Anda di halaman 1dari 23

Analisis Kredit

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Keuangan


Dosen Pengampu:
Dr. Andriani Samsuri, S.Sos, MM.

Disusun Oleh:

1. Ananda Nur Aini (G03219005)


2. Jamrudin Al Farhan (G03219018)
3. Rakhmad Fahmi Putra (G03219028)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan terhadap Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Analisis
Kredit”. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu selaku dosen pengajar mata kuliah
Analisis Laporan Keuangan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) yang
sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan juga
wawasan bagi penulis dalam mempelajari matakuliah Analisis Laporan Keuangan.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banya kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami mengharapkan adanya kritikan dan saran yang
membangun untuk penulisan makalah kedepannya dengan lebih baik lagi.

Kami berharap semoga makalah ini dapat dapat dipahami dan bermanfaat oleh semua
orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kata-kata
yang kurang berkenan.

Surabaya, 15 Mei 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala aspek,
baikkeuangan maupun non-keuangan. Menurut Lukman Dendawijaya (2005:88) Analisis
kreditadalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu
permohonankredit yang diajukan oleh calon debiturkredit sehingga dapat memberikan
keyakinankepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup 
layak (feasible).
Dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa Analisis kredit adalah suatu proses
analisiskredit dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan
untukmenentukan kebutuhan kredit yang wajar. tujuan analisis kredit untuk melihat /
menilai suatuusaha atas dasar kelayakan usaha, menilai risiko usaha dan bagaimana
mengelolanya, danmemberikan kredit atas dasar kelayakan usaha.Pada dasarnya analisis
kredit digunakan untuk meneliti atau menilai pemohon kreditsecara mendalam tentang
keadaan usaha atau proyek pemohon kredit agar pelaksanaan kredityang akan dilakukan
dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak menimbulkan kredit macet.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka ditarik rumusan masalah, diantaranya sebagai
berikut:
1. Apa saja hal yang berkaitan dengan likuiditas dan modal kerja?
2. Apa yang dimaksud dengan analisis likuiditas?
3. Apa saja hal hal yang berkaitan dengan struktur modal dan solvabilitas?
4. Apa yang dimaksud dengan Cakupan Modal

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk dapat mengetahui dan memahami hal apa saja yang terkait dengan likuiditas
dan modal kerja
2. Untuk dapat mengetahui dan memahami definisi dari analisis likuiditas
3. Untuk dapat mengetahui dan memahami hal apa saja yang terkait dengan struktur
modal dan solvabilitas
4. Untuk dapat mengetahui dan memahami hal terkait dengan cakupan modal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Likuiditas dan Modal Kerja


Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah aset menjadi uang tunai atau untuk
mendapatkan uang tunai untuk memenuhi jangka pendekkewajiban Jangka pendek secara
konvensional dipandang sebagai periode hingga satu tahun, meskipun demikian diidentifikasi
dengan siklus operasi normal suatu perusahaan (periode waktu yang meliputi siklus membeli-
memproduksi-menjual- mengumpulkan). Pentingnya likuiditas paling baik dilihat dengan
mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek. Likuiditas adalah masalah derajat.Kurangnya likuiditas
menghalangi perusahaan untuk mengambil keuntungan dari diskon yang menguntungkan atau
peluang menguntungkan. Masalah likuiditas yang lebih ekstrem mencerminkan
ketidakmampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban saat ini. Hal ini dapat menyebabkan
penjualan paksa investasi dan aset lainnya dengan harga yang lebih murah dan, dalam
bentuknya yang paling parah, menjadi kebangkrutan dankebangkrutan.
Untuk pemegang saham perusahaan, kurangnya likuiditas dapat meramalkan hilangnya
kontrol pemilik atau kehilangan investasi modal. Ketika pemilik perusahaan memiliki
kewajiban yang tidak terbatas(kepemilikan dan kemitraan tertentu), kurangnya likuiditas
membahayakan pribadi merekaAktiiva. Bagi kreditor perusahaan, kurangnya likuiditas dapat
menyebabkan keterlambatan dalam mengumpulkan bunga dan pembayaran pokok atau
hilangnya jumlah yang disebabkannya. Pelanggan perusahaan dan pemasok produk dan
layanan juga dipengaruhi oleh masalah likuiditas jangkapendek.
Implikasinya mencakup ketidakmampuan perusahaan untuk melaksanakan kontrak dan
kerusakan pada hal-hal penting hubungan pelanggan dan pemasok. Skenario-skenario ini
menyoroti mengapa ukuran likuiditas sangat penting bagi kami analisis suatu perusahaan. Jika
sebuah perusahaan gagal memenuhi kewajibannya saat ini, maka itu berlanjut keberadaannya
diragukan. Dilihat dari sudut pandang ini, semua ukuran analisis lainnya adalah sekunder
pentingnya. Sementara pengukuran akuntansi mengasumsikan keberadaan perusahaan tidak
terbatas, analisis kami harus selalu menilai validitas asumsi ini menggunakan likuiditas dan
langkah solvabilitas.
Modal kerja adalah ukuran likuiditas yang banyak digunakan. Modal kerja didefinisikan
sebagai kelebihan aktiva lancar dibandingkan kewajiban lancar. Ini penting sebagai ukuran
cairan aset yang memberikan bantal pengaman bagi kreditor. Ini juga penting dalam
mengukur cadangan cairan tersedia untuk memenuhi kontinjensi dan ketidakpastian di sekitar
perusahaan saldo arus kas masuk dan keluar.
Aktiva dan Kewajiban Lancar
Aset lancar adalah uang tunai dan aset lainnya yang diharapkan secara wajar (1) direalisasikan
dalam bentuk tunai atau (2) dijual atau dikonsumsi dalam satu tahun (atau siklus operasi
normal perusahaan) jika lebih dari satu tahun). Rekening neraca biasanya dimasukkan sebagai
aktiva lancar uang tunai, surat berharga yang jatuh tempo dalam tahun fiskal berikutnya,
piutang, persediaan, dan biaya dibayar di muka. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang
diharapkan puas dalam waktu yang relatif singkat, biasanya satu tahun. Kewajiban lancar
biasanya termasuk hutang, wesel bayar, pinjaman bank jangka pendek, hutang pajak, biaya
yang masih harus dibayar, dan bagian saat ini dari hutang jangka panjang.
Analisis kami harus menilai apakah semua kewajiban saat ini dengan cukup tinggi
probabilitas pembayaran akhirnya dilaporkan dalam kewajiban lancar. Pengecualian mereka
dari analisis cacat kewajiban lancar modal kerja. Tiga masalah umum adalah:
1. Liabilitas kontinjensi terkait dengan jaminan pinjaman. Kita perlu menilai kemungkinannya
kontingensi ini terwujud ketika kita menghitung modalkerja.
2. Pembayaran sewa minimum di masa depan berdasarkan sewa operasi yang tidak dapat
dibatalkanperjanjian.
3. Kontrak untuk konstruksi atau akuisisi aset jangka panjang seringkali diperlukan
pembayaran kemajuan yang substansial. Kewajiban pembayaran ini dilaporkan di catatan kaki
sebagai "komitmen" dan bukan sebagai kewajiban di neraca. Saat menghitung modal kerja,
analisis kami harus sering menyertakan inikomitmen.
Kita juga harus menyadari bahwa aset (debet) pajak tangguhan tidak ada lagi aktiva lancar
dari kewajiban (kredit) pajak tangguhan adalah kewajiban lancar. Arus aset pajak tangguhan
tidak selalu mewakili arus kas masuk yang diharapkan dalam bentuk pajak pengembalian
uang. Aset ini biasanya berfungsi untuk mengurangi beban pajak penghasilan di masa depan.
Pengecualian adalah kasus akumulasi rugi operasi bersih. Demikian pula dengan kewajiban
pajak tangguhan saat ini tidak selalu mewakili arus kas keluar masa depan. Contohnya adalah
perbedaan sementara yang bersifat berulang (seperti depresiasi) yang tidak selalu
menghasilkan pembayaran pajak karena perbedaan pembalikannya diimbangi dengan sumber
yang sama atau lebih besar perbedaan.
- Modal Kerja Ukuran Likuiditas
Perjanjian pinjaman dan perjanjian obligasi sering memuat ketentuan untuk pemeliharaan
tingkat modal kerja minimum. Analis keuangan menilai besarnya pekerjaan modal untuk
keputusan dan rekomendasi investasi. Instansi pemerintah menghitung agregat modal kerja
perusahaan untuk tindakan peraturan dan kebijakan. Dan diterbitkan laporan keuangan
membedakan antara aktiva lancar dan tidak lancar dan kewajiban dalam menanggapi hal ini
dan kebutuhan pengguna lainnya.
Namun jumlah modal kerja lebih relevan dengan keputusan pengguna saat terkait ke variabel
keuangan utama lainnya seperti penjualan atau total aset. Itu adalah nilai terbatas untuk
langsung tujuan komparatif dan untuk menilai kecukupan modal kerja. Ini terlihat di Ilustrasi
10.1

Dua perusahaan berikut memiliki jumlah modal kerja yang sama. Namun perbandingan cepat hubungan aset lancar dengan liabilitas lancar menunjukkan posisi modal kerja Perusahaan A le

Rasio Pengukuran Likuiditas Saat Ini


Ilustrasi sebelumnya menyoroti perlunya mempertimbangkan modal kerja relatif. Bahwa
adalah, kelebihan modal kerja $ 200.000 menghasilkan kesimpulan yang berbeda untuk
perusahaan dengan
$ 300.000 dalam aset lancar dari satu dengan $ 1.200.000 dalam aset lancar. Kerabat umum
ukuran dalam praktiknya adalah rasio saat ini. Rasio saat ini didefinisikan sebagai

