PENDAHULUAN
Rasio ini merupakan cara untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya, dengan pedoman 2:1 atau 200% ini adalah
rasio minimum yang akan dipertahankan oleh suatu perusahaan. Menurut Fahmi
(2011:61), kondisi perusahaan yang memiliki current ratio yang baik
adalah dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika
current ratio terlalu tinggi juga dianggap tidak baik karena dapat
mengindikasikan adanya masalah seperti jumlah persediaan yang relatif
tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran
persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investmentdalam
persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang tak tertagih.
2. Rasio Solvabilitas
Kasmir (2008 : 151) menyebutkan solvabilitas merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya
berapa besar beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan
aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya
apabila perusahaan dibubarkan (likuidasi). Rasio Solvabilitas dapat dilihat pada
uraian sebagai berikut:
a. Rasio Hutang (Debt Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan antara total kewajiban dengan total aset.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Debt Ratio = Total Utang
Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban dapat ditutupi oleh aset. Menurut
Fahmi (2011:63), semakin rendah rasio ini semakin baik karena aman bagi
kreditor saat likuidasi.
b. Time Interest Earned
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak atau
laba operasi (EBIT) dengan beban bunga. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Time Interest
Laba sebelum pajak dan bunga (EBIT)
Earned =
Bunga
Rasio ini menunjukkan sejauh mana besarnya jaminan keuntungan sebelum
bunga dan pajak atau laba operasi (EBIT) untuk membayar beban bunganya.
Menurut Fahmi (2011:63), semakin tinggi rasio semakin baik karena perusahaan
dianggap mampu untuk membayar beban bunga periode tertentu dengan
jaminan laba operasi yang diperolehnya pada periode tertentu.
3. Rasio Aktivitas
Menurut Kamaluddin dan Indriani (2012), rasio aktivitas atau efisiensi
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya atau aktivanya. Rasio aktivitas menunjukkan seberapa jauh manajemen dapat
mengumpulkan penjualan yang cukup atas aktiva perusahaan yang digunakan.
a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Inventory
Penjualan
Turnover =
Persediaan
Penjualan / 365
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aset. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Total Aset
Penjualan
Turnover =
Total Aset
Penjualan
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Menurut Harahap (2009:304), semakin besar
rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba.
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset.Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rasio ini mengukur berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari
modal pemilik. Menurut Harahap (2009:305), semakin besar rasionya semakin
bagus karena dianggap kemampuan perusahaan yang efektif dalam
menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PERHITUNGAN RASIO
1.RASIO LIKUIDITAS
1. Rasio Lancar
a. PT. Indosat Tbk. b. PT. XL AxiataTbk.
Tahun 2015 = 10.151.586 = 0,65
Tahun 2015 = 9.918.677 = 0,49
15.748.214
20.052.600
Tahun 2016 = 6.806.863 = 0,47
Tahun 2016 = 8.073.481 = 0,42
14.477.038
19.086.592
Tahun 2017 = 7.180.742 = 0,47
Tahun 2017 = 9.479.271 = 0,59
15.226.516
16.200.457
Rata-Rata Perbandingan Rasio Lancar Perusahaan
Rasio Lancar
Perusahaan Rata - Rata
2015 2016 2017
Dari data diatas bisa dilihat analisa untuk PT. XL Axiata Tbk pada tahun 2015 mendapatkan
sebesar 0,65 kali, dan pada tahun 2016 sebesar 0,47 kali dan tahun 2017 sebesar 0,47 kali
mengalami penurunan dari pada tahun 2015. Sedangkan pada PT. Indosat Tbk pada tahun
2015 juga mendapatkan sebesar 0,49 kali lebih turun dibandingkan pada PT. XL Axiata Tbk,
pada tahun 2016 rasionya sebesar 0,42 kali, dan pada tahun 2017 rasionya sebesar 0,59 kali
dan lebih tinggi dari pada rasio PT. XL Axiata Tbk.
Hasil rasio dari PT. XL Axiata Tbk dan PT. Indosat Tbk diatas tidak mampu menutupi seluruh
hutang lancarnya dengan aktiva lancar yang ada. Karena semua rasionya masih dibawah 1:1.
2. Rasio Cepat
a. PT. Indosat Tbk. b. PT. XL AxiataTbk.
