Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“RASIO SOLVABILITAS”

(Diajukan untuk memenuhi Matakuliah Analisis Laporan Keuangan)

Dosen Pengampu: Riza Ramadhan, SE., M.Akun

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

Diana Firdaus (E20193011)

Vina Amalia Rifanti (E20193045)

Athfal Faris Habibullah (E20193170)

Kholifatus Sya’diyah (E20193175)

PRODI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Rasio Solvabilitas ini tepat pada waktunya.
Makalah Rasio Solvabilitas ini telah penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah Rasio
Solvabilitas ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar penulis dapat memperbaiki makalah Rasio Solvabilitas ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Jember, 3 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
A. Pengertian Rasio Solvabilitas.............................................................. 3
B. Manfaat Rasio Solvabilitas.................................................................. 3
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rasio Solvabilitas...................... 5
D. Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas.............................................................. 6
E. Pengukuran Rasio Solvabilitas............................................................ 8
F. Tujuan Rasio Solvabilitas.................................................................... 9
G. Perhitungan Rasio Solvabilitas............................................................ 9
BAB III PENUTUP....................................................................................... 12
A. Kesimpulan.......................................................................................... 12
B. Saran.................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih
kritis dalam berpikir untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi.
Salah satu informasi ekonomi yang di gunakan adalah informasi keuangan,
perusahaan adalah salah satu pihak yang menyediakan informasi keuangan
tersebut, yaitu berupa laporan keuangan yang digunakan bagi perusahaan
bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan kondisi keuangannya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak investor, kreditur, dan
pihak manajemen perusahaan itu sendiri.
Pihak perusahaan dituntut untuk menyajikan informasi laporan keuangan
tersebut dengan jelas dan lengkap agar dapat digunakan secara optimal oleh
para pemakainya. Laporan keuangan menyajikan laporan keuangan
perusahaan dan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Posisi keuangan
perusahaan ditunjukkan dalam laporan neraca. Dalam laporan neraca tersebut
kita dapat mengetahui kekayaan atau asset perusahaan yang dimiliki (sisi
aktiva), dan di sisi pasiva dapat kita ketahui dari mana dana-dana untuk
membiayai aktiva (dari modal sendiri atau hutang) tersebut kita peroleh
sedangkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dapat kita lihat dalam
laporan laba rugi yang diterbitkan oleh perusahaan.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan memang
memberikan informasi posisi dan kondisi keuangan perusahaan akan tetapi
laporan tersebut perlu kita analisa lebih lanjut dengan alat analisa keuangan
yang ada untuk mendapat kan informasi yang lebih berguna dan lebih spesifik
dalam menjelaskan posisi dan kondisi keuangan perusahaan. Kegunaan dari
laporan keuangan itu sendiri yaitu data akuntansi yang diambil dari laporan
laba rugi dan neraca dalam beberapa periode pencatatan kedua elemen
tersebut berasal dari elemen laporan keuangan.
Dengan adanya data tersebut dapat dianalisis melalui analisa rasio
likuiditas, rasio solvabilitas. Masing-masing analisa tersebut akan memberikan

iv
informasi. Karena melihat pentingnya manfaat dari analisa likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas suatu perusahaan bagi pihak intern maupun pihak
ekstern perusahaan serta di tunjang data-data dan teori yang selama ini.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rasio solvabilitas?
2. Apa manfaat dari rasio solvabilitas?
3. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi rasio solvabilitas?
4. Apa saja jenis-jenis rasio solvabilitas?
5. Bagaimana pengukuran rasio solvabilitas?
6. Apa tujuan rasio solvabilitas?
7. Bagaimana cara menghitung rasio solvabilitas?

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan suatu rasio yang berfungsi menilai
kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya, baik dalam jangka
pendek, maupun jangka Panjang dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang
dimiliki perusahaan sehingga perusahaan tersebut dilikuidasi atau ditutup.
Rasio solvabilitas, solvency ratio atau atau leverage ratio kemudian
membandingkan beban utang perusahaan secara keseluruhan terhadap ekuitas dan
aset. Rasio ini akan memaparkan jumlah aset perusahaan yang dimiliki oleh suatu
pemegang saham dibanding aset yang dimiliki pemberi utang atau kreditor. Jika
aset perusahaan jumlahnya lebih banyak dimiliki pemegang saham, maka
perusahaan tersebut kemudian akan kurang mengalami leverage. Jika pemberi
utang atau kreditur biasanya bank dalam hal ini memiliki aset dominan,
perusahaan kemudian akan memiliki tingkat leverage yang lebih tinggi.
Solvabilitas sendiri merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
melunasi seluruh hutang dengan menggunakan aset sebagai penjamin utang yang
menjadi konsep dasar akuntansi. Solvabilitas perusahaan ini juga akan
merefleksikan kemampuan perusahaan dalam melunasi atau membayar semua
pinjaman melalui jumlah aktiva yang dimiliki. Kemampuan ini nantinya juga akan
mempengaruhi laporan keuangan di suatu perusahaan.