Dalam Ilustrasi 10.1, rasio saat ini adalah 3: 1 ($ 300.000 / $ 100.000) untuk Perusahaan A
dan 1.2: 1 ($ 1.200.000 / $ 1.000.000) untuk Perusahaan B. Rasio ini mengungkapkan
gambaran yang berbeda untuk perusahaan A dan B. Kemampuan untuk membedakan antara
perusahaan berdasarkan likuiditas membantu menjelaskan meluasnya penggunaan rasio
lancar.
Relevansi dari Rasio Saat Ini
Alasan untuk rasio saat ini digunakan secara luas sebagai ukuran likuiditas termasuk
kemampuannya untuk mengukur:
- Cakupan kewajiban saat ini. Semakin tinggi jumlah (kelipatan) aset lancar untuk kewajiban
lancar, semakin besar jaminan yang kami miliki bahwa kewajiban lancar akandibayar.
- Penyangga (Buffer) terhadap kerugian. Semakin besar buffer, semakin rendah risikonya.
Rasio saat ini menunjukkan margin keamanan yang tersedia untuk menutup penyusutan aset
lancar bukan tunai nilai ketika akhirnya membuang atau melikuidasimereka.
- Cadangan dana cair. Rasio saat ini relevan sebagai ukuran margin keamanan terhadap
ketidakpastian dan guncangan acak terhadap arus kas perusahaan. Ketidakpastian dan
guncangan, seperti pemogokan dan luar biasa kerugian, dapat sementara dan tidak terduga
merusak Aruskas.
Sementara rasio saat ini adalah ukuran yang relevan dan berguna ikuiditas dan solvabilitas
jangka pendek, itu tunduk pada batasan tertentu kita harus sadar. Konsekuensinya, sebelum
kami jelaskan kegunaan dari rasio saat ini untuk analisis kami, kami diskusikan
keterbatasannya.
Rasio Lancar
Langkah pertama dalam mengevaluasi secara kritis rasio saat ini sebagai alat untuk likuiditas
dan jangka pendek analisis solvabilitas bagi kita untuk menguji pembilang dan penyebutnya.
Jika kita mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan untuk memenuhi arus kas keluar
dengan arus kas masuk yang memadai, termasuk penyisihan untuk penurunan tak terduga
dalam arus masuk atau kenaikan dalam arus keluar, maka itu adalah pantas bagi kita untuk
mengajukan pertanyaan berikut: Apakah rasio saat ini menangkap ini faktor-faktor penting
likuiditas? Secara khusus, apakah rasio saatini:
- Mengukur dan memprediksi pola arus kas masuk dan keluar masadepan?
- Mengukur kecukupan arus kas masuk ke aruskeluar?

Jawaban untuk kedua pertanyaan ini umumnya tidak. Rasio saat ini adalah ukuran statis
sumber daya yang tersedia pada suatu waktu untuk memenuhi kewajiban saat ini. Reservoir
saat ini sumber daya kas tidak memiliki hubungan logis atau kausal dengan arus kas masuk
masadepan.
Namun arus kas masa depan adalah indikator likuiditas terbesar. Arus kas masuk ini
tergantung tentang faktor-faktor yang dikecualikan dari rasio, termasuk penjualan,
pengeluaran uang tunai, laba, dan perubahan kondisi bisnis. Untuk memperjelas keterbatasan
ini, kita perlu memeriksa lebih lanjut erat komponen individu dari rasio saatini.
Rasio Kas Berbasis Likuiditas
Kas dan setara kas adalah yang paling likuid dari aset lancar. Di bagian ini, kami akan
memeriksarasio likuiditas berbasis kas.
Rasio Kas terhadap Aktiva Lancar
Rasio aset "hampir tunai" terhadap total aset lancar adalah salah satu ukuran dari tingkat
tersebut likuiditas aset lancar. Ukuran ini, yang dikenal sebagai rasio kas terhadap aktiva
lancar, adalah dihitung sebagai

𝐾𝑎𝑠 + 𝑆𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑎𝑠 + 𝑆𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎


𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Semakin besar rasio ini, semakin likuid aset lancar.
Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar
Rasio lain yang mengukur kecukupan kas adalah rasio kas terhadap liabilitas lancar. Ini
dihitung sebagai

𝐾𝑎𝑠 + 𝑆𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑎𝑠 + 𝑆𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎


𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Rasio ini mengukur uang tunai yang tersedia untuk membayar kewajiban saat ini. Ini adalah
ujian berat mengabaikan sifat pengembalian aset lancar dan kewajiban lancar. Ini melengkapi
rasio kas terhadap aktiva lancar dalam mengukur ketersediaan kas dari perspektif yang
berbeda. Untuk melihat rasio ini sebagai perpanjangan dari rasio cepat (lihat analisis
selanjutnya dalam bab ini) adalah, kecuali dalam kasus ekstrem, uji likuiditas jangka pendek
yang terlalu parah. Tetap pentingnya uang tunai sebagai bentuk utama likuiditas tidak boleh
diremehkan. Catatan kegagalan bisnis memberikan banyak contoh perusahaan bangkrut
dengan non-kas yang cukup besar aset (baik lancar dan tidak lancar) dan ketidakmampuan
untuk membayar kewajiban atau untuk beroperasi.
Likuiditas Kewajiban Lancar
Liabilitas lancar penting dalam menghitung modal kerja dan saat ini rasio karena dua alasan
terkait:
1. Liabilitas lancar digunakan dalam menentukan apakah kelebihan aset lancar lebih dari
kewajiban lancar memberi margin keamanan yangcukup.
2. Liabilitas lancar dikurangkan dari aset lancar saat tiba di modalkerja.
Dalam menggunakan modal kerja dan rasio saat ini, sudut pandang adalah salah satu likuidasi
dan bukan melanjutkan operasi. Ini karena dalam operasi normal, kewajiban lancar adalah
tidak terbayar tetapi bersifat mengembalikan uang. Asalkan penjualan tetap stabil, pembelian
keduanya dan kewajiban lancar harus tetap stabil. Meningkatkan penjualan biasanya
menghasilkan peningkatan kewajiban lancar.
B. Analsiis Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban hutang jangka pendeknya saat jatuh tempo. Pada dasarnya, Rasio Likuiditas ini
merupakan hasil pembagian kas dan dan aset lancar lainnya dengan pinjaman jangka pendek dan
kewajiban lancar. Rasio ini menunjukan berapa kali kewajiban hutang jangka pendek
dapat  ditutupi oleh kas dan aset lancar lainnya. Jika nilainya lebih dari 1 maka berarti kewajiban
jangka pendek dapat ditutup sepenuhnya.
            Secara umum, semakin tinggi rasio likuiditas, semakin tinggi pula margin keselamatan
yang dimiliki oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiba lancarnya. Rasio likuiditas yang lebih
besar dari 1 menunjukkan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki keuangan yang sehat
dan kemungkinan kecil akan mengalami kesulitan keuangan.Jika suatu perusahaan ingin kita
ketahui sejauh mana bobot atau persentase kasnya terhadap kewajiban lancarnya, maka itu
artinya kita ingin tau kemampuan cash liquidity dari perusahaan tersebut jika sewaktu-waktu ia
harus melunasi kewajiban lancarnya dengan hanya menggunakan kas yang ada. Semakin tinggi
nilainya tentu semakin baik likuiditas perusahaan tersebut.
Secara umum, pengertian likuditas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai, dimana tujuan dan manfaat fdari
likuditas ialah:
1. Untuk mengukur kemampuan peusahaan membayar kewajiban atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar
kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah
ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).
2.  Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya, jumlah kewajiban yang berumur
dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva
lancar.
3.  Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini
aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
4.   Untuk menngukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan
modal kerja perusahaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6.   Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas
dan hutang.
a. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
Jenis-jenis rasio likuiditas  yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur
kemampuan, yaitu :
1.  Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalammembayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang
segera jatuh tempo.rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk
mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
2.  Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan
rasio yang menunjukan kemampuan perusahaaan dalam memenuhi atau membayar
kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sendiaan (inventari). Artinya sediaan kita diabaikan ,
dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. 
3.   Rasio Kas (Cash Ratio)
Di samping kedua rasio yang sudah dibahas di atas, terkadang perusahaan juga
ingin mengukur seberapa besar uang yang benar-benar siap untuk digunakan untuk
membayar utangnya. Artinya dalam hal ini perusahaan tidak perlu menunggu
untuk menjual atau menagih utang lancar lainya yaitu dengan menggunakan rasio
lancar.
4.   Rasio Perputaran Kas
Menurut James O.Gill, rasio perputaran kas (cash turn over) berfungsi untuk
mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk
membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-
biaya yang berkaitan dengan penjualan.
5.  Investori to Net Working Capital
Investori to Net Working Capital  merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal
kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva
lancar dengan uang lancar.

b. Study Case
Neraca PT ABC
PER 31 DESEMBER 2001
( dalam ribuan rupiah )
Aktiva Lancar Hutang lancar
Kas 200.000 Hutang dagang 300.000
Efek 200.000 Hutang wesel 100.000
Piutang 160.000 Hutang Pajak 160.000
Persediaan 840.000
Jumlah A.L. 1.400.000 Jumlah H.L. 560.000

Aktiva Tetap Hutang jk. Panjang


Mesin 700.000 Obligasi 600.000
Akum. Penyusutan 100.000
600.000 Modal sendiri
Bangunan 1.000.000 Modal saham 1.200.000
Akum. Penyusutan 200.000 Agio saham 200.000
800.000 1.400.000
Tanah 100.000 Laba ditahan 440.000
Intangibles 100.000
Jumlah A.T. 1.600.000 Juml. Modal sendiri 1.840.000

