Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Dosen Pengampu :

EKO ARIEF CAHYONO M.EK

Disusun Oleh :

1.Frida Luciana Zaini (210401036)

2. Siti Robi’atul Azizah (210401064)

FAKULTAS SYARI’AH DAN ADAB

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA

SUNAN GIRI BOJONEGORO


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang bertema”
pasar persaingan monopolistik “tepat pada waktunya.Dan tidak lupa Shalawat dan Salam tetap
kita limpahkan kepada Nabi Besar Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya .Maka dari itu kami menerima semua kritik dan saran dari
pembaca.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Bojonegoro, 28 November 2021

penulis
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG………………………………… 1

B.RUMUSAN MASALAH……………………………… 2

C.TUJUAN PENULISAN……………………………….. 2

D.METODE PENULISAN……………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK…………… 3

B.KESEIMBANGAN DALAM

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK……………. 3

C.PENILAIAN KEATAS

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK…………… 4


D.PERSAINGAN BUKAN HARGA…………………… 4

E.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK……………. 5

BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN……………………………………… 6

DAFTAR PUSTAKA……………………………………. 10

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar
yang eksterm, yaitu pasar persaingan sempurna dan monopoli, oleh karena itu sifatnya
mengandung unsur-unsur sifat monopoli dan pasar 1persaingan sempurna. Karena memang sulit
menemukan pasar dimana barang-barang yang diperdagangkan betul-betul homogen, dan setiap
pelaku pasar memiliki informasi seperti yang disyaratkan oleh pasar persaingan sempurna, dan
juga sulit menemukan pasar yang benar-benar monopoli dimana tidak terdapat barang subtitusi
didalamnya. Menurut Burhan (2006 : 203) bentuk pasar persaingan monopolistik lebih
mencerminkan keadaan yang lebih realistis dimana terdapat banyak perusahaan yang
menghasilkan produk yang bersifat heterogen, tetapi merupakan subtitusi dekat. Karakteristik
pasar ini sama dengan pasar persaingan sempurna, kecuali barang yang dihasilkan tidak
homogen. Kekuatan dari pasar monopolistik sebagai akibat dari produk yang dijual k
perusahaanperusahaan di pasar bersifat heterogen, sehingga samapai batas-batas tertentu
konsumen memiliki loyalitas terhadap suatu produk tertentu.

Ciri-ciri selengkapnya dari pasar persaingan monopolistik yaitu:

1. Terdapat banyak penjual

1
Burhan, M. Umar. 2006. Konsep Dasar Teori Ekonomi Mikro. Malang : BPFE Unibraw.
1
2. Barangnya bersifat berbeda corak atau diferensiasi produk

3. Tidak ada hambatan untuk masuk.

4. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga Kekuasaan mempengaruhi


harga oleh persaingan monopolistik bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya, yaitu yang
bersifat berbeda corak atau differentiated product. Dalam mempengaruhi harga, pengaruhnya
rata-rata relatif kecil jika dibandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli (Sukirno,
2002 : 299).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian dari pasar persaingan monopolistic?


2. Bagaimana ciri dari pasar persaingan monopolistic?

C.TUJUAN PENULISAN

1. Agar kita dapat mengetahui tentang pengertian dan ciri pasar persaingan monopolistik
2. Agar kita dapat mengetahui ciri pasar persaingan monopolistik
2

BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN DAN CIRI PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

 PENGERTIAN PASAR MONOPOLISTIK


Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat
banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product).
Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya2 adalah pasar yang berada diantara dua
jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifat-
sifatnya mengandung unsur sifat-sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar
persaingan sempurna.
Menurut Burhan (2006 : 203) bentuk pasar persaingan monopolistik lebih mencerminkan
keadaan yang lebih realistis dimana terdapat banyak perusahaan yang menghasilkan
produk yang bersifat heterogen, tetapi merupakan subtitusi dekat. Karakteristik pasar ini
sama dengan pasar persaingan sempurna, kecuali barang yang dihasilkan tidak homogen.
Kekuatan dari pasar monopolistik sebagai akibat dari produk yang dijual oleh
perusahaanperusahaan di pasar bersifat heterogen, sehingga samapai batas-batas tertentu
konsumen memiliki loyalitas terhadap suatu produk tertentu

 CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

1.Terdapat Banyak Penjual.


