Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS KREDIT

Dosen Pengampu : Trisnawati Rahayu M,Si., Akt.

Kelompok 10 Kelas A :

1. Ade Pebrianti Simanullang / 192114011


2. Cicilia Aprillione Krismawati / 192114030
3. Archangela Ghiriani Fontaine Nan / 182114063
4. Florensius rivaldo Gello / 182114154
5. Maria Avelina Ndelu Ambu / 182114080

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2021
LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA

Likuiditas (liquidity) adalah kemampuan untuk mengonversikan aset menjadi kas atau
memperoleh kas untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jangka pendek adalah periode
hingga satu tahun atau didefinisikan sebagai siklus operasi normal perusahaan (periode waktu
yang mencakup siklus pembelian, produksi, penjualan, dan penagihan).

Pentingnya likuiditas di pandang dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari


ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas
merupakan permasalahan terkait tingkatan. Kurangnya likuiditas menyebabkan perusahaan tidak
dapat memperoleh potongan harga atau kesempatan yang menguntungkan. Masalah likuiditas
yang lebih ekstrim mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
lancarnya. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan harus menjual investasi atau aset lainnya pada
harga yang berkurang, dan dampak yang paling parah adalah insolvabilitas dan kebangkrutan.

Bagi pemegang saham perusahaan, kurangnya likuiditas menandakan hilangnya kendali


pemilik maupun kerugian investasi modal. Ketika pemilik perusahaan memiliki kewajiban tidak
terbatas (pada perusahaan perseorangan dan persekutuan tertentu), kurangnya likuiditas dapat
membahayakan aset pribadi mereka. Bagi kreditor perusahaan, kurangnya likuiditas dapat
menyebabkan penundaan dalam pembayaran bunga dan pokok pinjaman atau bahkan tidak dapat
ditagih sama sekali. Pelanggan serta pemasok produk dan jasa perusahaan juga terpengaruh oleh
masalah likuiditas jangka pendek. Implikasi mencakup ketidakmampuan perusahaan untuk
melaksanakan kontra dan rusaknya hubungan dengan pelanggan dan pemasok.

Jika perusahaan gagal untuk memenuhi kewajiban saat ini, maka keberlangsungan
usahanya diragukan. Dilihat dari sisi ini, seluruh ukuran analisis lainnya menjadi kurang penting.
Ketika pengukuran akuntansi mengasumsikan keberadaan yang tak terbatas dari suatu
perusahaan, analisis harus selalu menilai validitas dari asumsi ini menggunakan ukuran likuiditas
dan solvabilitas.

Modal kerja secara luas juga digunakan sebagai ukuran likuiditas. Modal kerja (working
capital) yang didefinisikan sebagai kelebihan aset lancar atas liabilitas jangka pendek. Modal
kerja merupakan ukuran yang penting atas aset likuid yang mencerminkan pengaman bagi
kreditor. Modal kerja juga penting sebagai ukuran atas cadangan liquid yang tersedia untuk
memenuhi kontinjensi dan ketidakpastian terkait arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan.

Aset Lancar dan Liabilitas Jangka Pendek

Aset lancar (current assets) adalah kas dan aset lainnya secara wajar diharapkan dapat:
(1) direalisasikan sebagai kas, atau (2) dijual atau dikonsumsi dalam satu tahun (atau dalam
siklus operasi normal dari suatu perusahaan jika lebih dari satu tahun). Akun-akun laporan posisi
keuangan dimasukkan sebagai aset lancar adalah kas, efek yang dapat diperdagangkan yang
jatuh tempo pada tahun fiskal berikutnya, piutang usaha, persediaan, dan biaya dibayar dimuka.
Liabilitas jangka pendek (current liabilities) adalah kewajiban yang diharapkan akan
dipenuhi dalam jangka waktu yang relatif pendek, biasanya satu tahun. Liabilitas jangka pendek
biasanya mencakup utang usaha, wesel bayar, pinjaman bank jangka pendek, utang pajak, biaya
yang masih harus dibayar, dan bagian lancar dari utang jangka panjang.

Analisis harus menilai apakah seluruh kewajiban saat ini dengan kemungkinan besar
dibayar dengan segera mungkin telah dilaporkan pada liabilitas jangka pendek. Jika tidak
dimasukkan dalam liabilitas jangka pendek maka akan mengurangi manfaat analisis modal kerja.
Berikut tiga hal umum yang perlu diperhatikan :

1. Liabilitas kontinjensi berhubungan dengan jaminan pinjaman. Kita perlu menilai


kemungkinan bahwa kontijensi ini terwujud saat menghitung modal kerja.
2. Pembayaran sewa minimum di masa mendatang berdasarkan perjanjian sewa operasi yang
tidak dapat dibatalkan (noncancelable).
3. Kontrak atas konstruksi atau akuisisi aset jangka panjang seringkali menuntut pembayaran
kemajuan (progress) dalam jumlah yang cukup besar. Kewajiban ini untuk pembayaran Yang
dilaporkan dalam catatan kaki sebagai "komitmen" dan bukan sebagai liabilitas dalam laporan
posisi keuangan. Saat menghitung modal kerja, analisis harus sering menyertakan komitmen
ini.
Aset pajak tangguhan kini (debit) bukan merupakan aset lancar dibandingkan liabilitas pajak
tangguhan kini (kredit) yang merupakan liabilitas jangka pendek. Aset pajak tangguhan kini
tidak selalu mencerminkan arus kas masuk yang diperkirakan dalam bentuk restitusi
(pengembalian) pajak. Aset ini biasanya digunakan untuk mengurangi beban pajak penghasilan
di masa mendatang.

Ukuran Likuiditas Modal Kerja

Perjanjian pinjaman dan indenture obligasi atau kontrak obligasi seringkali berisi
ketentuan untuk mengelola tingkat modal kerja minimum. Analisis keuangan menilai besaran
modal kerja untuk keputusan dan rekomendasi investasi. Instansi pemerintah menghitung jumlah
modal kerja keseluruhan untuk tindakan kebijakan dan peraturan. Selain itu, laporan keuangan
yang dipublikasikan membedakan antara aset lancar dan tidak lancar dengan liabilitas jangka
pendek ataupun jangka panjang sebagai respons atas kebutuhan penggunaan lainnya.

Ukuran Likuiditas Rasio Lancar

Ukuran relative yang umumnya digunakan dalam praktik adalah rasio lancar.

Aset Lancar
Rasio lancar =
Liabilitas Jangka Pendek
Relevasi Rasio Lancar

Alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup
kemampuannya untuk mengukur :

 Cakupan liabilitas jangka pendek. Semakin tinggi jumlah (kelipatan) aset lancar terhadap
liabilitas jangka pendek, semakin besar jaminan yang kita miliki bahwa liabilitas jangka
pendek yang akan dibayarkan.
 Penyangga (buffer) saat terjadi kerugian. Semakin besar buffer, semakin kecil risiko. Rasio
lancar menunjukkan margin of safety yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar
nonkas ketika airnya aset tersebut dilepas atau dilikuiditas.
 Cadangan dana likuid. Rasio lancar sangat relevan sebagai ukuran margin of safety terhadap
ketidakpastian dan guncangan arus kas perusahaan. Ketidakpastian dan guncangan, seperti
pemogokan dan kerugian luar biasa, dapat sewaktu-waktu dan tanpa diperkirakan
menurunkan arus kas.
Keterbatasan Rasio Lancar

Langkah pertama dalam mengevaluasi secara kritis rasio lancar sebagai alat analisis
likuiditas dan solvabilitas jangka pendek adalah dengan menguji nilai pembilang maupun
penyebutnya. Jika kita mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan untuk memenuhi arus kas
keluar dengan kecukupan arus kas masuk, termasuk cadangan untuk penurunan arus kas masuk
yang tidak terduga atau kenaikan arus kas keluar.

Rasio lancar adalah ukuran statis atas sumber daya yang tersedia pada suatu waktu
tertentu untuk memenuhi kewajiban lancar. Cadangan saat ini atas sumber daya kas tidak
memiliki hubungan logis atau sebab akibat terhadap arus kas masuk di masa mendatang.
Walaupun arus kas masuk di masa mendatang merupakan indikator terbesar dari likuiditas. Arus
kas masuk ini tergantung pada faktor-faktor yang tidak tercakup dalam rasio, seperti penjualan,
pengeluaran kas, laba, dan perubahan kondisi usaha.

Pembilang Rasio Lancar

1. Kas dan setara kas.


Kas yang dimiliki oleh perusahaan dari cadangan pencegahan (precautionary reserve)
dimaksudkan untuk menjaga terhadap ketidak seimbangan kas jangka pendek. Sebagai
contoh, penjualan dapat turun secara cepat dibandingkan kas yang dikeluarkan untuk
pembelian dan beban saat berada dalam kondisi penurunan bisnis, sehingga membutuhkan
ketersediaan kas yang lebih banyak. Dikarenakan kas adalah aset yang tidak menghasilkan
dan setara kas biasanya berupa efek dengan imbal hasil yang rendah, maka tujuan perusahaan
adalah meminimalkan investasinya pada aset-aset ini. Saldo kas memiliki hubungan yang
sangat kecil terhadap aktivitas bisnis saat ini dan tidak mengungkapkan implikasi prediktif.
Lebih jauh lagi, kebanyakan perusahaan tergantung pada pengganti kas dalam bentuk jalur
kredit terbuka (open line of credit) yang tidak dimasukkan dalam perhitungan rasio lancar.
2. Efek yang dapat diperdagangkan.
Kelebihan kas sebagai cadangan pencegahan seringkali dibelanjakan untuk investasi efek
(investment securities) dengan imbal hasil yang melebihi setara kas. Investasi ini secara wajar
dianggap tersedia untuk mengeluarkan liabilitas jangka pendek. Oleh karena investasi efek
dilaporkan pada nilai wajarnya, kebanyakan hasil perkiraan terkait estimasi atas nilai realisasi
neto akan dihapuskan. Analisis, harus mengakui bahwa lebih lama dihapus kan tanggal
laporan posisi keuangan dari tanggal analisis, maka semakin besar kemungkinan terdapat
perubahan nilai wajar investasi yang tidak tercatat.
3. Piutang usaha.
Penentu utama akun piutang usaha adalah penjualan. Hubungan piutang usaha dengan
penjualan diatur oleh kebijakan kredit dan metode penagihan. Perubahan dalam piutang sesuai
dengan perubahan penjualan, walaupun tidak selalu secara langsung proporsional. Analisis
piutang usaha sebagai sumber kas harus mengakui sifat berputar dari aset ini, kecuali pada
likuidasi. Artinya, penagihan satu akun piutang digantikan dengan perpanjangan kredit baru.
Oleh karena itu, tingkat piutang bukan merupakan ukuran arus kas masuk neto masa depan.
4. Persediaan.
Seperti piutang usaha, penentu utama persediaan adalah penjualan dan perkiraan
penjualan-bukan tingkat liabilitas jangka pendek. Oleh karena penjualan merupakan fungsi
dari permintaan dan penawaran, metode manajemen persediaan seperti kuantitas dan
ekonomis (economic order quantities), tingkat stok pengaman (safety stock), dan titik
pemesanan kembali (reorder points), menjaga kenaikan persediaan yang bervariasi tidak
sebanding dengan permintaan, tetapi sebanding dengan jumlah yang lebih kecil. Hubungan
persediaan dengan penjualan diperjelas dengan pengamatan bahwa penjualan mengawali
konversi persediaan menjadi kas. Penentuan arus kas masuk masa depan dari penjualan
persediaan tergantung pada margin laba yang dapat direalisasikan, karena persediaan
dilaporkan pada biaya perolehan atau harga pasar yang lebih rendah. Rasio lancar tidak
mengakui tingkat penjualan atau margin laba, tetapi keduanya merupakan penentu yang
sangat penting dalam arus kas masuk masa depan.
5. Biaya dibayar dimuka.
Biaya dibayar dimuka merupakan pengeluaran untuk manfaat masa depan. Oleh karena
manfaat ini biasanya diterima dalam satu tahun siklus operasi perusahaan, maka manfaat ini
tetap tidak mengubah pengeluaran dana saat ini. Biaya dibayar dimuka biasanya relatif kecil
jika dibandingkan aset lancar lainnya. Namun, analisis harus memperhatikan tendensi
perusahaan dengan posisi lancar yang lemah untuk memasukkan biaya tangguhan dan pos-pos
lainnya yang likuiditasnya dilakukan sebagai biaya dibayar dimuka. Pos-pos tersebut harus
dikeluarkan dari perhitungan modal kerja dan rasio lancar.

