Anda di halaman 1dari 5

KD 3.

11 EVALUASI HASIL USAHA

A. Definisi
Evaluasi hasil usaha adalah penilaian seluruh kegiatan usaha baik yang akan dilakukan maupun yang sudah
dilakukan, diorganisasikan oleh orang-orang yang berkepentingan di bidang perdagangan untuk
memperbaiki standart kualitas usahanya baik
B. TUJUAN
1. mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan usaha,
2. mengetahui apakah usaha sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan
3. mengetahui apakah usaha memberikan hasil seperti apa yang diharapkan
4. Mengetahui tingkatan usaha sebagai bahan pertimbangan mengembangkan usahanya
5. Mengetahui kemajuan usahanya sebagai pertimbangan meningkatkan keberhasilan usaha di masa datang
6. Memperbaiki cara pelaksanaan dan pengembangan usaha
7. Mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan tindakan pencegahan
8. mengoptimalkan penggunaan dana yang dimiliki.
Evaluasi hasil usaha dapat dilakukan dengan menggunakan aspek keuangan melalui:
1. Struktur Kekayaan adalah perimbangan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap secara relatif ataupun
absolut
2. Struktur Finansial, adalah perimbangan antara seluruh modal asing (jangka panjang dan pendek) dengan
modal sendiri secara relatif ataupun absolut
3. Struktur Modal adalah perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri secara relatif
ataupun absolut
SOAL:
1. Evaluasi hasil usaha adalah…………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………
2. Tujuan evaluasi hasi usaha………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. Struktur kekayaan adalah…………………………….………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
4. Struktur finansial adalah…………………………….………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
5. Struktur modal adalah…………………………….………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

TAHAPAN EVALUASI KEGIATAN USAHA


Secara umum studi kelayakan usaha akan mencakup beberapa aspek yaitu: aspek pemasaran, aspek teknis,
aspek finansial, aspek legal dan aspek lingkungan. Dalam kenyataan tidak semua aspek harus diteliti, hanya
aspek yang dibutuhkan saja yang perlu dianalisis lebih lanjut. Aspek yang umum dianalisi adalah aspek pasar,
aspek teknis dan aspek finansial saja.
1. Analisa Aspek Pasar 
Evaluasi aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya
permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Tujuan analisis pasar adalah untuk
mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar dari produk yang
bersangkutan. Adapun kegunaan dari analisa aspek pasar adalah untuk melakukan peramalan permintaan
dan penentuan pasar.  Pasar merupakan kumpulan seluruh pembeli aktual dan potensial dari suatu produk.
Kriteria yang diukur dalam penentuan pasar sasaran, yaitu:
 Pasar potensial adalah sejumlah konsumen atau pelanggan yang mempunyai minat terhadap suatu
penawaran pasar.
 Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, penghasilan dan akses penawaran
pasar tertentu
 Pasar sasaran adalah bagian dari pasar yang memenuhi syarat dan juga bersedia untuk dimasuki
perusahaan kita.
2. Analisa Aspek Teknis 
Analisis aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan usaha
yang dikaji. Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam pemilihan jenis teknologi, antara lain:
 Jenis teknologi yang diajukan harus memenuhi standard mutu yang sesuai dengan keinginan pasar atau
konsumen. 
 Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai skala produk yang
ekonomis.
 Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli,
pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang diperlukan untuk penerapannya.
 Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana yang diperlukan untuk
pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan.
 Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh pihak lain di tempat lain,
sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut telah dapat disetarakan dengan baik.
3. Analisis Aspek finansial 
Analisis aspek finansial atau rasio keuangan yaitu cara merangkum dan membandingkan data keuangan
yang berupa laporan keuangan laba rugi dan neraca dengan kinerja perusahaan Alat yang digunakan untuk
menganalisis kondisi keuangan dan kinerja usaha adalah rasio keuangan, antara lain:
a. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek
Perusahaan dikatakan likuid atau mampu membayar utang-utangnya jangka pendek jika jumlah aktiva
lancar lebih besar daripada utang lancar
Rasio likuiditas terdiri dari:
1) Rasio lancar (Current ratio)
Rasio lancar (Current rasio) adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
Rumus rasio lancar (Current Ratio)

Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan


perusahaanmenutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva
lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau
diatas100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar (Harahap, 2002:301).