            Terdapat cukup banyak penjual didalam pasar persaingan monopolistis, namun
demikian tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Perusahaan dalam
pasaran monopolistis mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya. Keadaan ini
2
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakary
3
menyebabkan produksi sesuatu perusahaan adalah sedikit kalau dibandingkan dengan
keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar.
2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak.
            Ciri ini merupkan sifat yang penting didalam membedakan diantara pasar
persaingan monopolistis dan persaingan sempurna. Produksi dalam pasar persaingan
monopolistis berbeda coraknya (differentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan
diantara produksi sesuatu Perusahaan dengan produksi Perusahaan lainnya.
3.Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga.
            Kekuasaan mempengaruhi harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari sifat
barang yang dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak atau differentiated product.
Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih menyukai barang
sesuatu Perusahaan dan kurang menyukai barang yang dihasilkan perusahaan lainnya. Maka
apabila sesuatu perusahaan menaikkan harga barangnya, ia masih dapat menarik pembeli
walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum kenaikan harga.
4.Kemasukan ke dalam industri relatif mudah
            Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha didalam pasar persaingan
monopolistis tidak akan banyak mengalami kesukaran.  Hambatan yang dihadapi tidaklah
seberat seperti didalam oligopoli dan monopoli. Tetapi kemasukan tidaklah semudah.
seperti dalam pasar persaingan sempurna. Yang pertama ialah karena modal yang
diperlukan adalah relatif besar kalau dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam
pasar persaingan sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan
barang yang berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia dipasar, dan memprmosikan
barang tersebut untuk memperoleh langganan.
5.Persaingan dalam Promosi  Penjualan Sangat Aktif.
            Keadaan seperti ini adalah disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan
yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik yang sama para
pembeli berbeda kepada para pembeli lainnya. Maka untuk mempengaruhi cita rasa para
pembeli, para penusaha melakukan persaingn bukan harga (nonprice competition).
Persaingan yang demikian itu antara lain adalah didalam memperbaiki mutu dan desain
barang, melakukan kegiatan iklan yang terus menerus, memberikan syarat penjualan yang
menarik.
B.KESEIMBANGAN DALAM PSAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Kurva permintaaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah
lebih elastis dari yang dihadapi monopoli tetapi elastisitasnya tidak sampai mencapai elastis
sempurna (kurva permintaan adalah sejajar sumbu datar), yaitu kurva permintaan yang dihadapi
suatu perusahaan dalam persaingan sempurna3. Maka pada hakekatnya kurva permintaan keatas
barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah bersifat menurun secara
sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam).
Kurva permintaan yang bersifat seperti ini berarti:

3
Burhan, Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan
Ilmu Sosial lainnya. Jakarta : Kencana.
4
I. Apabila perusahaan menaikkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi
sangat berkurang.
II. Apabila perusahaan menurunkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi
sangat bertambah.
Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistik tidak bersifat elastis
sempurna, kurva hasil penjualan marginal (MR) tidak berimpit dengan kurva
permintaan. Dalam persaingan monopolistik kurva MR adalah sama dengan seperti yang
terdapat dalam monopoli, yaitu kurva tesebut terletak dibawah kurva permintaan.

 Keseimbangan Jangaka Pendek


Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit, dan sebagai akibatnya kurva
MR tidak berimpit dengan kurva permintaan, keseimbangan yang dicapai suatu firma dalam
pasar persaingan monopolistis. Dalam persaingan  monopolistis, permintaan yang dihadapi firma
adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar.

