Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS SOLVABILITAS
Disusun guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Analisis Laporan
Keuangan Syariah
Dosen Pengampu: Adelina Citradewi, M.Ak.

Disusun Oleh Kelompok 7:


1. Khodijah (2150510040)
2. Zenny Widiyani (2150510049)
3. Putri Nabela Sintiya Sari (2150510061)

KELAS B5AKR
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KUDUS
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala nikmat, rahmat, hidayat, dan inayah-Nya kepada
kami sehingga dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Laporan Keuangan Syariah yang diampu oleh Ibu Adelina Citradewi,
M.Ak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Adelina Citradewi, M.Ak.
selaku dosen mata kuliah Analisis Laporan Keuangan Syariah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan seperdua pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kritik serta saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga gagasan pada makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Kudus, 01 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................i


KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Rasio Solvabilitas ........................................................................3
B. Manfaat Rasio Solvabilitas ............................................................................4
C. Tujuan Rasio Solvabilitas ...............................................................................5
D. Jenis-jenis Rasio Solvabilitas ..........................................................................5
E. Contoh Rasio Solvabilitas ............................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yaitu begitu cepat membuat masyarakat lebih
kritis dalam berpikir untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi. Salah
satu informasi ekonomi yang digunakan adalah informasi keuangan,
perusahaan adalah salah satu pihak yang menyediakan informasi keuangan
tersebut, yaitu berupa laporan keuangan yang digunakan bagi perusahaan
bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan kondisi keuangannya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak investor, kreditur, dan
pihak manajemen perusahaan itu sendiri.
Pihak peusahaan dituntut untuk menyajikan informasi laporan
keuangan tersebut dengan jelas dan lengkap agar dapat digunakan secara
optimal oleh para pemakainya. Laporan keuangan menyajikan laporan
keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Posisi
keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan neraca. Dalam laporan neraca
tersebut kita dapat mengetahui kekayaan atau aset perusahaan yang dimiliki
(sisi aktiva), dan di sisi pasiva dapa kita ketahui dari mana dana-dana untuk
membiayai aktiva (dari modal sendiri atau hutang) tersebut kita peroleh
sedangkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dapa kita lihat dalam
laporan laba rugi yang diterbitkan oleh perusahaan.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan memang
memberikan informasi posisi dan kondisi keuangan perusahaan akan tetapi
laporan tersebut perlu kita analisa lebih lanjut dengan alat analisa keuangan
yang ada untuk mendapatkan informasi yang lebih berguna dan lebih spesifik
dalam menjelaskan posisi dan kondisi keuangan perusahaan. Kegunaan dari
laporan keuangan itu sendiri yaitu data akuntansi yang diambil dari laporan
laba rugi dan neraca dalam beberapa periode pencatatan kedua elemen tersebut
berasal dari elemen laporan keuangan.

1
Dengan adanya data tersebut dapat dianalisis melalui analisa rasio
likuiditas, rasio solvabilitas. Masing-masing analisa tersebut akan memberikan
informasi. Karena melihat pentingnya manfaat dari analisa likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas suatu perusahaan bagi pihak intern maupun pihak
ekstem perusahaan serta di tunjang data-data dan teori yang selama ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rasio solvabilitas?
2. Apa manfaat dari rasio solvabilitas?
3. Apa saja tujuan dari rasio solvabilitas?
4. Apa saja jenis-jenis rasio solvabilitas?
5. Bagaimana cara perhitungan rasio solvabilitas?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian dari rasio solvabilitas.
2. Mengetahui manfaat dari rasio solvabilitas.
3. Mengetahui tujuan dari rasio solvabilitas.
4. Mengetahui jenis-jenis rasio solvabilitas.
5. Memahami cara perhitungan rasio solvabilitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rasio Solvabilitas


Menurut kasmir dalam rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan
dibandingkan dengan aktivanya. 1
Rasio solvabilitas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk selalu mampu memenuhi
kewajibannya dalam membayar utang secara tepat waktu. Rasio solvabilitas
(leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas
dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan
dibiayai oleh hutang atau dengan kata lain rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar beban hutang yang harus ditanggung perusahaan
dalam rangka pemenuhan aset. Semakin rendah tingkat rasio solvabilitas dari
standar industri perusahaan maka semakin besar hutang yang dibiayai oleh aset
perusahaan atau perusahaan tersebut dalam keadaan tidak sehat. 2
Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula risiko
kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang
besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah
tentu mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga

1
Nida Putri Rahmayanti dan Susmita Dian Indiraswari, “Pengaruh Rasio Likuiditas , Rasio
Solvabilitas , Dan Rasio Aktivitas Terhadap” 9, no. 1 (2020): 26.
2
Sunanto dan Putri, “Analisis Rasio Solvabilitas Dan Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Pt Sri Rejeki Isman Tbk,” Jurnal Ilmiah Feasible (JIF) 2, no. 2 (2020): 195,
3
mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat
perekonomian tinggi. Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu:
1) Total assets to total debt ratio, adalah rasio yang dihasilkan dengan
membandingkan jumlah aktiva (total aset) di satu pihak dengan jumlah
utang (total debt di lain pihak)
2) Net worth to total debt ratio, rasio ini membandingkan modal sendiri (net
worth di satu pihak dengan total hutang (total debt) di lain pihak.

B. Manfaat Rasio Solvabilitas


Rasio solvabilitas memiliki beberapa tujuan perusahaan, yakni:3
1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban
kepada pihak lainnya.
2. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap.
3. Untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva
khususnya aktiva tetap dengan modal.
4. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang
5. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva.
6. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupial modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
terdapat sekian kalinya modal sendiri.
8. Intinya dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui
beberapa hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal
pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajibannya.

3
Novia Shintia, “Analisis Rasio Solvabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Terhadap
Asset Dan Equity Pada Pt Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Periode 2012 - 2015,” At-Tadbir :
Jurnal Ilmiah Manajemen 1, no. 1 (2017): 48, https://doi.org/10.31602/atd.v1i1.794.
4
C. Tujuan Rasio Solvabilitas
Pengaturan rasio yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi
perusahaan bagi perusahaan guna menghadapi segala kemungkinan yang akan
terjadi. Namun semua kebijakan ini tergantung dari tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Beberapa tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio
solvabilitas yakni: 4
1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak
lainnya (kreditor).
2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal.
4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap
pengelolaan aktiva.
6. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat
sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.

D. Jenis-Jenis Rasio Solvabilitas


Biasanya penggunaan rasio solvabilitas atau leverage disesuaikan
dengan tujuan perusahaan. Artinya perusahaan dapat menggunakan rasio
leverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio
solvabilitas yang ada. Penggunaan rasio secara keseluruhan, artinya seluruh
jenis rasio yang dimiliki perusahaan, sedangkan sebagian artinya perusahaan
hanya menggunakan beberapa jenis rasio yang dianggap perlu untuk diketahui.
Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain: 5

4
Novia Shintia Analisis Rasio Solvabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Terhadap Asset
Dan Equity Pada Pt Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Periode 2012 - 2015, 49.
5
Hendry Saladin and Reina Damayanti, “Analisis Rasio Likuiditas Dan Solvabilitas Dalam
Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Unilever Indonesia Tbk Hendry Saladin 1 , Reina Damayanti
5
1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain,
seberapa besar aktiva perusahaan. dibiayai oleh hutang atau seberapa besar
hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Dari hasil pengukuran, jika rasio-nya menunjukan nilai yang tinggi,
artinya pendanaan dengan hutang semakin banyak maka akan semakin
sulit perusahaan untuk mendapatkan tambahan pinjaman.
Hal tersebut karena dikhawatirkan perusahaan tidak sanggup untuk
membayar semua hutang-nya dengan menggunakan aktiva yang
dimilikinya.
Semakin tinggi nilai dari DAR mengindikasikan bahwa:
a. Semakin besar jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang.
b. Semakin kecil jumlah aktiva yang dibiayai dengan modal.
c. Semakin besar atau tinggi resiko perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka panjangnya.
d. Semakin besar beban bunga dari hutang yang harus dibayar oleh
perusahaan.
Jika nilai dari perhitungan menunjukan 100% atau 1 kali, artinya jumlah
aktiva sama dengan jumlah hutang. Dengan demikian perusahaan tidak
mempunyai kelebihan aktiva atas hutang yang dimilikinya.
Perusahaan harus mengusahakan supaya nilai dari DAR kurang dari
100% atau 1 kali, supaya dapat dikatakan baik. Berikut merupakan rumus
yang bisa digunakan untuk menghitung debt to assets ratio:
Total Hutang (Debt)
Debt to Assets Ratio = x 100%
Total Aktiva (Assets)
Atau

Debt to Assets Ratio = Total Hutang (Debt)


Total Aktiva (Assets)

2 2,” Jurnal Mediasi 1 (2015): 123.


