TBK
PERIODE 2018-2022
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu
Jamaludin S.E.I., M.Ec.Dev
BAB I
PENDAHULUAN
Earnings Per Share (EPS) mengukur laba bersih per saham yang
dihasilkan oleh perusahaan. Rasio ini dihitung dengan membagi laba
bersih dengan jumlah saham beredar. EPS digunakan untuk mengukur
profitabilitas perusahaan dan memberikan wawasan tentang berapa
banyak laba yang dapat diperoleh pemegang saham per saham yang
dimiliki.
𝐶𝐶𝐶
𝐶𝐶𝐶 =
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶ℎ 𝐶𝐶ℎ𝐶𝐶 𝐶𝐶𝐶𝐶 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶
Price Book Value Ratio (PBV), Rasio ini mengukur harga saham
perusahaan relatif terhadap nilai buku per sahamnya. Rasio ini dihitung
dengan membagi harga saham dengan nilai buku per saham. PBV
memberikan wawasan tentang sejauh mana harga saham perusahaan
mencerminkan nilai asetnya.
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝐶𝐶𝐶 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝐶𝐶ℎ𝐶𝐶
𝐶𝐶𝐶 =
𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝐶𝐶𝐶𝐶 𝐶𝐶𝐶 𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶𝐶 𝐶𝐶ℎ𝐶𝐶
BAB II
ANALISIS
2.1.Rasio Likuiditas
2.1.1. Current Ratio
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
2018 11.813.856 31.081.475 0,38
2019 11.612.566 41.526.417 0,28
2020 10.705.995 14.928.687 0,72
2021 10.361.876 12.014.583 0,86
2022 12.487.212 12.142.988 1,03
Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Semakin
tinggi Current Ratio, semakin likuid perusahaan dan semakin mampu
memenuhi kewajiban jangka pendek.
Dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwa Current Ratio PT Bank
Negara Indonesia Tbk berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018,
Current Ratio adalah 0,38, yang berarti perusahaan memiliki aktiva lancar
38% dari hutang lancar. Pada tahun 2019, Current Ratio sedikit menurun
menjadi 0,28. Kemudian, pada tahun 2020 hingga 2022, Current Ratio
mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 0,72, lalu pada 2021
menjadi 0,86, dan pada 2022 menjadi 1,03 yang menunjukkan peningkatan
likuiditas perusahaan.
2.1.2. Cash Ratio
Tahun Kas + Setara Kas Hutang Lancar Cash Ratio
2018 5.942.954 31.081.475 0,19
2019 4.341.601 41.526.417 0,10
2020 4.597.204 14.928.687 0,31
2021 6.279.089 12.014.583 0,52
2022 8.429.118 12.142.988 0,69
Cash Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek menggunakan kas dan setara kas. Semakin tinggi
Cash Ratio, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek secara tunai.
Dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwa Cash Ratio PT Bank Negara
Indonesia Tbk mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018,
Cash Ratio adalah 0,19, yang berarti perusahaan memiliki kas dan setara kas
sebesar 19% dari total hutang lancar. Pada tahun 2019, Cash Ratio sedikit
menurun menjadi 0,10. Kemudian, pada tahun 2020 hingga 2022, Cash
Ratio mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 0,31, pada 2021
menjadi 0,52, dan pada 2022 menjadi 0,69 menunjukkan peningkatan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek secara
tunai.
2.2.Rasio Solvabilitas
2.2.1. Debt to Total Assets Ratio
Tahun Total Liabilitas Total Aktiva DAR
2018 62.219.614 82.418.600 0,75
2019 76.493.833 99.679.570 0,77
2020 79.311.031 104.086.646 0,76
2021 75.742.569 101.242.884 0,75
2022 65.517.793 91.139.182 0,72
DAR mengukur sejauh mana perusahaan membiayai asetnya dengan
menggunakan utang.
Dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwa bahwa DAR PT Jasa Marga
(Perseo) Tbk relatif konsisten dari tahun 2018 hingga 2022 dengan angka
yang sama, yaitu 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan membiayai
sekitar 75% dari total asetnya menggunakan utang. Dengan
mempertimbangkan DAR tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan
memiliki tingkat ketergantungan terhadap utang yang relatif stabil selama
periode tersebut.