Tahun 2015 = ( 9.918.677 – 39.346 ) = 0,49 Tahun 2015 = ( 10.151.586 -78.979 ) = 0,64
20.052.600 15.748.214
Tahun 2016 = ( 8.073.481 – 79.272 ) = 0,42 Tahun 2016 = ( 6.806.863 - 161.078 ) = 0,46
19.086.592 14.477.038
Tahun 2017 = ( 9.479.271- 87.820 ) = 0,58 Tahun 2017 = ( 7.180.742- 143.303 ) = 0,46
16.200.457 15.226.516
Rata-Rata Perbandingan Rasio Cepat Perusahaan
Rasio Cepat
Perusahaan Rata - Rata
2015 2016 2017
PT. Indosat Tbk. 0,49 0,42 0,58 0,50
PT. XL Axiata Tbk. 0,64 0,46 0,46 0,52
Dari data diatas bisa dilihat analisa untuk PT. XL Axiata Tbk pada tahun 2015 mendapatkan
sebesar 0,64 kali, dan pada tahun 2016 sebesar 0,46 kali dan tahun 2017 sebesar 0,46 kali
mengalami penurunan dari pada tahun 2015. Sedangkan pada PT. Indosat Tbk pada tahun
2015 juga mendapatkan sebesar 0,49 kali lebih turun dibandingkan pada PT. XL Axiata Tbk,
pada tahun 2016 rasionya sebesar 0,42 kali, dan pada tahun 2017 rasionya sebesar 0,58 kali
dan lebih tinggi dari pada rasio PT. XL Axiata Tbk.
Hasil rasio dari PT. XL Axiata Tbk dan PT. Indosat Tbk diatas sama dengan rasio lancar
bahwa kedua perusahaan tidak mampu menutupi seluruh hutang lancarnya dengan aktiva
lancar yg dimiliki. Karena semua rasionya masih dibawa 1:1
2. RASIO AKTIVITAS
1. Rata-Rata Umur Piutang
Rata-rata umur piutang = Piutang / Penjualan Per Hari atau Piutang x 365 / Penjualan
a. PT. Indosat Tbk b. PT. XL Axiata Tbk
Tahun 2015 = 2.730.175 = 37 Tahun 2015 = 898.027 = 14
26.768.525/365 22.876.182/365
Tahun 2016 = 2.707.279 = 34 Tahun 2016 = 636.527 = 11
29.184.624/365 21.341.425/365
Tahun 2017 = 3.845.943 = 47 Tahun 2017 = 564.946 =9
29.926.098/365 22.875.662/365
Rata-Rata Perbandingan Rata-Rata Umur Piutang Perusahaan
Rasio rata-rata umur piutang ini ini untuk menaksir berapa lama jangka waktu perusaahan
dapat merealisasikan penerimaan kas atas penjualan yang telah dilakukan.
Dari perhitungan data diatas, pada tahun 2015 rata-rata umur piutang PT. Indosat Tbk sebesar
37 hari hal ini berarti indosat membutuhkan waktu 37 hari untuk merealisasikan penerimaan
kas atas penjualan yang telah dilakukan. Pada tahun 2016 PT. Indosat Tbk mengalami
penurunan yaitu sebesar 34 hari hal ini berarti PT. Indosat Tbk sedikit lebih mampu
merealisasikan penerimaan kas lebih cepat sehingga PT Indosat Tbk membutuhkan waktu 34
hari untuk merealisasikan penerimaan kas atas penjualan yang telah dilakukan. Sedangkan
pada tahun 2017 PT. Indosat Tbk mengalami kenaikan yaitu rata-rata umur piutangnya
sebesar 47 hari hal ini berarti Indosat membutuhkan waktu 47 hari untuk merealisasikan
penerimaan kas atas penjualan yang telah dilakukan. Hal itu berdampak buruk karena
perusahaan membutuhkan waktu lebih lama untuk merealisasikan penerimaan kas atas
penjualan yang telah dilakukan. Terjadi kenaikan rata-rata umur piutang dari tahun 2016 ke
2017 , dari 34 hari ke 47 hari. Kenaikan ini berdampak buruk terhadap kinerja perusahaan
karena perusahaan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan penerimaan kas
dari penjualannya.
