Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT MAYORA INDAH, TBK

Yoko Mashonia Panjaitan & Gialin Prihatna Putri br Sitepu


(Mahasiswa Magister Manajemen USU)
Dr. Nisrul Irawati., MBA
(Dosen Pascasarjana Magister Manajemen USU)

ABSTRACT

This article aims to analyze the financial statements of PT Mayora Indah and to assess the
company's financial condition and performance using financial ratio analysis in terms of
liquidity and profitability for the period 2019 to 2021. The method used is descriptive
quantitative analysis method. The results of this study viewed from the liquidity ratios
measured using the Current Ratio, Quick Ratio and Cash Ratio, the results of the data show
good conditions and viewed from the profitability ratios using Net Profit Margin, Return on
Assets, and Return on Equity where the data results show the condition the good one.

Kata Kunci: Rasio Likuiditas, Profitabilitas dan Rasio Keuangan

PENDAHULUAN

Setiap organisasi atau perusahaan pastinya menginginkan tujuan dan cita-citanya


tercapai secara efektif dan efisien. Terutama pada zaman modern ini, globalisasi semakin
membuat para perusahaan bersaing dengan lebih ketat satu sama lain untuk mendapatkan
perhatian pelanggannya dan bertahan hidup. Menarik perhatian para investor dan pemegang
saham dengan mengusahakan hasil laporan keuangan yang baik juga merupakan cara bagi
setiap perusahaan untuk terus maju dan berkembang. Menurut Kasmir (2011:7), laporan
keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan perusahaan yang disajikan harus
menggambarkan posisi keuangan yang sebenarnya, relevan dan dapat dipertanggungjawabkan
keakuratannya. Laporan keuangan harus menggambarkan semua data keuangan yang relevan
dan telah ditetapkan prosedurnya sehingga laporan keuangan dapat diperbandingkan agar
tingkat akurasi kinerja keuangan dapat dipertanggungjawabkan.
Pentingnya dalam menganalisis sebuah laporan keuangan secara menyeluruh adalah
untuk menilai perbandingan saldo-saldo yang dipandang berkaitan, yang dapat mencerminkan
posisi keuangan perusahaan serta kinerja perusahaan tersebut seperti bagaimana likuiditas
keuangan perusahaan tersebut, kemampuan perusahaan tersebut dalam melunasi utang serta
kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba dan hal lainnya, baik itu merupakan
suatu kemajuan ataupun suatu kemunduran. Perbandingan inilah yang lebih dikenal dengan
istilah rasio.
Analisis laporan keuangan umumnya dilakukan oleh para pemberi modal seperti,
kreditor, investor, dan oleh perusahaan itu sendiri berkaitan dengan kepentingan manajerial dan
penilaian perusahaan. Kerangka konsep dari analisis laporan keuangan adalah analisis
keuangan yang diawali dari analisis kondisi lingkungan perusahaan yang memerhatikan
berbagai pihak yang berkepentingan, kemudian informasi manajerial yang dimulai dari visi dan
misi manajemen, pengendalian manajemen sampai tingkat kebijakan operasional perusahaan,
yang direfleksikan dalam bentuk kinerja laporan keuangan standar mencakup laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi, perubahan ekuitas, laporan arus kas serta catatan atas laporan
keuangan. Adapun alat analisis yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan adalah
analisis rasio keuangan (Harmono, 2015).
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan
neraca dan laporan laba rugi. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun
ke tahun, dapat mengetahui komposisi perubahan yang terjadi dan menentukan apakah terdapat
kenaikan atau penurunan kondisi keuangan dan kinerja keuangan selama waktu tersebut
(Kasmir, 2013:72).

Adapun jenis laporan keuangan yang umumnya digunakan dalam analisis adalah
Neraca atau Laporan Laba dan Rugi, atau hasil usaha Laporan Arus Kas, atau Laporan
Perubahan Posisi Keuangan (Harahap, 2010:105). Melalui analisis laporan keuangan akan
diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dan hasil yang telah dicapai
dari kegiatan operasionalnya. Perusahaan pengolah makanan di Indonesia sangat menarik
untuk diteliti karena sebagian besar perusahaan yang berdiri di Indonesia adalah perusahaan
makanan. Salah satu perusahaan pengelolah makanan yang terbesar adalah PT Mayora Indah,
Tbk. PT Mayora Indah, Tbk merupakan kegiatan usaha perseroan yang ada di dalam bidang
industri yang menghasilkan berbagai macam olahan makanan serta minuman. Hasil produksi
dari PT Mayora Indah, Tbk banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. PT Mayora Indah, Tbk
juga di kenal sebagai pemimpin pangsa pasar yang sukses menghasilkan berbagai produk yang
menjadi pelopor berdasarkan kategorinya, seperti biskuit, permen, wafer, coklat, kopi, sereal,
bubur, dan minuman. Sebagai salah satu produsen makanan yang terbesar di Indonesia, PT
Mayora Indah, Tbk tentunya harus mampu mengelola aset yang dimilikinya dalam memenuhi
liabilitas lancar dan menghasilkan laba yang maksimal (Putri M, 2021).

TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2019:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya. Menurut Hery (2016:139) analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis
keuangan. Analisis rasio adalah analisis yang digunakan dengan menghubungkan berbagai
perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis rasio
keuangan ini dapat mengungkapkan hubungan yang penting antarperkiraan laporan keuangan
dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Sedangkan
menurut Hamidah (2019:48) Analisis rasio keuangan merupakan suatu cara untuk menganalisis
hubungan dari berbagai pos laporan keuangan. Hasil dari analisis ini sebagai dasar untuk
menginterpretasikan kondisi keuangan perusahaan. Minimal ada dua acara untuk
membandingkan, yang pertama adalah membandingkan rasio sekarang dengan rasio waktu lalu
(rasio historis) dan yang kedua dengan membandingkan rasio perusahaan industri pada waktu
yang sama.

Rasio Likuiditas

Menurut Hery (2016:03), Rasio likuiditas adalah indeks yang bertujuan untuk
memahami apakah perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya yang akan
segera jatuh tempo. Rasio likuiditas juga dikenal sebagai rasio modal kerja, dimana rasio yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa likuidnya perusahaan. Rasio likuiditas dianggap rasio
yang menarik bagi kreditur jangka pendek karena manajer keuangan tak jarang berkontribusi
dengan pihak bank dan mendanai pinjaman jangka pendek lainnya. Risiko likuiditas umumnya
menggunakan alat ukur rasio lancar dan rasio cepat untuk mengetahui sejauh mana kewajiban
perusahaan terpenuhi. Rasio ini sanggup memanifestasikan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan memanfaatkan aset lancarnya sehingga berpengaruh pada
berbagai macam transaksi diantaranya kenaikan kas yang ditimbulkan dari peningkatan hutang
jangka panjang.

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas


Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan asset lancar yang
tersedia. Dengan kata lain, rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan
aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Menurut
Kasmir (2015:135) standar rata-rata industri untuk rasio lancar adalah 200%. Berikut rumus
untuk menghitung nilai current ratio adalah sebagai berikut:
Aset Lancar
Rasio Lancar =
Kewajiban Lancar

Rasio Cepat (Quick Ratio)


Rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan
menggunakan asset lancar. Berikut rumus untuk menghitung nilai quick ratio adalah sebagai
berikut:

Aset Lancar − Persediaan


Rasio Cepat =
Kewajiban Lancar

Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau
setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menggambarkan
kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya yang akan
segera jatuh tempo dengan menggunakan uang kas atau setara kas yang ada. Berikut rumus
untuk menghitung nilai cash ratio adalah sebagai berikut:

Kas dan Setara Kas


Rasio Cepat =
Kewajiban Lancar

Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, semakin tinggi
nilai persentase rasio ini maka semakin baik. Rasio ini juga mengukur tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan (Amanah et al., 2014). Rasio profitabilitas melihat kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental
perusahaan, karena selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan
menanamkan dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan
effisiensi penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional perusahaan.

Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Net Profit Margin (NPM)


Net Profit Margin merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang menjadi tolak ukur
presentase keuntungan pada penjualan bersihnya. Bagi investor margin ini dapat digunakan
sebagai ukuran efektivitas pihak manajemen dalam mengelola bisnis dan memprediksi
profitabilitas masa depan yang akan dicapai oleh investor. Menurut Sulistyanto angka NPM
dapat dikatakan baik atau sehat apabila >5 %. Penilaian NPM >5% dimaksudkan adalah bahwa
dengan nilai laba bersih yang diperoleh dari nilai penjualan yang didalamnya adalah biaya-
biaya produksi maka akan semakin meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Berikut rumus
NPM adalah sebagai berikut:
Laba Bersih
NPM =
Penjualan
Return on Asset (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur laba setelah pajak dengan total aset yang menjadi ukuran
tentang keefektivitasan manajemen dalam mengelola investasinya. ROA merupakan rasio yang
mampu membuktikan hasil dari aset yang digunakan perusahaan dengan hasil seluruh aset yang
dikuasai. Menurut Lestari dan Sugiharto (2007) angka ROA dapat dikatakan baik atau sehat
apabila >2%. Nilai rasio antara keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan penggunaan
aktiva yang lebih dari 2% dapat menggambarkan bahwa kemampuan untuk mendapatkan laba
bersih semakin tinggi dibandingkan aktiva perusahan yang digunakan. Berikut rumus NPM
adalah sebagai berikut:
Laba Sebelum Pajak
ROA =
Total Aset