6
2. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Artinya dapat digunakan untuk mengetahui seberapa
besar modal yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang perusahaan.
Bagi pihak kerditor, jika nilai dari rasio ini besar atau tinggi akan
semakin tidak menguntungkan. Hal tersebut dikarenakan akan semakin
tinggi resiko yang ditanggung oleh pihak kreditur atas kegagalan yang
mungkin akan terjadi di perusahaan.
Semakin tinggi nilai DER jika akan menyebabkan resiko yang
semakin tinggi juga terhadap likuiditas perusahaan. Apabila nilai rasio ini
rendah, maka akan semakin tinggi jumlah pendanaan yang disediakan oleh
pemilik perusahaan.
Debt to equity ratio yang menunjukan nilai kurang dan 1 atau 100%,
mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai hutang yang lebih kecil
daripada modal atau ekuitas-nya. Rasio ini kurang cocok untuk
menganalisa perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, misalnya
seperti bank, perusahaan asuransi, investasi, dan lain sebagainya.
Perusahaan tersebut cenderung mempunyai nilai DER yang tinggi.
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar dananya berasal dari pihak ke-3.
Dana yang berasal dari pihak ke-3 tersebut diperlakukan sebagai hutang.
Bagi perusahaan-perusahaan tersebut semakin besar modal yang berasal
dari pihak ke-3, maka kemungkinan untuk memperoleh labu akan semakin
tinggi Tentunya tidak heran apabila perusahaan keuangan tersebut
mempunyai nilai DER lebih dari 5.
Berikut merupakan rumus yang bisa digunakan untuk menghitung
debt to equity ratio:
Total Hutang (Debt)
Debt to Equity Ratio = x 100%
Total Modal (Equity)
Atau

Debt to Equity Ratio = Total Hutang (Debt)


Total Modal (Equity)

7
3. Long Term Debt to Equity Ratio
Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa
bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang
jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Berikut
merupakan rumus yang bisa digunakan untuk menghitung long term debt
to equity ratio (LTDER):
Total Hutang Jangka Panjang
Long Term Debt to
(Long Term Debt) x 100%
Equity Ratio =
Total Modal (Equity)
Atau
Long Term Debt Total Hutang Jangka Panjang (Long Term
Debt)
to Equity Ratio =
Total Modal (Equity)

4. Times Interest Earned Ratio


Times Interest Earned Ratio atau TIER adalah rasio yang digunakan
untuk menilai atau mengukur kemampuan dari perusahaan dalam
membayar biaya bunga dari kewajibannya.
Semakin tinggi nilai dari rasio TIER, maka akan semakin besar pula
kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hutang-nya. Hal tersebut
bisa menjadi tolak ukur untuk mendapatkan tambahan pinjaman dari
kreditor.
Sebaliknya, apabila nilai rasio TIER ini rendah, maka akan semakin
rendah juga kemampuan perusahaan untuk melunasi bunga pinjamannya.
Untuk menghitung nilai dari rasio ini, dipakai perbandingan antara
laba sebelum pajak dibandingkan dengan biaya bunga.
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menghitung rasio
TIER:

8
Earning Before Income Tax (EBIT)
Time Interest Earned Ratio = x 100%
Biaya Bunga (Interest Expense)
Atau

Time Interest Earned Ratio = Earning Before Income Tax (EBIT)


Biaya Bunga (Interest Expense)