Penyebut Rasio Lancar

Liabilitas jangka pendek merupakan fokus dari rasio lancar. Liabilitas ini merupakan
sumber kas yang sama halnya dengan piutang dan persediaan yang menggunakan kas. Liabilitas
jangka pendek terutama ditentukan oleh penjualan, dan kemampuan perusahaan untuk
memenuhinya saat jatuh tempo merupakan objek dari ukuran modal kerja. Misalnya, karena
pembelian menyebabkan peningkatan utang usaha merupakan fungsi dari penjualan, maka utang
usaha bervariasi terhadap penjualan. Selama penjualan cenderung konstan atau meningkat,
pembayaran liabilitas jangka pendek merupakan aktivitas pendanaan kembali. Dalam kasus ini,
komponen rasio lancar memberikan pengakuan yang kecil (jika ada) atas aktivitas tersebut atau
dampaknya terhadap arus kas masa depan. Selain itu, liabilitas jangka pendek yang dimasukkan
dalam perhitungan rasio lancar tidak mencakup pengeluaran kas prospektif contohnya adalah
komitmen tertentu dalam kontrak konstruksi, pinjaman sewa, dan pensiun.

Menggunakan Rasio Lancar dalam Analisis

Kesimpulan membahas rasio lancar :

1. Likuiditas tergantung pada besarnya arus kas prospektif dan pada tingkat kas dan setara kas
yang lebih rendah.
2. Tidak ada hubungan langsung antara saldo akun modal kerja dengan kemungkinan pola arus
kas masa depan.
3. Kebijakan manajerial mengenai piutang dan persediaan terutama diarahkan pada pemanfaatan
aset yang efisien dan menguntungkan serta yang kedua berdasarkan likuiditas.
Kesimpulan ini bukan pertanda yang baik bagi rasio lancar sebagai suatu alat analisis.
Alasan penggunaan rasio lancar agar mudah dipahami, mudah dihitung, dan ketersediaan
datanya. Penggunaan hasil ini juga berasal dari kecenderungan kreditor (terutama bankir)
memandang situasi kredit sebagai kondisi yang menjadi pilihan terakhir. Likuiditas merupakan
kesiapan dan kecepatan aset lancar yang dapat dikonversi menjadi kas dan sejauh mana konversi
ini menyebabkan penurunan nilai aset lancar. Penggunaan yang relevan atas rasio lancar adalah
hanya untuk mengukur kemampuan aset lancar dalam melunasi liabilitas jangka pendek.

Analisis Komparatif

Menganalisis tren pada rasio lancar seringkali dapat memberikan penerangan. Namun,
perubahan rasio lancar dari waktu ke waktu harus diinterpretasikan dengan hati-hati. Perubahan
rasio ini tidak selalu menunjukkan perubahan likuiditas atau kinerja operasi. Misalnya, selama
masa resensi, perusahaan kemungkinan tetap melanjutkan pembayaran liabilitas jangka pendek
sementara persediaan dan piutang menumpuk, sehingga menyebabkan peningkatan rasio lancar.
Sebaliknya, pada periode yang menguntungkan, kenaikan utang pajak dapat menurunkan rasio
lancar. Pengembangan perusahaan yang sering menyertai keberhasilan operasi dapat
menyebabkan kebutuhan modal kerja yang lebih besar. "pemerasan kemakmuran" dalam
likuiditas ini menurunkan rasio lancar dan merupakan hasil pengembangan perusahaan yang tak
diiringi dengan peningkatan modal kerja.
Manajemen Rasio

Analisis harus memperhatikan manajemen rasio lancar (window-dressing). Mendekati


akhir periode, manajemen biasanya akan mempercepat penagihan piutang, mengurangi
persediaan di bawah tingkat normal, dan menangguhkan pembelian normal. Kemudian, hasil
aktivitas ini biasanya digunakan untuk membayar liabilitas jangka pendek. Dampak aktivitas ini
adalah peningkatan rasio lancar.

Analisis Rule of Thumb

Aturan praktis ( rule of thumb) sering diterapkan jika rasio lancar sebesar 2:1 atau lebih
baik, maka perusahaan secara finansial dapat dikatakan sehat, sedangkan jika rasio lebih rendah
dibandingkan 2:1 maka mencerminkan peningkatan risiko likuiditas. Aturan 2:1 berarti bahwa
terdapat $2 aset lancar yang tersedia untuk setiap $1 liabilitas jangka pendek, atau jika dipandang
dari sudut pandang lainnya, nilai aset lancar dapat berkurang sebesar 50% saat likuidasi dan
masih dapat menutup liabilitas jangka pendek. Rasio lancar yang jauh lebih tinggi dari 2:1
walaupun mengimplikasikan cakupan yang sangat tinggi atas liabilitas jangka pendek, juga dapat
menandakan penggunaan sumber daya yang tidak efisien dan mengurangi tingkat imbal hasil.
Evaluasi rasio lancar dengan menggunakan berbagai aturan tak tertulis lainnya cenderung
diragukan karena dua alasan berikut :

1. Kualitas aset lancar dan komposisi liabilitas jangka pendek lebih penting dalam mengevaluasi
rasio lancar (misalnya, dua perusahaan dengan rasio lancar yang sama persis dapat
menunjukkan rasio yang berbeda secara substansial karena keragaman dalam kualitas
komponen modal kerja).
2. Kebutuhan modal kerja dapat bervariasi tergantung pada kondisi industri dan jangka waktu
siklus perdagangan neto perusahaan.
Analisis Siklus Perdagangan Neto

Kebutuhan modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh investasi persediaan yang


diinginkan dan hubungan antara syarat kredit dari pemasok dengan kredit yang diberikan kepada
pelanggannya. Pertimbangan ini menentukan siklus perdagangan neto (net trade cycle)
perusahaan.

Ilustrasi 1
Keuangan dari Technology Resource untuk akhir tahun ke-1

Penjualan tahun ke-1 $360.000


Piutang usaha 40.000
Persediaan 50.000
Utang usaha 20.000
Beban pokok penjualan 320.000
Pembelian Technology resource per hari
Persediaan akhir $50.000
Beban pokok penjualan 320.000
370.000
Dikurangi : Persediaan awal -
100.000
beban pokok pembelian dan produksi 270.000
Dikurangi : Penyusutan pada beban pokok -
penjualan 30.000
Pembelian $240.000

Pembelian per hari = $240.000 ÷ 360 = $666,67

Siklus perdagangan neto Technology Resource dihitung dalam hari


Piutang usaha = $40.000 ÷ ($360.000 ÷ 360) = 40,00
Persediaan = $50.000 ÷ ($320.000 ÷ 360) = 56,25
96,25
Dikurangi : Utang usaha = $20.000 ÷ ($240.000 ÷ 360) = 30,00
Siklus perdagangan neto = 66,25

 Piutang usaha dilaporkan dalam dolar penjualan dibagi dengan penjualan per hari,
persediaan dilaporkan pada biaya perolehan dibagi dengan beban pokok penjualan
per hari, dan utang usaha dilaporkan dalam dolar pembelian dibagi dengan
pembelian per hari. Oleh karena itu, sementara ukuran hari dinyatakan dengan
basis yang berbeda, estimasi siklus perdagangan neto berdasarkan pada basis yang
konsisten. Semakin panjang siklus perdagangan neto, semakin besar kebutuhan
modal kerjanya.
 Pengurangan pada jumlah hari penjualan dalam piutang (number of day's sales in
receivable) atau biaya penjualan dalam persediaan akan menurunkan kebutuhan
modal kerja. Peningkatan pada jumlah hari pembelian secara kredit yang diterima
dari pemasok akan menurunkan kebutuhan modal kerja. Kebutuhan modal kerja
ditentukan oleh kondisi dan praktik industri. Perbandingan dengan menggunakan
rasio lancar dalam industri, dan analisis kebutuhan modal kerja dengan
menggunakan ukuran siklus perdagangan neto berguna untuk menganalisis
kecukupan modal kerja suatu perusahaan.

Ukuran Likuiditas dengan Rasio Berbasis Kas

Kas dan setara kas merupakan aset lancar yang paling likuid. Bagian ini akan membahas ukuran
likuiditas dengan menggunakan rasio berbasis kas.

Rasio Kas terhadap Aset Lancar


Rasio aset "mendekati kas" terhadap total aset lancar merupakan suatu ukuran tingkat likuiditas
aset lancar.

Kas+Setara Kas+ Efek Yang Dapat diperdagangkan


Rasio kas terhadap aset lancar =
Aset Lancar

Semakin tinggi rasio ini, maka aset lancar semakin likuid.