Jumlah Aktiva 3.000.000 Jumlah pasiva 3.000.000

- Statement PT ABC
Periode 31 Desember 2001
( dalam ribuan rupiah )
Penjualan 4.000.000
Harga pokok penjualan 3.000.000
Laba kotor 1.000.000

Biaya-biaya 570.000
Keuntungan sebelum bunga & pajak 430.000

Bi. Bunga obligasi ( 5 % x Rp 600.000 ) 30.000


Keuntungan sebelum pajak 400.000

Pajak penghasilan 160.000


Keuntungan Bersih setelah pajak 240.000

- Hitunglah Rasio Likuiditas PT ABC


RASIO KEUANGAN    
METODE PERHITUNGAN INTERPRETASI

I. RASIO LIKUIDITAS Aktiva Lancar Kemampuan untuk membayar


A. Current Ratio -------------------- hutang yang segera harus dipenuhi
Hutang Lancar dengan aktiva lancar. Setiap hutang
1.400.000 Lancar Rp 1,00 dijamin oleh oleh
-------------  = 2,5 : 1 = 250% aktiva lancar Rp 2,50
560.000

B. Cash Ratio Kemampuan membayar utang


Kas + Efek   =  400.000  = dengan segara yang harus
dipenuhi  dengan kas yang tersedia
HL                 560.000 dalam perusahaan dan efek yang
segera dapat diuangkan.
Setiap hutang Lancar  Rp1,00
= 0,71 atau 71% dijamin oleh kas  dan efek Rp 0,71

C. Quick ratio (Acid Test   Kas +Efek + Hutang Kemampuan untuk membayar
     ratio) Hutang Lancar utang  yg segera hrs dipenuhi
·   Dg aktiva lancar yg lebih likuid.
200.000 + 20.000 + 160.000
560.000 ·   Setiap utang lancar Rp
= 1 : 1  atau 100% 1,00  dijamin dengan quick assets
1,00
D. Working Capital to Aktiva Lancar – Ht Lancar Likuiditas dari total  aktiva dan
    Total    Assets Ratio ------------------------------------- posisi modal kerja neto.
Jumlah Aktiva

Setiap Rp 1, 00  assets perusahaan


1.400.000 – 560.000 Rp 0,28 terdiri dari  modal kerja
------------------------------ (aktiva lancar)
3.000.000

= 0, 28  : 1 atau 28 %
DASAR-DASAR SOLVABILITAS

Analisis solvabilitas memiliki beberapa elemen kunci, salah satunya analisis struktur
modal. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh
dari modal ekuitas yang relative permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara
yang lebih berisiko. Elememen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalah laba atau
kemampuan menghasilkan laba yang menunjukkan kemampuan berulang untuk menghasilkan
kas dari operasi. Arus laba yang stabil merupakan ukuran penting atas kemampuan perusahaan
untuk meminjam saat kekurangan kas. Hal itu juga merupakan ukuran kemampuan perusahaan
untuk bangkit dari kondisi kesulitan keuangan. Pemberi pinjaman biasanya melindungi diri
mereka dari kemungkinan gagal bayar dengan memberi persyaratan utang. Persyaratan utang
biasanya dirancang untuk:

1. Menekankan ukuran kekuatan keuangan utama seperti rasio lancar dan rasio utang
terhadap ekuitas

2. Menghindari penerbitan utang tambahan

3. Memastikan tidak adanya pengeluaran sumber daya perusahaan melalui dividen yang
berlebihan atau akuisisi

Pentingnya struktur modal dimana struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada
suatu perusahaan yang sering dihitung berdasarkan besaran relative berbagai sumber pendanaan.

Karakteristik utang dan ekuitas dengan kepentingan untuk menganalisis struktur modal dapat
berasal dari berbagai perspektif, salah satunya adalah perbedaan antara utang dan ekuitas.
Ekuitas (equity) mengacu pada risiko modal suatu perusahaan. Karakteristik modal mencakup:

1. Pengembaliannya yang tidak pasti dan tidak tentu serta tidak adanya pola pembayaran
kembali.

2. Biasanya bersifat permanen, tangguh di saat-saat sulit, dan tidak memiliki persyaratan
dividen wajib.

Modal utang (debt) jangka pendek maupun jangka panjang harus dibayar kembali. Bagi investor
saham biasa, utang mencerminkan risiko kerugian invenstasi diimbangi potensi keuntungan dari
leverage keuangan. Leverage keuangan merupakan penggunaan utang untuk meningkatkan laba.

Motivasi memperoleh modal utang adalah:


1. Bunga atas sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika Bungan lebih kecil daripada
pengembalian atas asset operasi bersih, selisih pengembalian tersebut akan menjadi
keuntungan bagi investor ekuitas.
2. Bungan merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan dividen tidak.

Motivasi Untuk Modal Utang

1. Bunga atas sebagian utang adalah tetap dan memberikan biaya bunga kurang dari imbal
hasil atas aset operasi neto, kelebihan imbal hasil adalah untuk keuntungan investor ekuitas.

