RASIO LIKUIDITAS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tujas Mata Kuliah
Analisis Laporan Keuangan
Dosen Pengampun :
Renarson , S.E.M.M.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Ketentuan Syariah Pada Pasar Keuangan” tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada bapak Renarson ,S.E.M.M yang telah
memberikan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orang
tua yang selalu setia mendoakan kami, serta teman-teman yang juga sudah memberikan
kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi Tugas Makalah Kelompok Mata
Kuliah “Analisis Laporan Keuangan”. Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat dipahami dan bermanfaat
untuk kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B . Tujuaan
C. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Rasio Likuiditas
B. Tujuan Dan Manfaat Rasio Likuiditas
C. Jenis – Jenis Rasio Likuiditas
D. Hasil Pengukuran
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah
mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen
dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif, Dari kinerja yang dihasilkan ini juga
dapat disajikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen
dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan.
Dalam praktiknya, walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang
cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan. bukan berarti rasio keuangan yang
dibuat sudah menjamin 100% kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Artinya kondisi
sesungguhnya belum tentu terjadi seperti hasil perhitungan yang dibuat. Oleh karena itu, untuk
meminimalkan risiko kesalahan dalam membuat rasio keuangan, diperlukan prinsip kehati-hatian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Rasio Likuiditas?
2. Apa Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas?
3. Apa saja Jenis-jenis Rasio Likuiditas?
4. Bagaimana Hasil Pengukuran rasio?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memngetahui tentang pengertian dari rasio likuiditas
2. Untuk mengetahui tentang tujuan dan maanfaat rasio likuiditas
3. Untuk mengetahui tentang apa saja jenis jenis rasio likuiditas
4. Untuk mengetahui tentang hasil pengukuran
BAB II
PEMBAHASAN
1
Irhan Fahmi .Analisis Laporan ….,Hal.116
7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan
membandingkannya untuk beberapa periode.
8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen
yang ada di aktiva lancar danutanglancar.
9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan
melihat rasio likuiditas yang ada pada saatini.
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor, distributor,
dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban kepada.2
Pihak ketiga.Hal ini tergambar dari rasio yang dimilikinya. Kemampuan membayar tersebut
akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk memberikan pinjaman selanjutnya.
Kemudian, bagi pihak distributor adany kemampuan membayar mempermudah dalam
memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang dagangan secara angsuran
Artinya, ada jaminan bahwa pinjama yang diberikan akan mampu dibayar secara tepat waktu.
Namun, rasio likuiditas bukanlah satusatunya cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman
atau penjualan barang secarakredit.
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current rasio dapat yang digunakan sebagai berikut :
Rasio Lancar = Aset lancar x 100%
Hutang lancar
2
Pramuharjo ,Jakarta :Universitas Indonesia ,2005
3
Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan Integrated and Comprehensive Edition. Jakarta: Grasindo.
Untuk tahun 2020 :
Current Ratio(CR) = RP 174.488.987.864 = 1,38
RP 126.091.013.444
Rumus untuk mencari rasio lancar atau quick ration dapat yang digunakan sebagai berikut :
Quick Ratio = Aset lancar – persediaan x1000%
Hutang Lancar
Komponen laporan keuangan 2020 2021
Total aktiva lancar 174.488.987.862 126.091.013.444
Total utang lancar 14.764.442.249 11.669.948.541
Persediaan 4.690.000 4.690.000
Rumus untuk mencari rasio kas atau cash ratio dapat yang digunakan sebagai berikut :
Rasio kas = kas + setara kas
Hutang Lancar
Rumus untuk mencari rasio perputaran kas dapat yang digunakan sebagai berikut :
Rasio perputaran kas : Pendapatan
5
Kasmir. Analisa Laporan Keuangan. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 140
6
Kasmir .Analisis Laporan ..hal 141
Komponen laporan 2020 2021
keuangan
Pendapatan 7.930.699.576 15.374.958.045
Rata-rata kas 16.183.613.740 31.029.061.841,5
Rumusan untuk mencari Inventory to net working capital dapat digunakan sebagai berikut :
Inventory to Net WorkingCapital : Aset lancar – Hutang lancar x 100%
Jumlah aktiva
Komponen laporan keuangan 2020 2021
Total aktiva lancar 174.488.987.862 126.091.013.444
Total utang lancar 14.764.442.249 11.669.948.541
Jumlah aktivitas 174.488.987.862 126.091.013.444
= RP.159.724.545.613 = 0,91
RP.174.488.987.862
= RP 114.421.064.903 = 0,90
RP.126.091.013.444
D. Hasil pengukuran
Dari evaluasi rasio yang telah dijelaskan, kita dapat mengamati situasi dan
posisi perusahaan, sebagaimana tercermin dalam tabel berikut.