Rasio Kas terhadap Liabilitas Jangka Pendek

Rasio lain yang mengukur kecukupan Kas adalah rasio kas terhadap liabilitas jangka pendek
(cash to current liabilities ratio).

Kas+Setara Kas+ Efek Yang Diperdagangkan


Rasio kas terhadap liabilitas jangka pendek =
Liabilitas Jangka Pendek

Rasio ini mengukur ketersediaan kas untuk membayar kewajiban saat ini. Ini merupakan
uji yang berat dengan mengabaikan sifat pendanaan ulang aset lancar dan liabilitas jangka
pendek. Ini suplemen rasio kas terhadap aset lancar dalam mengukur ketersediaan kas dari sudut
pandang yang berbeda.

Analisis Likuiditas Berdasarkan Aktivitas Operasi


a Ukuran Likuiditas Piutang Usaha
Dalam menilai likuiditas , termasuk kualitas modal kerja dan rasio lancar, sangat
penting untuk mengukur kualitas dan likuiditas piutang. Kualitas dan likuiditas piutang
usaha dipengaruhi oleh tingkat perputarannya. Kualitas merujuk pada kemungkinan
tertagihnya piutang tanpa kerugian. Tingkat perputaran merupakan indikator atas umur
piutang. Likuiditas merujuk pada kecepatan dalam mengonversi piutang usaha menjadi
kas.
1). Perputaran Piutang Usaha
Penjualan Neto Secara Kredit
Perputaran Piutang Usaha =
Rata−rata Piutang Usaha
Laporan keuangan jarang secara terpisah mengungkapkan penjualan tunai
dan kredit, analisis sering kali harus menghitung rasio ini dengan menggunakan
total penjualan neto, yaitu dengan mengansumsikan penjualan tunai tidak
signifikan. Jika penjualan tunai signifikan, maka rasio ini menjadi kurang
bermanfaat. Namun, jika proporsi penjualan tunai terhadap total penjualan relatif
stabil, maka perbandingan atas perubahan rasio perputaran piutang antartahun
menjadi dapat diandalkan.
Cara langsung untuk menentukan rata-rata piutang usaha adalah
menambahkan saldo awal dan saldo akhir piutang usaha pada periode tersebut dan
membaginya dengan dua.
2). Jumlah Hari Penjualan dalam Piutang
Perbandingan ini dibuat dengan mengonversi rasio perputaran menjadi
jumlah hari penjualan yang tertahan dalam piutang. Jumlah hari penjualan dalam
piutang mengukur jumlah hari yang dibutuhkan, secara rata-rata, untuk menagih
piutang usaha berdasarkan saldo akhir tahun pada piutang usaha.
Piutang Usaha
Jumlah hari penjualan dalam piutang =
Penjualan/360
b Interpretasi Ukuran Likuiditas Piutang
Langkah awal adalah untuk menentukan apakah piutang usaha mencerminkan
aktivitas penjualan perusahaan. Misalnya, piutang dapat dijual kepada entitas bertujuan
khusus (special purpose entities-SPE), dan jika SPE tersebut disusun dengan baik, maka
piutang akan dihapus dari pembukuan. Oleh karena itu, penjualan piutang usaha secara
berselang dapat mendistorsi perhitungan rasio. Rasio perputaran dihitung dengan
menggunakan total piutang yang beredar.
Kesulitan yang lain berkaitan dengan apakah rasio perputaran piutang dihitung
berdasarkan piutang usaha bruto atau neto. Jika menggunakan piutang usaha neto, hasil
perhitungannya dipengaruhi oleh tingkat konservatisme perusahaan dalam mengestimasi
piutang tak tertagih. Tren lain yang perlu diamati adalah hubungan antara penyisihan
piutang tak tertagih dengan piutang usaha bruto yang dihitung sebagai berikut:
Penyisihan PiutangTak Tertagih
Piutang Usaha Bruto
Ukuran Perputaran Persediaan
Persediaan merupakan investasi yang dibuat untuk tujuan memperoleh imbal hasil
melalui penjualan kepada pelanggan. Persediaan sebagai asset lancar yang paling tidak likuid.
a. Perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio) mengukur rata-rata tingkat
kecepatan persediaan bergerak masuk dan keluar perusahaan.
Beban Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan =
Rata−rata Persediaan
Rata-rata persediaan dihitung dengan menambahkan saldo persediaan awal dan
saldo persediaan akhir dan membaginya dengan dua.
b. Hari Penjualan dalam Persediaan
Ukuran perputaran persediaan lain yang berguna dalam menilai kebijakan
pembeliaan dan produksi dalam perusahaan adalah jumlah hari penjualan dalam
persediaan.
Persediaan
Hari Penjualan dalam Persediaan =
Beban Pokok Penjualan/360
c. Menginterpretasikan Perputaran Persediaan
Kualitas persediaan merujuk pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan
dan melepaskan persediaan. Pertimbangan terhadap manajemen persediaan yang
bertujuan untuk mempertahankan tingkat persediaan yang rendah dengan
mengintegrasikan pemesanan, produksi, penjualan dan pendistribusian.

Likuiditas Liabilitas Jangka Pendek


Liabilitas jangka pendek sangat penting dalam menghitung modal kerja maupun rasio
lancar untuk dua alasan yang saling terkait:
 Liabilitas jangka pendek digunakan dalam menentukan apakah kelebihan asset lancar atas
liabilitas jangka pendek mampu memberikan margin keselamatan (margin of safety) yang
memadai
 Liabilitas jangka pendek dikurangi dari asset lancar untuk menghitung modal kerja
Dalam menggunakan modal kerja dan rasio lancar, sudut pandangnya adalah likuiditas
dan bukan operasi yang dilanjutkan, karena liabilitas jangka pendek pada operasi normal tidak
dilunasi semuanya, tetapi bersifat akan mengembalikan dana (refunding).
a. Kualitas Liabilitas Jangka Pendek
Kualitas liabilitas jangka pendek sangat penting dalam analisis modal kerja dan
rasio lancar. Kualitas liabilitas jangka pendek harus dinilai berdasarkan tingkat urgensi
dalam pembayaran. Jika arus dana masuk dari pendapatan saat ini dipandang sebagai
dana yang tersedia untuk membayar liabilitas jangka pendek, maka beban tenaga kerja
dan beban serupa yang membutuhkan pembayaran segera memiliki hak pertama atas
pendapatan tersebut. Utang usaha dan liabilitas lainya dibayar hanya setelah pengeluaran
tersebut terpenuhi.
Analisis juga harus memperhatikan liabilitas yang tidak tercatat, tetapi memiliki
klaim atas dana saat ini.
b. Jumlah Hari Pembelian dalam Utang Usaha
Suatu ukuran untuk mengukur sejauh mana perusahaan bersandar pada utang
adalah rata-rata jumlah hari utang yang beredar (average payable days outstanding).
Utang Usaha
Rata-rata jumlah hari utang yang beredar =
Beban Pokok Penjualan/360

Ukuran terkait adalah perputaran utang usaha. Ukuran ini dihitung sebesar beban
pokok penjualan dibagi rata-rata utang usaha. Rasio ini mengindikasikan kecepatan
perusahaan dalam membayar pembelian kreditnya.
Ukuran Likuiditas Tambahan
a. Komposisi Aset Lancar
Komposisi asset lancar merupakan indikator likuiditas modal kerja,
Ilustrasi:
Tahun Tahun
Aset Lancar ke-1 ke-2
Kas $30,000 30% $20,000 20%
Piutang Usaha 40,000 40 30,000 30
Persediaan 30,000 30 50,000 50
Total asset lancar $100,000 100% $100,000 100%

Analisis ini mengungkapkan penurunan likuiditas asset lancar pada tahun


ke-2 dibandingkan dengan tahun ke-1. Hal ini dibuktikan dengan penurunan
sebesar 10% pada kas dan piutang usaha.
b. Rasio Cepat
Kas+Setara Kas+ Efek yang dapat Diperdagangkan + Piutang Usaha
Rasio cepat =
Liabilitas Jangka Pendek
Analisis harus menilai manfaat mengeluarkan persediaan dalam mengevaluasi
likuiditas. Interpretasi rasio cepat sama dengan interpretasi rasio lancar.
c. Ukuran Arus Kas
Rasio yang membandingkan arus kas operasi dengan liabilitas jangka pendek
dapat mengatasi sifat statis rasio lancar karena pembilangnya mencerminkan variable
yang mengalir.
Arus Kas Operasi
Rasio Arus Kas =
Liabilitas Jangka Pendek

d. Fleksibilitas Keuangan
Fleksibilitas keuangan merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
mengambil langkah-langkah untuk melawan gangguan tak terduga dalam arus dana. Hal
tersebut dapat berarti kemampuan untuk meminjam dari berbagai sumber untuk
meningkatkan modal ekuitas, untuk menjual dan menarik kembali asset, atau untuk
menyesuaikan tingkat dan arah operasi untuk memenuhi perubahan keadaan. Kapasitas
perusahaan dalam meminjam tergantung pada faktor profitabilitas, stabilitas, ukuran,
posisi, industry, komposisi asset dan struktur modal.
e. Diskusi dan Analisis Manajemen
Dilakukan jika terjadi kekurangan likuiditas yang material, teridentifikasi,
manajemen harus membahas tindakan yang telah atau akan dilakukan untuk memperbaiki
kekurangan tersebut.
f. Analisis Bagaimana-Jika
Analisis bagaimana-jika merupakan teknik yang berguna untuk melihat dampak
perubahan kondisi atau kebijakan terhadap sumber daya perusahaan.

Bagian 2: Struktur Modal dan Solvabilitas

Dasar-Dasar Solvabilitas
Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen utama, salah satunya adalah analisis
struktur modal. Struktur modal merujuk pada pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat berasal
dari modal ekuitas yang relatif permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek yang lebih
temporer dan berisiko. Setelah memperoleh pendanaan, perusahaan akan menginvestasikan pada
berbagai asset. Asset merepresentasikan sumber keamanan sekunder bagi pemberi pinjaman dan
dapat berasal dari pinjaman yang dijamin oleh asset tertentu hingga asset yang tersedia sebagai
pengamanan umum untuk kreditor tidak terjamin.
Elemen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalah laba atau kemampuan
menghasilkan laba. Yang menunjukan kemampuan berulang untuk menghasilkan kas dari
operasi. Laba merupakan sember kas yang paling diinginkan dan diandalkan untuk pembayaran
jangka panjang atas bunga dan pokok utang. Arus laba yang stabil merupakan ukuran penting
atas kemampuan perusahaan untuk meminjam pada saat kekurangan yang dapat membantu
perusahaan untuk bangit dari masalah keuangan.

