Anda di halaman 1dari 20

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“EKONOMI MIKRO”

Dosen Pengampu:

Nurlaili Akdhi Rizfa Faiza, M.E.

Disusun Oleh:

1. Ananda Nur Aini G03219005


2. Anzalna Rachmawati G03219007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pasar Persaingan
Monopolistik”. Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besanya kepada Ibu Nurlaili Akdhi Rizfa Faiza, M.E. Selaku dosen
mata kuliah Ekonomi Mikro di Universitas Islam Negri Sunan Ampel
Surabaya (UINSA) yang sudah meberikan kami kesempatan kepada
kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk


menambah pengetahuan, juga wawasan bagi penulis dalam
mempelajari mata kuliah Ekonomi Mikro.

Kami pun menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih


terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan adanya kritikan dan saran yang membangun
untuk meningkatkan penulisan makalah kedepannya dengan lebih baik
lagi.

Kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami oleh semua


orang khusunya bagi para pembaca. Kami mohon maaf jika terdapat
kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.

Surabaya, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik ......................................... 4
B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Pasar Persaingan
Monopolistik........................................................................................ 5
C. Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistis .............................................. 5
D. Keseimbangan dalam Pasar Persaingan Monopolistis ........................ 9
E. Kelebihan dan Kekurangan dari Pasar Persaingan Monopolistik ....... 12
F. Penilaian ke atas Persaingan Monopolistik ......................................... 13
G. Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik ........................................ 15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Monopoli secara Bahasa berarti ‘ satu penjual’. Ada enam
hal yang menjadi sebab terjadinya monopoli, yakni paten,
pemberian pemerintah, penguasaan input, penguasaan
teknologi, terlalu kecilnya pasar, dan monopoli alamiah.
Perkataan monopoli juga berasal dari bahasa Yunani, mono,
yang berarti satu, dan poly, yang berarti penjual. Dengan
demikian, monopoly, berarti satu penjual. Dan perusahaan ini
menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti
yang sangat dekat. Biasanya keuntungan yang dinikmati oleh
perusahaan monopoli adalah keuntungan melebihi normal dan
ini diperoleh karena terdapat hambatan yang sangat Tangguh
yang dihadapi perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki
industri tersebut.
Dalam keadaan seperti tiu, monopoli dapat menetapkan
baik output monopoli maupun harga monopoli yang berlaku di
seluruh pasar. Perusahaan menetapkan harga monopoli
berdasarkan syarat keseimbangan firm, yakni MR = MC
seperti pada semua bentuk industri yang lain. MR adalah
besarnya perubahan nilai pada Total Revenue (TR) sama
besarnya dengan MC (tambahan biaya suatu produk).
Pengertian atau definisi mengenai MR tersebut sesuai dengan
pendapat Ferguson tatkala dia menulis; “Marginal revenue is
the change in total revenue attributable to a one-unit change in
output”.1
Sekalipun monopoli bertindak sendirian di pasar, tidaklah
selalu berlaba. Adakalanya perusahaan tetap rugi. Kerugiaan