Sedangkan untuk perusahaan PT. XL Axiata Tbk Pada tahun 2015 rata-rata umur piutangnya
sebesar 14 hari hal ini berarti XL membutuhkan waktu 14 hari untuk merealisasikan
penerimaan kas atas penjualan yang telah dilakukannya. Pada tahun 2016 PT. Axiata Tbk
mengalami penurunan sebesar 11 hari hal ini berarti XL membutuhkan waktu 11 hari untuk
merealisasikan penerimaan kas atas penjualannya yang telah dilakukan. Sedangkan pada
tahun 2017 terjadi penurunan sebesar 9 hari untuk merealisasikan penerimaan kas atas
penjualannya. Dari tahun 2015 sampai tahun 2017 rata-rata umur piutang dari tahun ketahun
mengalami penurunan, hal ini berarti kemampuan untuk menagih piutangnya kepada pembeli
membaik sehingga PT. XL Axiata Tbk akan mendapatkan penerimaan kas lebih cepat dari
tahun sebelumnya.
Dari hasil analisis kedua perusahaan tersebut terlihat PT. XL Axiata lebih baik dibanding PT.
Indosat dalam merealisasikan penerimaan kas atas penjualan yang dilakukan. Terlihat dari
rata-rata umur piutang mulai dari tahun 2015 sampai tahun 2017 semakin membaik
sedangkan rata-rata umur piutang PT. Indosat dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017
mengalami fluktuasi. Hal itu menunjukkan bahwa kinerja PT. XL Axiata Tbk dalam
merealisasikan penerimaan kas atas penjualannya lebih baik dari PT. Indosat Tbk.
39.346 78.979
79.272 161.078
87.820 143.303
Rata-Rata Perbandingan Rasio Perputaran Persediaan Perusahaan
Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus persediaan normal.
Rasio ini merupakan indikator yang baik untuk menilai kualitas persediaan dan praktek pembelian
yang efektif dalam manajemen persediaan (Inventory Management).
Dari perhitungan data diatas, pada tahun 2015 perputaran persediaan PT. Indosat Tbk sebesar
680 kali, hal ini menunjukkan dalam satu tahun persediaan PT. Indosat Tbk berputar
sebanyak 680 kali. Tahun 2016 perputaran persediaan mengalami penurunan yaitu sebesar
368 kali, sedangkan pada tahun 2017 perputaran persediaan PT. Indosat mengalami
penurunan kembali yaitu sebesar 341 kali dalam satu tahun. Rata-rata perputaran persediaan
PT. Indosat Tbk dari tahun 2015 sampai dengan 2017 sebesar 463 kali, perputaran persediaan
paling tinggi yaitu pada tahun 2015, hal itu menandakan tingginya persediaan berputar dalam
satu tahun, hal ini meunjukkan manajemen persediaan yang efektif. Sedangkan perputaran
persediaan paling rendah pada tahun 2017, hal ini menandakan tanda-tanda mis manajemen
seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif. Dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2017 setiap tahun perputaran persediaan mengalami penurunan hal ini membuktikan
kinerja perusahaan PT. Indosat Tbk dalam melakukan manajemen persediaannya semakin
menurun dari tahun ketahun.
Sedangkan pada perusahaan PT. Xl Axiata Tbk pada tahun 2015 perputaran persediaannya
sebesar 290 kali, hal ini menunjukkan dalam satu tahun persediaan PT. XL Axiata Tbk
berputar sebanyak 290 kali. Tahun 2016 perputaran persediaan mengalami penurunan yaitu
sebesar 132 kali, tetapi pada tahun 2017 perputaran persediaan PT. XL Axiata Tbk mengalami
kenaikan sebesar 160 kali dalam satu tahun. Rata-rata perputaran persediaan PT. Indosat Tbk
dari tahun 2015 sampai dengan 2017 sebesar 194 kali, perputaran persediaan paling tinggi
yaitu pada tahun 2015, hal itu menandakan tingginya persediaan berputar dalam satu tahun,
hal ini meunjukkan manajemen persediaan yang efektif. Sedangkan perputaran persediaan
paling rendah pada tahun 2016, hal ini menandakan tanda-tanda mis manajemen seperti
kurangnya pengendalian persediaan yang efektif. Dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017
setiap tahun perputaran persediaan mengalami fluktuasi hal ini membuktikan masih
kurangnya kinerja manajemen persediaan pada PT. XL Axiata Tbk.