Pentingnya Struktur Modal

Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada perusahaan yang sering
diukur dalam hal besaran relatif berbagai sumber pendanaan. Stabilitas keuangan perusahaan dan
resiko kebangkrutan tergantung pada sumber pendanaan dan jenis maupun jumlah berbagai aset
yang dimilikinya.

Karakteristik Utang dan Ekuitas

Ekuitas merujuk pada modal risiko (risk capital) suatu perusahaan. Karakteristik modal
ekuitas mencakup imbal hasil yang tidak pasti atau tidak ditentukan dan tidak memiliki pola
pembayaran kembali. Modal ekuitas biasanya bersifat permanen, kegigihan dalam masa
kesulitan dan tidak memiliki persyaratan dividen yang bersifat wajib.

Berbeda dengan modal ekuitas, modal utang (debt) jangka pendek maupun jangka
panjang harus dilunasi. Semakin lama jangka waktu pelunasan (repayment period) utang dan
semakin kecil tuntutan ketentuan pelunasannya, maka semakin mudah bagi perusahaan untuk
melunasi modal utang. Utang harus dilunasi pada waktu yang telah ditentukan tanpa melihat
kondisi keuangan perusahaan. Kegagalan dalam membayar pokok pinjaman dan bunga biasanya
berujung pada proses hukum.

Bagi investor, utang mencerminkan risiko kerugian investasi mereka dengan diimbangi
potensi laba dari leverage keuangan. Leverage keuangan adalah penggunaan utang untuk
meningkatkan laba. Bagi kreditor, meningkatnya modal ekuitas lebih diutamakan sebagai
perlindungan terhadap kerugian pada saat kesulitan. Penurunan modal ekuitas sebagai bagian
proporsional dari pendanaan perusahaan menurunkan perlindungan kreditor terhadap kerugian
dan berdampak pada meningkatnya risiko kredit.
Motivasi untuk Modal Utang

Dari sudut pandang pemegang saham, utang adalah sumber pendanaan eksternal yang
lebih disukai karena dua alasan berikut :

1. Bunga atas sebagian utang adalah tetap dan memberikan biaya bunga kurang dari imbal
hasil atas aset operasi neto, kelebihan imbal hasil adalah untuk keuntungan investor
ekuitas.
2. Bunga adalah beban yang dapat dikurangkan terhadap pajak, sedangkan dividen tidak
dapat dikurangkan terhadap pajak.
Konsep Leverage Keuangan

Perusahaan biasanya menggunakan pendanaan utang ekuitas dan kreditor biasanya tidak
bersedia memberikan pendanaan tanpa perlindungan yang diberikan oleh pendanaan ekuitas.
Leverage keuangan merujuk pada jumlah pendanaan utang dalam struktur modal perusahaan.

Ilustrasi 2

Untuk menggeneralisasi dari ilustrasi tersebut : 1) perusahaan dengan leverage berhasil


atas perdagangan pada ekuitas ketika imbal hasil atas aset melebihi biaya utang setelah pajak, 2)
perusahaan dengan leverage tidak berhasil atas perdagangan pada ekuitas ketika imbal hasil atas
aset operasi neto kurang dari biaya utang setelah pajak, dan 3) dampak dari leverage akan
diperbesar pada tahun baik maupun tahun yang buruk.

Pengurangan Pajak Bunga

Salah satu alasan untuk posisi utang yang menguntungkan adalah pengurangan pajak
bunga.

Ilustrasi 3
Untuk menggeneralisasi dari ilustrasi tersebut : 1) bunga dapat dikurangkan dari pajak,
sedangkan dividen tunai untuk pemegang ekuitas tidak dapat dikurangkan, 2) karena bunga dapat
dikurangkan dari pajak, maka laba yang tersedia untuk pemegang efek dapat menjadi lebih besar,
dan 3) tidak adanya pembayaran atas bunga dapat menyebabkan kebangkrutan, sedangkan tidak
adanya pembayaran atas dividen tidak menyebabkan kebangkrutan.

Dampak Leverage Lainnya

Posisi utang jangka panjang dapat menghasilkan manfaat lainnya bagi pemegang ekuitas.
Sebagai contoh, perusahaan yang sedang tumbuh dapat menghindari dilusi laba per saham
melalui penerbitan utang. Selain itu, jika tingkat suku bunga meningkat, perusahaan dengan
leverage yang membayar dengan tingkat suku bunga tetap yang lebih rendah akan lebih
menguntungkan dibandingkan pesaingnya yang tanpa leverage. Begitupun sebaliknya. Pada
akhirnya, saat masa inflasi, liabilitas moneter menghasilkan keuntungan dari tingkat harga.

Penyesuaian untuk Analisis Struktur Modal

Pengukuran dan pengungkapan akun liabilitas (utang) dan ekuitas pada laporan keuangan
diatur berdasarkan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Penyesuaian terhadap Nilai Buku dari Liabilitas

Hubungan antara liabilitas dan modal ekuitas merupakan faktor penting dalam menilai
solvabilitas jangka panjang. Keberadaan liabilitas tidak sepenuhnya dicerminkan pada laporan
keuangan, dan terdapat pos yang terkait dengan pendanaan yang klasifikasi akuntansi sebagai
utang atau ekuitas tidak harus diterima begitu saja dalam analisis.

Pajak Penghasilan Tangguhan

Salah satu pertanyaan penting adalah apakah pajak tangguhan diperlakukan sebagai
liabilitas, ekuitas, atau sebagai bagian utang dan bagian ekuitas. Jawabannya tergantung dari sifat
tangguhan, pengalaman di masa lalu dari akun tersebut, dan kemungkinan pembalikan di masa
depan. Perlu diakui bahwa pada situasi normal, pajak tangguhan akan membalik dan menjadi
utang ketika ukuran perusahaan menurun. Jika pembalikan di masa depan memiliki
kemungkinan sangat kecil, maka pajak tangguhan harus dianggap sebagai pendanaan jangka
panjang dan diperlakukan sebagai ekuita. Namun, jika kemungkinan pelunasannya cukup tinggi,
maka pajak tangguhan harus diperlakukan seperti liabilitas jangka panjang.

Sewa Operasi

Disyaratkan bahwa sebagian besar pendanaan sewa jangka panjang yang tidak dapat
dibatalkan disajikan sebagai utang. Namun, perusahaan memiliki peluang tertentu untuk struktur
sewa dengan tujuan menghindari pelaporannya sebagai utang. Sewa operasi seharusnya diakui
pada laporan posisi keuangan untuk tujuan analitis, sehingga meningkatkan aset tetap dan
liabilitas.

Pendanaan di Luar Laporan Posisi Keuangan

Terdapat beberapa manajer yang berusaha untuk menurunkan nilai utang yang dilaporkan
dan seringkali menggunakan cara baru yang terkadang kompleks. Beberapa caranya termasuk
penjualan piutang, pengaturan pendanaan di luar laporan posisi keuangan dengan memanfaatkan
entitas bertujuan khusus (special purpose entities-SPE) dan investasi metode ekuitas. Kritis
dalam membaca catatan dan komentar manajemen dapat memberi petunjuk tentang pos liabilitas
yang tidak tercatat.

Liabilitas Kontinjensi

Kontinjensi seperti garansi dan jaminan produk mencerminkan kewajiban untuk


menawarkan jasa dan produk di masa depan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas. Umumnya
cadangan yang menimbulkan beban terhadap laba juga dianggap sebagai liabilitas. Analisis harus
membuat penilaian mengenai kemungkinan komitmen atau kontinjensi menjadi liabilitas aktual,
dan memperlakukan pos tersebut sebagaimana mestinya.

Kepentingan Nonpengendali

Kepentingan nonpengendali pada laporan keuangan konsolidasian merepresentasikan


nilai buku atas kepentingan kepemilikan pemegang saham minoritas pada entitias anak dalam
kelompok konsolidasi. Akun ini bukan liabilitas yang serupa dengan utang karena tidak memiliki
pembayaran dividen yang bersifat wajib maupun pembayaran kembali pokok. Kepentingan
nonpengendali cenderung lebih menyerupai klaim pihak luar kepada bagian ekuitas atau saling
hapus (offset) yang merupakan kepemilikan proporsional.

Utang yang Dapat Dikonversi.

Utang yang dapat dikonversi biasanya dilaporkan di antara liabilitas (atau sebagai pos
yang terpisah dari daftar utang maupun ekuitas). Jika hal konversi menunjuka utang ini akan
dikonversi menjadi saham biasa, maka utang tersebut dapat diklasifikaikan sebagai ekuitas untuk
tujuan analisis struktur modal.
Saham Preferen

Kebanyakan saham preferen tidak mensyaratkan kewajiban untuk membayar dividen atau
pembayaran kepada kembali pokok. Karakteristik itu mirip dengan ekuitas. Namun, saham
preferen dengan persyaratan penebusan wajib mirip dengan utang dan harus dianggap sebagai
utang dalam analisis.

KOMPOSISI STRUKTUR MODAL DAN SOLVABILITAS


Risiko fundamental struktur modal dengan leverage adalah risiko kas yang tidak
memadai dalam kondisi kesulitan. Bagian ini akan membahas berapa ukuran yang biasanya
digunakan untuk mengestimasi tingkat leverage keuangan dan mengevaluasi risiko
insolvabilitas.

Laporan Common-Size dalam Analisis Solvabilitas

Suatu ukuran umum atas risiko keuangan perusahaan adalah komposisi struktur modal.
Analisis komposisi (composition analysis) dilakukan dengan membuat laporan persentase per
komponen (common-size statements) dan bagian liabilitas dan ekuitas pada laporan posisi
keuangan. Diilustrasikan analisis common-size untuk perusahaan Tennesse Teletech, Inc.
keunggulan analisis common-size atas struktur modal adalah pengungkapan besaran relatif
sumber pendanaan bagi sebuah perusahaan. Terlihat bahwa pendanaan utaa Tennesse Teletech
berasal dari saham biasa (35,6%) dan saham preferen (17,8%), serta liabilitas (41,2%) dan
sejumlah kecil saldo laba perusahaan (4,5%). Analisis common-size juga memberikan
perbandingan langsung antarperusahaan yang berbeda. Variasi dari analisis common-size adalah
melakukan analisis dengan menggunakan rasio. Variasi lainnya berfokus hanya pada sumber
pendanaan jangka panjang, tidak termasuk liabilitas jangka pendek.