No Jenis Rasio 2020 2021 Standar
Industri
1 Current Ratio 1,38 kali 0,79 kali 2 kali
2 Quick Ratio 11,81 kali 10,80 kali 1,5 kali
3 Cash Ratio 2,37 2,31 0,5
4 Cash Turnover 49% 49% 10%
5 Inventory to net 91% 90% 12%
working capital
Jika standar industri untuk rasio lancar adalah dua kali, maka rasio lancar
perusahaan pada tahun 2020 dan 2021 dianggap kurang memuaskan karena tidak
memenuhi standar rata-rata industri. Dimana pada tahun 2020 current ratio
perusahaan hanya 1,38 kali dan di tahun 2021 0,79 kali. Oleh karena itu, keadaan
pada tahun 2020 dan 2021 perlu menjadi perhatian serius, mengingat bahwa rasio
lancar perusahaan masih berada di bawah rata-rata industri dan perlu diperbaiki.
Penting untuk meningkatkannya agar sejajar dengan standar industri dan dapat
membangun kepercayaan dari berbagai pihak terhadap perusahaan.
Hasil analisa Quick ratio ditahun 2020 sebesar 11,81 kali, dan mengalami
penurunan di tahun 2021 yang hanya sebesar 10,80 kali. Tetapi apabila dilihat
berdasarkan standar industri maka current ratio pada perusahaan sudah sangat baik,
dimana standar industri current ratio adalah sebesar 1,5 kali.
Apabila standar industri untuk cash ratio sebesar 0,5 atau 50%, maka
perusahaan sudah berada pada angka yang melampaui, yakin 2,37 di tahun 2020 dan
2,31 di tahun 2021, sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio sangat memuaskan
karena berada diatas rata-rata standar industri. Hanya saja perlu diantisipasi apakah
penggunaan kas sudah dilakukan secara optimal karena rasio kas yang tinggi dicurigai
karena manajemen belum melakukan pengelolaan secara baik, artinya adanya kas
yang idle (menganggur) dan tentu saja ini dapat merugikan perusahaan.
Standar industri untuk cash turnover ratio adalah sebesar 10%, sehingga hal
tersebut menandakan bahwa perusahaan dalam keadaan baik. Dimana rasio
perputaran kas perusahaan di tahun 2020 dan 2021 sebesar 49%.
Selanjutnya adalah inventory to net working capital perusahaan sebesar 91%
di tahun 2020, dan sebesar 90% di tahun 2021. Berdasarkan hasil analisis terjadi
penurunan dari tahun 2020 ke tahun 2021. Namun demikian, inventory to net working
capital perusahaan tetap berada pada posisi baik dimana melampaui rata-rata
inventory to net working capital pada standar industri yang sebesar 12%.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasio likuiditas, atau sering disebut juga sebagai rasio modal kerja, adalah ukuran
yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat likuiditas suatu perusahaan. Secara
sederhana, rasio likuiditas membantu menilai kemampuan perusahaan dalam
membiayai dan memenuhi kewajiban atau utang pada saat jatuh tempo atau saat
ditagih. Rasio Lancar (Current Ratio) digunakan untuk mengukur kapasitas
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang akan jatuh
tempo. Rasio Cepat (Quick Ratio) adalah indikator kecepatan yang menunjukkan
sejauh mana perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka pendek menggunakan
aset lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Sementara itu, rasio kas (Cash
Ratio) digunakan untuk menilai seberapa besar uang tunai yang tersedia untuk
melunasi utang, yang tercermin dalam ketersediaan dana kas atau setara kas seperti
rekening giro dan tabungan.
Rasio perputaran kas (Cash Turn Over) berguna untuk mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan
mendukung penjualan. Inventory to net working capital adalah rasio yang
membandingkan jumlah persediaan dengan modal kerja perusahaan, memberikan
gambaran tentang efisiensi pengelolaan persediaan dalam konteks modal kerja.