Disusun oleh :
Eva Alifah Rachmah 1221600004
Suci Nur Rahma Itasari 1221600026
FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan
dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam satu laporan
keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. (Kasmir, 2012:104).
Analisis Laporan Keuangan adalah proses yang penuh pertimbangan dalam rangka
membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang
dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
(Menurut FASB, 1978), Laporan keuangan harus memberikan informasi untuk (1)
pengambilan keputusan investasi dan kredit; (2) menilai prospek arus kas; (3) menilai
sumberdaya, klaim atas sumberdaya, dan perubahan sumberdaya berupa: (a) sumberdaya
ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemilik; (b) kinerja dan laba perusahaan; dan (c) kinerja
dan stewardship manajemen. Tujuan ini terangkum dalam penyajian laporan laba rugi,
Dengan membaca laporan keuangan secara tepat maka pemakai tersebut dapat melakukan
keuntungan baginya. Dalam menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, pemakai
Studi perbandingan ini akan menunjukkan perbandingan kinerja dua perusahaan sejenis
dalam sektor yang sama. Adapun alasan penulis memilih perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur food & beverage karena produk konsumsi ini yang menjangkau pasar
luas di berbagai kalangan. Maka penulis memilih dua perusahaan terbuka yang bergerak di
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Co.?
C. Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini untuk :
1. Menghitung kinerja perusahaan PT. Ultra Jaya Milk Industry, Tbk
2. Menghitung kinerja perusahaan PT. Indofood Sekses Makmur, Tbk
3. Membandingkan perusahaan PT. Ultra Jaya Milk Industry, Tbk dan perusahaan
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pembaca adalah :
1. Mengetahui kinerja perusahaan PT. Ultra Jaya Milk Industry, Tbk
2. Mengetahui kinerja perusahaan PT. Indofood Sekses Makmur, Tbk
3. Mengetahui perbandingan perusahaan PT. Ultra Jaya Milk Industry, Tbk dan
perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber yang penting di samping
informasi lain. Laporan keuangan menurut IAI dalam SAK (2009:1-2) merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
beberapa cara seperti misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian dari laporan keuangan.
Sedangkan laporan keuangan menurut Munawir (2007:2) adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut. Merujuk pada beberapa pengertian tentang laporan
keuangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan
yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang telah dilakukan oleh perusahaan
dalam suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan, catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang
yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek).
a. Analisis Current Ratio
Ratio adalah rasio antara aktiva lancar (current asset) dengan hutang lancar (Current
current liabilities).
Aktiva Lancar
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Hutang Lancar
Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat
melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, semakin
lancar hutang pembayaran jangka pendeknya.
Rasio ini dikatakan bagus jika angka rasio lebih dari angka minimal 2. Semakin tinggi
rasio ini berarti semakin baik kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia.
2. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya
yang dimiliki.
a. Perputaran Piutang
Perputaran piutang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar padaa suatu periode
waktu.
Piutang
Perputaran Piutang =
Penjualan/365
Semakin tinggi angka rasio ini berarti pengelolaan dana yang tertanam dalam
piutang semakin baik.
b. Perputaran Persediaan
Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio) adalah jenis rasio efisiensi yang
menunjukan seberapa efektif persediaan dikelola dengan membandingkan harga
pokok penjualan (HPP) dengan persediaan rata-rata untuk suatu periode.
Persediaan
Perputaran Persediaan =
HPP/365
Perusahaan yang memiliki Rasio Perputaran Aktiva Tetap atau Aset Tetap yang
tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk mengelola aset
tetapnya secara efisien dan efektif.
d. Perputaran Total Aktiva
Rasio perputaran Total Aset atau Total Asset Turnover Ratio adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari total
asetnya dengan membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata.
Penjualan
Perputaran Total Aktiva =
Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu
perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva
dalam satu periode tertentu. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti
bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin
efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
3. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kapasitas
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan
likuidasi.
a. Rasio Hutang Terhadap Total Aset (Debt to Asset Ratio)
Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain,
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Debt to Total
Assets Ratio (DAR) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat solvabilitas perusahaan. Tingkat solvabilitas perusahaan adalah
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang perusahaan
tersebut. Suatu perusahaan dikatakan solvabel berarti perusahaan tersebut memiliki
aktiva dan kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya.