Analisis Common-Size atas


Struktur Modal Tennesse
Teletech
0.89% 4.53%
19.02%

35.56%
22.22%

17.78%

1 2 3 4 5 6
Ukuran Struktur Modal untuk Analisis Solvabilitas

Rasio struktur modal merupakan alat lain untuk analisis solvabilitas. Ukuran rasio
struktur modal mengaitkan komponen struktur modal satu dengan lainnya.

Total Utang terhadap Total Modal

Raio komprehensif tersedia untuk mengukur hubungan antara total utang (utang
lancar/jangka pendek + utang jangka panjang + liabilitas lain sebagaimana ditentukan oleh
analisis seperti pajak tangguhan dan saha preferen ditukar) dan total modal [total utang + ekuitas
pemegang saham (termasuk saham preferen)]. Rasio total utang terhadap total modal (total
debt to total capital-ratio)- juga dsebut sebagai rasio total utang, dinyatakan sebagai berikut
(dalam bentuk rasio contohnya 0,57 atau sebagai pembentuk utang 57% dari modal perusahaan) :

Total Utang
Total Modal

Total Utang terhadap Modal Ekuitas

Rasio total utang terhadap modal ekuitas (total debt to equity capital ratio) dinyatakan
sebagai berikut :

Total Utang
Ekuitas pemegang saham

Utang Jangka Panjang terhadap Modal Ekuitas

Rasio utang jangka panjang terhadap modal ekuitas (long-term debt to equity capital
ratio) mengukur hubungan utang jangka panjang (biasanya semua liabilitas tak lancar/jangka
panjang) terhadap modal ekuitas. Rasio yang melebihi 1:1 mengindikasikan pendanaan utang
jangka panjang lebih besar dibandingkan modal ekuitas. Dihitung sebagai berikut :
Utang jangka panjang
Ekuitas pemegang saham

Utang Jangka Pendek terhadap Total Utang

Rasio utang yang jatuh tempo dalam jangka waktu relatif pendek terhadap total utang
merupakan indikator penting dari kas jangka pendek dan kebutuhan pendanaan perusahaan.
Utang jangka pendek, sebagai lawan utang jangka panjang atau kebutuhan dana pelunasan
obligasi (sinking fund), adalah indikator ketergantungan perusahaan terhadap pendanaan jangka
pendek. Utang jangka pendek biasanya tergantung pada perubahan yang sering terjadi pada
tingkatan suku bunga.

Interpretasi Ukuran Struktur Modal

Analisis common-size dan rasio struktur modal umumnya mengukur risiko struktur
modal perusahaan. Semakin tinggi proporsi utang, semakin besar beban bunga tetap dan
pembayaran kembali utang, serta semakin besar kemungknan insolven selama periode penurunan
laba atau masa sulit. Analisis harus mengungkapkan bahwa utang merupakan bagian penting dari
kapitalisasi, maka analisis lebih lanjut diperlukan.

Analisis likuiditas jangka pendek juga penting karena sebelum menilai solvabilitas jangka
panjang harus yakin terhadap kelangsungan hidup keuangan perusahaan dalam jangka waktu
dekat. Uji analitis tambahan penting mencakup pengujian jatuh tempo utang, biaya bunga, dan
faktor-faktor risiko yang dikenakan. Faktor terakhir mencakup stabilitas laba atau persistensi
laba perusahaan, kinerja industri, dan komposisi aset.

Ukuran Solvabilitas Berbasis Aset

Komposisi Aset dalam Analisis Solvabilitas

Aset yang digunakan perusahaan dalam aktivitas operasinya menentukan sumber


pendanaan sampai batas tertentu. Sebagai contoh, aset tetap dan aset jangka panjang lain
biasanya tidak didanai dengan pinjaman jangka pendek.

Analisis komposisi aset (asset composition analysis) merupakan alat penting dalam
menilai eksposur risiko struktur modal perusahaan. Komposisi aset biasanya dievaluasi dengan
menggunakan laporan common-size dari saldo asset.
Analisis Common-Size dari
Komposisi Aset Tennese Teletech
10.6%
16.7%

16.4%

18.9%

11.9%

25.5%

1 2 3 4 5 6

CAKUPAN LABA

Salah satu keterbatasan ukuran struktur modal adalah ketidakmampuannya berfokus pada
ketersediaan arus kas untuk melunasi utang perusahaan. Saat utang dilunasi, ukuran struktur
modal biasanya membaik, sementara kebutuhan kas tahunan untuk membayar bunga atau dana
pelunasan obligasi (sinking fund) cenderung tetap atau meningkat. Keterbatasan ini menyoroti
peranan penting dari cakupan laba (earnings coverage) suatu perusahaan, atau kekuatan
menghasilkan laba (earning power), sebagai sumber pembayaran bunga dan pokok pinjaman.

Hubungan Laba dan Beban Tetap

Ukuran cakupan laba berfokus pada hubungan antara beban tetap terkait utang dengan
ketersediaan laba perusahaan untuk melunasi beban tersebut. Peraturan Securities and Exchange
Commission (SEC) mengharuskan rasio laba terhadap beban tetap akan diungkapkan pada
prospektus seluruh efek utang yang telah terdaftar. Ukuran rasio laba terhadap beban tetap
(earnings to fixed charges ratio) umumnya sebagai berikut :

Laba yang tersedia untuk beban tetap


Beban tetap

Menghitung Laba yang Tersedia untuk Beban Tetap

Pembedaan antara laba yang ditentukan dengan menggunakan akuntansi akrual dan arus
kas dari operasi sangat penting karena beban utang tetap dibayarkan dengan kas bukan laba.
Analisis harus mengakui bahwa laba neto yang belum disesuaikan tidak selalu merupakan
ukuran yang baik dalam mengukur ketersediaan kas untuk beban tetap. Penggunaan laba sebagai
perkiraan kas dari aktivitas operasi terkadang dapat dilakukan, tetapi di sisi lain hal tersebut
dapat mengakibatkan kesalahan dalam menentukan jumlah yang tersedia untuk membayar beban
tetap. Pendekatan untuk mengatasi permasalahan ini tidak melalui generalisasi, tetapi dengan
melakukan analisis secara hati-hati atas pos pendapatan dan beban nonkas yang membentuk laba.

Menghitung Beban Tetap

Analisis beban tetap perlu mempertimbangkan beberaa komponen penting, yaitu :

Bunga yang Timbul. Merupakan beban tetap yang paling langsung dan jelas yang timbul dari
utang. Jumlah beban bunga dapat diperkirakan dengan mengacu pada pengungkapan wajib atas
bunga yang dibayarkan pada laporan arus kas. Beban bunga berbeda dengan bunga yang
dibayarkan karena : 1) perubahan utang bunga, 2) bunga yang dikapitalisasi akan dinetokan, 3)
amortisasi diskon dan premium.

Bunga Implisit dalam Kewajiban Sewa. Pada saat sewa dikapitalisasi, bagian bunga dari
pembayaran sewa dimasukkan dalam beban bunga pada laporan laba rugi, sedangkan sebagian
saldonya biasanya dianggap sebagai pembayaran kewajiban pokok. Perlu diingat bahwa sewa
jangka panjang mencerminkan kewajiban tetap yang harus diakui dalam menghitung rasio laba
terhadap beban tetap.

Persyaratan Dividen Saham Preferen dari Entitas Anak dengan Kepemilikan Saham
Mayoritas. Persyaratan ini dianggap sebagai beban tetap karena memiliki prioritas di atas
distribusi laba untuk entitas induk. Po-pos yang akan atau telah dieliminasi dalam konsolidasi
seharusnya tidak dianggap sebagai beban tetap. Perlu diingat bahwa seluruh biaya tetap yang
tidak dapat dikurangkan terhadap pajak harus disesuaikan terhadap pajak. Penyesuaian untuk
menghitung jumlah bruto adalah sebagai berikut :

Persyaratan dividen saham preferen


1−Tarif pajak
Persyaratan Pembayaran Kewajiban Pokok. Pembayaran kewajiban pokok dari sudut
pandang arus kas keluar sama besarnya dengan kewajiban bunga. Dalam kasus pembayaran
sewa, kewajiban perusahaan untuk membayar pokok dan bunga haru dipenusi secara bersamaan.
Berikut alasan persyaratan pembayaran kewajiban pokok yang tidak diakui dalam perhitungan
rasio laba terhadap beban tetap.

 Rasio laba terhadap beban tetap berdasarkan laba. Diasumsikan jika rasio berada pada
tingkat yang memuaskan, perusahaan dapat mendanai kembali kewajiban yang jatuh
tempo. Jadi, mereka tidak perlu melunasi dengan dana yang tersedia dari laba.
 Jika perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang memadai, maka perusahaan
seharusnya dapat meminjam kembali jumlah yang sama untuk pembayaran kewajiban
pokok.
 Memasukkan pembayaran kewajiban pokok dapat menyebabkan perhitungan ganda.
Misalnya, dana yang dapat dipulihkan oleh penyusutan digunakan untuk pelunasan utang.
Jika laba mencerminkan pengurangan atas penyusutan, maka beban tetap seharusnya
tidak memasukkan pembayaran kewajiban pokok. Ada beberapa dukngan terhadap
pendapat jika utang digunakan untuk memperoleh aset tetap yang dapat disusutkan dan
jika terdapat hubungan antara pola penyusutan dan pembayaran kewajiban pokok.
Pengakuan bahwa penyusutan dapat dipulihkan jika hanya terdapat operasi yang
menguntungkan atau setidaknya titik impas. Oleh karena itu, validitas pendapatan ini
dipengaruhi kondisi tersebut. Pengakuan definisi laba pada rasio laba terhadap beban
tetap yang menekankan kas dari operasi sebagai dana yang tersedia untuk menutupi
beban tetap. Pengggunaan konsep ini menghapuskan masalah perhitungan ganda karena
beban nonkas seperti penyusutan akan ditambahkan kembali pada laba neto dalam
perhitungan cakupan laba.
 Masalah memasukkan persyaratan pembayaran kembali utang sebagai beban tetap adalah
bahwa tidak semua perjanjian utang menyediakan penyisihan dana atau kewajiban
pembayaran kembali yang sama. Setiap alokasi arbriter dari utang antarperiode akan
tidak realistis dan mengabaikan perbedaan pada tekanan sumber daya kas dari
pembayaran kembali utang aktual antarperiode. Salah satu solusi terletak pada analisis
persyaratan pembayaran kembali utang secara cermat, dimana analisis ini digunakan
sebagai dasar penentuan dampak persyaratan terhadap solvabilitas jangka panjang.
Memasukkan penyisihan dana atau persyaratan pembayara kembali lebih awal dalam
beban tetap merupakan salah satu cara untuk mengakui kewajiban ini. cara lainnya yaitu
menggunakan persyaratan pembayaran kembali utang selama periode 5 hingga 10 tahun
ke depan dan mengaitkannya dengan dana setelah pajak yang diperkirakan tersedia dari
operasi.
Jaminan Pembayaran Beban Tetap. Jaminan pembayaran beban tetap dari entitas anak yang
tidak dikonsolidasikan atau entitas yang tidak terafiliasi harus ditambahkan pada beban tetap jika
pembayaran terkait jaminan ini tak dapat dihindari.
Beban Tetap Lainnya. Pembayaran bunga dan persyaratan pembayaran kewjaiban pokok
merupakan beban tetap yang paling berkaitan langsung dengan utang, sehingga tidak ada alasan
untuk membatasi analisis solvabilitas jangka panjang atas biaya dan komitmen ini. Analisis
menyeluruh atas beban tetap harus memasukkan seluruh kewajiban pembayaran sewa jangka
panjang, dan terutawa sewa yang harus dipenuhi dalam sewa yang tidak dapat dibatalkan. Oleh
karen itu, sewa ini dapat dihentikan ketika perusahaan menghadapi tekanan keuangan. Analisis
harus mengevaluasi seberapa penting unsur sewa ini langsung terkait denga utang, tetapi
dianggap komitmen jangka panjang yang bersifat tetap, adalah kontrak pembelian jangka
panjang yang tidak dapat dibatalkan dan jumlahnya melebihi kebutuhan normal.

