Harahap (2010:301)
1. Untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam membayar utang yang akan
jatuh tempo ketika ditagih. Hal tersebut berarti kemampuan membayar utang yang
sudah saatnya dilunasi sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan.
2. Untuk mengukur kemampuan dari perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar
menggunakan aktiva lancar secara keseluruhan. Hal tersebut berarti bahwa jumlah
kewajiban yang umurnya kurang dari atau sama dengan 1 tahun, dibandingkan
dengan jumlah aktiva lancar.
3. Untuk mengukur kemampuan dari perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar
tanpa memperhitungkan persediaan atau piutang-nya.
4. Untuk mengukur dan juga membandingkan antara jumlah modal kerja perusahaan
dengan jumlah persediaan.
5. Untuk mengukur seberapa banyak uang kas yang ada untuk bisa membayar utang
jangka pendek.
6. Sebagai alat perencana dimasa yang akan datang, khususnya yang berhubungan
dengan kas dan kewajiban.
7. Sebagai alat untuk menggambarkan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dari
setiap komponen yang terdapat di aktiva lancar dan kewajiban lancar.
8. Sebagai alat pemacu untuk pihak internal perusahaan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja-nya, dengan mengacu pada hasil rasio likuiditas saat ini.
Hal tersebut berlaku pada perusahaan – perusahaan yang nilainya sebagian besar
ditentukan oleh growth opportunities. Perusahaan tersebut juga akan
menghadapi asymmetric information yang besar.
Faktor ini adalah faktor yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam menetapkan
likuiditas perusahaan.
Siklus operasi normal tersebut adalah suatu jangka waktu yang mencakup sejak
dimulainya kegiatan produksi, pembelian, penjualan sampai kegiatan yang
diidentifikasi-kan dengan siklus operasi normalnya.
Pada umumnya dipakai pada perusahaan yang siklus operasinya melebihi 1 periode
tahun buku.
Perusahaan yang memiliki tingkat ketidakpastian arus kas yang tinggi akan
cenderung untuk melakukan investasi dalam aktiva yang likuid atau lancar dengan
jumlah yang cukup besar.
Selain ke-4 faktor tersebut, terdapat juga beberapa faktor lainnya, yaitu sebagai
berikut.
1. Jenis perusahaan
2. Kebutuhan jumlah modal untuk menjalankan kegiatan perusahaan.
3. Perubahan pada persediaan yang kaitannya dengan volume penjualan pada saat ini
atau di masa yang akan datang. Yang mungkin terdapat over investment dalam
persediaan tersebut.
4. Present value atau nilai sesungguhnya dari aktiva lancar. Terkadang terdapat suatu
kemungkinan suatu perusahaan memiliki saldo piutang yang besar, namun piutang
tersebut sudah lama dan sulit ditagih. Oleh karena itu nilai realisasi-nya mungkin
akan lebih kecil daripada yang dilaporkan.
Artinya, seberapa banyak aktiva lancar yang ada untuk menutupi utang lancar-nya
yang akan jatuh tempo.
Rasio lancar juga bisa dikatakan sebagai alat untuk mengukur tingkat keamanan
margin (margin of safety) suatu perusahaan.
Jika rasio lancar suatu perusahaan rendah atau dibawah standar industry, maka
perusahaan tersebut sedang mengalami masalah likuidasi. Apabila suatu
perusahaan mempunyai rasio lancar yang terlalu tinggi juga kurang bagus.
Dalam praktek pada umumnya dipakai ukuran standar rasio lancar sebesar 200%
atau 2 kali. Ukuran standar tersebut dianggap sebagai ukuran yang cukup baik bagi
suatu perusahaan.
Artinya dengan ukuran rasio lancar tersebut perusahaan sudah merasa pada titik
aman dalam jangka pendek. Tapi untuk mengukur kinerja manajemen ukuran yang
paling penting adalah rata – rata industry untuk perusahaan yang sejenis.
Dengan kata lain dalam perhitungan kita mengabaikan persediaan, yaitu dengan
cara dikurangi dari aktiva lancar.
Berikut merupakan rumus yang dapat dipakai untuk menghitung rasio kas.
Perusahaan yang angka perputaran kas nya melebihi standar industry, maka
perusahaan tersebut kasnya over investment dan penggunaannya tidak efektif.
Dengan menggunakan rasio ini, investor atau kreditur ingin mengetahui besarnya
penjualan yang dapat dihasilkan dari jumlah kas rata – rata yang dimiliki oleh
perusahaan.
Rasio perputaran kas menjadi indicator kecepatan kembalinya modal kerja yang
tertanam dalam kas dan setara kas menjadi kas kembali dengan melalui kegiatan
penjualan atau pendapatan bersih perusahaan.
Jika nilai rasio ini tinggi efeknya adalah kas yang masuk kembali melalui kegiatan
penjualan bisa digunakan kembali untuk mendanai kegiatan operasional usaha
perusahaan. Dengan begitu kondisi keuangan perusahaan tetap bisa terjaga.
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran kas.
https://mastahbisnis.com/rasio-likuiditas/