Anda di halaman 1dari 16

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya Sehingga
makalah denga judul “Analisis Rasio Likuiditas” dapat tersusun sampai dengan selesai.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa,pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

DENPASAR,22 Maret 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 2
BAB II.................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN................................................................................................................................ 3
2.1 Definisi Rasio Likuiditas........................................................................................................ 3
2.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas.................................................................................... 4
2.3 Jenis – Jenis Rasio Likuiditas................................................................................................ 6
2.4 Analisis Current Ratio........................................................................................................... 6
2.5 Rasio Cepat(QuickRatio)....................................................................................................... 8
2.6 Rasio Kas (Cash Ratio)........................................................................................................... 9
2.7 Rasio Perputaran Kas.......................................................................................................... 10
2.8 Inventory to Net Working Capital....................................................................................... 11
BAB III............................................................................................................................................... 12
KESIMPULAN................................................................................................................................ 12
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis rasio likuiditas merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
mengevaluasi kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendeknya. Rasio likuiditas memberikan gambaran tentang seberapa baik perusahaan dapat
mengonversi asetnya menjadi uang tunai atau setara kas untuk membayar utang dan
kewajiban lainnya yang jatuh tempo dalam waktu dekat. Rasio-rasio likuiditas yang umum
digunakan antara lain adalah Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio.
Dalam konteks ekonomi global yang dinamis dan persaingan bisnis yang semakin
ketat, pemahaman yang mendalam tentang likuiditas perusahaan menjadi sangat penting.
Hal ini dikarenakan likuiditas yang kurang dapat menyebabkan kesulitan dalam memenuhi
kewajiban keuangan tepat waktu, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada
reputasi perusahaan dan hubungan dengan pemasok serta kreditur.
Selain itu, analisis rasio likuiditas juga memberikan insight yang berharga bagi para
investor dan analis keuangan dalam mengukur risiko investasi. Perusahaan dengan rasio
likuiditas yang baik cenderung lebih stabil secara keuangan dan mampu menghadapi
tantangan ekonomi yang mungkin terjadi.
Dalam konteks Indonesia, di mana pasar modal terus berkembang dan perusahaan-
perusahaan lokal bersaing dengan perusahaan internasional, pemahaman yang mendalam
tentang rasio likuiditas menjadi kunci untuk mengambil keputusan investasi yang cerdas
dan berkelanjutan. Oleh karena itu, analisis rasio likuiditas menjadi topik yang relevan dan

1
perlu diteliti secara mendalam dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan
perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Rasio Likuiditas?
2. Apa saja Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas?
3. Apa saja Jenis- Jenis Rasio Likuiditas?
4. Bagaimana Analisis Current Ratio?
5. Bagaimana Analisis Quick Ratio?
6. Bagaimana Analisis Cash Ratio?
7. Bagaimana Analisis Cash Turnover?
8. Bagaimana Inventory to Net Work Capital?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Rasio Likuiditas


Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka
pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi
utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Dengan kata lain, rasio likuiditas
berfungsi untuk menunjukkan atau kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban
kepada i mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi pihak luar perusahaan
(likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Tidak
jauh berbeda dengan pendapat di atas, James O. Gill menyebutkan rasio likuiditas
mengukur jumlah kasatau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi
kas untuk membayar pengeluaran,tagihan,dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh
tempo. Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.Caranya
adalah dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar
dengan total passiva lancar (utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk
beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke
waktu. Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran rasio likuiditas, yaitu apabila

3
perusahaan mampu memenuhi ke wajibannya, dikatakan perusahaan tersebut dalam
keadaan likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban
tersebut, dikatakan perusahaan dalam keadaan illikuid.

2.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi berbagai pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan adalah
pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan guna menilai kemampuan mereka sendiri.
Kemudian, pihak luar perusahaan juga memiliki kepentingan, seperti pihak kreditor atau
penyedia dana bagi perusahaan, misalnya perbankan. Atau juga pihak distributor atau
supplier yang menyalurkan atau menjual barang yang pembayaran secara angsuran kepada
perusahaan.
Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan,
namun juga bagi pihak luar perusahaan. Dalam praktiknya terdapat banyak manfaat atau
tujuan analisis rasio likuiditas bagi perusahaan, baik bagi pihak pemilik perusahaan,
manajemen perusahaan, dan pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan seperti
kreditor dan distributor atau supplier.
Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas:

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang


segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar
kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah
ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

4
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang berumur
di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva
lancar.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek


dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini
aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnyalebihrendah.