Menghitung Laba Terhadap Beban Tetap

Rumus konvensional untuk menghitung rasio laba terhadap beban tetap yang telah diadopsi SC
sebagai berikut :

a) Laba sebelum pajak dari operasi dilanjutkan ditambah


b) Beban bunga ditambah
c) Amortisasi 1 beban utang dan diskonto atau premium ditambah
d) Bagian bunga dari beban sewa operasi ditambah
e) Persyaratan dividen saham preferen pada entitas anak dengan kepemilikan saham
mayoritas setelah disesuaikan pajak ditambah
f) Jumlah bunga yang dikapitalisasi yang sebelumnya telah damortisasi pada periode
berjalan dikurangi
g) Laba yang tidak dibagikan pada entitas anak atau ahliasi yang kepemilikan saham kurang
dari 50%
h) Total beban bunga ditambah
i) Amortisasi beban utang dan diskonto atau premium ditambat
j) Bagian bunga dari beban sewa operasi ditambah
k) Persyaratan dividen saham preferen nada entitas anak dengan kepemilikan saham
mayoritas setelah disesuaikan pajak

Setiap komponen dari rasio ini diberi tanda a-h dan lebih lanjut dijelaskan sebagai herikut.
a) Laba sebelum pajak dari operasi sebelum dihentikan, pos luar biasa, dan dampak
kumulatif perubahan akuntansi.
b) Beban bunga dikurangi bunga yang dikapitalisasi.
c) Biasanya termasuk dalam beban bunga.
d) Sewa pendanaan yang dikapitalisasi sehingga bunga implisit dalam komponen sudah
termasuk dalam beban bunga. Namun, bagian bunga dari sewa operasi jangka panjang
dimasukkan dengan asumsi bahwa banyaknya sewa operasi jangka panjang tidak berbeda
jauh dengan kriteria sewa modal, tetapi memiliki karakteristik transaksi pendanaan.
e) Mengecualikan semua pos-pos yang dieliminasi saat konsolidasi. Jumlah dividen
dinaikkan menjadi laba sebelum pajak yang dibutuhkan untuk membayar dividen
tersebut.
f) Berlaku untuk perusahaan non-utilitas. Jumlah ini jarang diungkapkan.
g) Kepentingan nonpengendali atas laba entitas anak dengan kepemilikan saham mayoritas
yang memiliki beban tetap dapat dimasukkan ke dalam laba.
h) Termasuk baik yang dibebankan maupun yang dikapitalisasi.

Untuk memudahkan penyajian, dua pos (provisi atau penyisihan) tidak dimasukkan dari rasio di
atas, tetapi pos tersebut seharusnya dicerminkan dalam rasio jika ada:
1. kerugian pada entitas anak dengan kepemilikan saham mayoritas harus dipertimbangkan
secara lengkap saat menghitung laba.
2. kerugian investasi pada entitas anak dengan kepemilikan saham kurang dari 50%
dihitung dengan metode ekuitas tidak harus dimasukkan dalam laba, kecuali perusahaan
menjamin utang entitas anak tersebut.
Terakhir, SEC mensyaratkan bahwa jika rasio laba terhadap beban tetap kurang dari 1, jumlah
laba yang tidak mencukupi untuk menutup beban tetap harus dilaporkan.

Perhitungan Pro Forma Laba terhadap Beban Tetap


Dalam situasi di mana beban tetap yang belum terjadi diakui dalam perhitungan a laba terhadap
beban tetap (seperti biaya bunga di bawah emisi pinjaman prospektin hal itu dapat diterima untuk
mengestimasi 'saling hapus' (offsetting) keuntungan yang diharapkan dari arus kas masuk masa
depan dan memasukkannya ke dalam laba n forma. Keuntungan yang diperoleh dari pinjaman
prospektif dapat diukur dengan berbagai cara, termasuk penghematan bunga dari aktivitas
pendanaan kembali yang direncanakan, laba investasi jangka pendek di mana hasil emisi dapat
diinvestasikan, atau estimasi rasional lainnya dari keuntungan masa depan. Saat dampak
prospektif rencana pendanaan kembali mengubah rasio sebesar 10% atau lebih, SEC biasanya
membutuhkan perhitungan pro forma dari rasio yang mencerminkan perubahan yang diakibatkan
oleh rencana tersebut.

Analisis Jumlah Kali Perolehan Bunga


Ukuran cakupan laba lainnya adalah rasio jumlah kali perolehan bunga (time interest earned
ratio). Rasio ini menganggap bunga hanya sebagai satu-satunya beban tetap yang memerlukan
cakupan laba.
Laba+ Beban Pajak +Beban Bunga
Beban Bunga

Pembilang dalam rasio ini terkadang disebut sebagai laba sebelum bunga dan paja atau EBIT
(earnings before interest and taxes), sehingga rasio ini disebut EBIT/l. Ka jumlah kali perolehan
bunga merupakan ukuran yang disederhanakan. Rasio mengabaikan sebagian besar penyesuaian,
baik dari sisi pembilang maupun seperti pembahasan pada rasio laba terhadap beban tetap.
Meskipun perhitungannya sederhana, rasio ini berpotensi menyesatkan dan tidak seefektif alat
analisis seperti rasio laba terhadap beban tetap.

Hubungan Arus Kas dengan Beban Tetap


Perusahaan harus membayaar beban tetap dalam bentuk tunai, sementara laba neto termasuk
pendapatan yang diperoleh dan beban yang terjadi, tidak selalu menghasilkan atau membutuhkan
uang tunai dengan segera. Bagian ini menjelaskan ukuran cakupan beban tetap berbasis kas
untuk mengatasi keterbatasan ini.

Rasio Arus Kas terhadap Beban Tetap


Rasio arus kas terhadap beban tetap (cash flow to fives charges ratio) dihitung menggunakan kas
dari operasi daripada laba pada pembilang dari ratio laba terhadap beban tetap. Kas dari operasi
dilaporkan arus kas. Rasio arus kas terhadap beban tetap dihitung sebagai berikut.
Arus kas operasi sebelum pajak + penyyesuaian ( B ) hingga ( g ) yang telah didefinisikan
Bebantetap

Kas dari Operasi yang Permanen


Hubungan antara arus kas dari operasi perusahaan dengan beban tetap sangat penting dalam
solvabilitas jangka panjang. Oleh karena pentingnya hubungan maka akan dinilai sifat
"permanen" dari arus kas operasi. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi komponen-
komponen yang merupakan arus kas operasi. Misalnya, penambahan kembali penyusutan
terhadap laba neto lebih permanen dibandingkan laba neto karena pemulihan penyusutan dari
penjualan terjadi sebelum laba diterima. Untuk semua jenis usaha, harga jual (dalam jangka
panjang) barus mencerminkan biaya aset tetap yang digunakan dalam produksi. Penambahan
kembali penyusutan mengasumsikan manfaat arus kas dari pemulihan penyusutan vang tersedia
untuk membayar utang. Asumsi ini hanya berlaku dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang,
pemulihan kas ini harus diperuntukkan untuk mengganti et tetap. Pengecualian dapat terjadi
dengan penambahan kembali item-item seperti amortisasi goodwill yang tidak perlu mengganti
atau dideplesi. Perubahan komponen modal kerja operasi yang permanen (aset lancar operasi
dikurangi liabilitas jangka nendek operasi) dari arus kas operasi sering kali sulit dinilai. Modal
kerja operasi lebih sering dihubungkan dengan penjualan dibandingkan dengan laba sebelum
naiak sehingga lebih stabil dibandingkan arus kas operasi.

Cakupan Laba atas Dividen Saham Preferen


Analisis mengenai saham preferen sering kali diuntungkan dari pengukuran cakupan Jaba atas
dividen saham preferen. Analisis ini sama dengan analisis mengenai hagaimana laba menutup
beban tetap terkait utang. SEC mensyaratkan pengungkapan rasio gabungan beban tetap dan
dividen saham preferen dalam prospektus semua penawaran perdana saham preferen.
Perhitungan cakupan laba atas dividen saham preferen harus dimasukkan dalam beban tetap yang
dikeluarkan atas dividen saham preferen. Oleh karena dividen saham preferen tidak dikurangkan
dari pajak, maka laba setelah pajak harus digunakan untuk membayar dividen ini. Dengan
demikian, rasio cakupan laba atas dividen saham preferen (earnings coverage of preferred
dividends ratio) dihitung sebagai berikut.
Arus kas operasi sebelum pajak + penyyesuaian ( B ) hingga ( g ) yang telah didefinisikan
Dividen saham preferen
Bebantetap+
1−tarif pajak

Menginterpretasikan Ukuran Cakupan Laba


Ukuran cakupan laba memberikan pemahaman mengenai kemampuan perusahaan untuk
memenuhi beban tetapnya dari laba berjalan. Terdapat korelasi yang tingg antara ukuran cakupan
laba dan tingkat gagal bayar terhadap utang-yaitu, semakin tinggi cakupan, semakin rendah
tingkat gagal bayar. Penelitian terkait pengalaman kreditor dengan utang mengungkapkan tingkat
gagal bayar dan yield atas utang yang diklasifikasikan berdasarkan rasio jumlah kali perolehan
bunga sebagai berikut :
Jumlah kali Tingkat Gagal Yield yang Yield yang Tingkat Kerugian
Perolehan Bunga Bayar dijanjikan Direlasikan
Lebih dari 3,0 2,1% 4,0% 4,9% (0,9%)
2,0 – 2,9 4,0 4,3 5,1 (0,8)
1,5 – 1,9 17,9 4,7 5,0 (0,3)
1,0 – 1,4 34,1 6,8 6,4 0,4
Kurang dari 1,0 35,0 6,2 6,0 0,2

Perhatian terhadap ukuran cakupan laba merupakan hal yang masuk akal karena kreditor
menempatkan kepercayaan yang besar pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya dan melanjutkan operasi. Kenaikan tingkat yield atas utang jarang mengompensasi
risiko hilangnya pokok pinjaman yang diberikan kreditor Jika kemungkinan perusahaan
memenuhi kewajibannya melalui operasi yang dilanjutkan tidak tinggi, maka risiko bagi kreditor
cukup besar.

