Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Asas asas hukum acara pidana


Mata kuliah tata hukum Indonesia
Dosen pengampu :
LISA AMINATUL MUKAROMAH M.S,I

Disusun oleh:
Yani fatkur rozi (210401070)
Ilman Yahya (210401049)
Holan maulan (210401054)

PROGRAM STUDY HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN ADAB

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI


BOJONEGORO

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT ynag telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul " ASAS - ASAS
HUKUM PIDANA "

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari beberapa pihak untuk dapat menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari sempurna di karenakan terbatasnya
pengalaman serta pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun. Senantiasa kami harapkan
semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan juga dapat berguna bagi beberapa
pihak.

Bojonegoro, 23 November 2021

Penyusun Kelompok 5
DAFTAR ISI

Kata pengantar,..................................,.....................................................................................i

Daftar isi ....................................,...............................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................,.....................................................................................

B. Rumasalah permasalahan.................................,..................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

1.1Hukum Acara Pidana............................................................................ ................................


2.2.1 Pengertian Hukum Acara Pidana.............................................. .......................................
2.2.2 Asas Hukum Acara Pidana ...................................................... ........................................

BAB 3 PENUTUP

Kesimpulan...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

RUMUSAN MASALAH

Apa itu pengertian acara hukum?

Sebutkan asas asas yang ada di dalam pidana?


1 . A.HUKUM ACARA PIDANA

Hukum pidana merupakan keseluruhan peraturan yang menentukan perbuatan yang dilarang serta
menentukan hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya.Menurut Mulyanto, hukum
pidana adalah bagian dari pada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara yang mengadakan dasar-
dasar atau aturan-aturan yang menentukan perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, menentukan kapan
dan dalam hal apa saja perbuatan dapat di jatuhi pidana dan menentukan bagaimana pelaksanaan
pemidanaan.

Hukum pidana memiliki dua pengertian, yaitu hukum pidana dalam arti luas dan hukum pidana dalam arti
sempit.Hukum pidana dalam arti luas meliputi dua bentuk yang terdiri dari hukum pidana materiil dan hukum
pidana formil.Hukum pidana materiil adalah peraturan hukum yang memuat tentang perbuatan apa saja
yang dilarang dan dapat dipidana. Hukum pidana materiil dikenal dengan istilah hukum pidana. Ketentuan-
ketentuan yang mengatur hukum pidana materiil adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan
undang undang pidana di luar KUHP.Hukum pidana formil adalah serangkain kaidah dan prosedur yang
mengatur tentang pelaksanaan hukum pidana materiil. Hukum pidana formil disebut dengan hukum acara
pidana. Hukum acara pidana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana(KUHAP).Pada artikel
kali ini kita akan fokus membahas hukum pidana formil yaitu hukum acara pidana.

B PENGERTIAN HUKUM ACARA PIDANA

Dalam undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana tidak
disebutkan secara tegas tentang pengertian atau definisi dari hukum acara pidana. Di dalam KUHAP hanya
menjelaskan serangkaian tindakannya saja, seperti penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan tindakan-
tindakan lainnya yang termasuk dalam ruang lingkup hukum acara pidana.Walaupun demikian, banyak pakar
hukum yang memberikan definisi tentang hukum acara pidana, salah satunya Prof. Mochtar
Kusumaatmadja.Menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum acara pidana adalah peraturan pidana yang
mengatur bagaimana cara mempertahankan berlakunya hukum pidana materiil. Hukum acara pidana
berbicara tentang bagaimana cara memproses, menghukum atau tidak menghukum seseorang yang dituduh
melakukan suatu tindak pidana.Berdasarkan pendapat Mochtar Kusumaatmadja, kita bisa menarik
kesimpulan bahawa pengertian hukum acara pidana adalah hukum yang mengatur tentang tata cara
bagaimana melaksanakan ketentuan yang ada pada hukum pidana atau hukum materiil.Tahapan-tahapan
yang ada dalam hukum acara pidana secara garis besar meliputi tahapan pendahuluan, tahapan penuntutan
dan tahapan pemerikasaan dan putusan.Dalam tahapan pendahuluan terdiri dari penyelidikan, penyidikan,
penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan. Adapun tahapan penuntutan meliputi pra
penuntutan dan penuntutan. Sedangkan dalam tahapan pemeriksaan dan putusan meliputi praperadilan dan
pembacaan putusan atau vonis.Untuk tahapan praperadilan di Indonesia bukan merupakan pemeriksaan
pendahuluan tentang pokok perkara dan praperadilan tidak bersifat wajib dalam tahap pemeriksaan di
pengadilan.