1
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Press, 2017),490

1
2

tersebut disebabkan tiga hal, yakni karena produknya


kurang laku, atau karena biayanya terlalu tinggi, dan juga
karena tekanan dari pemerintah. Dalam keadaan seperti itu,
firm akan berusaha menetapkan output dan harga jual sesuai
dengan syarat keseimbangan firm, agar kerugian yang di
dapatkan tidak terlalu banyak. Meskipun menderita kerugian,
monopolis tidak akan gulung tikar selama harga jualnya masih
lebih tinggi daripada biaya variabel rata-rata.
Pasar Monopolistik sendiri adalah salah satu pasar yang di
mana terdapat banyak produsen yang memproduksi atau
menghasilkan barang serupa tetapi mempunyai perbedaan
dalam beberapa aspek. Penjual di pasar monopolistik juga
tidak terbatas jumlahnya, tetapi setiap produk yang dihasilkan
pasti mempunyai karakter tersendiri yang membedakannya
dengan produk-produk lainnya.
Seperti contoh sabun mandi, shampoo, pasta gigi dan
peratalatan mandi lainnya. Meskipun fungsi dari semua sabun
mandi sama yaitu untuk membersihkan tubuh, akan tetapi
setiap produk yang dihasilkan oleh setiap produsen memiliki
ciri yang khusus untuk membedakannya, seperti misalnya
perbedaan harum wanginya, warna, kemasan, bentuk, dan
sebagainya. Dan ada juga pengertian pasar monopolistik yaitu
pasar yang di mana terdapat banyak produsen atau perusahaan
yang menjual barang yang berbeda corak.
Di dalam pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah
suatu faktor yang dapat meningkatkan penjualan. Tetapi
bagaimana kemampuan produsen atau perusahaan
menciptakan citra yang baik yang dapat diterima dengan baik
oleh konsumen maupun masyarakat. Sehingga membuat
mereka ingin membeli produk tersebut meskipun dengan harga
yang menjulang tinggi bahkan hingga menjadi pelanggan
3

setianya. Oleh sebab itu, setiap perusahaan yang berada dalam


pasar monopolistik harus selalu aktif dan menarik dalam
mempromosikan produknya sekaligus menjaga citra
perusahaannya. Dan di dalam makalah ini, penulis akan
membahas lebih dalam lagi mengenai tentang pasar persaingan
monopolistik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakaang di atas, maka dapat
dirumuskan masalah seperti berikut ini :
1. Apa pengertian dari pasar persaingan monopolistik ?
2. Bagaimana terbentuknya pasar persaingan monopolistik ?
3. Bagaimana ciri-ciri dari pasar persaingan monopolistik ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari pasar persaingan
monopolistik?
5. Bagaimana penilaian persaingan monopolistik?
6. Bagaimana pengaturan dalam pasar persaingan
monopolistik?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian dari pasar persaingan
monopolistik.
2. Menjelaskan bagaimana terbentuknya pasar persaingan
monopolistik.
3. Menjelaskan ciri-ciri dari pasar persaingan monopolistic.
4. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari pasar
monopolistik.
5. Menjelaskan persaingan monopolistik.
6. Menjelaskan bagaimana pengaturan dalam pasar
monopolistik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik


Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang
berada diantara dua jenis pasar yang ekstrim yaitu persaingan
sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu, sifat-sifatnya mengandung
unsur-unsur sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar
persaingan sempurna. Pasar persaingan monopolistis dapat di
definisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated products).
Teori pasar persaingan monopolistik (monopolistic competition)
sendiri dikembangkan karena ketidapuasan terhadap daya analisis
model persaingan sempurna (perfect competition) maupun monopoli
(monopoly). Ekonom yang pertama kali mengajukan ketidakpuasan
terhadap dua modal diatas adalah Peirro Sraffa (universitas
Cambridge), kemudian diikuti oleh Hoteling dan Zeuthen. Pada akhir
dasawarsa 1920-an dan awal dasawarsa 1930-an, model persaingan
monopolistic dikembangkan secara intensif terutama oleh Joan
Robinson (econom Inggris) dan Edward Chamberlain (ekonom
Amerika Serikat.
Struktur pasar persaingan monopolistik hampir sama dengan
persaingan sempurna. Didalam industri ini terdapat banyak perusahaan
yang bebas keluar masuk. Namun produk yang dihasilkan tidak
homogen, melainkan terdiferensiasi (differentiated product). Namun
perbedaan barang antar satu produk (merek) dengan produk (merek)
yang tidak terlalu besar. Diferensiasi ini mendorong perusahaan untuk
melakukan persaingan non harga. Walaupun demikian output yang
dihasilkan sangat mungkin saling menjadi subtitusi, perusahaan
memiliki kemampuan monopoli yang relatif terbatas.