   Keseimbangan Jangka Panjang


Dalam persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan kepada firma-firma baru. Maka
keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan pertambahan dalam jumlah firma di pasar.
Sebagai akibatnya setiap firma akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai
tingkat harga. Ini berarti kemasukan firma baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan
tentunya juga kurva hasil penjualan marginal MR) kesebelah kiri. Kemasukan firma baru dan
penggeseran kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga firma hanya
memperoleh keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti halnya dengan firma dalam
pasar persaingan sempurna, dalam persaingan monopolistik setiap firma hanya mendapat
keuntungan normal didalam jangka panjang.
 Corak kegiatan firma dalam persaingan monopolistik ketika  mendapat keuntungan
normal adalah berbeda dengan corak kegiatan firma dalam persaingan sempurna yang
juga memperoleh untung yang normal. Perbedaan itu adalah 1. Harga dan ongkos
produksi dipasar persaingan monopolistik lebih tinggi. 2. Kegitan memproduksi di pasar
persaingan monopolistis belum mencapai tingkat yang optimal (mencapai tingkat dimana
ongkos produksi  perunit adalah paling rendah).

C.PENILAIAN KEATAS DALAM PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK


Didalam bagian ini analisis yang dibuat hanya meliputi penilaian keatas akibat-akibat
persaingan monopolistik kepada pengunaan4 sumber-sumber daya, dorongan untuk
mengembangkan tekhnologi dan melakukan inovasi, dan corak distribusi pendapatan. Salah satu
kegiatan peting yang dilakukan oleh perusahaan monopolistis adalah melakukan promosi

4
Maulidah, Silvana. 2010. Struktur Pasar Minyak Kayu Putih (Studi Kasus di Kecamatan
Namlea Kabupaten Buru–Maluku). Jurnal Manajemen Pemasaran VOL. 5, NO. 1, April 2010: 9-
13
5
penjualan secara iklan. Kebaikan dan keburukan dari kegiatan ini akan dinilai dalam bagian
berikut.

1. Efisiensi Dalam Menggunakan Sumber Daya


Untuk menilai sampai dimana efisiensi pasar persaingan monopolistik didalam
mengalokasikan sumber-sumber daya, akan dibuat suatu perbandingan dengan
efisiensi perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Walaupun perusahaan persaingan
sempurna dan perusahaan monopolistik sama-sama mendapat keuntungan normal, tetapi
dalam perusahaan monopolistik ongkos produksi per unit lebih tinggi, harga barang lebih tinggi,
dan jumlah produksi lebih rendah (sehingga menyebabkan kapasitas memproduksi yang
digunakan adalah dibawah tingkat yang optimal).

2. Efisiensi dan Diferensiasi Produk


Barang yang diproduksikan secara efisien sehngga dapat dijual dengan harga murah
maupun harga yang lebih mahal tetapi masyarakat dapat menentukan barang yang akan
dikonsumsinya dari pilihan jenis barang yang lebih banyak, semua itu tergatung pada value
judgement masyarakat tersebut. Sekiranya mereka lebih menyukai harga yang murah, maka
kekurangan pilihan tidak dipandang sebagai suatu yang merugikan. Sebaliknya, apabila
masyarakat menginginkan pilihan barang yang lebih banyak, sehingga dapat dibuat pilihan yang
lebih tepat, harga yang lebih tinggi tidaklah terlalu merisaukan mereka.

3. Perkembangan Tekhnologi dan Inovasi


            Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa bentuk pasar tersebut memberikan
dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi. Keuntungan yang
melebihi normal didalam jangka pendek dapat mendorong kepada kegiatan mengembangkan
teknologi tetapi dorongan tersebut adalah sangat lemah karena perusahaan-
perusahaan menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh dari mengembangkan teknologi dan
melakukan inovasi tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama. Keuntungan melebihi normal
yang diperoleh akan mendorong firma-firma lain untuk masuk ke industri tersebut, dan ini terus
berlangsung sehingga keuntungan melebihi normal tidak ada lagi. Maka dalam waktu yang
singkat keuntungan yang diperoleh dari perkembangan teknologi dan melakukan inovasi tidak
dapat lagi dinikmati.