Pentingnya Variabilitas dan Persistensi Laba untuk Cakupan Laba


Faktor penting dalam mengevaluasi ukuran cakupan laba adalah perilaku laba dan arus kas dari
waktu ke waktu. Semakin stabil pola laba dari suatu perusahaan atau industri, semakin kecil
ukuran cakupan laba yang dapat diterima. Misalnya, utilitas mengalami dampak minimal ketika
terjadi penurunan atau kenaikan ekonomi sehingga menghasilkan rasio cakupan laba yang lebih
rendah. Sebaliknya, pada musiman seperti produsen mesin dapat menghadapi penurunan dan
kenaikan yang cukup tajam pada kinerjanya. Ketidakpastian ini cakupan laba yang lebih tinggi
pada perusahaan tersebut. Variabilitas laba maupun persistensi laba merupakan ukuran umum
dari ketidakpastian sepanjang wa Analisis dapat menggunakan salah satu atau kedua ukuran ini
untuk menentuk standar cakupan laba yang dapat diterima. Persistensi laba sering kali diukur
sebagai korelasi (otomatis) laba antarwaktu.

Pentingnya Pengukuran dan Asumsi Cakupan Laba


Menentukan tingkat cakupan laba yang dapat diterima tergantung pada metode perhitungan
ukuran cakupan laba. Beberapa ukuran cakupan laba telah dijelaskan pada bab ini. Beberapa dari
ukuran ini mengasumsikan definisi yang berbeda atas laba dan beban tetap. Tingkat ukuran
cakupan laba yang lebih rendah sangat diharapkan menggunakan definisi yang paling ketat dan
kuat. SEC maupun perhitungan rasio cakupan laba terhadap beban tetap menggunakan laba
sebelum operasi dihentikan, pos luar biasa, dan dampak kumulatif perubahan akuntansi. Dengan
tidak memasukkan ketiga pos ini akan menghasilkan arus laba yang kurang bervariasi, hal ini
juga tidak memasukkan komponen penting yang menjadi hagian dari aktivitas bisnis perusahaan.
Oleh karena itu, sebaiknya agar memasukkan komponen tersebut dalam perhitungan rata-rata
rasio cakupan selama beberapa tahun. Tingkat rasio yang dapat diterima juga bervariasi dengan
ukuran laba. Misalnya, laba diukur sebagai rata-rata, terburuk, terbaik, atau laba pada kinerja
median. Kualitas laba merupakan faktor penting lainnya. Kita seharusnya tidak menghitung rasio
cakupan laba menggunakan jalan pintas atau dengan cara sengaja yang konservatif. Misalnya,
menggunakan laba setelah pajak dalam menghitung rasio cakupan ketika beban tetap
dikurangkan dari pajak yang tidak benar dan menggunakan konservatisme secara tidak benar.
Tingkat cakupan yang dapat diterima akhirnya harus mencerminkan kemauan dan kemampuan
untuk menanggung risiko (relatif terhadap imbal hasil yang diharapkan--expected return).
Lampiran 10A merujuk pada tingkat rasio cakupan yang dapat diterima yang digunakan oleh
lembaga pemeringkat dalam menganalisis efek utang.

Risiko dan Imbal Hasil Struktur Modal


Hal ini sangat berguna untuk mempertimbangkan perkembangan terkini dalam inovasi keuangan
untuk menilai risiko yang melekat (risk inherent) pada struktur modal perusahaan. Suatu
perusahaan dapat meningkatkan risiko (dan imbal hasil potensial) dari pemegang ekuitas dengan
meningkatkan leverage. Misalnya, leverage buyout menggunakan utang untuk mengambil alih
perusahaan swasta dengan membeli seluruh saham yang dimiliki pemegang ekuit (acquirer)
mengandalkan arus kas masa depan untuk membayar kenaikan utang dan penjualan aset yang
diantisipasi untuk mengurangi utang. Manfaat potensial lainnya dari leverage adalah
pengurangan pajak untuk bunga-dividen yang dibayarkan kepada pemegang ekuitas tidak
dikurangkan dari pajak. Namun, substitusi utang untuk ekuitas menghasilkan struktur modal
yang lebih berisiko. Hal inilah yang menyebabkan mengapa obligasi yang digunakan untuk
membiayai leverage buyout tertentu disebut junk bonds (obligasi sampah). Junk bonds, tidak
seperti obligasi lainnya yang berkualitas baik, merupakan bagian dari struktur modal berisiko
tinggi di mana pembayaran bunganya ditutupi dengan laba secara minimal. Kesulitan ekonomi
dengan cepat membahayakan pembayaran bunga dan pokok junk bonds. Junk bonds memiliki
risiko ekuitas lebih tinggi dibandingkan dengan utang yang Pengakuisisi aman. Pengalaman
keuangan terus mengingatkan orang-orang yang melupakan hubungan antara risiko dan imbal
hasil. Tidak mengejutkan bahwa periode keuangan dengan spekulasi sangat tinggi akan
menghasilkan efek yang berisiko. Hal yang mengejutkan adalah penolakan beberapa orang untuk
menilai arti kata junk (sampah) jika direrapkan pada obligasi. Sama halnya, obligasi tanpa bunga
(zero coupon bonds) yang menangguhkan seluruh pembayaran bunganya hingga saat jatuh
tempo dan sejumlah manfaat dibandingkan penerbitan utang standar. Namun, perusahaan dengan
kredibilitas kredit yang rendah, risiko menawarkan ketika diterbitkan oleh perushstansial lebih
tinggi dibandingkan utang standar- obligasi tanpa bunga secara dikarenakan ketidakpastian
penerimaan ke depan. Inovasi keuangan lainnya disebut payment in kind (PIK) securities yang
membayar bunga dengan menerbitkan utang tambahan. Asumsinya adalah seorang debitur
mungkin terlalu lemah untuk membayar bunga saat ini, kemudian akan cukup sukses untuk
membayar di kemudian hari. Saat inovasi pendanaan aktivitas bunga dan pokok selama beberapa
tahun bisnis perusahaan terus berlanjut, dan jangka waktu baru diciptakan, analisis har berfokus
pada substansi mengungguli bentuk (substance over form). Kebenaran dasan mengenai
hubungan antara risiko dan imbal hasil dalam struktur modal tetap ada Faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap risiko dan alat analisis yang tersedia dibahas pada bab ini dan bab
sebelumnya menunjukkan dibutuhkannya analisis keuangan secara lengkap dan menyeluruh.
Bersandar pada pemeringkat kredit. ata peringkat lainnya merupakan pendelegasian tanggung
jawab analisis dan evaluasi. Terlalu berisiko untuk menempatkan ketergantungan secara parsial
atau eksklusi pada sumber-sumber analisis ini. Tidak peduli bagaimana reputasinya, sumber
tersebut tidak dapat menangkap risiko yang unik dan imbal hasil yang diharapkan.

PERINGKAT UTANG
Sistem untuk peringkat utang efek yang komprehensif dan komek ditetapkan dalam
perekonomian dunia. Peringkat yang tersedia dan beberapa perusahaan penelitian investasi
terkemuka: Mood Standard & Poor's (S&P), Duff and Phelps, dan Fitch Ratin Beberapa institusi
keuangan juga mengembangkan peringk mereka sendiri.
PERINGKAT KREDIT OBLIGASI
Peringkat kredit obligasi merupakan ungkapan gabungan dari penilaian mengenai kelayakan
kredit penerbit obligasi dan kualitas efek tertentu yang dinilai. Peringkat mengukur risiko kredit
di mana risiko kredt merupakan probabilitas perkembangan yang tidak menguntungkan untuk
kepentingan kreditor. Penilaian kelayakan kredit dinyatakan dengan sejumlah simbol yang
mencerminkan tingkat risiko kredit. Secara khusus, ada empat peringkat teratas dari Standard &
Poor's.
AAA : Obligasi dengan peringkat AAA merupakan obligasi tingkat tertinggi. Obligasi ini
memiliki tingkat perlindungan tertinggi untuk pokok pinjaman dan bunga. Di pasar, obligasi ini
bergerak sesuai dengan tingkat suku bunga dan memberikan keamanan maksimal.
AA : Obligasi dengan peringkat AA juga memenuhi syarat sebagai obligasi berkualitas tinggi
dan sebagian besar hanya sedikit berbeda dengan obligasi AAA. Harga i jenis obligasi jenis ini
juga bergerak seiring dengan pasar uang jangka panjang
A : Obligasi dengan peringkat A dikategorikan sebagai tingkat menengah ata Obligasi jenis ini
memiliki kekuatan investasi yang memadai, tidak tetapi terbebas dari dampak buruk perubahan
kondisi ekonomi dan perdagan Bunga dan pokoknya dianggap aman. Obligasi ini umumnya
mencerminkan kurs uang pada perilaku harganya dan untuk beberapa kondisi ekonomi.
BBB : Obligasi dengan peringkat BBB, atau kategori tingkat menengah, merupaka batas antara
obligasiyangaman dengan obligasi yang didominasi unsurspekulasi Obligasi ini memiliki
cakupan aset yang cukup dan biasanya dilindung tingkat laba yang memuaskan. Obligasi ini
rentan terhadap perubahan kondisi terutama kelesuan ekonomi, dan membutuhkan pemantauan
terus-menerus Di pasar, obligasi jenis ini lebih responsif terhadap kondisi usaha dan
perdagangan dibandingkan dengan tingkat suku bunga. Obligasi ini merupakan tingkat terendah
yang biasanya memenuhi kualifikasi untuk investasi bank komersial.
Terdapat pilihan peringkat yang lebih rendah, yaitu BB, tingkat menengah ke bawah hingga agak
spekulatif; B, sangat spekulatif; dan D, obligasi gagal bayar. Alasan utama mengapa efek utang
secara luas diberi peringkat sedangkan efek ekuitas tidak adalah karena lebih banyak kesamaan
pendekatan dan homogenitas ukuran analitis dalam menganalisis kelavakan kredit dibandingkan
menganalisis kinerja pasar efek mendatang. Perjanjian yang lebih luas ini mengenai apa vang
diukur dalam analisis risiko kredit telah menghasilkan pencrimaan dan ketergantungan pada
peringkat kredit yang ekuitas di masa diterbitkan untuk beberapa tujuan. triteria untuk
menentukanperingkattertentutidak pernahdapatdidefinisikansecara tepat. Kriteria ini melibatkan
faktor-faktor kuantitatif (analisis rasio dan komparatif) lan kualitatif (posisi pasar dan kualitas
manajemen). Lembaga pemeringkat utama enalak untuk mengungkapkan bauran faktor-faktor
yang tepat dalam menentukan neringkat (yang biasanya keputusan komite). Mereka ingin
menghindari argumentasi vengenai validitas faktor kualitatif dalam penentuan peringkat.
Lembaga pemeringkat ini menggunakan teknik analisis yang dibahas dalam buku ini. Berikut ini
penjelasan mengenai faktor-faktor yang menentukan peringkat berdasarkan sumber-sumber yang
dipublikasikan dan dari pembahasan dengan para pejabat lembaga pemeringkat.