4
5

Karena masing-masing produsen menjual produk yang berbeda,


maka kurva permintaan dan penawaran pasar sulit digambarkan dan
kita tidak memilikin harga keseimbangan tunggal. Oleh karena itu
analisis hanya dibatasi pada perusahaan tipikal (khusus). Analisis
grafiknya sangat disederhanakan dengan menganggap semua
perusahaan yang menjual produk yang sama memiliki kurva
permintaan dan kurva biaya yang identik.
B. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Pasar
Monopolistik
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasar monopolistik adalah
sebagai berikut:
1. Disebabkan adanya ketidakpuasan terhadap daya analisis model
persaingan sempurna
2. Adanya sumber daya alam yang berlimpah sehingga masyarakat
berlomba-lomba untuk memproduksi barang yang serupa tetapi
memiliki keunggulan yang berbeda-beda.
3. Dan adanya differensiasi produk yang tidak terlalu besar sehingga
membuat perusahaan untuk melakukan perusahaan persaingan
non harga.
C. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Monopolistis
Ciri-ciri pasar pesaingan monopolistik adalah sebagai berikut:
1. Terdapat banyak penjual
Di dalam industri ini Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar
persaingan monopolistis, sedemikian banyaknya sehingga setiap
produsen atau fim individual tidak mempunyai arti penting
sehingga keputusan apapun yang dilakukan oleh suatu firm
individual tidak akan memengaruhi insdustri secara keseluruhan,
namun demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar
persaingan sempurna. Perusahaan dalam pasaran monopolistik
mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya. Keadaan ini
menyebabkan produksi suatu perusahaan relatif sedikit kalua
6

dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan


pasar. Di Indonesia dapat dilihat dari begitu banyaknya merek
pakaian dan sepatu. Banyaknya perusahaan menyebabkan
keputusan perusahaan tentang harga dan output tidak perlu harus
memperhitungkan reaksi perusahaan lain dalam industri
(independence decision of price and output), karena setiap
perusahaan menghadapi kurva permintaannya masing-masing.
Akan tetapi setiap perusahaaan pasti ingin memiliki jumlah setia
sebanyak mungkin. Untuk dapat memastikan hal tersebut maka
perusahaan harus memiliki inovasi yang beragam yang dimana
dapat menunjukkan perbedaan antara produknya dengan produk
lainnya. Produsen sadar jika produknya semakin mirip dengan
produk lainya, maka semakin sedikitlah pembeli setianya dan
semakin landailah kurva permintaannya.2
2. Barangnya bersifat berbeda corak
Ciri ini merupakan sifat yang penting dalam membedakan antara
persaingan pasar monopolistik dan persaingan sempurna. Seperti
telah diterangkan, dalam persaingan sempurna produksi berbagai
perusahaan adalah serupa. Oleh karenanya sukar untuk
membedakan yang mana yang merupakan produksi suatu
perusahaan dan yang mana pula produksi perusahaan lainnya.
Produksi dalam persaingan monopolistik berbeda coraknya
(differentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan diantara
produksi suatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya.
Disamping perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut terdapat
pula perbedaan-perbedaan dalam pengemasannya, perbedaan
dalam bentuk “jasa perusahaan setelah penjualan” (after-sale
service) dan perbedaan dalam cara membayar barang yang sudah
dibeli. Sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan ini barang yang
diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan

2
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017),481
7

sempurna monopolistik bukanlah barang yang bersifat pengganti


sempurna (perfect substitute) kepada barang yang diproduksikan
perusahaan lain. Mereka hanya merupakan pengganti yang dekat
atau (close substitute) tetapi tetap memiliki daya saing antar
produsen satu dengan produsen lainnya. Itulah sebabnya industri
tempat mereka beroperasi itu disebut Industri Monopolistik.3
Perbedaan dalam sifat barang yang dihasilkan inilah yang menjadi
sumber adanya kekuasaan monopoli, walaupun kecil, yang dimiliki
oleh perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik.
3. Kemasukan ke dalam Industri Relatif Mudah
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha di dalam
pasar persaingan monopilitis tidak akan banyak mengalami
kesukaran. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat seperti di
dalam oligopili dan monopoli. Tetapi kemasukan tidaklah semudah
seperti dalam pasar persaingan sempurna. Beberapa faktor yang
menyebabkan hal ini., yang pertama ialah karena modal yang
diperlukan adalah relatif besar kalau dibandingkan dengan
mendirikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Yang
kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan barang yang
berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar, dan
mempromosikan barang tersebut untuk memperoleh langganan.
Maka perusahaan baru pada pada dasarnya harus berusaha
memproduksikan barang yang lebih menarik dari yang sudah ada
di pasar, dan harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan
mutu barang tersebut. Dalam hal ini laba supernormal yang
dinikmati perusahaan (existing firm) mengundang perusahaan
pendatang untuk memasuki industry. Jika mereka mampu bertahan,
dalam jangka Panjang maka dapat mengalahkan perusahaan yang
lain. Tetapi jika kalah mereka harus keluar, agar kerugian tidak
menjadi lebih besar. Sama halnya dalam pasar persainagn

3
Ibid., 481
8

sempurna, dalam pasar persaingan monopolistik proses masuk-


keluar akan berhenti bila semua perusahaan hanya memperoleh
laba normal.
4. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga
Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna,
yang tidak mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi harga,
perusahaan dalam pasar persaingan monopilitis dapat
mempengaruhi harga. Namun demikian pengaruhnya ini relatif
kecil kalau dibandingkan dengan perusahaan oligopoli dan
monopoli. Kekuasaan mempengaruhi harga oleh perusahaan
monopilitis bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya, yaitu
yang bersifat berbeda corak atau differinated product.
Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu
lebih menyukai barang dari sesuatu perusahaan tertentu dan kurang
menyukai barang yang dihasilkan perusahaan yang lainnya. Maka
apabila sesuatu perusahaan menaikkan harga barangnya, ia amsih
dapat menarik pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak
sebanyak seperti sebelum kenaikan harga. Sebaliknya, apabila
perusahaan menurunkan harga, tidaklah mudah untuk menjual
semua barang yang diproduksikannya. Banyak di antara konsumen
di pasar masih tetap membeli barang yang dihasilkan oleh
perusahaan-perusahaan lain, walaupun harganya sudah menjadi
relatif lebih mahal.
5. Persaingan Mempromosi Penjualan Sangat Aktif
Dalam hal ini harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar
dari perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis.
Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya dengan harga
relatif tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan.
Keadaan seperti ini disebabkan oleh sifat barang yang mereka
hasilkan, yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini
menimbulkan daya Tarik yang berbeda kepada para pembeli. Maka
9

untuk mempengaruhi citarasa pembeli, para pengusaha melakukan


persaingan bukan-harga (non-price competition). Persaingan yang
demikian itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu dan
desain barang , melakukan kegiatan iklan yang terus menerus,
memberikan syarat penjualan yang menarik, dan lain-lain.
D. Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistis
Dari ciri-ciri persaingan monopolistis diatas seperti yang diterangkan
dalam bagian yang lalu menimbulkan pengaruh yang cukup penting ke
atas corak permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam
persaingan monopolistis. Maka kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan monopolistis adalah lebih elastis dari yang dihadapi
monopoli, tetapi elastisitasnya tidak sampai mencapai elastis sempurna
yaitu kurva permintaan yang sejajar sumbu datar yang merupakan
kurva permintaan yang dihadapi suatu perusahaan dalam persaingan
sempurna. Maka pada hakikatnya kurva permintaan ke atas barang
produksi perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah bersifat
menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun
dengan curam). Kurva permintaan yang bersifat seperti ini berarti:
1. Apabila perusahaan menaikkan harga maka jumlah barang yang
dijualnya menjadi sangat berkurang, dan sebaliknya.
2. Apabila perusahaan menurunkan harga maka jumlah barang yang
dijualnya menjadi sangat bertambah.