5. Fixed charge coverage ratio


Fixed charge coverage ratio adalah rasio yang menyerupai seperti
time interest earned ratio.
Perbedaan dari kedua rasio tersebut adalah jika perusahaan
mendapatkan hutang jangka panjang atau menyewa suatu aktiva
berdasarkan kontrak sewa atau ease contract.
Berikut merupakan rumus yang bisa digunakan untuk menghitung
fixed charge coverage ratio:
Fixed Charge EBIT +Biaya Bunga+Kewajiban Sewa
x 100%
Coverage Ratio = Biaya Bunga+Kewajiban Sewa
Atau
Fixed Charge EBIT +Biaya Bunga+Kewajiban Sewa
Coverage Ratio = Biaya Bunga+Kewajiban Sewa

6. Tangible Assets Debt Coverage (TADC)


Rasio ini digunakan untuk mengetahui rasio antara aktiva tetap
berwujud dengan hutang jangka panjang, artinya rasio ini menunjukkan
setiap rupiah aktiva berwujud yang digunakan untuk menjamin hutang
jangka panjangnya.
Rasio ini juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mencari
pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap yang ada. Semakin tinggi rasio
ini semakin besar jaminan yang ada dan kreditor jangka panjang semakin
aman atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk
mencari pinjaman. Rasio ini biasanya minimal 100% atau 1:1 yang mana

9
bahwa Rp 1 hutang jangka panjang dijamin oleh Rp 1 aktiva tetap yang
ada.
Berikut merupakan rumus yang bias digunakan untuk menghitung
Tangible Assets Debt Coverage.
Aset – Intangible - Utang
Tangible Assets Debt
Jangka Pendek
Coverage = Utang Jangka Panjang

E. Contoh Perhitungan
1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
Perusahaan XYZ mempunyai sebuah utang jangka panjang sebesar
Rp 845.260.111, utang jangka pendek sebesar Rp 235.850.301, aset lancar
sebesar Rp 6.000.000.000, dan aset tidak lancar sebesar Rp 11.352.817.132.
Total Hutang (Debt)
Debt to Assets Ratio = x 100%
Total Aktiva (Assets)

Maka:

DAR = (235.850.301+845.260.111) / (6.000.000.000+11.352.817.132)

DAR = 1.081.110.412/17.352.817.132

DAR = 0,06 atau 6%

Hasil ini menunjukkan bahwa 6% dari aset perusahaan dibiayai oleh


utang, atau dengan kata lain, setiap Rp. 1 rupiah dari asset perusahaan akan
menjamin sebesar Rp. 0,6 rupiah dari utang.

2. Debt to Equity Ratio


Berdasarkan laporan keuangan kuartal II per 30 September 2018,
perusahaan HIJ memiliki kewajiban atau liability sebanyak Rp
2.842.893.000 dan Ekuitas sebanyak Rp 1.693.819.000 Kemudian,
berapakah Debt to Equity Ratio (DER) dari perusahaan tersebut?

Maka:
10
Total Hutang (Debt)
Debt to Equity Ratio = x 100%
Total Modal (Equity)

 Total kewajiban (Liability): 2.842.893


 Total ekuitas (Equity): 1.693.819

DER = 2.842.893/ 1.693.819

DER = 1,67 kali

Jadi, rasio utang dari perusahaan HIJ adalah sebesar 1,67 kali. Rasio
utang pada perusahaan ini masih tergolong kategori aman, karena tidak
melebihi 2 kali atau 200%.

3. Long Term Debt to Equity Ratio


Perusahaan UYE mempunyai total utang jangka panjang sebesar Rp
1.500.000.000 dan ekuitas sebesar Rp 3.000.000.000. Berapakah Long Term
Debt to Equity Ratio perusahaan tersebut?
Maka:
Total Hutang Jangka
Long Term Debt to Equity Ratio = Panjang (Long Term Debt) x 100%
Total Modal (Equity)

Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas = Rp 1.500.000.000 / Rp


3.000.000.000
Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas = 0,5
Dalam contoh di atas, perusahaan UYE memiliki Long Term Debt to
Equity Ratio sebesar 0,5. Artinya, perusahaan menggunakan utang jangka
panjang sebesar setengah dari ekuitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki tingkat penggunaan utang yang relatif rendah dalam
struktur modalnya.

