Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUKUM ACARA PIDANA


Tentang
PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN, SIFAT, SUBJEK DAN OBJEK
HUKUM ACARA PIDANA

Disusun oleh:

Khairul Fahmi 2113030129


Yola Ulandari 2113030077
Raisa Amanda L 2113030054
Rayhan Maulana 2113030123

Dosen Pengampu
Erik Sepria,SHI.,MH

PRODI STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah mencurahkan
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Pengertian, Fungsi, Tujuan, Sifat, Subjek dan Objek Hukum
Acara Pidana” secara tepat waktu.
Makalah “Pengertian, Fungsi, Tujuan, Sifat, Subjek dan Objek Hukum Acara
Pidana” disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Hukum Acara Pidana di
Universitas Negeri Islam Imam Bonjol Padang. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Erik Sepria,SH.,MH
selaku dosen pada mata kuliah Hukum Acara Pidana. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang dipenuhi oleh penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi isi maupun penyajiannya. Untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan. Selanjutnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis.
Aamiin.

Padang , 1444 H
2023M
Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................


KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
D. Manfaat .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................
1. Pengertian Hukum Acara Pidana ................................................................... 3
2. Fungsi, Tujuan dan Sifat Hukum Acara Pidana ............................................. 5
3. Subjek dan Objek Hukum Acara Pidana ........................................................ 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
B. Saran ...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum acara pidana atau sering disebut hukum pidana formil adalah
mengatur mengenai perbuatan bagaimana negara melalui alat-alatnya
melaksanakan hakny untuk memidana dan menjatuhkan pidana, hal ini
berbeda dengan hukum pidana materil yang merupakan petunjuk dan uraian
tentang delik,pengaturan tentang seseorang dapat dipidana dan aturan
mengenai pemidanaan.Kepolisian sebagaia salah satu alat negara dalam
melakukan penegakan hukum pidana berdasarkan pasal 13 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2012 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
menyebutkan memelihara keamanan dan ketertiban Masyarakat,
menegakkanhukum dan memberikan perlindungan,pengayoman dan
pelayanan kepada Masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Hukum Acara Pidana ?
2. Apa Fungsi, Tujuan, Dan Sifat Hukum Acara Pidana ?
3. Apa Subjek Dan Objek Hukum Acara Pidana ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Hukum Acara Pidana
2. Untuk mengetahui Fungsi, Tujuan dan Sifat Hukum Acara Pidana
3. Untuk mengetahui Subjek dan Objek Hukum Acara Pidana.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
• sebagai pembelajaran agar lebih mengetahui tentang pembelajaran
yang terkait
• Menambah wawasan penulis dalam melakukan penulisan.

1
2. Bagi Pembaca
• sebagai wacana pembelajaran yang terhubung dengan mata Kuliah
Hukum Acara Pidana
• agar pembaca mampu menerapkan atau menggunakan hasil dari
makalah

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Acara Pidana
Dalam bahasa Belanda, Hukum Acara Pidana atau hukum pidana
formal disebut dengan “Strafvordering”, dalam bahasa Inggris disebut
“Criminal Procedure Law”, dalam bahasa Perancis “Code d’instruction
Criminelle”, dan di Amerika Serikat disebut “Criminal Procedure Rules”.
Simon berpendapat bahwa Hukum Acara Pidana disebut juga hukum
pidana formal, yang mengatur bagaimana negara melalui perantara alat-
alat kekuasaannya melaksanakan haknya untuk menghukum dan
menjatuhkan hukuman, dan dengan demikian termasuk acara pidananya.
Hukum acara pidana merupakan peraturan yang berisikan bagaimana
proses atau cara dalam menegakkan hukum pidana. Hukum acara pidana
termuat di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 atau biasa disebut
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Namun terkait
Pengertian mengenai hukum acara pidana sendiri tidak didefinisikan
didalam KUHAP, melainkan hanya berupa pengertian mengenai apa saja
proses acara pidana.
Menurut Wirjono Prodjodikoro hukum acara pidana adalah “Hukum
materiil atau hukum pidana sangat erat kaitannya dengan hukum acara
pidana, maka disini akan dibahas menganai bagaimana masing-masing
lembaga penegak hukum menjalankan tugasnya yaitu kepolisian,
kejaksaan dan pengadilan dalam menegakkan hukum pidana”.1
Atas pengertian yang dikemukakan oleh Wirjono Prodjodikoro tersebut,
ia menitikberatkan manfaat dari hukum acara pidana untuk melaksanakan
hukum pidana materil. Dalam hal ini penegakan tersebut guna tercapainya
rasa damai dan aman yang ada didalam masyarakat.
Menurut Simons, Hukum Acara Pidana di sebut juga hukum pidana