2. Bunga adalah beban yang dapat dikurangkan dengan pajak, sedangkan dividen tidak
dapat dikurangkan dengan pajak.

Konsep leverage keuangan dengan perusahaan yang memiliki leverage keuangan disebut
memperdagangkan ekuitas. Hal ini menunjukkan perusahaan menggunakan modal ekuitas
sebagai dasar pinjaman untuk mendapatkan kelebihan pengembalian. Selain keuntungan dari
kelebihan pengembalian untuk leverage keuangan dan bunga yang dapat mengurangi posisi
pajak, posisi utang jangka panjang dapat memberikan keuntungan lain bagi pemegang ekuitas.

Penyesuaian terhadap Nilai Buku dari Liabilitas

a. Pajak penghasilan tangguhan. Pajak sebagai utang atau ekuitas tergantung pada sifat
tangguhan, pengalaman akun di masa lalu (seperti pola pertumbuhannya), dan kemungkinan
pembalikan di masa depan.

b. Sewa guna usaha operasi. Saat ini praktik akuntasi mewajibkan sebagian besar pendanaan
sewa guna usaha jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan disajikan sebagai utang.

c. Pendanaan di luar neraca. Beberapa manager menyatakan utangnya terlalu rendah.


Beberapa cara untuk melakukan hal ini seperti perjanjian pendanaan di luar neraca
menggunakan entitas bertujuan khusus dan invenstasi metode ekuitas.

d. Kewajiban kontinjen. Umumnya cadangan yang menimbulkan beban terhadap laba juga
dianggap sebagai kewajiban.

e. Hak minoritas. Akun ini bukan kewajiban seperti utang karena tidak ada kewajiban untuk
membayar dividend an pembayaran kembali pokok.

f. Utang yang dapat dikonversi. Biasanya disajikan sebagai kewajiban lainnya (. Jika
dikonversi menjadi saham biasa, maka utang ini dapat dikelompokkan menjadi ekuitas untuk
tujuan analisis struktur modal.
g. Saham preferen. Bagian saham yang memiliki tambahan hak melebihi saham biasa, yaitu
membayar dividen pada tingkat waktu tertentu dan memiiki hak istimewa lain selain saham
biasa seperti pada hal pembayaran dividen serta saat terjadi likuidasi aset.

C.KOMPOSISI STRUKTUR MODAL DAN SOLVABLITAS

Risiko fundamental struktur modal dengan utang adalah risiko tidak cukupnya kas pada
saat-saat sulit. Laporan Common-Size dalam analisis solvabilitas adalah alat komposisi yang
dilakukan dengan membuat common size statement atas bagian kewajiban dan ekuitas pada
neraca.

Ukuran struktur modal untuk analisis solvabilitas, rasio struktur modal merupakan alat analisis
solvabilitas lainnya. Rasio yang umum digunakan adalah:

a. Total Utang terhadap Todal Modal

Rasio total utang:

Total debt
Total capital

Total utang = utang lancar+utang jangka panjang+kewajiban lainnya

Total modal = total utang+ekuitas pemegang saham

b. Total Utang terhadap Modal Ekuitas

Rumus:

total debt
Shareholder equity

c. Utang Jangka Panjang terhadap Modal Ekuitas

Untuk mengukur hubungan antara utang jangka panjang (kewajiban tak lancar) terhadap modal
ekuitas.

Rumus :

long−term debt
Shareholder equity
d. Utang Jangka Pendek terhadap Total Utang

Merupakan indicator ketergantungan perusahaan terhadap pendanaan jangka pendek. Biasanya


terpengaruh oleh perubahan tingkat bunga.

Interpretasi ukuran struktur modal, analisis common size dan rasio struktur modal umumnya
mengukur risiko struktur modal perusahaan. Makin tinggi proporsi utang, makin besar beban
bunga tetap dan pembayaran kembali utang, dan makin besar kemungkinan gagal bayar pada
periode penurunan laba atau masa sulit. Ikuran struktur modal digunakan sebagai alat penyaring.
Ukuran solvabilitas berdasarkan aset dimana komposisi aset dalam analisis solvabilitas dapat
diartikan analisis komposisi asset sebagai alat penting dalam menilai risiko yang dihadapi
struktur modal suatu perusahaan.
D. CAKUPAN LABA
Salah satu keterbatasan ukuran struktur modal adalah ketidakmampuannya untuk melihat
ketersediaan arus kas untuk melunasi utang perusahaan. Saat utang dilunasi, ukuran struktur
modal biasanya membaik, sementara persyaratan kas tahunan untuk membayar Bunga atau
menyisihkan dana tidak berubah atau meningkat. Pembatasan ini menyorot pentingnya peranan
cakupan laba perusahaan atau kemampuan menghasilkan laba sebagai sumber pembayaran
Bunga dan pokok pinjaman.
Hubungan antara laba dengan beban tetap merupakan bagian dari analisis cakupan laba.
Rumus:

Earnings available for fixed chargesFixed/


charges

Menghitung Beban Tetap dengan bunga yang timbul, merupakan beban tetap yang
paling jelas dan nyata yang timbul akibat utang. Beban bunga berbeda dengan bunga yang
dibayar karena:
1. Perubahan utang bunga
2. Kapitalisasi Bunga yang disajikan bersih
3. Amortisasi diskon dan premium

Bunga implisit atas kewajiban sewa guna usaha Saat sewa dikapilitasi bunga pembayaran
sewa dimasukkan dalam beban bunga pada laporan laba rugi meskipun sebagian besar saldo ini
biasanya dianggap sebagai pelunasan pokok kewajiban.