11
4. Times Interest Earned Ratio
Sebuah perusahaan memiliki EBIT sebesar Rp 1.000.000.000 dan
Beban Bunga sebesar Rp 200.000.000
Time Interest Earning Before Income Tax (EBIT)
x 100%
Earned Ratio = Biaya Bunga (Interest Expense)
Maka:
TIER = 1.000.000.000/200.000.000
TIER = 5
Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki TIER sebesar 5,
yang berarti perusahaan mampu membayar beban bunga sebanyak 5 kali
dari laba operasinya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
solvabilitas yang baik dan resiko kebangkrutan yang rendah.

5. Fixed Charge Coverage Ratio

Sebuah perusahaan minyak memiliki EBIT sebesar Rp 700.000.000,


biaya tetap sebelum pajak sebesar Rp 100.000.000, dan bunga sebesar Rp
50.000.000

Fixed Charge EBIT +Biaya Bunga+Kewajiban Sewa


x 100%
Coverage Ratio = Biaya Bunga+Kewajiban Sewa

Maka:
Fixed charge coverage ratio = (700.000.000 + 100.000.000) / (100.000.000
+100.000.000)

Fixed charge coverage ratio = 800.000.000 / 200.000.000

Fixed charge coverage ratio = 4

Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki fixed charge


coverage ratio sebesar 4, yang berarti perusahaan mampu membayar beban
tetapnya sebanyak 4 kali dari laba operasinya. Ini menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki solvabilitas yang baik dan resiko kebangkrutan yang

12
rendah.

6. Tangible Assets Debt Coverage (TADC)


Perusahaan IKY memiliki total utang jangka panjang sebesar Rp
2.000.000.000 dan total aset berwujud sebesar Rp 4.000.000.000
Maka:
Cakupan Hutang Aset Total Aset Berwujud
Total Utang Jangka Panjang
Berwujud =

Cakupan Hutang Aset Berwujud = Rp 4.000.000.000/ Rp 2.000.000.000


Cakupan Hutang Aset Berwujud = 2
Penjelasan:
Dalam contoh di atas, perusahaan IKY memiliki Tangible Assets
Debt Coverage sebesar 2. Artinya, perusahaan memiliki kemampuan untuk
melunasi utang jangka panjang dua kali lipat dengan menggunakan aset
berwujud yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki tingkat keamanan yang tinggi dalam melunasi kewajiban utang
jangka panjangnya.

13
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan makalah dapat disimpulkan bahwa rasio
solvabilitas merupakan Rasio solvabilitas merupakan gambaran kemampuan
suatu perusahaan dalam memenuhi dan menjaga kemampuannya untuk selalu
mampu memenuhi kewajibannya dalam membayar utang secara tepat waktu.
Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar
beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.
Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Rasio solvabilitas memiliki tujuan dan manfaat, dintara lain untuk
menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak
lainnya, untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
yang bersifat tetap, untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva
khususnya aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal. Intinya dengan
analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal berkaitan
dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Beberapa jenis rasio
solvabilitas yang sering digunakan yaitu Debt to Asset Ratio (Debt Ratio), Debt
to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Times Interest Earned Ratio,
Fixed charge coverage ratio, Tangible Assets Debt Coverage (TADC).

14
DAFTAR PUSTAKA

Sunanto, dan Putri. “Analisis Rasio Solvabilitas dan Profitabilitas


Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Sri Rejeki Isman Tbk.”
Jurnal Ilmiah Feasible (JIF) 2, no. 2 (2020): 192.
Rahmayanti, Nida Putri, dan Susmita Dian Indiraswari. “Pengaruh
Rasio Likuiditas , Rasio Solvabilitas , Dan Rasio Aktivitas
Terhadap” 9, no. 1 (2020): 36–46.
Saladin, Hendry, dan Reina Damayanti. “Analisis Rasio Likuiditas Dan
Solvabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Unilever
Indonesia Tbk Hendry Saladin 1 , Reina Damayanti 2 2.” Jurnal
Mediasi 1 (2015): 120–33.
Shintia, Novia. “Analisis Rasio Solvabilitas Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Terhadap Asset Dan Equity Pada Pt Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Periode 2012 - 2015.” At-Tadbir : Jurnal
Ilmiah Manajemen 1, no. 1 (2017): 41–63.

15

Anda mungkin juga menyukai