Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PASAR MONOPOLISTIK

Dosen pengampuh mata kuliah : Irwandi, S.Pd,.M.Sc

KELAS : A

KELOMPOK V

1. NURUL MUHLIZA 210906502017


2. SAPRIL 210906501001
3. EVAWILINA 210906502014
4. ANUGRAH TRI SAPUTRA 210906501034
5. LAURENSIA SELMA 210906501033
6. SYAFITRI WULANDARI 210906500007

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas berkat rahmat dan hidayahnyalah sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “Pasar Monopolistik” dengan tepat
waktu.

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikro
Ekonomi II. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca dan
juga penulis.

Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada dosen pembimbing serta kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 8 Maret 2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

PEMBAHASAN

A. Pasar Monopolistik dan Ciri-Cirinya 1


B. Permintaan Pasar Monopolistik 3
C. Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistis 3
D. Aturan Memaksimalkan Laba Persaingan Monopolistik 9

KESIMPULAN 10

DAFTAR PUSTAKA 11

iii
PEMBAHASAN

A. PASAR MONOPOLISTIK DAN CIRI- CIRINYA


Dalam buku “MikroEkonomi” Pasar persaingan monopolitstik pada dasarnya ialah
pasar yang berada diantara dua jenis pasar ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan
monopoli. Maka dari itu sifat-sifatnya mengandung suatu unsur-insur sifat monopoli, dan
unsur-unsur sifat pasar persaingan sempurna. Pada pasar persaingan monopolistik dapat
didefinisikan sebagai suatu pasar dimana dapat didefinisikan sebagai sutau pasar yang
dimana pula terdapat banyak produsen akan tetapi memiliki atau menghasilkan barang
yang berbeda corak (different product).
Menurut Andi Munarfah Dalam buku “Ekonomi Mikro” definisi persaingan
monopolistik adalah suatu pasar yang dimana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang yang berbeda-beda (differentiated product). Yang dimana pasar ini
juga mempunyai kelemahan dan kekuatan. Kelemahan persaingan monopolistik adalah
aktifnya peran peran persaingan bukan harga diantara perusahaan-perusahaan dalam
industri tersebut. Sedangkan keuntungannya adalah efisensi dalam penggunaan sumber
daya, efisiensi dan diferensiasi produk, adanya perkembangan teknologi dan inovasi,
mempunyai corak pemerataan distribusi pendapatan. (Munarfa, 2007)

Ciri – Ciri Pasar Monopolistik

Dalam buku “MikroEkonomi”(Sadono, 2005) pasar persaingan monopolistik


memiliki dua karakteristik utama:

a. Perusahaan-perusahaan bersaing dengan cara menjual produk yang terdiferensiasi yang


sangat substitutif tetapi bukan subtitusi sempurna. Dengan kata lain, elastisitas harga
silang permintaannya besar tetapi terbatas.
b. Bebas masuk dan keluar yaitu relative mudah bagi perusahaan baru untuk memasuki
pasar dengan merek masing-masing dan bagi perusahaan lama untuk keluar dari pasar
apabila produknya itu sudah tidak menguntungkan lagi.

1
Menurut Sadono Sukirno (1997:294) dalam M. Taufiqurrahman, mengungkapkan
ciri-ciri pasar persaingan monopolistis seperti yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
a. Terdapat banyak penjual
Terdapat banyak penjual tapi tidak sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna.
Jika dibandingkan keseluruhan pasar dan keseluruhan produksinya, produksi suatu
perusahaan adalah sedikit, karena perusahaan dalam pasar monopolistik mempunyai
ukuran yang relatif sama besarnya
b. Barangnya bersifat berbeda corak, ciri ini adalah sifat yang penting untuk membedakan
diantara pasar persaingan monopolistik dan persaingan sempurna. Produksi dalam
persaingan pasar ini berbeda corak dan secara fisik mudah untuk dibedakan.
c. Perusahaam memiliki sedikit kekuasaan dalam mempengaruhi harga yang dimana dalam
pasar monopolistic ini kekuatan dalam mempengaruhi harga oleh perusahaan
monopolistik bersumber dari sifat barang yang dihasilkan, yaitu bersifat berbeda corak.
Perbedaan inilah yang membuat pembeli bersifat memilih, yaitu lebih menyukai barang
sesuai perusahaan dan kurang menyukai barang yang dihasilkan oleh perusahaan
lainnya. Maka jika suatu perusahaan menaikkan harga barangnya, ia masih bisa menarik
pembeli meskipun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelumnya.
d. Relatif mudah untuk masuk kedalam industri/pasar
masuk kedalam pasar persaingan monopolistik tidak sesulit untuk masuk kedalam pasar
monopoli dan oligopoly
e. Sangat aktifnya persaingan promosi penjualan harga tidak menjadi penentu besarnya
pasar, sutau perusahaan mungkin menjual suaru produknya dengan harga yang cukup
tinggi tetapi ia masih bisa menarik banyak pelanggan untuk membeli produknya.
Sebaliknya, suatu perusahaan mungkin menjual produknya dengan harga murah tetapi ia
tidak bisa menarik pelanggan. Oleh sebab itu untuk menarik pelanggan, perusahaan
dituntut untuk selalu aktif dalam melakukan promosi, memperbaiki layanan,
mengembangkan desain produk dan mutu suatu produk.(Taufiqurrahman, n.d.)