Return on Equity (ROE)


Menurut Harahap (2007) ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap
investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen
memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat
ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE
semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa
pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk
membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cendrung naik. Angka
ROE dapat dikatakan baik atau sehat apabila >15%. Berikut rumus NPM adalah sebagai
berikut:
Laba Bersih
ROE =
Modal Saham

PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama
berlokasi di Tangerang dengan target market wilayah Jakarta dan sekitarnya. Setelah mampu
memenuhi pasar Indonesia, Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana dan menjadi
perusahaan publik pada tahun 1990 dengan target market konsumen Asean. Kemudian
melebarkan pangsa pasarnya ke negara negara di Asia. Saat ini produk Perseroan telah tersebar
di 5 benua di dunia. Sebagai salah satu Fast Moving Consumer Goods Companies, PT. Mayora
Indah Tbk telah membuktikan dirinya sebagai salah satu produsen makanan berkualitas tinggi
dan telah mendapatkan banyak penghargaan, diantaranya adalah “Top Five Best Managed
Companies in Indonesia” dari Asia Money, “Top 100 Exporter Companies in Indonesia” dari
majalah Swa, “Top 100 public listed companies” dari majalah Investor Indonesia, “Best
Manufacturer of Halal Products” dari Majelis Ulama Indonesia, Best Listed Company dari
Berita Satu dan banyak lagi penghargaan lainnya.
Sesuai dengan anggaran dasarnya, kegiatan usaha Perseroan diantaranya adalah dalam
bidang industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk dan entitas anak memproduksi dan secara
umum mengklasifikasikan produk yang dihasilkannya kedalam 2 (dua kategori) yaitu makanan
dan minuman olahan, yang meliputi 6 (enam) divisi yang masing masing menghasilkan produk
berbeda namun terintegrasi, meliputi biskuit, kembang gula, wafer, coklat, kopi, dan makanan
kesehatan. Di Indonesia, perseroan tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi
makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang sukses
menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing masing.

Corporate Strategy PT Mayora Indah Tbk


Kunci kesuksesan sebuah perusahaan dalam melakukan diversifikasi adalah adanya
nilai tambah bagi perusahaan atau pemegang saham. Tujuan diversifikasi bagi perusahaan
adalah pertumbuhan bisnis, meningkatkan stabilitas penjualan dan mendapatkan profit yang
tinggi. Diversifikasi pada PT Mayora Indah yaitu dengan membagi produk yang dihasilkan ke
dalam dua kategori yaitu olahan makanan dan olahan minuman dengan 6 divisi yang berbeda
namun terintegrasi yaitu divisi biskuit, kembang gula, wafer, cokelat, kopi dan makanan
kesehatan.
PT Mayora Indah memiliki lima entitas bisnis untuk menggerakkan bisnisnya yaitu PT
Sinar Pangan Timur, Sinar Pangan Barat, Kakao Mas Gemilang, Torabika Eka Semesta,
Mayota Nederland BV. Ini dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi
ketergantungan dengan bisnis lain diluar perusahaan terutama bahan baku. Strategi diversifikasi
terkait dapat meningkatkan keunggulan kompetitif dari Mayora karena masing-masing unit
bisnisnya terintegrasi satu sama lain.

Rasio Keuangan

Tabel 1
PT Mayora Indah, Tbk
Data Rasio Likuiditas Tahun 2019-2021

Tahun Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio


2019 238,6% 197,6% 101,6%
2020 265,4% 195,1% 115,6%
2021 342,8% 267,9% 130%

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam pengelolaan kewajiban jangka pendeknya, sebaliknya jika
likuiditas perusahaan rendah menunjukkan kurangnya kemampuan perusahaan dalam
pengelolaan utang jangka pendeknya. Beberapa dimensi rasio likuiditas yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini, yaitu current ratio, quick ratio dan cash ratio. Berdasarkan tabel 1 diatas
dapat dilihat bahwa kinerja keuangan ditinjau dari rasio likuiditas, yaitu:
1. Berdasarkan hasil perhitungan rasio lancar, hasil persentase rasio lancar dari periode tahun
2019 hingga 2021 mencapai hingga melebihi 200%. Dimana angka tersebut sudah
memenuhi standar industri karena sudah diatas 200% yang artinya perusahaan mampu
untuk memenuhi hutang jangka pendeknya.
2. Berdasarkan hasil perhitungan rasio cepat pada tahun 2019 hingga 2021 hasil perhitungan
melebihi dari standar industri dimana perusahaan ini sudah melampaui target dan kinerja
keuangan perusahaan dalam keadaan baik sehingga akan berdampak baik bagi investor
dan kreditur. Rasio cepat yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditur
jangka pendek yang menandakan bahwa setiap saat perusahaan mempunyai kapasitas
untuk membayar kewajiban jangka pendek.
3. Berdasarkan hasil perhitungan rasio kas pada tahun 2019 hingga 2021 dilihat bahwa nilai
perhitungan sudah melebihi dari standar industri dimana ini mengindikasikan bahwa
perusahaan memiliki kas dan setara kas yang cukup untuk dapat digunakan melunasi
semua utang jangka pendeknya.