2) Rasio cepat (Quick Ratio)


Rasio cepat (Quick Ratio) adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek
dengan menggunakan aktiva Rasio cepat (Quick Ratio)yang cepat menjadi uang tunai
Rumus rasio cepat (Quick Ratio)

Persediaan tidak dimasukkan dalamperhitungan quick ratio karena persediaanmerupakan komponen


aktiva lancar yang palingkecil tingkat likuiditasnya. Quick ratiomemfokuskan komponen-komponen
aktiva lancaryang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat berharga,dan piutang dihubungkan dengan hutang lancer
atau hutang jangka pendek (Martono, 2003:56)
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.
Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya
tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat (Harahap, 2002:302)
3) Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancer yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang
lancar.Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva
lancar. Semakinbesar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio,tidak harus mencapai 100%
(Harahap, 2002:302).

b. Rasio solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang perusahaan pada saat
perusahaan dibubarkan baik utang jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang mempunyai aktiva/kekayaan yang cukup untuk membayar semua
hutang-hutangnya disebut perusahaan yangsolvable, sedang yang tidak disebut insolvable. Perusahaan yang
solvabel belum tentu ilikuid , demikian jugasebaliknya yang insolvable belum tentu ilikuid
Rasio solvabilitas terdiri dari:
1) Rasio utang (Debt Ratio)
Rasio utang (Debt Ratio) adalah kemampuan perusahaan untuk mengukur prosentase besarnya dana yang
berasal dari hutang. Hutang yang dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki olehperusahaan baik yang
berjangka pendek maupun yang berjangka panjang.
Rumus utang (Debt Ratio)

Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil rasionya semakin
aman (solvable). Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil (Harahap, 2002:304)
2) Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio)
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah imbangan antara hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding
dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya, besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar
beban tetapnya tidak terlalu tinggi. 

Semakin kecil rasio ini semakin baik. Maksudnya, semakin kecil porsi hutang terhadap modal, semakin aman
3) Rasio Kemampuan Membayar Utang (Times interst earned ratio)
Rasio Kemampuan Membayar Utang (Times interst earned ratio) adalah kemampuan perusahaan
untuk membayar bunga obligasi dari laba
Rumus Rasio Kemampuan Membayar Utang = Laba sebelum bunga dan pajak x 100%
Beban Bunga
c. Rasio rentabilitas
Rasio rentabilitas adalah rasio yag digunakan untuk mengukur laba/keuntungan (profit) yang diperoleh dari modal
yang digunakan untuk operasi tersebut atau kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Ada beberapa
ukuran rasio rentabilitas yang dipakai, yakni:
1) Profit Margin
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin
besar rasionya semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi
(Harahap, 2002:304).

2) Gross Profit Margin


Gross Profit Margin menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menutupi biaya-biaya
tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya
tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba. Semakinbesar rasionya semakin baik
(Harahap, 2002:306).
3) Net Profit Margin
Net Profit Margin adalah kemampuan untuk mengukur jumlah rupiah lababersih yang dihasilkan oleh setiap
saturupiah penjualan. Semakin tinggi rasionyasemakin baik, karena menunjukkankemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.

4) Return On Investment (ROI)


Return On Investment merupakan kemampuan perusahaanuntuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan
untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih
setelah pajak atau EAT (Sutrisno,2001:255)

5) Return On Assets
Return On Assets disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba
sebelum bunga dan pajak atau EBIT(Sutrisno, 2001:254)

MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN USAHA


Hal yang perlu dievaluasi dalam sebuah bisnis:
1. Posisi Keseluruhan Usaha
Posisi keseluruhan Usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil dari keseluruhan usaha.  Dapat
diketahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan usaha), hutang-hutang pada pihak lain, rata-rata pengeluaran dalam
sebulan, dan pendapatan bersih setiap bulannya. Lakukan pengecekan posisi keuangan usaha setiap saat.
2. Evaluasi kemajuan dan kemunduran usaha
Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam evaluasi kemajuan atau kemunduran sebuah usaha melakukan
evaluasi terhadap kegiatan usaha (mengalami kemajuan atau kemunduran). Cara mudahnya adalah membandingkan
pada saat awal menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu yang waktunya ditentukan
sendiri, misalnya 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali setelah usaha berjalan).
3. Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan
Misalnya memberikan perhatian pada penjualan yang menurun, untuk mengetahui letak kesalahannya sehingga dapat
dilakukan langkah-langkah efektif agar usaha kita kembali berjalan baik. Tetapi bila kondisi keuangan dan penjualan
telah sehat dan mengalami peningkatan, jangan cepat puas.
4. Pikirkan target usaha
Jika hasil evaluasi sebuah usaha sudah menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan. Selanjutnya
memikirkan target perbaikan atau pengembangan usaha. Misalnya: Apakah ini saatnya melakukan promosi lebih
gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan ekspansi usaha ke tempat lain yang lebih ramai?

WAKTU MELAKUKAN EVALUASI USAHA


Waktu yang tepat melakukan evaluasi terhadap perkembangan usaha yaitu:
1. Secara rutin/berkala.
Evaluasi bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Evaluasi triwulan menyangkut evaluasi kegiatan sehari-hari (seperti
pendapatan dan pengeluaran), dan tahunan untuk evaluasi secara lengkap yang mencakup laporan keuangan,
persaingan usaha, SDM, dan lain sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya, karena dengan adanya
evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul bisa lebih cepat diatasi dan peluang untuk pengembangan
bisa lebih cepat dimanfaatkan.
2. Secara Insidental
Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat apabila (umumnya) terjadi masalah yang dirasakan cukup signifikan
pada usaha. Evaluasi seperti ini biasanya dilakukan apabila terjadi masalah atau kemunduran pada usaha. Evaluasi
Insidental kurang baik, karena masalahnya sudah terjadi dan tindakan pencegahan pun sudah tidak bisa dilakukan.
Intinya adalah tindakan koreksi. Dengan adanya evaluasi rutin yang baik, diharapkan masalah yang mungkin timbul
bisa ditekan sehingga evaluasi insidental ini pun bisa dikurangi.

SOAL:
1. Jelaskan ratio likuiditas, ratio rentabilitas, ratio solvabilitas
2. Perhatikan data berikut ini:
Aktiva Lancar Utang
Kas 2.000.000 Utang dagang 1.400.000
Piutang 1.500.000 Utang upah 200.000
Persediaan barang dagang 2.150.000
Perlengkapan 200.000 Modal
Aktiva Tetap Modal awal 19.800.000
Peralatan 1.000.000 Penambahan modal 450.000
Gedung 15.000.000

Hitunglah ratio lancar dan ratio cepat berdasarkan data di atas!


3. Hitunglah ratio utang dan ratio kemampuan membayar utang!
4. Hitunglah ratio profit margin, return of asset, return on equity dan return on investment!
Laba sebelum bunga dan pajak 480.000, laba setelah pajak 450.000, penjualan 4.500.000, biaya bunga
80.000,modal sendiri 19.800.000, investasi 30.000.000

Aktiva Lancar 10.000.000


Aktiva Tetap 40.000.000
Utang Lancar 5.000.000
Utang Jangka Panjang 10.000.000
Modal awal 25.000.000
Modal sendiri 15.000.000
Modal asing 10.000.000
Laba kotor 14.000.000
Laba bersih sebelum pajak 13.000.000
Laba bersih setelah pajak 11.000.000
Prive 1.000.000
Pajak 2.000.000
Hasil penjualan 30.000.000
Persediaan barang dagangan 5.000.000
Beban usaha 11.000.000
Beban bunga 1.000.000

https://www.academia.edu/38007718/EVALUASI_HASIL_USAHA

https://www.kelasmega.my.id/2020/09/evaluasi-hasil-kegiatan-usaha.html

Anda mungkin juga menyukai