Oleh karena itu kurva permintaan dalam persaingan pasar monopolistis


tidak bersifat elastis sempurna. Kurva hasil penjualan marginal (MR)
tidak berimpit dengan kurva permintaan. Dalam persaingan
monopolistis kurva MR adalah sama seperti yang terdapat dalam
monopoli, yaitu kurva tersebut terletak dibawah kurva permintaan.

Kurva permintaan sendiri memiliki sebutan lain, yakni kurva


penerimaan rata-rata atau Avarage Revenue (AR). Itu karena setiap titik
sepanjang kurva permintaan itu menyatakan tinggi harga, sedangkan
10

harga tidak lain identik dengan penerimaan rata-rata atau Average


Revenue. Karena di dalam Industri persaingan murni itu hukum
permintaan berlaku, jumlah output sesuatu firm dipengaruhi atau
ditentukan oleh harga jualnya. Dengan kata lain: Q = f(P).

Dari penjelasan di atas, maka keseimbangan terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Keseimbangan Jangka Pendek

Disebabkan karena kurva permintaan menurun sedikit demi


sedikit, dan sebagai akibatnya kurva MR tidak berimpit dengan
kurva permintaan, keseimbangan yang dicapai suatu
perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis adalah sama
dengan di dalam monopoli. Bedanya, di dalam monopoli yang
dihadapi adalah permintaan dari seluruh pasar, sedangkan
dalam persaingan monopolistis, permintaan yang dihadapi
perusahaan adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar.
Perusahaan dapat mencapai keseimbangan dan dapat
menikmati laba supernormal dalam jangka pendek.
Keseimbangan jangka pendek dalam sebuah perusahaan dapat
tercapai apabila MR=MC. Walaupun dalam jangka waktu yang
pendek karena perusahaan tersebut memiliki daya monopoli,
maka keseimbangan perusahaan yang bergerak dalam pasar
persaingan monopolistik sama dengan perusahaan yang
bergerak dalam bidang monopoli.4

2. Keseimbangan Jangka Panjang

Perusahaan dapat mencapai keseimbangan dalam jangka waktu


yang panjang dan juga dapat menikmati laba normal. Dalam
perusahaan jangka panjang dan jika dilihat dari lebih kecilnya
total kesejahteraan yang hilang(dead weight loss) persaingan

4
Pratama rahardja,dkk,Pengantar Ilmu Ekonomi(Jakarta: fakultas ekonomi Universitas
Indonesia,2002)160
11

monopolistik masih lebih baik daripada pasar monopoli.


Namun jika dibandingkan dengan pasar persaingan sempuna,
pasar persaingan monopolistik masih kurang efisien karena
memiliki dua penyebab yaitu sebagai berikut:5

1. Harga jual masih lebih besar dari biaya marjinal (P>MC)


Perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik mampu
membebankan harga jual yang lebih tinggi dari biaya marjinal
(P>MC) disebabkan karena memiliki daya monopoli. Jika
kurva yang dihadapi sangat elastis, maka selisih harga dan
biaya marjinal tidak sebesar perusahaan monopolis.
2. Kapasitas berlebih(excess capacity)
Karena bebasnya perusahaan untuk keluar dan masuk, dalam
jangka panjang perusahaan yang beroperasi dalam pasar
persaingan monopolistik hanya menikmati laba normal.
Keuntungan yang ditunjukkan dalam Gambar 13.1 (i) akan
menarik perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam
industry tersebut. Dalam persaingan monopolis tidak terdapat
hambatan kepada perusahaan-perusahaan baru. Maka
keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan
pertambahan dalam jumlah perusahaan di pasar. Sebagai
akibatnya setiap ini berarti kemasukan perusahaan baru akan
menggeser kurva permintaan DD ( dan tentunya juga kurva
hasil penjualan marginal MR) ke sebelah kiri, yaitu seperti
ditunjukkan oleh anak panah dalam gambar 13.1 (i).
Kemasukan perusahaan baru, dan perpindahan kurva DD dan
MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga perusahaan hanya
mendapat keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti
halnya dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, dalam