1
Wirjono Prodjodikoro dalam Andi Hamzah, 2019, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta,
Sinar Grafika, hal 7

3
formal, yang mengatur bagaimana Negara melalui perantara alat-alat
kekuasaannya melaksanakan haknya untuk memidanankan dan
menjatuhkan pidana, jadi berisi acara pidana.2
Menurut Eddy O.S. Hiariej, hakikatnya hukum acara pidana memuat
kaidah-kaidah yang mengatur tentang penerapan atau tata cara Antara lain
penyelidikan, penyidikan, penuntutan pemeriksaan di depan persidangan,
pengambilan putusan oleh pengadilan, upaya hukum, dan pelaksanaan
penetapan atau putusan pengadilan, maka, pengertian hukum acara pidana
dapat dirumuskan sebagai hukum yang mengatur kaidah dalam beracara
diseluruh proses peradilan pidana, sejak tingkat penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan didepan persidangan, pengambilan
keputusan oleh pengadilan, upaya hukum dan pelaksanaan penetapan atau
putusan pengadilan dalam upaya mencari dan menemukan kebenaran
materil.3
KUHAP, Sebagaimana ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana, pada dasarnya tidak memberikan
pengertian yuridis yang baku, Namun menurut Eddy O.S. Hiariej, KUHAP
berisi tata cara atau proses terhadap seseorang yang melanggar hukum
pidana. Pernyataan tersebut sangatlah benar. Sebab, seseorang melakukan
pelanggaran hukum pidana (hukum pidana materiil) tidaklah berakhir
dengan selesainya perbuatan pidana tersebut, namun ada proses dan
prosedur hukum yang wajib dilalui oleh pelaku tindak pidana setelahnya.
Proses dan prosedur itulah yang dinamakan dengan Hukum Acara Pidana.
Jadi, hukum acara pidana bersifat pasif, ia tidak akan bekerja kalau
sebelumnya tidak ada pelanggaran hukum pidana.4

2
Moh. Taufik Makarao dan Suharsil, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hal 1
3
Eddy O.S. Hiariej, Hukum Acara Pidana, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2017)
4
Apriyanto Nusa dan Ramadhan Kasim, Hukum Acara Pidana, Teori, Asas Dan
Perkembangannya Pasca Putusan Kosntitusi, (Malang: Setara Press, 2019), hal 4

4
B. Fungsi, Tujuan dan Sifat Hukum Acara Pidana
Setiap peraturan perundang-undang yang di buat manusia selamanya
mempunyai Fungsi dan tujuan tertentu, fungsi hukum pidana formal atau
hukum acara pidana adalah melaksanakan hukum pidana materiil, artinya
memberikan peraturan cara bagaimana Negara dengan menggunakan alat-
alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk memidana atau membebaskan
pidana.
Menurut Bambang Poernomo 5, tugas dan fungsi hukum acara pidana
melalui alat perlengkapannya ialah :
1. Untuk mencari dan menemukan fakta menurut kebenaran
2. Menerapkan hukum dengan keputusan berdasarkan keadilan
3. Melaksanakan keputusan secara adil