Dari hasil analisis kedua perusahaan tersebut dapat disimpulkan meskipun pada tahun 2017
perputaran persediaan PT. XL Axiata Tbk mengalami kenaikan tetapi perputaran persediaan
PT. Indosat Tbk dari tahun ketahun masih jauh lebih besar daripada perputaran persediaan
PT. XL Axiata Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan PT. Indosat dalam
mengendalikan persediaannya jauh lebih efektif dibanding PT. XL Axiata.
3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)
Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap
Dari perhitungan data diatas, pada tahun 2015 perputaran aktiva tetap PT. Indosat Tbk yaitu
sebesar 0,64 kali dalam satu tahun. Pada tahun 2016 perputaran aktiva tetap PT. Indosat
mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,75 kali dalam satu tahun. Pada tahun 2017 perputaran
aktiva tetap PT. Indosat Tbk juga mengalami peningkatan kembali yaitu sebesar 0,83 kali dalam
satu tahun. Meskipun dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 perputaran aktiva tetap PT.
Indosat mengalami peningkatan dalam setiap tahun, tetapi rasio perputaran aktiva tetap PT.
Indosat Tbk masih terlihat buruk karena masih belum mencapai 1 kali. Hal ini menunjukkan
bahwa PT. Indosat Tbk masih belum mampu menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap
yang dimiliki dan penggunaan aktiva tetap PT. Indosat juga masih belum efektif.
Sedangkan pada perusahaan PT. XL Axiata tbk pada tahun 2015 perputaran aktiva tetapnya yaitu
sebesar 0,68 kali dalam satu tahun. Pada tahun 2016 perputaran aktiva tetap PT. XL Axiata
mengalami penurunan yaitu sebesar 0,64 kali dalam satu tahun. Pada tahun 2017 perputaran aktiva
tetap PT. XL Axiata Tbk juga mengalami peningkatan kembali yaitu sebesar 0,65 kali dalam satu
tahun meskipun peningkatan tersebut terhitung tipis dari tahun sebelumnya . Meskipun dari tahun
2015 sampai dengan tahun 2017 perputaran aktiva tetap PT. XL Axiata Tbk mengalami fluktuasi
dalam setiap tahunnya, tetapi rasio perputaran aktiva tetap PT. XL Axiata Tbk masih terlihat buruk
karena masih belum mencapai 1 kali. Hal ini menunjukkan bahwa PT. XL Axiata Tbk masih
belum mampu menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki dan penggunaan
aktiva tetap PT. XL Axiata juga masih belum efektif.
Dari analisis kedua perusahaan tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio perputaran aktiva tetap
kedua perusahaan tersebut masih terlihat buruk karena belum mencapai 1 kali. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua perusahaan tersebut masih belum mampu menghasilkan penjualan
berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki dan penggunaan aktiva tetapnya juga masih belum efektif.
Meskipun masih terlihat buruk , PT. Indosat Tbk masih jauh lebih baik dibandingkan PT. XL
Axiata karena setiap tahun perusahaan tersebut mengalami peningkatan.
Dari perhitungan data diatas, pada tahun 2015 perputaran aktiva PT. Indosat Tbk yaitu sebesar
0,48 kali dalam satu tahun. Pada tahun 2016 perputaran aktiva PT. Indosat mengalami peningkatan
yaitu sebesar 0,57 kali dalam satu tahun. Pada tahun 2017 perputaran aktiva PT. Indosat Tbk juga
mengalami peningkatan kembali yaitu sebesar 0,59 kali dalam satu tahun. Meskipun dari tahun
2015 sampai dengan tahun 2017 perputaran aktiva PT. Indosat mengalami peningkatan dalam
setiap tahun, tetapi rasio perputaran aktiva PT. Indosat Tbk masih terlihat buruk karena masih
belum mencapai 1 kali. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Indosat Tbk masih belum mampu
menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva yang dimiliki dan penggunaan aktiva PT. Indosat juga
masih belum efektif.