Persyaratan dividen saham preferen anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas.


Dianggap sebagai beban karena memiliki prioritas di atas distribusi laba untuk perusahaan
induk. Rumus:
Preferred stock divident
requirement/1-
Effective tax rate

Pembayaran kembali pokok pinjaman dari perspektif arus keluar dianggap sama sulitnya
dengan pembayaran bunga. Pada kasus pembayaran sewa, kewajiban perusahaan untuk
melunasi pokok dan bunga harus dipenuhi secara bersamaan. Berikut beberapa alasan
persyaratan pembayaran kembali pokok pinjaman tidak diakui dalam perhitungan rasio laba
terhadap beban tetap:
o Rasio laba terhadap beban tetap berdasarkan pendapatan.
o Jika suatui perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang dapat diterima, maka
perusahaan seharusnya mampu meminjam kembali utang untuk melunasi pembayaran
pokok.
o Memasukkan pembayaran pokok pinjaman akan menghasilkan perhitungan ganda
Masalah memasukkan persyaratan membayar kembali utang pada beban tetap adalah tidak semua
perjanjian utang mengharuskan penyisihan dana atau kewajiban pembayaran kembali yang sama.

· Jaminan untuk membayar beban tetap dengan jaminan untuk membayar beban tetap atas anak
perusahaan yang tidak dikonsolidasi atau entitas yang tidak terafiliasi harus ditambahkan
pada beban tetap jika persyaratan untuk melunasi jaminan terlihat jelas.

· Beban tetap lainnya analisis terhadap beban tetap seharusnya tidak hanya dibatasi pada
pembayaran bungan dan persyaratan pembayaran kembali pokok pinjaman tapi juga
mencakup seluruh kewajiban pembayaran sewa jangka panjang dan terutama jika sewa
tersebut adalah sewa yang tidak bisa dibatalkan. Beban tambahan yang tidak langsung terkait
dengan utang, tetapi dianggap komitmen jangka panjang yang bersifat tetap adalah kontrak
pembelian jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan dan jumlahnya di atas persyaratan
normal.

Menghitung Laba Terhadap Beban Tetap Rumus untuk menghitung rasio Laba terhadap
beban tetap yang konvensional:

Income+Tax expance+Interest expenseInterest /


expense

Untuk memudahkan penyajian, dua pos (cadangan) tidak dimasukkan dalam rasio di atas,
tetapi pos ini perlu dimasukkan dalam rasio jika ada:

1. Kerugian anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas harus diperhitungkan secara


keseluruhan saat menghitung laba.

2. Kerugian investasi pada anak perusahaan dengan kepemilikan kurang dari 50% yang
menggunakan metode ekuitas tidak perlu dimasukkan ke laba, kecuali untuk utang anak
perusahaan yang dijamin oleh perusahaan.

Analisis Periode Penagihan Bunga dnegan ukuran cakupan laba lainnya adalah rasio periode
penagihan bunga. Rasio ini mengabaikan sebagian besar penyesuaian pada pembilang dan
penyebut seperti pada pembahasan rasio laba terhadap beban tetap. Meskipun perhitungannya
sederhana, rasio ini memiliki kemungkinan kesalahan dan tidak seefektif alat analisis seperti
rasio laba terhadap beban tetap.

Perusahaan harus membayar beban tetap secara tunai, sementara laba bersih mencakup
pendapatan yang dihasilkan dan beban yang tidak selalu menghasilkan atau membutuhkan
kas dengan segera. Bagian ini menjelaskan ukuran cakupan beban tetap berbasis kas untuk
mengatasi keterbatasan ini.

Rasio Arus Kas terhadap Beban Tetap, rasio ini dihitung dengan menggunakan kas dari
operasi sebagai pembilang sebagai ganti dari laba pada rasio laba terhadap beban tetap. Kas
dari operasi disajikan pada laporan arus kas.
Rumus:

Pretax operating cash flow+Adjustments (b)through(g) / Fixed chaerge

Kas dari Operasi yang Permanen

Pretax income+Adjustments (b)through(g) /

Fixed charges+((Preferred dividends)/(1-Tax rate)) 

Hubungan antara arus kas operasi perusahaan dengan beban tetap penting dalam
analisis solvabilitas jangka panjang. Hal ini biasanya dilakukan dalam evaluasi komponen
arus kas operasi. Misalnya, penyusutan yang ditambahkan kembali pada laba bersih
permanen dibandingkan dengan laba bersih karena pemulihan penyusutan yang dapat
digunakan untuk melunasi utang. Asumsi ini berlaku hanya pada jangka pendek. Pada jangka
panjang, pengembalian kas harus digunakan untuk mengganti aset tetap. Perubahan modal
kerja operasi yang permanen sering kali sulit dinilai. Modal kerja operasi lebih terkait dengan
penjualan dibandingkan dengan laba sebelum pajak sehingga sering kali lebih stabil
dibandingkan arus kas operasi.