4.Distribusi Pendapatan
6
            Persaingan monopolistik mengakibatkan corak distribusi pendaptan yang sama sifatnya
seperti yang biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi pendapatan adalah
seimbang. Karena tidak terdapat keuntungan yang berlebih-lebihan dalam jangka panjang, maka
pengusaha dan pemilik modal tidak memperoleh pendapatan yang berlebih-lebihan. Disamping
itu dalam pasar terdapat banyak perusahaan, dan ini berarti keuntungan normal yang diperoleh
akan dibagikan kepada jumlah pemilik modal dan pengusaha yang banyak jumlahnya.
Berdasarkan kecenderungan ini ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar monopolistik
menimbulkan corak distribusi pendapatan yang lebih merata.

D.PERSAINGAN BUKAN HARGA


Persaingan bukan harga pada hakekatnya mengandung arti usaha-usaha diluar perubahan
harga yang dilakukan oleh firma untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang
diproduksikannya. Persaingan bukan-harga bertujuan untuk menggeser kurva permintaan ke
kanan, pergeseran itu berarti pada setiap tingkat harga 5, jumlah barang yang diminta menjadi
bertambah banyak. Persaingan bukan-harga dapat dibedakan menjadi dua jenis :
I. Diferensiasi produksi, yaitu menciptakan barang yang sejenis tetapi berbeda
berbeda coraknya dengan produksi firma-firma lainnya
II. iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan.
            Di dalam persaingan monopolistis dan oligopoli, persaingan bukan-harga sangat aktif
dilakukan. Untuk monopoli alasannya yaitu : karena firma monopoli tidak memiliki saingan.
Dalam persaingan sempurna, persaingan bukan-harga tidak di lakukan karena barang yang
diproduksi firma-firma adalah serupa atau identical. Sehingga para pembeli tidak dapat
mengetahui manakah barang yang dihasilkan oleh firma yang menjalankan persaingan bukan-
harga.
1. Diferensiasi Produk
5
Miles, Matthew B, dan Huberman, A Michael. 1984. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press
7
            Setiap firma dalam persaingan monopolistis akan berusaha untuk memproduksikan
barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang dapat dibedakan dengan jelas dari produksi
firma-firma lainnya. Maka di dalam pasar akan terdapat berbagai barang yang dihasilkan suatu
industri yang mempunyai corak, mutu, desain, mode dan merk yang berbeda-beda. Terapatnya
berbagai variasi  dari suatu jenis barang adalah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolistis
yang tidak terdapat dalam pasar persaingan sempurna.
            Kepada setiap firma barang yang berbeda-beda sifatnya tersebut akan menjadi daya
penarik khusus ke atas barang yang di produksikannya.Segolongan konsumen tertentu akan lebih
suka membeli barangnya (walaupun harganya lebih mahal) dibandingkan dengan barang-barang
yang sejenis yang dihasilkan produsen-produsen lainnya. Dengan demikian diferasiasi produksi
dapat menciptakan suatu bentuk kekuasaan monopoli
2. Promosi Penjualan Melalui Iklan
             Didalam  perusahaan-perusahaan modern kegiatan mempersiapkan dan membuat iklan
adalah suatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya. Tujuan
perusahaan-perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan adalah sebagai berikut :
I. Untuk memberikan penerangan kepada konsumen-konsumen mengenai barang yang
diproduksikannya.
II. Untuk menekankan bahwa barang yang dihasilkannya adalah merupakan barang yang
sangat baik.
III. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen.
    Dari ketiga jenis iklan ini yang biasa di gunakan dalam pasar pesaingan monopolistik adalah 
jenis iklan pertama dan kedua. Iklan pertama digunakan pada waktu firma memperkenalkan
hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan iklan jenis kedua digunakan untuk
mempertahankan kedudukannya di pasar.