Sedangkan pada perusahaan PT. XL Axiata tbk pada tahun 2015 perputaran aktivanya yaitu
sebesar 0,39 kali dalam satu tahun. Pada tahun 2016 perputaran aktiva PT. XL Axiata masih
stagnan sebesar 0,39 kali dalam satu tahun. Pada tahun 2017 perputaran aktiva PT. XL Axiata Tbk
juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,41 kali dalam satu tahun. Meskipun dari tahun 2015
sampai dengan tahun 2017 perputaran aktiva PT. XL Axiata Tbk mengalami peningkatan, tetapi
rasio perputaran aktiva PT. XL Axiata Tbk masih terlihat buruk karena masih belum mencapai 1
kali. Hal ini menunjukkan bahwa PT. XL Axiata Tbk masih belum mampu menghasilkan
penjualan berdasarkan aktiva yang dimiliki dan penggunaan aktiva PT. XL Axiata Tbk juga masih
belum efektif.
Dari analisis kedua perusahaan tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio perputaran aktiva kedua
perusahaan tersebut masih terlihat buruk karena belum mencapai 1 kali. Hal ini menunjukkan
bahwa kedua perusahaan tersebut masih belum mampu menghasilkan penjualan berdasarkan
aktiva yang dimiliki dan penggunaan aktivanya juga masih belum efektif.
Meskipun masih terlihat buruk , PT. Indosat Tbk masih jauh lebih baik dibandingkan PT. XL
Axiata meskipun setiap tahunnya sama-sama mengalami peningkatan tapi angka perputaran
aktivanya jauh lebih besar PT. Indosat Tbk.
3.RASIO SOLVABILITAS
Rasio Utang
Perusahaan Rata – Rata
2015 2016 2017
PT. Indosat Tbk. 0,76 0,72 0,71 0,73
PT. XL Axiata Tbk. 0,76 0,61 0,62 0,66
Dari data diatas rasio utang pada PT. XL Axiata Tbk pada tahun 2015 sebesar 0, 76 kali ,
mengalami penurunan pada tahun 2016 rasionya sebesar 0,61 kali, dan pada tahun 2017
mengalami sedikit kenaikan pada rasionya sebesar 0,62 kali. Sedangkan dari data diatas pada
PT. Indosat Tbk rasio pada tahun 2015 sebesar 0,76, pada tahun 2016 mengalami sedikit
penurunan rasionya sebesar 0,72 kali, dan mengalami sedikit penurunan kembali pada tahun
2017 sebesar 0,71 kali.
Hasil dari kedua perusahaan tersebut bahwa sebagian besar aset perusahaan dibiayai melalui
hutangnya. Karena nilai normal rasio utang sebesar 0,50 kali. Hal itu berarti resiko
keuangannya dalam keadaan tidak baik.
Hasil dari kedua perusahaan tersebut bahwa sebagian besar aset perusahannya dibiayai
melalui ekuitasnya. Nilai normal rasio ini yaitu 0,50. Hal itu berarti resiko keuangannya
dalam keadaan tidak baik.
4.RASIO PROFITABILITAS
1.Profit margin
Dari perhitungan data diatas, hasil perhitungan profit margin PT. Indosat pada tahun 2015
menunjukan angka sebesar -0,04 (-4%), hal ini menunjukkan PT. Indosat Tbk mengalami
kerugian sebesar 4%, dengan nominal kerugian 1.163.478. Pada tahun 2016 profit margin PT.
Indosat Tbk mengalami kenaikan sebesar 0,04 (4%) hal ini berarti indosat dapat
menghasilkan laba bersih tahun 2016 hanya sebesar 4% dari pendapatannya. Pada tahun 2017
profit margin PT. Indosat Tbk stagnan seperti profit margin di tahun sebelumnya yaitu
sebesar 4% dari pendapatannya.
Sedangkan untuk PT. XL Axiata Tbk hasil perhitungan profit margin pada tahun 2015
menunjukkan angka sebesar -0,001 (-0,1 %), hal ini menunjukkan PT. XL Axiata Tbk
mengalami kerugian sebesar 0,1% dengan nominal kerugian 25.338. Hal ini disebabkan
karena meningkatnya beban infrastruktur, biaya keuangan, dan meningkatnya selisih kurs
dari pembiayaan. Pada Pada tahun 2016 profit margin PT. XL Axiata Tbk mengalami
kenaikan sebesar 0,02 (2%) hal ini berarti indosat dapat menghasilkan laba bersih tahun 2016
hanya sebesar 2% dari pendapatannya. Pada tahun 2017 profit margin PT. Indosat Tbk
stagnan seperti profit margin di tahun sebelumnya yaitu sebesar 2% dari pendapatannya.