2
B. Permintaan Pasar Monopolistik

Permintaan dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik yaitu condong


menurun disebabkan preferensi konsumen terhadap fitur-fitur produk yang dibedakan
tersebut. Akan tetapi, karena terdapat beberapa barang penganti barang yang langsung
tersedia atau jika tidak sempurna, maka permintaannya menjadi elastis. Pada jangka
pendek kemungkinan akan terjadi laba maksimum dan kerugian. karena waktu yang relatif
singkat tidak akan ada penambahan pesaing baru. Pada jangka pendek, keuntungan
maksimum dicapai saat MR = MC, sedangkan harga permintaan lebih besar dari biaya rata-
rata. Segi empat PABC menunjukkan jumlah keuntungan maksimum yang dapat dinikmat
oleh perusahaan, sedangkan besar kerugian yang diderita oleh PABC adalah kelebihan
biaya yang dikeluarkan atau biaya total terhadap pendapatan. Kerungian dapat
diminimumkan saat MR = MC.(Pindyck & Rubinfeld, 2012)

Dalam jangka panjang, semakin banyak perusahaan yang masuk dalam pasar akan
menjadi saingan perusahaan-perusahaan terdahulu. Akibatnya, setiap perusahaan akan
menghadapi permintan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Adapun tindak
non pasar adalah usaha-usaha di luar perubahan harga yang dilakukan oleh perusahan
untuk menarik lebih banyak pembeli barang yang diproduksi.

C. Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistis

Kurva permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan


monopolistik ialah lebih elastis dari yang dihadapi oleh monopoli, tetapi elastisnya tu tidak
sampai mencapai elastis yang sempurna yaitu kurva permintaan yang sejajar sumbu datar
yang merupakan kurva permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam
persaingan sempurna. Maka pada hakikatnya kurva permintaan keatas barang produksi
perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah bersifat menurun secara sedikit dan
demi sedikit.Kurva permintaan yang bersifat seperti ini mengartikan: apabila perusahaan
menaikkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat bertambah
(Imanianto et al., 2015)

Oleh karena itu kurva permintaan dalam persaingan monopolistik tidak bersifat
elastis sempurna, kurva hasil penjualan marginal (MR) tidak berimpit dengan kurva

3
permintaan. Dalam persaingan monopolistik kurva MR adalah sama seperti yang terdapat
pada pasar monopoli, yaitu kurva tersebut terletak dibawah kurva permintaan.

1. Keseimbangan Jangka Pendek

Gambar 1 kurva keseimbangan jangka pendek

Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan Panjang. Dalam


jangka pendek perusahaan dapat menikmati laba super normal. Adapun dalam jangka
Panjang perusahaan hanya meikmati laba normal. Keseimbangan jangka pendek tercapai
bila MR=MC, karena memiliki daya monopoli walau terbatas. Kondisi keseimbangan
perusahaan yang bergerak dalam persaingan pasar persaingan monopolistik sama dengan
perusahaan yang bergerak dalam pasar monopoli. Pada saat MR=MC di titik E, sama
halnya dengan perusahaan monopolik, harga jual lebih besar dari biaya marginal (P>MC).
Tetapi kemampuan eksploitasi laba relatif terbatas, karena kurva permintaan yang di
hadapi sangat landau.(Taufiqurrahman, n.d.)