PERINGKAT OBLIGASI PERUSAHAAN


Dalam memeringkat penerbitan obligasi industri, lembaga pemeringkat berfokus pada
perlindungan aset, sumber daya keuangan, kemampuan dalam menghasilkan laba, manajemen,
dan provisi (penyisihan) khusus atas utang dari perusahaan penerbit obligasi tersebut. Selain itu,
penting juga ukuran perusahaan, pangsa pasar, posisi industri, pengaruh siklus, dan kondisi
ekonomi secara umum. Perlindungan aset mengacu pada sejauh mana utang perusahaan ditutup
oleh asetnya. Salah satu ukuran yang digunakan adalah aset berwujud neto (net tangible assets)
terhadap utang jangka panjang. Salah satu lembaga pemeringkat menggunakan aturan praktis di
mana obligasi membutuhkan nilai aset berwujud neto terhadap utang jangka panjang sebesar 5:1
untuk peringkat AAA, 4:1 untuk peringkat AA, 3 hingga 3,5:1 untuk peringkat A, dan 2,5:1
untuk peringkat BBB. Terkait dengan aset yang dinilai terlalu rendah, terutama dengan sumber
daya alam atau industri real estat, menyebabkan penyesuaian terhadap tingkatan peringkat
tersebut. Aturan praktis lainnya menyarankan rasio utang jangka panjang terhadap total modal
kurang dari 25% untuk peringkat AAA, mendekati 30% untuk peringkat AA, mendekati 35%
untuk peringkat A, dan mendekati 40% untuk peringkat BBB. Faktor tambahan yang menjadi
pertimbangan lembaga pemeringkat terkait perlindungan aset mencakup nilai buku, komposisi
modal kerja, kualitas dan umur aset tetap, pendanaan di luar laporan posisi keuangan, dan
liabilitas Sumber daya keuangan mengacu pada sumber daya likuid seperti kas dan akun modal
kerja. Ukuran analisis mencakup periode penagihan piutang dan perputaran Persediaan. Nilainya
akan dibandingkan dengan industri dan standar absolut. remeringkat juga menganalisis penerbit
obligasi/emiten dalam menggunakan utang Jangka pendek dan jangka panjang, serta gabungan
antara keduanya. Kemampuan menghasilkan laba masa depan, dan kemampuan penerbit obligasi
nghasilkan kas, merupakan faktor penting dalam peringkat efek utang karena igkat dan kualitas
laba masa depan menentukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, terutama
yang bersifat jangka panjang. Kemampuan menghasilkan laba biasanya merupakan sumber
perlindungan yang dapat diandalkan daripada aset. Ukuran umum perlindungan yang digunakan
terkait kemampuan menghasilkan laba adalah rasio cakupan laba terhadap beban tetap. Aturan
praktis menyarankan rasio cakupan laba terhadap beban tetap yang dapat diterima adalah 5:1
hingga 7:1 untuk peringkat AAA; lebih dari 4:1 untuk peringkat AA; lebih dari 3:1 untuk
peringkat A; dan lebih dari 2:1 untuk peringkat BBB. Ukuran lain potensi pelunasan utang
adalah arus kas dari operasi terhadap utang jangka panjang. Aturan praktis ini menyarankan rasio
lebih dari 65% untuk peringkat AAA, 45-60% untuk peringkat AA, 35–45% untuk peringkat A,
dan 25–30% untuk peringkat BBB. Kemampuan, tinjauan ke masa depan, filsafat, pengetahuan,
pengalaman, dan integritas manajemen merupakan pertimbangan penting dalam peringkat utang,
Melalui wawancara, kunjungan lokasi, dan analisis lainnya, pemeringkat menguji tujuan,
strategi, rencana, dan taktik manajemen pada bidang-bidang seperti penelitian dan
pengembangan, promosi produk, perencanaan produk, dan akuisisi Provisi
(penyisihan)utangbiasanya tercantum pada perjanjian rangkap (indenture) obligasi. Pemeringkat
menganalisis provisi khusus dalam indenture yang dirancang untuk melindungi kepentingan para
pemegang obligasi (bondholders) dalam berbagai kondisi. Hal ini mencakup analisis stipulasi
(jika ada) untuk penerbitan utang depan, cadangan pengaman seperti hipotek (mortgage), dana
pelunasan oblicns (sinking fund), provisi untuk pelunasan (redemption provisions), dan
pembatasan perjanjian (restrictive covenants).

KETERBATASAN DALAM PERMAINAN PERINGKAT


Peringkat utang berguna bagi sebagian besar penerbitan utang. Namun, perlu adanya pemahaman
mengenai keterbatasan yang melekat pada prosedur standar dari lembaga pemeringkat. Sama
seperti analisis efek ekuitas, analisis dapat memperbaiki peringkat tersebut. Penerbitan utang
mencerminkan berbagai macam karakteristik. Akibatnya, karakteristik ini memberikan
kesempatan untuk mengidentifikasi perbedaan antarkelompok peringkat dan menilai dampak
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dalam kelompok peringkat. Selain itu, adanya
bukti perubahan peringkat ketinggalan pasar. Dampak ketertinggalan ini memberikan
kesempatan tambahan untuk mengidentifikasi perubahan penting sebelum perubahan peringkat
dilaporkan oleh lembaga pemeringkat.

MEMPREDIKSI KESULITAN KEUANGAN


Kegunaan umum analisis laporan keuangan adalah mengidentifikasi area yang membutuhkan
investigasi dan analisis lebih lanjut. Salah satu aplikasinya adalah memprediksi kesulitan
keuangan (predicting financial distress). Penelitian telah membuat kemajuan besar dalam
memberikan berbagai rasio untuk memprediksi kesulitan keuangan. Penelitian ini sangat berguna
dalam menyediakan alat tambahan untuk menganalisis solvabilitas jangka panjang. Model
kesulitan keuangan, yang biasanya disebut sebagai model prediksi kebangkrutan (bankruptcy
prediction models), menguji tren dan perilaku sejumlah rasio tertentu. Karakteristik dari rasio-
rasio ini digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan kesulitan keuangan di masa
mendatang. Model tersebut mengasumsikan bahwa rasio keuangan menunjukkan adanya bukti
kesulitan dan dapat dideteksi lebih awal sehingga dapat diambil tindakan untuk menghindari
risiko kerugian atau memanfaatkan informasi tersebut.

ALTMAN Z-SCORE
Mungkin model kesulitan keuangan yang paling terkenal adalah Altman Z-score. Altman Z-scorc
menggunakan berbagai rasio untuk menghasilkan alat prediksi kesulitan. Altman Z-score
menggunakan teknik statistik (analisis diskriminan berganda-multiple discriminant analysis)
untuk menghasilkan alat prediksi yang merupakan fungsi linear dengan beberapa variabel
penjelas. Alat prediksi ini mengklasifikasikan atau memprediksikan kemungkinan bangkrut atau
tidaknya suatu perusahaan. Lima rasio keuangan yang digunakan dalam Z-score adalah X1 :
Modal kerja/'Total aset, X2 = Saldo laba/Total aset, X3= Laba sebelum bunga dan pajak/ Tatal
aset, X4 = Ekuitas pemegang saham/Total liabilitas, dan X5 = Penjualan/Total aset. Kita dapat
melihat bahwa X1, X2, X3 X4 dan X5 masing-masing mencerminkan likuiditas, (2) usia
perusahaan dan profitabilitas kumulatif, (3) profitabilitas, (4) struktur keuangan, dan (5) tingkat
perputaran modal. Altman Z-score dihitung sebagai berikut.
Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5
Z-score yang kurang dari 1,20 menunjukkan probabilitas kebangkrutan yang tinggi,
sedangkan nilaiZ-score di atas 2,90 mengindikasikan probabilitas kebangkrutan vang rendah.
Angka antara 1,20 dan 2,9 berada pada wilayah abu-abu atau ambigu.
MODEL KESULITAN KEUANGAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Upaya penelitian mengidentifikasi peran yang berguna untuk rasio dalam memprediksi kesulitan
keuangan. Namun, kita tidak dapat menggunakan model ini atau model lainnya tanpa
mengetahui dan melakukan analisis secara kritis atas fundamental perusahaan. Tidak terdapat
bukti yang menunjukkan bahwa perhitungan Z-score merupakan ukuran terbaik untuk
menganalisis solvabilitas jangka panjang, dibandingkan penggunaan alat analisis yang dijelaskan
dalam buku ini secara terintegrasi. Kita sebaiknya menyadari bahwa penggunaan rasio sebagai
pemprediksi kesulitan keuangan akan lebih baik jika dilengkapi dengan analisis yang kuat atas
laporan keuangan. Bukti hanya menunjukkan jika Z-score merupakan alat yang baik untuk
penyeleksian, pengawasan dan pengarah perhatian pada area tertentu.

Anda mungkin juga menyukai