Dari hasil analisis kedua perusahaan tersebut, PT. XL Axiata Tbk mempunyai rasio profit
margin di bawah PT. Indosat Tbk. Meskipun pada tahun 2015 PT. XL Axiata Tbk memiliki
rasio profit margin lebih kecil daripada PT. Indosat tetapi untuk tahun- tahun berikutnya PT.
Indosat Tbk mempunyai kenaikan angka profit margin yang lebih besar dari PT. Xl Axiata
Tbk. Hal ini menunjukkan PT. XL Axiata Tbk tidak lebih baik dari PT. Indosat Tbk dalam
menghasilkan laba dari pendapatanya dan kurang mampu menekan biaya yang terjadi.
2.Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)
ROA = Laba Bersih / Total Aset
a. PT. Indosat Tbk b. PT. XL Axiata Tbk
Rasio ini menggambarkan berapa banyak % dana perusahaan yang berasal dari hutang.
Semakin tinggi persentase semakin tinggi total harta yang didanai oleh hutang atau kreditr
dan semakin tinggi presentase semakin tinggi resiko untuk membayar total hutang.
Pada tahun 2011 debt to asset rasio Indosat menunjukan angka rasio sebesar 64.37% hal ini
berarti 64 % harta perusahaan didanai dari hutang atau kreditor dan sisanya yaitu 35.63 %
didanai dari investor. Pada tahun 2012 menunjukan angka 64.88% hal ini berarti 64.88%
harta perusahaan didanai dari hutang dan sisanya yaitu 35.12% didanai dari Investor.
Pada tahun 2011 debt to asset rasio XL menunjukan angka sebesar 56.07% hal ini berarti
sebanyak 56.07% harta perusahaan didanai dari hurang dan sisanya yaitu 43.93 % didanai
dari investor. Pada tahun 2012 menunjukan angka 56.56% hal ini berarti sebanyak 56.56%
harta perusahaan didanai dari hutang dan sisanya yaitu 43.44% didanai dari investor.
Terjadi peningkatan rasio di kedua perusahaan tersebut yang menandakan adanya kenaikan
harta yang didanai dari hutang dan meningkatnya beban hutang perusahaan. Semakin besar
persentase semakin besar pula risiko yang ditanggung perusahaan untuk membayar hutang
tersebut.
Namun jika kedua perusahaan tersebut dibandingkan Indosat mempunyai risiko yang lebih
besar dari pada XL karena mempunyai rasio yang lebih besar. resiko kreditor berupa
ketidakmampuan perusahaan membayar semua kewajibannya lebih tinggi Indosat.Apabila
terlalu banyak berhutang perusahaan dapat mengalami masalah dalam membayar angsuran
hutang. Kemungkinan Indosat untuk mendapatkan masalah lebih besar dari XL.
Pada rasio likuiditas dapat dilihat bahwa rasio lancar rata-rata untuk PT. XL Axiata
Tbk sebesar 0,53 kali sedangkan untuk PT. Indosat Tbk sebesar 0,50 kali. Data dari
rasio cepat rata-rata untuk PT. XL Axiata Tbk sebesar 0,52 kali, sedangkan untuk PT.
Indosat Tbk sebesar 0, 46 kali. Dapat dilihat dari kedua perusahaan hasilnya dibawah
1 (standar umum), hal ini berarti tingkat perusahaan untuk membayar hutangnya
kurang baik.
Pada rasio solvabilitas dapat dilihat bahwa rasio utang rata-rata untuk PT. XL Axiata
Tbk sebesar 0,66 kali sedangkan untuk PT Indosat Tbk sebesar 0,73 kali. Data dari
rasio utang terhadap ekuitas rata-rata untuk PT. XL Axiata Tbk sebesar 2,12 kali,
sedangkan untuk PT. Indosat Tbk sebesar 2,73 kali. Tingginya dari nilai rata-rata dari
kedua perusahaan melabihi diatas 0,50 (standar umum), hal ini berarti bahwa resio
keuangan yang ditanggung perusahaan cukup besar.