4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan
modal kerja perusahaan

5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untukmembayarutang.


Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan
kas danutang.

6. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan
membandingkannya untukbeberapaperiode.

7. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen


yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen


yang ada di aktiva lancar danutanglancar.

9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan
melihat rasio likuiditas yang ada padasaatini.

5
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor,
distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga.Hal ini tergambar dari rasio
yang dimilikinya. Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak
kreditor untuk memberikan pinjaman selanjutnya. Kemudian, bagi pihak distributor adanya
kemampuan membayar mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetujui
penjualan barang dagangan secara angsuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang
diberikan akan mampu dibayar secara tepat waktu. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu-
satunya cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit.

2.3 Jenis – Jenis Rasio Likuiditas

Secara umum tujuan utama rasio keuangan digunakan adalah untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.Namun,disamping itu,dari rasio likuiditas dapat
diketahui hal-hal lain yang lebih spesifik yang juga masih berkaitan dengan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Semua ini tergantung dari jenis rasio likuiditas
yang digunakan. Dalam praktiknya, untuk mengukur rasio keuangan secara lengkap, dapat
menggunakan jenis-jenis rasio likuiditas yan gada.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur


kemampuan, yaitu:
1. rasio lancer (current ratio)
2. rasio sangat lancar (quick ratio atau acidtestratio)
3. rasio kas (cash ratio)
4. rasio perputaran kas
5. inventory to net working capital

6
2.4 Analisis Current Ratio
Rasio lancer atau (current ratio )merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang
tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar
dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety)
suatu perusahaan. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara
total aktiva lancar dengan total utang lancar.Versi terbaru pengukuran rasio lancar adalah
mengurangi sediaan danpiutang.
Aktiva lancar (current assets) merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang
dalamwaktusingkat(maksimalsatutahun).Komponen aktiva lancer meliputi kas,bank,surat-
surat berharga,piutang,sediaan,biaya dibayar dimuka,pendapatan yang masih harus
diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancarlainnya.
Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek
(maksimal satu tahun). Artinya, utang ini segera harus dilunasi dalam waktu paling lama
satu tahun.
Komponen utang lancer terdiri dari utang dagang,utang bank satu tahun,utang wesel,utang
gaji, utang pajak, utang dividen, biaya diterima di muka, utang jangka panjang yang sudah
hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendeklainnya.
Dari hasil pengukuran rasio,apabila rasio lancer rendah,dapat dikatakan bahwa perusahaan
kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum
tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan
sebaik mungkin. Untuk mengatakan suatu kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu
standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau
dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya,sekalipun kita
tahu bahwa target yang telah ditetapkan perusahaan biasanya ditetapkan berdasarkan rata-
rata industri untuk usaha yang sejenis.
Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan beberapa variabel,

7
antara lain price earning ratio (PER), net profit margin (NPM), dan return onequity (ROE).
Dimana Price Erning Ratio (PER) adalah rasio yang mengukur seberapa besar
perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan di peroleh para
pemegang saham. Selain itu PER mempunyai arti yang cukup penting dalam penilaian
saham karena mencerminkan salah satu indikator perusahaan
tentang pada masa mendatang, pada perusahaan yang mempunyai PER tinggi resiko yang
rendah serta pertumbuhan yang tinggi, sehingga pemodal bersedia membeli saham
perusahaan dengan harga tinggi dan berharap akan mendapat aliran kas mendatang lebih
tinggi. Jadi saat Price erning Ratio mengalami kenaikan maka harga saham dimasa
mendatang akan mengalami kenaikan juga. Tetapi sebaliknya jika Price erning Ratio
mengalami penurunan maka para investor enggan membeli saham perusahaan dan jika itu
terjadi secara otomatis harga saham akan mengalami penurunan juga.
Dengan kata lain bahwa price erning ratio PER), net profit margin (NPM), dan return on
equity (ROE) adalah variabel – variabel yang dapat mempengaruhi harga saham dari suatu
perusahaan di masa mendatang.
Jika ketiga variabel tersebut meningkat maka bisa di pastikan bahwa harga saham
juga ikut meningkat. Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mengambil judul penelitian “Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Net Profit Margin
(NPM), Dan Return Of Equity (ROE) Terhadap Harga Saham PerusahaanSub Sektor
Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (periode 2009 – 2013)”.
Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang
terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu
perusahaan. Artinya dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada di titik
aman dalam jangka pendek. Namun, sekali lagi untuk mengukur kinerja manajemen,
ukuran yang terpenting adalah rata-rata industri untuk perusahaan yang sejenis.
Rumus untuk mencari rasio lancer atau current rasio dapat yang digunakan sebagai berikut:

Current Ratio = Aktiva lancer (Current Aseets)

8
Utang lancer (Current Liabilities)

2.5 Rasio Cepat(QuickRatio)


Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban
atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
nilai sediaan (inventory). Artinya nilai sediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari
nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu
relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk
membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.
Untuk mencari quick ratio, diukur dari total aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan nilai
sediaan. Terkadang perusahaan juga memasukkan biaya yang dibayar di muka jika memang
ada dan dibandingkan dengan seluruh utanglancar. Rumus untuk mencari rasio cepat (quick
ratio) dapat digunakan sebagai berikut.

Quick Ratio (AcidTestRatio)=𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠−𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡

𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Atau

Quick Ratio (AcidTestRatio) = Kas+𝐵𝑎𝑛𝑘+𝐸𝑓𝑒𝑘+𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔


𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

9
2.6 Rasio Kas (Cash Ratio)
Di samping kedua rasio yang sudah dibahas di atas, terkadang perusahaan juga ingin
mengukur seberapa besar uang yang benar benar siap untuk digunakan untuk membayar
utangnya. Artinya dalam hal ini Perusahaan tidak perlu menunggu untuk menjual atau
menagih utang lancar lainnya yaitu dengan menggunakan rasiolancar.
Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat
ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro
atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini
menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang
jangka pendeknya.
Rumus untuk mencari rasio kas atau cash ratio dapat digunakan sebagai berikut.

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑜𝑟 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑡


Cash ratio =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Atau

Cash ratio = 𝐾𝑎𝑠 +𝐵𝑎𝑛𝑘

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

2.7 Rasio Perputaran Kas


Menurut James O. Gill, rasio perputaran kas (cash turn over) berfungsi untuk mengukur
tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan
membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan
kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancer terhadap utang lancar.Modal kerja
dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja bersih yang dimiliki perusahaan.
10
Sementara itu, modal kerja kotor atau modal kerja saja merupakan jumlah dari aktiva
lancar. Hasil perhitungan rasio perputaran kas dapat diartikan sebagai berikut.
d. Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti keluar masuknya uang kas begitucepat,
karena penjualan yang tinggi, dan uang yang masuk dan yang keluar relatif seimbang
sehingga kemampuan membayar seluruh tagihan dapat dilakukansesuaiwaktunya.
e. Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang tertanam pada
aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras
dengan kas yanglebihsedikit.
Rumus yang digunakan untuk mencari rasio perputaran kas adalah sebagai berikut.
Rasio PerputaranKas = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

2.8 Inventory to Net Working Capital


Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar.
Rumusan untuk mencari Inventory to net working capital dapat digunakan sebagai berikut.

Inventory toNWC= 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠−𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

11
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Dalam melakukan analisis rasio likuiditas, dapat disimpulkan bahwa likuiditas


merupakan aspek penting dalam pengelolaan keuangan suatu perusahaan. Rasio likuiditas,
seperti Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio, memberikan gambaran tentang
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya.
Dari analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa rasio likuiditas perusahaan
menunjukkan tren yang stabil/sesuai dengan harapan/sesuai dengan standar industri. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam mengonversi
aset menjadi uang tunai atau setara kas untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Namun demikian, perlu diingat bahwa analisis rasio likuiditas hanya memberikan
gambaran pada satu aspek dari keuangan perusahaan. Oleh karena itu, pengambilan
keputusan investasi dan strategi bisnis yang lebih komprehensif memerlukan evaluasi yang
12
lebih menyeluruh terhadap berbagai faktor keuangan dan non-keuangan yang memengaruhi
kinerja perusahaan.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang likuiditas perusahaan, manajemen
dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan efisiensi operasional,
mengelola risiko keuangan dengan lebih baik, serta menjaga kestabilan keuangan
perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar yang dinamis

13

Anda mungkin juga menyukai