Cakupan Laba atas Dividen Saham Preferen, Analisis saham preferen sering kali
memperoleh manfaat dari ukuran cakupan laba atas dividen saham preferen. Analisis ini
serupa dengan analisis bagaimana laba menutup beban tetap terkait utang. Perhitungan ini
harus memasukkan seluruh beban yang terjadi sebelum dividen saham preferen dalam beban
tetap. Karena dividen saham preferen bukan merupakan pengurang pajak, dividen ini harus
dibayar dengan laba setelah pajak. Rasio ini dihitung dengan:Jika terdapat dua atau lebih
jenis saham prefern beredar, rasio cakupan biasanya dihitung untuk tiap penerbitan dengan
mengurangi persyaratan dividen penerbitan berikutnya, serta mencakup seluruh beban tetap
sebelumnya dan dividen saham preferen yang telah diterbitkan sebelumnya.Interpretasi
ukuran cakupan laba dimana ukuran cakupan laba memberikan pemahaman mengenai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dari laba berjalan. Terdapat korelasi
yang tinggi antara cakupan laba dengan tingkat gagal bayar utang, yaitu makin tinggi
cakupan, makin rendah tingkat gagal bayar.

Pentingnya keragaman dan daya tahan laba untuk cakupan laba, Faktor penting dalam
mengevaluasi ukuran cakupan laba adalah perilaku laba dan arus kas dari waktu ke waktu.
Makin stabil pola laba perusahaan, makin rendah ukuran cakupan laba yang dapat diterima.
Ketidakpastian dapat menyebabkan perlunya rasio cakupan laba yang lebih tinggi. Baik
variabilitas laba maupun daya tahan laba merupakan ukuran umum dari ketidakpastian ini
sepanjang waktu.Pentingnya ukuran dan asumsi cakupan laba dalam menentukan tingkat
cakupan laba yang dapat diterima tergantung dari metode perhitungan yang digunakan.
Perhitungan rasio laba terhadap cakupan beban tetap dapat dihitung menggunakan laba
sebelum operasi yang
dihentikan, pos luar biasa, dan dampak kumulatif perubahan akuntansi. Pengeluaran tiga
pos tersebut menghasilkan arus kas yang kurang berfluktuasi, juga mengeluarkan
komponen penting yang merupakan bagian dari aktivitas usaha perusahaan. Kualitas laba
merupakan faktor penting lainnya.

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah aset menjadi uang tunai atau
untuk mendapatkan uang tunai untuk memenuhi jangka pendekkewajiban Jangka pendek
secara konvensional dipandang sebagai periode hingga satu tahun, meskipun demikian
diidentifikasi dengan siklus operasi normal suatu perusahaan (periode waktu yang
meliputi siklus membeli-memproduksi-menjual- mengumpulkan). Jenis-jenis rasio
likuiditas terbagi menjadi lima macam, diantaranya rasio lancar, rasio cepat, rasio kas ,
rasio perpuataran kas dan Investori to Net Working Capital. Rasio ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar.
Analisis solvabilitas memiliki beberapa elemen kunci, salah satunya analisis
struktur modal. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan
dapat diperoleh dari modal ekuitas yang relative permanen hingga sumber pendanaan
jangka pendek sementara yang lebih berisiko. Elememen kunci solvabilitas jangka
panjang lainnya adalah laba atau kemampuan menghasilkan laba yang menunjukkan
kemampuan berulang untuk menghasilkan kas dari operasi. Analisis Periode Penagihan
Bunga dnegan ukuran cakupan laba lainnya adalah rasio periode penagihan bunga. Rasio
ini mengabaikan sebagian besar penyesuaian pada pembilang dan penyebut seperti pada
pembahasan rasio laba terhadap beban tetap. Meskipun perhitungannya sederhana, rasio
ini memiliki kemungkinan kesalahan dan tidak seefektif alat analisis seperti rasio laba
terhadap beban tetap.

B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan banyak kekurangan dimana-mana. Untuk itu mohon kiranya
khusus pembaca berkenan untuk memberikan masukan mataupun kritik demi perbaikan
makalah kedepannya untuk lebih baik lagi.

22
DAFTAR PUSTAKA

K.R Subramanyam, John J Wild. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Lasmi, Mia. 2016. Akutansi Keuangan Menengah. Bandung: Pustaka Media Bandung
Sujarweni, Wiratna. 2017. Analisis laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

23

Anda mungkin juga menyukai