Untuk memperjelas ekulibrium jangka pendek di pasar persaingan monopolistic,


kita akan melihat dari perspektif penjual secara individual, baik yang memperoleh profit
maupun yang menderita kerugian.Untuk mempermudah penjelasa, bisa meilhat gambar
dibawah ini

4
Keterangan:

• Pada gambar sebelah kiri, penjual memperoleh laba dari penjualan produk dengan
harga sebesar P1 dan kuantitas sebanyak Q1 (pada titik ini maksimalisasi profit
terpenuhi, yakni Ketika MC berpotong dengan MR).
• Besaran profit yang didapatkan adalah area segiempat P1-A-B-C.
• Sementara pada gambar sebelah kanan, kurva AC berada diatas kurva permintaan
9D), sehingga harga (P) lebih rendah dari pada averge total cost (AC). Dengan
demikian, penjual mengalami kerugian.
• Adapun minimalisasi kerugian terpenuhi dengan penjualan produk sebanyak Q2 dan
harga sebesar P2.
• Besarnya kerugian minimal terlihat pada area segiempat P2-J-K-L.

2. Keseimbangan jangka Panjang

Gambar 2 kurva keseimbangan jangka panjang

5
Dibandingkan dengan pasar monopoli, persaingan pasar monopolistik masih lebih
baik dilihat dari lebih kecilnya total kesejahteraan yang hilang (dead weight loss(Siregar,
n.d.)). Namun tetap kurang efisien dibanding pasar persaingan sempurna. Ada dua
penyebab mengapa pasar persaingan monopolistik tidak dapat lebih efisien dibanding pasar
persaingan sempurna:

1. Harga jual masih lebih besar dari biaya marginal (P>MC)


2. Kapasitas berlebihan (excess capacity)
Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang. Perusahaan sebenarnya
tidak berproduksi pada tingkat yang paling efisien, sebab persaingan antara kurva AC dan
kurva D bukan titik terendah pada rendah, output harus ditambah dengan output pada AC
minimum.
Berangkat dari keseimbangan jangka pendek diatas, kita bisa menggambarkan
ekuilibrium jangka panjang dipasar persaingan monopolistik melalui dua scenario.
Scenario pertama, saat penjual memperoleh profit:
• Apabila scenario pertama terjadi, maka dalam jangka panjang akan menarik minat
jual baru untuk masuk kepasar.
• Masuknya penjual-penjual baru akan menggeser kurva permintaan (D) dan kurva
marginal revenue (MR) ke kiri, sekaligus mengurangi profit penjual lama.

Scenario kedua, ketika penjual mengalami kerugian:

• Jika scenario kedua terjadi, yakni saat penjual mengalami kerugian, maka dalam
jangka panjang akan mempengaruhi keputusan penjual-pejual yang ada untuk tetap
bertahan atau keluar dari pasar.
• Ketika jumlah penjual berkurang, pembeli memiliki lebih sedikit pilihan. Ini akan
mengakibatkan pergeseran kurva D dan kurva MR ke kanan, yang bertahan di pasar
(dengan kata lain, penjual yang bertahan di pasar akan mengalami penurunan
kerugian).

Proses dari masing-masing scenario diatas akan terus berlangsung hingga


didapatkan zero economic profit, yakni ketika harga (P) sama dengan average total
cost (AC). Pada saat itulah ekuilibrium jangka panjang terpenuhi. Ekulibrium

6
tersebut menggambarkan tidak tersedianya unsentif bagi penjual untuk masuk atau keluar
pasar.

Keterangan:

• Dari proses pergeseran yang berlangsung di masing-masing scenario diatas, pada


kahirnya akan mencapai keseimbangan jangka Panjang, dimana kurva D
bersinggungan dengan kurva AC di satu titik (e).
• Pada titik e tersebut terpenuhi zero economic profit, yakni Ketika P=AC, dalam
hal ini Ketika harga sebesar Pe dan kauntitas sebanyak Q.

Contoh Kasus :
Diketahui fungsi permintaan perusahan “MAB” yang bergerak pada pasar persaingan
monopolistik adalah
P = 120 – Q
Dan fungsi biaya perusahaan adalah
C = 5 + 2𝑞2
Dimana P = tingkat harga,
q = tingkat output dan
C = biaya total
Tentukanlah harga, output dan keuntungan memaksimumkan perusahaan.
Jawaban :
Dit:
P = 120 –Q

7
q = tingkat output
TC = 5 + 2𝑞2

TR = P.Q
= (120 – Q). 𝑄 2
= 120Q - 𝑄 2
MR = TR’
= 120 – 2Q

TC = 5 + 2𝑄 2
MC = TC’
= 4Q

MR = MC
120 – 2Q = 4Q
120 = 4Q + 2Q
120 = 6Q
20 = Q

P = 120 – Q
= 120 – 20
P = 100
TC = 5 + 2𝑄 2
= 5 + 2(20)2
= 5 + 2(400)
= 805
𝜋 = P.Q – C
= P.Q – TC
= 100. 200 – 805
= 2000 – 805
= 1195