Total Utang
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total Aset
Rasio ini
menunjukkan besarnya total hutang terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan. Rasio ini merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor
bagi perusahaan. semakin rendah nilai rasio DAR maka akan semakin baik.
Dan semakin tinggi maka semakin beresiko perusahaan tersebut jika
dikemudian hari terjadi hal yang tidak diinginkan.
Total Utang
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Modal
Semakin besar nilai DER yang dimiliki oleh perusahaan menunjukkan semakin
besar proporsi jumlah hutang yang dimiliki bila dibandingkan dengan ekuitas yang
dimiliki. Nilai DER yang semakin tinggi menunjukkan perusahaan tersebut
mempunyai masalah dalam pengelolaan hutang.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang berguna unuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu baik dengan hubungan
penjualan aset maupun laba rugi modal sendiri. Adapun indicator yang digunakan
untuk mengukur kondisi profitabilitas perusahaan adalah Net Profit Margin (NPM),
Return on Aset (ROA) dan Return on Equity (ROE)
a. Net Profit Margin
Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk
menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap
pendapatan yang diperoleh dari penjualan pada suatu periode tertentu. Rasio ini
mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
2. Unit Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menetapkan unit penelitian sesuai dengan permasalahan
yang diteliti mengenai kinerja keuangan perusahaan dan harga saham yaitu data laporan
keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.
B. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan gambaran mengenai kinerja
keuangan perusahaan otomotif tiap periode dilihat dari rasio keuangan perusahaan otomotif
berupa neraca, laba rugi, sehingga dari gambaran itu dapat diketahui masalah dan kendala
yang dirasa dapat mengganggu kinerja perusahaan otomotif yang diteliti.Sesuai dengan uraian
di atas, maka jenis penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Juliansyah
(2011:34) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian
deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat
penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan
peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus
terhadap peristiwa tersebut. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk
menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data - data. Ditinjau dari
jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6).
BAB IV
Current Ratio
6.00
4.84
5.00 4.40
4.19
4.00
3.00
-
2016 2017 2018
2. Quick Ratio
Berikut merupakan perbandingan dari dua perusahaan berdasarkan perhitungan quick
ratio beserta grafiknya:
Quick Ratio
5.00 3.56
3.36
4.50 3.28
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50 1.07 1.05
1.00 0.69
0.50
-
2016 2017 2018
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan perbandingan hasil perhitungan quick ratio milik
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dan PT. Ultrajaya Milk Industry untuk periode tahun
2016-2018, dimana rata-rata quick ratio dari PT. Ultrajaya Milk Industry sebesar 3,40
(atau 340% dalam nilai persentase). Sedangkan rata-rata quick ratio dari PT. Indofood
Sukses Makmur sebesar 0,94 (atau 94% dalam nilai persentase). Hal tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata quick ratio paling tinggi adalah milik PT. Ultrajaya Milk
Industry , artinya perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry lebih baik dibanding PT.
Indofood Sukses Makmur dalam membayar kewajiban jangka pendek tanpa
memperhitungkan nilai persediaan.
3. Cash Ratio
Berikut merupakan perbandingan dari dua perusahaan berdasarkan perhitungan cash
ratio beserta grafiknya:
Cash Ratio
3.50 2.56 2.58
3.00
2.27
2.50
2.00
1.50
-
2016 2017 2018
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan perbandingan hasil perhitungan cash ratio milik
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dan PT. Ultrajaya Milk Industry untuk periode tahun
2016-2018, dimana rata-rata cash ratio dari PT. Ultrajaya Milk Industry sebesar 2,47 (atau
247% dalam nilai persentase). Sedangkan rata-rata cash ratio dari PT. Indofood Sukses
Makmur sebesar 0,54 (atau 54% dalam nilai persentase). Hal tersebut menunjukkan
bahwa rata-rata cash ratio paling tinggi adalah milik PT. Ultrajaya Milk Industry , artinya
perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry lebih baik dibanding PT. Indofood Sukses
Makmur dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas dan setara kasnya.