5
Ibid.,171
12

persainngan sempurna monopolistis setiap perusahaan hanya


mendapat keuntungan normal di dalam jangka Panjang.
Corak kegiatan perusahaan dalam persaingan monopolistis
ketika mendapat keuntungan normal berbeda dengan corak
kegiatan perusahaan dalam persaingan sempurna yang juga
memperoleh untung yang normal. Perbedaan itu adalah:
- Harga dan biaya produksi di pasar persaingan monopolistis
lebih tinggi.
- Kegiatan memproduksi di pasar persaingan monopolistis
belum mencapai tingkat optimal (mencapai tingkat di mana
biaya produksi per unit adalah paling rendah).
Perusahaan yang mengalami kerugian tidak akan
meneruskan kegiatannya, mereka akan meninggalkan
industri tersebut. Dengan demikian jumlah perusahaan di
dalam pasar semakin lama menjadin semakin sedikit.
Sebagai akibatnya dalam jangka Panjang permintaan yang
dihadapi setiap perusahaan menjadi lebi besar dari
sebelumnya.
E. Kelebihan dan Kekurangan dari Pasar Monopolistik
Dari semua pernyataan di atas, Pasar Monopolistik mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari pasar persaingan
monopolistik, yaitu:
1. Terdapat banyaknya produsen di pasar maka dapat memberikan
sebuah keuntungan bagi konsumen untuk bisa memilih produk
yang terbaik baginya.
2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, maka mendorong
produsen untuk selalu melakukan sebuah inovasi yang di mana
dapat menghasilkan dan meningkatkan produknya.
3. Adanya differesiansi produk mendorong konsumen agar lebih
selektif dalam menentukan produk yang akan dibelinya, dan
bisa membuat konsumen loyal terhadap produk yang dpilihnya.
13

4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena


sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar
monopolistik.Sedangkan kelemahan dari Pasar Persaingan
Monopolistik, yaitu:
1. Pasar persaingan monopolistik memiliki tingkat persaingan
yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun pelayan.
Sehingga produsen yang tidak memiliki model dan
pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam
pasar monopolistik, disebakan pemain pasar di dalamnya
memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi,
sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang kaan
berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh
konsumen.
F. Penilaian ke atas persaingan monopolistis

Analisis dalam bagian ini hanya meliputi penilaian ke atas efek


dari pasar yang bersifat persaingan monopolistis kepada
penggunaan sumber-sumber daya, dorongan untuk
mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi, dan corak
distribusi pendapatan. Salah satu kegiatan perusahaan
monopolistis adalah melakukan promosi penjualan secara iklan.
Keuntungan dan kerugian dari kegiatan tesebut dapat dinilai
sebagai berikut:6

1. Efisien dalam menggunakan sumber daya


Penilaian efisiensi perusahaan akan dinilai dengan
menggunakan perbandingan berdasarkan efisiensi perusahaan
dalam pasar persaingan sempurna. Perbandingan tersebut
pertujuan untuk menunjukan keseimbangan suatu perusahaan

6
Sadono Sukirno,Mikro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers,2016),302-304
14

dalam persaingan sempurna dalam jangka waktu yang panjang.


