peraturan-peraturan lain yang terdapat diluar KUHAP, misalnya terdapat dalam
UU No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah dalam UU No. 20
Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (apabila seseorang diduga melakukan tindak pidana
korupsi), atau aturan hukum yang lainnya seperti UU No 26/2006 tentang Pengadilan HAM
atau UU Yang lainnya seperti UU tentang Pencucian Uang ( money Loundring ).

Jadi, Hukum Acara Pidana merupakan aturan yang berisi pelaksanaan Hukum Pidana,
yang digunakan untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan, apabila terjadi suatu perbuatan
yang bermulai dari dugaan tindak pidana hingga tindak pidana.

Halaman | 6
DAFTAR PUSTAKA

 Prof. DR Wirjono Prodjodiora, S, Hukum Acara Pidana di Indonesia


 R S M Amin, Hukum Acara Pengadilan Negeri
 R Soesilo, Hukum Acara Pidana, Prosedur Penyelesaian Perkara Menurut
KUHAP Bagi Penegak Hukum
 Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana, Suatu Tinjauan Khuus Terhada Surat
Dakwaan, Eksepsi dan Putusan Peradlan
 S Suma Dipradja, Pokok – Pokok Hukum Acara Pidana Indonesia, Alumni
Bandung
 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Pidana Di Indonesia
 Soepomo, Hukum Acara Pidana
 Anzori Zabuan, Petanase, Rubeb Achmad, Hukum Acara Pidana
 Andi Hamzah, Pengantar Hukum Acara Pidana

Halaman | 7

Anda mungkin juga menyukai