Menurut Djisman samosir, fungsi hukum hukum acara pidana adalah


sebagai pegangan bagi polisi dalam melaksanakan tugas penyelidikan,
penyidikan, penangkapan, dan penahanan serta pembuatan berita acara
pemeriksaan, pegangan bagi jaksa untuk melakukan penahanan, penyusunan
dakwaan, dan penuntutan, pegangan bagi hakim untuk melakukan pemeriksaan
dan menjatuhkan putusan, bahkan pegangan bagi penasihat hukum didalam
melakukan tugasnya sebagai pembela. Dengan demikian, fungsi hukum acara
pidana sangat penting karena mengatur perlindungan atas harkat dan martabat
dari tersangka atau terdakwa, dan juga mengatur hak dan kewajiban para
penegak hukum. 6
Menurut R. Abdoel Djamali, Hukum acara atau hukum formal
fungsinya menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan
hukum materil melalui suatu proses dengan berpedomankan kepada peraturan
yang dicantumkan dalam hukum acara. Artinya, hukum acara itu baru berfungsi

5
Andi Sofyan dan Abd. Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, hal 8
6
7 Djisman Samosir Dalam Apriyanto Nusa dan Ramadhan Kasim, Hukum Acara Pidana,
Teori, Asas Dan Perkembangannya Pasca Putusan Kosntitusi, hal 6

5
kalau ada masalah yang dihadapi individu-individu. Masalah itu perlu di
selesaikan secara adil untuk memperoleh kebenaran.
Begitu halnya dengan hukum acara pidana, ia memiliki tujuan yang
hendak dicapai. KUHAP lahir dalam rangka mewujudkan cita-cita hukum
nasional, yakni memiliki undang-undang hukum acara pidana baru yang
memiliki ciri kodifikatif dan unifikatif berdasarkan pancasila dan undang-
undang dasar 1945.
Menurut Van Bemelen, tujuan hukum acara pidana sejalan dengan
fungsi hukum yaitu mencari dan menemukan kebenaran, pemberian keputusan
oleh hakim, dan pelaksanaan putusan. Dalam pedoman pelaksanaan KUHAP,
telah dirumuskan mengenai tujuan hukum acara pidana yakni : Untuk mencari
dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah
kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan
menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat , dengan
tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat di dakwakan melakukan
suatu pelanggaran hukum, Selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari
pengadilan guna menentukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah
dilakukan dan apakah orang yang di dakwa itu perlu di persalahkan.
Menurut Apriyanto Nusa dan Ramadhan Kasim dalam bukunya tujuan
hukum acara pidana pada prinsipnya untuk mengekang kebebasan aparat
penegak hukum dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kebebasan yang di
kekang disini adalah kebebasan yang bisa mengarah kepada kesewenang-
wenangan. Sehingga, Proses g. Lebih lagi hukum acara pidana sangat menjaga
perampasan terhadap hak asasi manusia sesepenegakan hukum tetap berjalan
pada prosedur yang telah di tetapkan oleh undang-undang. 7
Sifat Hukum Acara Pidana meliputi:
1. Sifat Formal: Hukum acara pidana memiliki sifat formal, yang berarti
prosesnya harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh undang-