8
D. Aturan Memaksimalkan Laba Persaingan Monopolistik
Untuk memaksimalkan laba, peruhaan persaingan monopolistik memproduksi
dimana penerimaan marginal sama dengan biaya marginal(Khelvin et al., 2021). Harga yang
memaksimalkan suatu laba ialah harga maksimum per unit yang bersedia konsumen bayar
untuk tingkat keluaran yang memaksimalkan laba. Dengan kata lain, keluaran yang
memaksimalkan laba, Q2, ialah seperti berikut: MR(Q2) = MC (Q2) dan, harga yang
memaksimalkan laba ialah: P2 = (Q2)
Contohnya: Misalkan fungsi permintaan invers untuk produk perusahaan persaingan
monopolistik ditentukan oleh P = 100 – 2Q dan fungsi biaya ditentukan oleh C(Q) = 5 + 2Q.
Tentukan harga dan kuantitas yang memaksimalkan laba dan laba maksimal?
Jawaban:
Menggunakan rumus penerimaan marginal untuk permintaan invers linear dan
rumus untuk biaya marginal, maka kita melihat bahwa MR= 100 – 4Q dan MC = 2.
Selanjutnya, tetapkan MR = MC maka untuk menemukan tingkat keluaran yang
memaksimalkan laba: 100 – 4Q =2 atau 4Q = 98. Pemecahan Q menghasilkan keluaran yang
memaksimalkan laba dari Q2 = 24,5 unit. Harga yang memaksimalkan laba ditemukan dengan
menetapkan Q = Q2 dalam fungsi permintaan invers. P2 = 100 – 2 x 24,5 per unit. Dengan
demikian, harga yang memaksimalkan laba adalah $51 per unit. Kemudian, laba adalah
perbedaan antara penerimaan dan biaya.
𝜋 = P2Q2 – C (Q2)
= (51) (24,5) – [5+ 2(24,5)]
= $1.19550
Maka harga yang dapat memaksimalkan laba ialah $51 dan laba maksimalnya adalah
$1.19550.

9
KESIMPULAN

1. Dalam pasar persaingan monopolistik, perusahaan bersaing dengan menjual produk yang
terdiferensiasi, yang sangat substutif. Yang dimana pasar monopolistik mempunyai ciri-
ciri yaitu terdapat banyak penjual, barangnya bersifat berbeda corak, perusahaan memiliki
sedikit kekuasaan dalam mempengaruhi harga, relatif mudah untuk masuk kedalam
industri/pasar, aktif dalam persaingan promosi.
2. Permintaan dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik yaitu condong
menurun disebabkan preferensi konsumen terhadap fitur-fitur produk yang dibedakan
tersebut
3. Adapun keseimbanga dalam pasar monopolistik yang dimana terbagi menjadi dua yaitu
keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek yang dimana Pada jangka pendek
kemungkinan akan terjadi laba maksimum dan kerugian. karena waktu yang relatif
singkat tidak akan ada penambahan pesaing baru dan pada jangka panjang semakin
banyak perusahaan yang masuk dalam pasar akan menjadi saingan perusahaan-
perusahaan terdahulu. Akibatnya, setiap perusahaan akan menghadapi permintan yang
semakin sedikit pada berbagai tingkat harga

10
DAFTAR PUSTAKA

Imanianto, F., Ciptalydi, D. S., Suwarni, & Yudanty, W. A. (2015). MAKALAH PENGANTAR ILMU
EKONOMI.

Khelvin, Anisa, N., Amaliyah, Z., & Khairunnisa, N. (2021). MAKALAH PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
DAN OLIGOPOLI.

Munarfa, A. (2007). Buku Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi. Badan Penerbit UNM.

Pindyck, R. S., & Rubinfeld, D. L. (2012). Buku Mikro Ekonomi Edisi Kedelapan (8th ed.). Erlangga.

Sadono, S. (2005). Buku Mikro Ekonomi Edisi Ketiga (3rd ed.). PT. Raja Grafindo Persada.

Siregar, B. W. (n.d.). Pasar Monopolistik.

Taufiqurrahman, M. (n.d.). STRUKTUR PASAR MONOPOLISTIK.

11

Anda mungkin juga menyukai