B. Manfaat Rasio Solvabilitas


Terdapat beberapa manfaat perusahaan dengan memakai rasio solvabilitas,
diantaranya rasio ini akan mempermudah para investor dan manajemen dalam
memahami tingkat risiko struktur modal pada perusahaan dengan melalui catatan
atas suatu laporan keuangan. Manfaat rasio solvabilitas sendiri adalah diantaranya
sebagai berikut:
 Menganalisis posisi perusahaan jika dilihat dari kewajiban utang-piutangnya.
 Berguna dalam mengetahui sejauh mana perusahaan mampu memenuhi
utang-utang beserta bunganya.

vi
 Berguna dalam hal peninjauan keseimbangan nilai aktiva (aset) terhadap
modal perusahaan.
 Berguna dalam kemudahan mengetahui berapa banyak aset perusahaan yang
disokong oleh utang.
 Berguna dalam rangka menganalisis pengaruh hutang terhadap pengelolaan
aset.
 Berguna dalam hal kemudahan untuk mengetahui berapa porsi modal
perusahaan yang dijadikan suatu jaminan utang jangka panjang.
 Bermanfaat dalam mengetahui jumlah dana pinjaman yang akan segera
ditagih atau jatuh tempo terhadap suatu modal perusahaan.
 Meringkas Kondisi Finansial, Perusahaan Pada Kreditur Perhitungan rasio
solvabilitas diantaranya adalah aktivitas yang krusial bagi reputasi
perusahaan di mata kreditur. Maksudnya tidak terbatas pada pemberi hutang
saja
 Kreditur perusahaan yang membutuhkan data solvabilitas diantaranya ada
pada lembaga peminjam uang, perusahaan anjak hingga piutang, investor,
juga asuransi. Jika tingkat solvabilitas suatu bisnis berada di tingkat yang
rendah, maka kreditur-kreditur ini kemudian akan meragukan perusahaan
tersebut dan memasukkannya ke dalam blacklist.
 Berfungsi juga untuk menilai Kemampuan Bisnis dalam Membayar Bunga –
Salah satu konsekuensi bertransaksi secara kredit adalah diantaranya bunga,
yang kemudian berlaku antara kreditur dan perusahaan. Selain itu dalam
menilai kapasitas perusahaan membayar rasio solvabilitas, utang, adalah alat
ampuh dalam memproyeksikan kemampuan bisnis, serta membayar bunga
hingga beberapa tahun mendatang.
 Memberi Informasi mengenai Kesehatan Neraca keuangan yang sehat dengan
aktiva seimbang dan modal yang merupakan angin segar bagi para kreditur
perusahaan.
 Data tentang kesehatan neraca ini juga salah satunya bisa didapat melalui
perhitungan solvabilitas.

vii
 Estimasi Total Pinjaman Saat Jatuh Tempo – Pembayaran Tujuan terakhir
perhitungan rasio solvabilitas diantaranya agar kreditur dapat mengetahui
total uang agar didapat dari pembayaran kredit perusahaan. Estimasi total
pembayaran ini juga terutama penting jika kreditur dijanjikan pengembalian
pinjaman dengan bunga atau perkembangan dividen.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas berkemampuan untuk memenuhi segala kewajiban atau


utangnya, dan juga menunjukan kemampuan dalam melunasi seluruh utangnya.

Menurut Wardiyah (2017, hal. 166)adapu faktor-faktor yang mempengaruhi


solvabilitas, yaitu sebagai berikut:

1. Kebijakan dalam etode penyusutan. Misalnya, dua perusahaan yang


mempunyai modal dengan komponen yang sama, tetapi antara perusahaan
tersebut meggunakan metode penyusutan yang berbeda.
2. Dalam penggantian/penghentian aktiva tetap. Misalnya suatu perusahaan
mempertahankan suatu aktiva yang sudah out of date sedangkan lainnya
segera mengganti aktiva maka penyusutan aktiva akan berbeda dan
kemungkinan ada rugi laba karena penggantiannya.
3. Perubahan tingkat harga. Dalam keadaan inflasi maka harga riil lebih
besar dari nilai buku. Jika yang satu menyesuaikan dengan kenaikan harga
atau mengadakan revaluasi dan yang lain tetap mencatat at cost.
4. Kebijakan dalam hubungnnya dengan deviden. Dua perusahaan dengan
struktur modal yang sama dan tingkat keuntungan yang sama, tetapi yang
satu likuid untuk membayar deviden yang besar, sedangkan yang lain
tidak likuid sehingga deviden yang dibagi kecil atau bahkan dengan stock
devidend akan berakibat pada proprietory ratio yang berbeda.
5. Perbedaan dalam kebijaksanaan pembiayaan aktiva dan sebagainya.
Menurut Hery (2017, hal.295) faktor-faktor yang mempengaruhi solvabilitas
meliputi:

viii
1. Kreditor memandang jumlah ekuitas debitur sebagai margin keamanan.
Apabila jumlah modal perusahaan debitur kecil, maka berarti bahwa
kreditur akan menanggung resiko yang besar.
2. Penguasaan atau pengendalian terhadap perusahaan akan tetap berada
ditangan debitur (perusahaan itu sendiri) apabila sumber pendanaan
berasal dari pinjaman utang.
3. Sumber pendanaan yang berasal dari penerbitan dan penjualan saham akan
menimbulkan pengaruh atau bahkan kendali pemegang saham terhadap
perusahaan.
4. Apabila perusahaan memperoleh penghasilan lebih dari dana yang
dipinjamnya dibandingkan dengan bunga yang harus dibayarkan kepada
kreditur, maka kelebihannya tersebut akan memperbesar
pengembalian/imbal hasil.
Apabila perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya berarti perusahaan
tersebut dalam keadaan sehat, sedangkan perusahaan yang tidak mampu
memenuhi kewajibannya terseut berarti perusahaan tidak sehat.

D. Jenis-jenis Rasio Solvabilitas


a) Debt to Assets Ratio

Debt to Assets Ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar


aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Menurut Margaretha (2011, hal.26) rasio ini mengukur persentase


total dana yang disediakan oleh kreditur. Makin tinggi rasio, risiko akan
semakin tinggi. Sedangkan menurut Sugiono (2017, hal.70) rasio yang
membandingkan total utang dengan total aktiva. Para kreditur
menginginkan Debt to Assets Ratio yang rendah karena semakin tinggi
rasio ini semakin besar risiko para kreditur.

ix
Apabila Debt to Assets Ratio semakin tinggi porsi penggunaan
utang dalam membiayai investasi pada aktiva, yang berarti pula risiko
keuangan perusahaan meningkat dan sebaliknya.

b) Rasio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio)

Debt to Equity Ratio digunakan untuk menilai hutang dengan


seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan.

Menurut Raharjaputra (2009, hal.201) Debt to Equity Ratio rasio


ini mengukur jumlah utang atau dana dari luar perusahaan terhadap modal
sendiri. Sedangkan menurut Kasmir (2010, hal.112) Debt to Equity Ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan anatar seluruh utang
termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.

Bahwa semakin kecil rasio ini semakin baik, dan untuk keamanan
pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang
atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham rasio ini sebaiknya
besar.

c) Times Interest Earned

Times Interest Earned, merupakan rasio untuk mencari jumlah kali


perolehan bunga. Rasio ini diartikan juga kemampuan perusahaan untuk
membayar biaya bunga, sama seperti Coverage ratio.

Menurut Rambe dkk (2015, hal.51) rasio ini mengukur seberapa


jauh laba bisa berkurang tanpa menyulitkan perusahaan karena perusahaan
tidak mampu membayar beban bunga tahunan. Sedangkan menurut
Hasibuan dkk (2015, hal.226) rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban bunga yang timbul akibat utang sepanjang
jangka waktu pinjaman.

x
Apabila semakin besar rasio ini berarti keampuan perusahaan
untuk membayar bunga semakin baik, dan peluang untuk mendapatkan
tambahan pinjaman juga semakin tinggi.

d) Fixed Charge Coveage

Fixed Charge Coveage merupakan rasio yang menyerupai rasio


times interest earned. Hanya saja bedanya dalam rasio ini dilakukan,
apabila perusahaan memperoleh hutang jangka panjang atau menyewa
aktiva berdasarkan kontrak sewa. Biaya tetap merupakan biaya bunga
ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang.

Menurut Fahmi (2017, hal.31) menyatakan bahwa :

Fixed Charge Coverage adalah ukuran yag lebih luas dari


kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetap dibandingkan degan
rasio kelipatan pembayaran bunga karena termasuk pembayaran beban
bunga tetap yang berkenaan dengan sewa guna usaha.