Tabel 2
PT Mayora Indah, Tbk
Data Rasio Profitabilitas Tahun 2019-2021

Tahun Net Profit Margin Return on Asset Return on Equity


2019 7,83% 14,66% 22,53%
2020 7,31% 13,54% 23,46%
2021 8,14% 14,20% 25,68%

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam


menghasilkan laba dan memberikan ukuran tentang tingkat efektivitas manajemen perusahaan.
Dimensi rasio profitabilitas pada penelitian ini yaitu: net profit margin, return on asset dan
return on equity. Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa kinerja keuangan ditinjau dari
rasio profitabilitas yaitu:
1. Perhitungan Net Profit Margin mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak stabil tetapi
perbedaannya tidak terlalu besar. Dari penelitian, hasil data yang didapatkan dapat
dikatakan baik karena perusahaan di atas 5%. Karena itu, perusahaan cenderung
memperoleh keuntungan lebih besar dari beban pokok penjualan atas setiap penjualannya.
2. Dari hasil perhitungan di atas, ROA mengalami penurunan pada satu periode, tetapi pada
dua periode yang ada cenderung stabil. Perhitungan nilai rasio diatas melebihi standar
industri rata-rata 2% dimana menggambarkan perusahaan mampu untuk mendapatkan laba
bersih semakin tinggi dibandingkan aset perusahaan yang digunakan. Hal ini menunjukkan
laba yang dimiliki perusahaan cenderung baik dibandingkan investasi dalam aset.
3. Dari perhitungan di atas, nilai ROE meningkat setiap tahunnya. Hal ini berarti perusahaan
sudah cukup baik dalam memaksimalkan penggunaan modalnya dengan stabil. Angka
ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat
pengembalian investasi makin tinggi. Angka ROE dapat dikatakan baik apabila di atas
15%. Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang
bermanfaat bagi para pemegang saham, ukuran dari keberhasilan pencapaian alasan ini
adalah angka ROE berhasil dicapai. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada laporan keuangan PT Mayora Indah,
Tbk dapat disimpulkan bahwa:
1. Rasio lancar perusahaan PT Mayora Indah, Tbk dapat dikatakan dalam kondisi baik karena
rasio perbandingan aset sudah setidaknya 2:1 apabila dibandingkan dengan liabilitasnya.
2. Rasio cepat perusahaan PT Mayora Indah, Tbk dapat dikatakan dalam kondisi baik karena
rasio terhadap utang setidaknya sudah 1:1.
3. Rasio kas PT Mayora Indah Tbk, dalam kondisi baik karena rasio sudah melebihi 100%.
4. Rasio net profit margin dalam kondisi baik hal ini terlihat dari adanya peningkatan setiap
tahunnya dan melampaui 5%.
5. Rasio return on asset dalam kondisi baik hal ini terlihat dari adanya peningkatan setiap
tahunnya dan melebihi 2%.
6. Rasio return on equity dalam kondisi baik karena sudah melebihi 15%.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja
Grasindo Persada.
Hamidah, 2019. Manajemen Keuangan. Mitra Wacana Media. Jakarta
Harmono, 2015. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori,
Kasus, Dan Riset Bisnis. Cetakan Pertama, Bumi Aksara. Jakarta.
Hery. Analisis Laporan Keuangan (2016). Jakarta: PT Grasindo Anggota IKAPI
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1, Cetakan 4, Penerbit PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1, Cetakan 8, Penerbit PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Kasmir. 2019. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 1, Cetakan 12, Penerbit PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Lestari, Maharani Ika dan Toto Sugiharto. 2007. Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non Devisa
Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi,
Sastra, Arsitek & Sipil). 21-22 Agustus, Vol.2. Fakultas Ekonomi, Universitas
Gunadarma.
Putri, Melati A. 2021. Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Profitabilitas (Studi pada PT Mayora
Indah, Tbk Tahun 2018-2020)
Amanah, R., Atmanto, D., & Azizah, D. F. 2014. PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN
RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan
Indeks LQ45 Periode 2008- 2012). Jurnal Administrasi Bisnis, 12(1), 1– 10.

Anda mungkin juga menyukai