2.2.2. Debt to Equity Ratio
2.3.Rasio Aktivitas
2.3.1. Receivable Turn Over dan Average collection period
Perputaran
Tahun Penjualan Piutang Hari ACP
Piutang
2018 36.974.074 8.548.823 4,33 360 83,24
2019 26.345.260 5.910.322 4,46 360 80,76
2020 13.704.021 5.344.232 2,56 360 140,39
2021 15.169.552 3.225.205 4,70 360 76,54
2022 16.582.849 1.686.149 9,83 360 36,60
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Receivable Turnover
(Perputaran Piutang) dan Average Collection Period (Periode Pengumpulan
Piutang) PT Bank Negara Indonesia Tbk mengalami fluktuasi dari tahun
2018 hingga tahun 2022. Receivable Turnover mengindikasikan seberapa
cepat perusahaan mengumpulkan piutangnya dari pelanggan. Semakin
tinggi angka Receivable Turnover, semakin efisien perusahaan dalam
mengelola piutangnya. Average Collection Period, di sisi lain,
mengindikasikan rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan perusahaan untuk
mengumpulkan piutangnya.
Pada tahun 2018, perusahaan memiliki Receivable Turnover sebesar
4,33 kali dan Average Collection Period sebesar 83,24 hari. Artinya,
perusahaan berhasil mengumpulkan piutangnya sebanyak 4,33 kali dalam
setahun, dengan rata-rata waktu pengumpulan piutang selama 83,24 hari.
Pada tahun 2019, Receivable Turnover mengalami sedikit peningkatan
menjadi 4,46 kali, menunjukkan peningkatan efisiensi dalam pengelolaan
piutang. Average Collection Period juga mengalami penurunan menjadi
80,76 hari, menunjukkan bahwa perusahaan lebih cepat dalam
mengumpulkan piutangnya. Namun, pada tahun 2020 terjadi penurunan
Receivable Turnover menjadi 2,56 kali. Ini dapat mengindikasikan
peningkatan dalam lamanya periode pengumpulan piutang perusahaan.
Average Collection period pada tahun tersebut juga meningkat menjadi
140,39 hari. Pada tahun 2021 dan 2022, Receivable Turnover kembali
meningkat menjadi 4,70 dan 9,83 kali, menunjukkan peningkatan dalam
efisiensi pengumpulan piutang. Average Collection Period juga menurun
menjadi 76,54 dan 36,60 hari.
2.4.Rasio Profitabilitas
2.4.1. Gross profit margin
Tahun Laba Bruto Penjualan GPM
2018 5.917.509 36.974.074 0,16
2019 6.444.643 26.345.260 0,24
2020 5.354.533 13.704.021 0,39
2021 6.474.121 15.169.552 0,43
2022 7.418.097 16.582.849 0,45
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Gross Profit Margin (GPM)
PT Bank Negara Indonesia Tbk mengalami peningkatan dari tahun 2018
hingga tahun 2022. Gross Profit Margin mengukur persentase laba bruto
dari pendapatan atau penjualan perusahaan.
Pada tahun 2018, GPM perusahaan sebesar 16%, yang berarti setiap
Rp100 penjualan, perusahaan berhasil memperoleh laba bruto sebesar
Rp16. Peningkatan terjadi pada tahun 2019 hingga tahun 2022, dengan
GPM perusahaan mencapai 24%, 39%, 43%, dan 45% berturut-turut. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan profitabilitas perusahaan dalam
menghasilkan laba bruto dari penjualan.
3.2.Rasio Solvabilitas
PT Bank Negara Indonesia Tbk pada rasio DAR cukup stabil dan seimbang
pada angka 0,75. Namun, pada rasio lainnya menunjukkan nilai fluktuasi yang
cukup signifikan, hal ini perlu menjadi perhatian perusahaan agar dapat
mengelola utangnya lebih baik lagi dan menjadi lebih stabil.
3.3.Rasio Aktivitas
Pada rasio aktivitas, PT Bank Negara Indonesia Tbk mengalami fluktuasi
yang cukup signifikan. Dalam pengelolaan persediaannya, perusahaan sudah
cukup baik sehingga periode rata-rata persediaannya cepat keluar. Namun,
pada pengelolaan piutang perusahaan harus meningkatkan lagi kinerjanya
supaya lebih baik lagi agar periode pengumpulan piutangnya bisa lebih cepat.
Selain itu, perusahaan juga seharusnya dapat mengelola perputaran asetnya
lebih baik lagi.
3.4.Rasio Profitabilitas
PT Bank Negara Indonesia Tbk setiap tahunnya dapat meningkatkan rasio
laba kotor dan rasio laba operasinya. Namun, pada rasio laba bersih, ROA dan
ROE, menunjukkan fluktuasi hingga (-) negatif dikarenakan terjadinya
kerugian pada tahun 2020. Tetapi pengelolaan perusahaan menjadi lebih baik
pada tahun selanjutnya sehingga mengalami peningkatan kembali pada 2021
dan 2022.