Menurut Syahyunan (2013, hal.93) Fixed Charge Coverage digunakan


untuk mengukur berapa besarkempuan perusahaan untuk menutup beban
tetapnya termasuk pembayaran deviden.

Semakin besar rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk


membayar bunga juga semakin tinggi, dengan demikian peluang untuk
mendapatkan pinjaman barupun semakin besar.

E. Pengukuran Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengur kemampuan perusahaan untuk


membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek ataupun jangka panjang
apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi)

Menurut Wardiyah (2017, hal.106) rasio solvabiltas adalah rasio untuk


mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan`memenuhi semua kewajiban
finansial jangka panjang.

xi
Menurut Fahmi (2014, hal.75) menyatakan bahwa:

Rasio solvabilitas adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai


dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan
perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage yaitu
perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan
beban utang tersebut.

F. Tujuan Rasio Solvabilitas

Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi


perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun
semua kebijakan ini tergantung dari tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Beberapa tujuan perusahaan dengan mengukur rasio solvabilitas, yaitu:

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak


lainnya.
2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap.
3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal.
4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahan dibiayai oleh utang.
5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap
pengelolaan aktiva.
6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang akan segera ditagih.

G. Perhitungan rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas dapat dihitung dengan rumus:

a. Rasio modal terhadap aktiva = Modal sendiri : Total Aktiva


b. Rasio modal terhadap aktiva tetap= Modal sendiri : Aktiva tetap

xii
c. Rasio aktiva tetap terhadap Uang jangka panjang = Aktiva tetap : utang
jangka panjang
Contoh: dari neraca perusahaan ABC diketahui:

Modal

 Saham Rp 125.000.000
 Laba ditahan Rp 55.000.000
Aktiva

 Kas Rp 8.000.000
 Piutang Dagang Rp 25.000.000
 Persediaan Rp 70.000.000
 Mesin Rp 80.000.000
 Bangunan Rp 120.000.000
 Tanah Rp 35.000.000
 Obligasi Rp 60.000.000
a. Rasio Modal Terhadap Aktiva = Modal sendiri
Total aktiva

= 125.000.000 + 55.000.000
8.000.000+25.000.000+70.000.000+80.000.000+120.000.000+35.000.000

= 180.000.000
338.000.000
= 53,25%

Artinya adalah bahwa setiap Rp 1 total aktiva dibiayai oleh Rp 0,5325 modal
sendiri.

b. Rasio Modal Terhadap Aktiva tetap = Modal Sendiri


Aktiva tetap

= 125.000.000 + 55.000.000
80.000.000+120.000.000+35.000.000

=76,60%

xiii
Artinya adalah bahwa setiap Rp 1 total aktiva dibiayai oleh 0,766 modal
sendiri

c. Rasio aktiva tetap terhadap Utang Jangka Panjang = Ativa tetap


Utang jk panjang

= 80.000.000 + 35.000.000 + 120.000.000


60.000.000

= 235.000.000
60.000.000

=391,67%

Artinya kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang


dengan jaminan akitiva tetap sebesar 391,67%

xiv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa
besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.
Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Biasanya penggunaan rasio solvabilitas atau leverage disesuaikan dengan
tujuan perusahaan. Artinya perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara
keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio solvabilitas yang ada.
Penggunaan rasio secara keseluruhan, artinya seluruh jenis rasio yang dimiliki
perusahaan, sedangkan sebagian artinya perusahaan hanya menggunakan
beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk diketahui.
Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi
perusahaan bagi perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang akan
terjadi. Namun semua kebijakan ini tergantung dari tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
B. Saran
Makalah ini dibuat dengan tujuan guna menyelesaikan tugas, selain itu juga
dapat menambah pemahaman kita mengenai “Rasio Likuiditas” dalam ilmu
akuntansi. Akan tetapi, makalah ini jauh dari kata kesempurnaan apabila pembaca
dapat memberikan kritik dan saran guna menjadikan pengalaman untuk
pembuatan makalah ke depannya. Semoga pembaca dapat memahami isi dari
makalah ini. Kekurangan dan kesalahan sudah sepatutnya di sadari, karena dalam
tahap pembelajaran. Semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

xv
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rasio Solvabilitas : Pengertian, Jenis, dan Rumus Perhitungan,
(https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-rasio-solvabilitas/#Manfaat_Rasio
_Solvabilitas)
https://www.academia.edu/28953246/Makalah_Solvabilitas diakses pada tgl 2
april 2022

xvi

Anda mungkin juga menyukai