E.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK


 Kelebihan pasar monopolistik:
1. Banyaknya produsen di pasar memberikan 6 keuntungan bagi konsumen untuk dapat
memilih produk yang terbaik baginya.
6
Maulidah, Silvana. 2010. Struktur Pasar Minyak Kayu Putih (Studi Kasus di Kecamatan
Namlea Kabupaten Buru–Maluku). Jurnal Manajemen Pemasaran VOL. 5, NO. 1, April 2010: 9-
13
8
2. inovasi dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk
yang Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu
melakukan akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang
dipilihnya.
4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan
sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

 Kekurangan pasar monopolistik:


1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga,
kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan
pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena
pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan
biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh
konsumen.

 Contoh dari pasar persaingan monopolistik:

Pasar monopolistik banyak kita temui pada kehidupan sehari-hari, seperti sampo, sabun,
TV, sepatu, air mineral, dan lain-lain. Pada pasar air mineral, ada banyak produsen yang
memproduksi air mineral seperti Aqua, VIT, Le Minerale, Prima, atau Nestle. Masing-
masing produsen memiliki ciri khas tersendiri seperti kemasan, kualitas, atau ukuran
yang membedakan produknya dengan produk saingan. Contoh lain untuk sepatu
olahraga, Reebok, Adidas, Fila, dan Nike sama-sama memproduksi sepatu olahraga,
namun masing-masing merek memiliki desain, keunikan, serta keunggulan yang berbeda-
beda. Konsumen pada akhirnya akan memilih produk sesuai dengan preferensinya.
9
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Hasil dari pembahasan yang dijelaskan pada bab sebelumnya telah menghasilkan kesimpulan
sebagai berikut :

Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat
banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product).
Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua jenis
pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifat-
sifatnya mengandung unsur sifat-sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar
persaingan sempurna.

Ciri-ciri selengkapnya dari pasar persaingan monopolistik yaitu:

1. Terdapat banyak penjual

2. Barangnya bersifat berbeda corak atau diferensiasi produk

3. Tidak ada hambatan untuk masuk.

4. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga Kekuasaan mempengaruhi


harga oleh persaingan monopolistik bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya, yaitu yang
bersifat berbeda corak atau differentiated product. Dalam mempengaruhi harga, pengaruhnya
rata-rata relatif kecil jika dibandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli.

 Kelebihan pasar monopolistik:


1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat
memilih produk yang terbaik baginya
2. inovasi dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang
Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan
akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-
hari tersedia dalam pasar monopolistik
 Kekurangan pasar monopolistik:
4. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga,
kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan
pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
5. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena
pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
6. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan
biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh
konsumen.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bogdan, R, dan Taylor, S. 1993. Kualitatif Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya, Usaha


Nasional. Burhan, M. Umar. 2006.

Konsep Dasar Teori Ekonomi Mikro. Malang : BPFE Unibraw. Burhan, Agus, Pudjiharjo
dan Noer Sutjipto. 2011.

Analisis Ekonomi Terhadap Struktur, Perilaku, dan Kinerja pasar Pupuk Di Jawa Timur
(Kasus di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Ngawi). Journal of Indonesian Applied
Economics Vol. 5 No. 1 Mei 2011, 68-92. Burhan, Bungin. 2007.

Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial lainnya.
Jakarta : Kencana. Burhan, Bungin. 2007.

Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologi Ke Arah Ragam Varian


Kontemporer. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Case, Karl E dan Ray C. Fair. 2007.

Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta : Penerbit Erlangga Hartono, Jogiyanto. 2005.

Pasar Efisien Secara Keputusan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Maulidah, Silvana.
2010.

Struktur Pasar Minyak Kayu Putih (Studi Kasus di Kecamatan Namlea Kabupaten Buru–
Maluku). Jurnal Manajemen Pemasaran VOL. 5, NO. 1, April 2010: 9-13 Meita Sari,
Chresentia Shinta. 2011.

Identifikasi Struktur Pasar dan Persepsi Pelaku Industri Rumahan Sangkar Burung Mengenai
Kerjasama dan Persaingan (Studi Kasus di Desa Kaumrejo Kecamatan Ngantang Kabupaten
Malang).

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Miles, Matthew B, dan
Huberman, A Michael. 1984. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press
12

Anda mungkin juga menyukai