C .FUNGSI HUKUM ACARA


Hukum acara pidana memiliki dua fungsi yakni fungsi represif dan fungsi preventif.Fungsi represif adalah
tindakan yang dilakukan setelah atau sesudah peristiwa terjadi, jadi pada fungsi ini hukum acara pidana
digunakan sebagai sarana dalam melaksanakan dan menegakkan hukum pidana kepada seseorang yang telah
melakukan perbuatan pidana.Fungsi preventif adalah fungsi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
sebuah tindak pidana, sehingga diharapkan mengurangi tindak kejahatan. Fungsi ini dapat dilihat ketika
peradilan pidana dapat berjalan dengan baik dan memberikan kepastian hukum.

2.ASAS-ASAS YANG ADA DI DALAM PIDANA

Sebelumnya bagi yang bingung, apa sih hukum pidana itu? Hukum pidana dikutip dari pendapat Satochid
Kartanegara memiliki arti sebagai sejumlah peraturan yang mengandung larangan-larangan atau keharusan-
keharusan dimana tiap pelanggarnya diancam dengan hukuman.

Dalam pemberlakukan terhadap hukum pidana tersebut terdapat asas-asas yang perlu diperhatikan, sob. Asas-
asas yang berlaku dalam hukum pidana, di antaranya ialah:

a. Asas Legalitas

Asas legalitas atau yang biasa disebut sebagai nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali memiliki
arti tiada suatu perbuatan dapat dihukum tanpa ada suatu peraturan yang mengatur perbuatan tersebut
sebelumnya. Asas legalitas ini tertuang dalam pasal 1 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

b. Asas Teritorial

Asas teritorial atau wilayah merupakan asas yang menegaskan bahwa hukum pidana itu berlaku didasarkan
pada tempat atau teritori perbuatan tersebut dilakukan. Hal ini memiliki makna bahwa setiap pelaku tindak
pidana-warga negara sendiri atau asing-itu dapat dituntut. Ini karena dalam asas tersebut, kedaulatan negara
setiap negara itu diakui, dan setiap negara berdaulat itu wajib menjamin ketertiban dalam wilayahnya. Asas ini
tercantum dalam pasal 2 dan pasal 3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

c. Asas nasionalitas aktif atau personalitas

Asas nasionalitas aktif memungkinkan untuk memberlakukan hukum pidana berdasarkan pada
kewarganegaraan atau nasionalitas seseorang yang melakukan suatu tindakan. Hal ini memiliki makna bahwa
yang terpenting berdasarkan asas ini adalah hukum pidana hanya dapat diberlakukan pada warga negara saja,
sementara tempat tidak menjadi masalah. Hal ini tercantum dalam pasal 5, pasal 6, dan pasal 7 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana.

d. Asas nasionalitas pasif atau asas perlindungan

Asas ini didasarkan kepada kepentingan hukum negara yang dilanggar. Hal ini memiliki makna bila hukum
negara dilanggar oleh warganegara atau bukan, baik di dalam ataupun di luar negara yang menganut asas
tersebut, maka undang-undang hukum pidana dapat diberlakukan terhadap si pelanggar.
Yang menjadi dasar hukum dalam pemberlakukan asas ini adalah bahwa tiap negara yang berdaulat pada
umumnya berhak melindungi kepentingan hukum negaranya. Asas ini terdapat dalam ketentuan yang ada
dalam Pasal 4 dan Pasal 8 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

e. Asas Universalitas

Asas ini menyatakan bahwa undang-undang hukum pidana dapat diberlakukan terhadap siapapun yang
melanggar kepentingan hukum dari seluruh dunia. Yang menjadi dasar hukum bagi pemberlakuan asas ini
adalah kepentingan hukum seluruh dunia. Asas ini tercantum dalam Pasal 4 ayat (2) Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis lakukandalam penulisan hukum ini, maka dapat
diambil kesimpulan sebagaiberikut:

1. Argumentasi para pihak dalam praktek pengajuan upaya hukum terhadap putusan praperadilan di Indonesia
berbeda-beda. Mulai dari upaya hukum biasa yaitu pemeriksaan banding dan kasasi serta upaya hukum luar
biasa peninjauan kembali terhadap putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Hal tersebut
dikarenakan aturan hukum praperadilan khususnya mengenai upaya hukum terhadap putusan praperadilan
belum diatur secara jelas dan sistematis. Sehingga argumentasi para pihak berbedabeda dalam mengajukan
upaya hukum dan berakibat disparitas putusan praperadilan.

2. Formulasi yang tepat untuk mewujudkan payung hukum terhadap putusan praperadilan; dalam jangka
pendek Mahkamah Agung harus mengeluarkan aturan mengenai upaya hukum bagi putusan praperadilan agar
terdapat pedoman bagi para pihak dalam melakukan upaya hukum dan dalam jangka panjang

3. reformulasi KUHAP khususnya mengenai lembaga praperadilan sehingga terwujud aturan yang jelas dan
sistematis dalam mewujudkan payung hukum terhadap putusan praperadilan.

B. SaranBerdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, penulis menyarankan agar dilakukan hal-hal
sebagai berikut:

1. Hakim harus mempunyai pemahaman yang baik mengenaipraperadilan sehingga dalam memeriksa dan
memutus perkarapraperadilan menghasilkan putusan yang mencerminkan rasa keadilan dalam masyarakat
serta kesatuan putusan praperadilan.Saran tersebut dapat diwujudkan dengan memberikan pelatihan bagi para
hakim mengenai penemuan hukum dan filsafat hukum. Agar dalam menerapkan aturan hakim tidak hanya
berdasarkan Undang-Undang tetapi mempunyai argumentasi yang komprehensif mengenai aspek filosofis,
sosiologis dan keadilan sehingga bisa diterima dan dipahami oleh para pihak.

2. Harus dibuat hukum acara tentang praperadilan secara jelas, tegasserta sistematis dalam satu aturan sebagai
pedoman para pihak dalam melakukan upaya hukum. Saran tersebut dapat diwujudkan dengan membuat
Undang-Undang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP yang berisi perubahan
ketentuan mengenai lembaga praperadilan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Afiah, Ratna Nurul, 1985, Praperadilan dan Ruang Lingkupnya,

Akademika Presindo, JakartaBemmelen, J.M. van., 1950, Strafvordering Leerboek van het Ned,

Strafprocesrecht, ‘s-Gravenhage, Martinus Nijhoft

Hamzah, Andi, 2008, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika,

Jakarta.Hamzah, Andi dan Dahlan, Irhan 1987, Upaya Hukum Dalam Perkara

Pidana, Bina Aksara, Jakarta.

Kaligis, O.C., dkk,1997, Praperadilan Dalam Kenyataan, Djambatan,

Jakarta.Kuffal, HMA., 2008, Penerapan KUHAP Dalam Praktik Hukum,

Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Loqman, Loebby, 1984, Pra Peradilan Di Indonesia, GI, Jakarta.

Mertokusumo, Sudikno, 2013, Hukum Acara Perdata Indonesia Edisi

Revisi, Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta.

Moeljatno, 1984, Azas-Azas Hukum Pidana, PT. Bina Aksara, Jakarta.

Prakoso, Djoko, 1987, Upaya Hukum Yang Diatur dalam KUHAP, Aksara

Persada Indonesia, Jakarta.

Sasangka, Hari, 2007, Penyidikan, Penahanan, Penuntutan, dan

Praperadilan Dalam Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung.

Tanusubroto S., 1983, Peranan Praperadilan Dalam Hukum Acara Pidana,

Alumni, Bandung.
Yahya Harahap, M., 2000, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan

KUHAP, Sinar Grafika, Jaka

Anda mungkin juga menyukai