Dalam membuat perbandingan tersebut biaya produksi dalam
perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopolistik
adalah bersamaan yaitu ACs = ACm dan MCs = MCm
2. Efisiensi dan diferensiasi produk
Dalam analisis sebelumnya telah menjelaskan bahwa
perusahaan monopolistik menghasilkan barang-barang yang
berbeda corak yang artinya berbeda dari segi mutu barangnya,
pengemasannya dan pelayanan setelah penjualan. Perbedaan
tersebut menjadi salah satu sebab para konsumen mempuyai
pilihan yang baik dari pilihan mereka di pasar sempurna.
3. Perkembangan teknologi dan inovasi
Ahli ekonomi berpendapat bahwa persaingan monopolistis
memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan
perkembangan teknologi. Dorongan tersebut memiliki
keterbatasan karena dalam jangka panjang perusahaan hanya
memperoleh keuntungan normal. Perusahaan yang melebihi
normal dalam jangka pendek dapat mendorong dalam
mengembangkan teknologi. Tetapi dorongan tersebut
menyebabkan perusahaan lemah karena keuntungan yang
diperoleh dari mengembangkan teknologi dan melakukan
inovasi tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Keuntungan melebihi normal dapat mendorong perusahaan
lain memasuki industri tersebut dan menyebabkan
perkembangan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat
dinikmati.
4. Distribusi pendapatan
Persaingan monopolistik mengakibatkan corak distribusi
pendapatan menjadi seimbang karena tidak dapat keuntungan
yang berlebih-lebihan dalam jangka panjang, maka pengusaha
dan pemilik modal tidak memperoleh pendapatan yang
15

berlebih-lebihan. Terdapat banyak perusahaan yang


mendapatkan keuntungan normal dan akan dibagikan kepada
jumlah pemilik modal dan pengusaha yang banyak jumlahnya.
Menyikapi hal tersebut para ahli ekonomi berpendapat bahwa
pasar persaingan monopolistis menimbulkan corak distribusi
pendapatan yang lebih merata.
G. Pengaturan pasar persaingan monopolistik
Ada beberapa hal yang dapat membantu sebuah perusahaan
dapat efisien diantaranya:
1. Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan
yang hilang (dead weight loss) relatif kecil.
2. Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan
kapasitas produksi relatif kecil.
3. Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi
dalam pasar persaingan monopolistik diimbangi dengan
kenikmatan konsumen karena beragamnya produk,
peningkatan kualitas dan meningkatnya kebebasan konsumen
dalam memilih output.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar Persaingan Monopolistik adalah pasar yang memiliki banyak
penjual (produsen) dengan barang-barang yang dijualkan bersifat
homogen. Meskipun Homogen tetapi setiap barang memiliki ciri khas dan
keunggulan masing-masing.
Penyebab terjadinya pasar persaingan monopolistik disebabkan
adanya ketidakpuasan akan pasar persaingan sempurna dan monopoli,
tersedianya sumber daya alam yang melimpah dan differensiasi produk
yang tidak terlalu tinggi.
Keseimbangan pasar persaingan monopolistik ada dua jenis yaitu,
Keseimbangan Jangka Panjang dan Keseimbangan Jangka Pendek. Ciri-
ciri pasar persaingan monopolistik terdapat banyak penjual (produsen),
Produsen mudah memasuki pasar, barangnya bersifat berbeda corak,
perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga,
mempromosikan produk sangat aktif.
B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Banyak kekurangan dimana-mana
untuk itu mohon kiranya khususya pembaca berkenan untuk memberikan
masukan maupun kritikan demi perbaikan makalah kedepannya untuk
lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Rosyidi, Suherman. 2017, Pengantar Teori Ekonomi, Jakarta: Rajawali


Press.

Suparmoko, M. 1998, Pengantar Ekonomika Mikro, Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta.

Rahardja,Prathama. 2002, Pengantar Ilmu Ekonomi, Jakarta: Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia.

Sukirno,Sadono. 2016, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Jakarta: Rajawali


Pers.

17

Anda mungkin juga menyukai