B. Rasio Aktivitas
1. Perputaran Piutang
Berikut merupakan perbandingan dari dua perusahaan berdasarkan perhitungan
perputaran piutang beserta grafiknya:
Perputaran Piutang
70.00
36.02 37.75 35.38
60.00
50.00
40.00
30.00
20.42 20.50 21.18
20.00
10.00
-
2016 2017 2018
Perputaran Persediaan
180.00
90.93 81.51 73.57
160.00
140.00
120.00
100.00 79.92
65.33 70.30
80.00
60.00
40.00
20.00
-
2016 2017 2018
5.00
4.00
2.59 2.36
3.00
1.73
2.00
1.00
-
2016 2018 2017
1.11
2.00 0.94 0.99
1.50
0.50
-
2016 2017 2018
0.40
0.30
0.20
0.10
-
2016 2017 2018
PT. Indofood Sukses Makmur PT. Ultrajaya Milk Industry
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan perbandingan hasil perhitungan DAR milik PT.
Indofood Sukses Makmur, Tbk dan PT. Ultrajaya Milk Industry untuk periode tahun 2016-
2018 dimana rata-rata DAR milik PT. Indofood Sukses Makmur sebesar 0.47 atau 47%
(dalam nilai persentase) menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menggunakan
hutang dalam membiayai aset yang dimiliki sehingga perusahaan justru menyia-nyiakan
potensi hutang. Sedangkan rata-rata DAR milik PT. Ultrajaya Milk Industry sebesar 0.17
(atau 17% dalam nilai persentase) aset dibiayai oleh hutang sehingga perusahaan mampu
menggunakan hutang untuk me-leverage keuangannya. Dengan demikian, Perhitungan
rata-rata paling tinggi adalah perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, namun PT.
Ultrajaya Milk Industry lebih baik dalam menggunakan potensi hutang daripada PT.
Indofood Sukses Makmur.
2. Debt to Equity Ratio
Berikut merupakan perbandingan dari dua perusahaan berdasarkan perhitungan DER
beserta grafiknya:
0.93
1.00 0.87 0.88
0.80
0.60
0.40
0.20
-
2016 2017 2018
Grafik diatas menunjukkan perbandingan hasil perhitungan DER milik PT. Indofood
Sukses Makmur, Tbk dan PT. Ultrajaya Milk Industry untuk periode tahun 2016-2018.
Analisis DER menghasilkan rasio yang sangat besar bagi PT. Indofood Sukses Makmur
yaitu sebesar 0.89 (atau 89% dalam nilai persentase) yang artinya perusahaan tersebut
memiliki resiko yang tinggi terhadap modal perusahaan. Berbanding jauh dengan PT.
Ultrajaya Milk Industry yang menghasilkan rasio sebesar 0.20 atau 20% (dalam nilai
persentase) yang artinya perusahaan tersebut memiliki keamanan dan tingkat resiko yang
relatif rendah sehingga mampu membayar kewajiban perusahaan yang harus dipenuhi
kepada pihak lain. Dengan demikian, PT. Ultrajaya Milk Industry memiliki kinerja lebih
baik dibanding PT. Indofood Sukses Makmur.
D. Rasio Profitabilitas
1. Net Profit Margin
Berikut merupakan perbandingan dari dua perusahaan berdasarkan perhitungan Net
Profit Margin beserta grafiknya:
0.15
0.05
-
2016 2017 2018
ROA Rata-
Nama Perusahaan
2016 2017 2018 Rata
PT. Indofood Sukses Makmur 0,06 0,06 0,05 0,06
PT. Ultrajaya Milk Industry 0,17 0,14 0,13 0,14
ROA
0.25 0.17
0.14
0.20 0.13
0.15
0.10
0.06 0.06 0.05
0.05
-
2016 2017 2018
ROE Rata-
Nama Perusahaan
2016 2017 2018 Rata
PT. Indofood Sukses Makmur 0,12 0,11 0,10 0,11
PT. Ultrajaya Milk Industry 0,20 0,17 0,15 0,17
ROE
0.35 0.20
0.30 0.17
0.15
0.25
0.20
0.05
-
2016 2017 2018