7
Apriyanto Nusa dan Ramadhan Kasim, Hukum Acara Pidana, Teori, Asas Dan
Perkembangannya Pasca Putusan Kosntitusi, hal 8

6
undang dengan ketat. Hal ini termasuk aturan tentang bagaimana
penyelidikan, penuntutan, dan persidangan pidana harus dilaksanakan.
2. Sifat Publik: Proses hukum acara pidana dilakukan atas nama negara
atau masyarakat. Tindakan pidana dianggap sebagai pelanggaran
terhadap ketertiban sosial dan kepentingan umum, sehingga penuntutan
dan pengadilan dilakukan secara publik.
3. Sifat Kontradiktif: Hukum acara pidana mengutamakan prinsip
kontradiktif, yang berarti pihak yang dituduh memiliki hak untuk
membela diri dan menghadirkan bukti-bukti pembelaan. Selain itu,
pengadilan juga harus mempertimbangkan argumen dari kedua belah
pihak.
4. Sifat Inquisitorial: Meskipun hukum acara pidana lebih cenderung
kontradiktif, ada negara-negara dengan sistem inquisitorial yang
memungkinkan peran aktif hakim dalam mencari kebenaran materiil.
Namun, ini berbeda dengan sistem kontradiktif yang lebih umum.
5. Sifat Kepentingan Umum: Hukum acara pidana bertujuan untuk
melindungi kepentingan umum dengan menghukum pelaku tindakan
pidana dan menghindari penyalahgunaan kekuasaan. Prinsip ini
menggarisbawahi pentingnya penegakan hukum.
6. Sifat Humanis: Hukum acara pidana juga harus menjunjung tinggi hak
asasi manusia dan prinsip-prinsip kemanusiaan. Ini mencakup
perlindungan terhadap perlakuan yang tidak manusiawi atau menyiksa
terhadap terdakwa.
7. Sifat Keseriusan: Hukum acara pidana memiliki sifat keseriusan karena
menyangkut kebebasan individu dan reputasi mereka. Oleh karena itu,
proses hukum harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Sifat-sifat ini berperan penting dalam menjalankan sistem hukum acara
pidana untuk memastikan keadilan, perlindungan hak-hak individu, dan
penegakan hukum yang efektif. Namun, perincian sifat hukum acara pidana
dapat bervariasi antar negara, tergantung pada sistem hukum yang digunakan.

7
C. Bentuk-bentuk Perang dalam Sejarah Manusia
Dalam hukum acara pidana, konsep subjek dan objek memegang
peran sentral dalam proses peradilan. Subjek merujuk pada pihak-pihak
yang terlibat dalam proses hukum, sementara objek merujuk pada apa yang
diatur atau dilindungi oleh hukum acara pidana. Mari kita bahas lebih rinci
tentang kedua konsep ini:

1. Subjek Hukum Acara Pidana


Subjek hukum acara pidana adalah pihak-pihak yang memiliki peran
dan kewenangan dalam proses peradilan pidana. Berikut adalah
beberapa subjek penting dalam hukum acara pidana:
a. Terdakwa: Terdakwa adalah individu atau entitas hukum
yang dituduh melakukan tindakan pidana. Mereka adalah pihak
yang memiliki hak untuk membela diri, memiliki prinsip
asumsi tidak bersalah, dan dapat menghadiri persidangan untuk
menjawab tuntutan hukum.
b. Jaksa Penuntut Umum: Jaksa penuntut umum adalah
perwakilan dari negara yang bertugas menuntut terdakwa dalam
persidangan. Mereka memiliki tanggung jawab untuk
membuktikan kesalahan terdakwa dalam pengadilan. Tugas
mereka adalah menjalankan penyelidikan, mengumpulkan
bukti, dan menyusun argumen penuntutan.
c. Hakim:Hakim adalah pihak yang bertanggung jawab untuk
memutuskan perkara pidana. Mereka harus bersikap adil dan
netral serta memastikan bahwa proses peradilan berlangsung
sesuai dengan hukum. Hakim mengambil keputusan akhir
tentang bersalah atau tidak bersalahnya terdakwa dan
mengenakan hukuman jika terbukti bersalah.
d. Penyidik Polisi: Penyidik polisi bertanggung jawab untuk
melakukan penyelidikan awal terhadap tindakan pidana dan

8
mengumpulkan bukti. Mereka dapat mengambil tindakan pra-
penuntutan, seperti penangkapan terdakwa, dan mempersiapkan
laporan penyidikan untuk jaksa penuntut umum.
e. Saksi dan Ahli: Saksi adalah individu yang memberikan
kesaksian dalam pengadilan tentang fakta-fakta yang mereka
ketahui terkait dengan perkara pidana. Ahli adalah individu
yang memiliki pengetahuan khusus dalam bidang tertentu dan
dapat memberikan pendapat ahli dalam persidangan.
2. Objek Hukum Acara Pidana
Objek hukum acara pidana adalah hal-hal yang diatur atau
dilindungi oleh hukum acara pidana. Objek hukum acara pidana
meliputi:
a. Keadilan dan Kepastian Hukum: Objektif utama dari hukum
acara pidana adalah mencapai keadilan. Ini mencakup hak setiap
individu untuk mendapatkan proses yang adil dan transparan.
Kepastian hukum juga penting, sehingga aturan dan prosedur
yang jelas dan dapat diakses oleh semua pihak harus diikuti.
b. Hak Asasi Manusia: Hukum acara pidana harus melindungi
hak asasi manusia terdakwa. Ini termasuk hak untuk tidak
disiksa, hak atas pembelaan yang adil, hak untuk tidak
mendapatkan hukuman yang kejam atau tidak manusiawi, serta
hak untuk privasi dan persamaan di hadapan hukum.
c. Masyarakat dan Kepentingan Umum: Proses hukum acara
pidana dilakukan atas nama masyarakat dan untuk melindungi
kepentingan umum. Ini termasuk menghukum pelaku tindakan
pidana untuk menjaga ketertiban sosial dan keamanan
masyarakat serta menghindari penyalahgunaan kekuasaan.
Pemahaman yang mendalam tentang subjek dan objek dalam
hukum acara pidana sangat penting untuk menjalankan sistem
peradilan pidana yang adil dan efektif. Dengan menjaga

9
keseimbangan antara hak dan tanggung jawab subjek serta
perlindungan objek hukum acara pidana, sistem hukum dapat
berfungsi dengan baik dalam mencapai keadilan dalam
penanganan perkara pidana.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum Acara Pidana disebut juga hukum pidana formal, yang
mengatur bagaimana negara melalui perantara alat-alat kekuasaannya
melaksanakan haknya untuk menghukum dan menjatuhkan hukuman, dan
dengan demikian termasuk acara pidananya. Hukum acara pidana
merupakan peraturan yang berisikan bagaimana proses atau cara dalam
menegakkan hukum pidana. Hukum acara pidana termuat di dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 atau biasa disebut Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Namun terkait Pengertian
mengenai hukum acara pidana sendiri tidak didefinisikan didalam
KUHAP, melainkan hanya berupa pengertian mengenai apa saja proses
acara pidana.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun , saran dari kami adalah semoga
makalah ini lebih baik dari sebelumnya. Terimakasih atas antuasiasme dari
pembaca yang sudah menelaah makalah ini. Tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya pengetahuan terkait judul
makalah ini dan semoga dengan membaca makalah ini akan menambah
wawasan bagi pembaca dan bagi pembuat makalah, kekurangan hanya
milik kami dan kelebihan hanya milik alah swt

11
DAFTAR PUSTAKA

Wirjono Prodjodikoro dalam Andi Hamzah, 2019, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta,
Sinar Grafika,

Moh. Taufik Makarao dan Suharsil, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Praktek (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010)

Eddy O.S. Hiariej, Hukum Acara Pidana, (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka, 2017)
Apriyanto Nusa dan Ramadhan Kasim, Hukum Acara Pidana, Teori, Asas Dan
Perkembangannya Pasca Putusan Kosntitusi, (Malang: Setara Press, 2019)

Andi Sofyan dan Abd. Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar,

Djisman Samosir Dalam Apriyanto Nusa dan Ramadhan Kasim, Hukum Acara Pidana, Teori,
Asas Dan Perkembangannya Pasca Putusan Kosntitusi

Apriyanto Nusa dan Ramadhan Kasim, Hukum Acara Pidana, Teori, Asas Dan
Perkembangannya Pasca Putusan Kosntitusi,

12

Anda mungkin juga menyukai