Anda di halaman 1dari 27

ANALISA RASIO

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Analisis Laporan Keuangan
Dosen Pengampu: Cepi Juniar Prayoga,M.Ak.

Disusun oleh :

Hamdan Nawawi NPM : 2018.02.049


Meri Fitriah NPM : 2018.02.055
Ade Elisa NPM : 2016.02.044

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS CIPASUNG
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai materi “Analis Rasio”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wassalaamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

] Tasikmalaya, November 2021

Penyusun

i
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3. Tujuan............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 4
2.1.................................................................Pengertian Analisa Rasio
.......................................................................................................4
2.2........................................................Pengelompokkan Angka Rasio
.......................................................................................................5
2.3...............................................................................Rasio Likuiditas
.......................................................................................................6
2.4..............................................Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
.......................................................................................................7
2.5..........................................................Jenis – Jenis Rasio Likuiditas
.......................................................................................................8
2.6.................................................................................Rasio Aktivitas
.....................................................................................................13
2.6.1. Pengertian Rasio Aktivitas................................................... 13
2.6.2. Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas.................................... 14
2.6.3. Jenis Rasio Aktivitas............................................................ 15
BAB III PENUTUP........................................................................................ 18
3.1......................................................................................Kesimpulan
.....................................................................................................18
3.2.............................................................................................. Saran
.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tinjauan Pustaka
Pemerintah Republik Indonesia telah menggariskan dengan tegas bahwa
dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini koperasi harus menjadi
sokoguru dan wadah utama bagi perekonomian rakyat. Kebijakan tersebut
benar- benar sesuai dengan isi dan jiwa UUD 1945 Pasal 33 ayat 1, yang
menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan dicantumkan bahwa
bangun usaha yang sesuai dengan itu adalah koperasi.
Pengertian secara ideologi koperasi perlu disebarluaskan kepada seluruh
masyarakat hingga benar-benar dapat memberikan manfaat untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat. Dalam masa pembangunan
sekarang ini, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat titik berat perhatian
harus diletakkan pada pemerataan pembangunan agar seluruh lapisan
masyarakat mendapat bagian yang layak dari pendapatan nasional yang
meningkat itu. Sehubungan dengan itu, peranan koperasi menjadi sangat
penting karena dalam melaksanakan cita-cita perekonomian nasional,
koperasi harus tampil sebagai organisasi ekonomi yang secara bersama-sama
dapat menggalang kekuatan yang lebih besar untuk mencapai kesejahteraan
yang lebih baik. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari
proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang merupakan hasil
pengumpulan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan
yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku.
Laporan Keuangan dapat di analisis untuk melihat kondisi perusahaan, ada
berbagai jenis teknik analisis yang digunakan untuk melihat kondisi
perusahaan/koperasi tergantung dengan kepentingan pihak-pihak yang
melakukan analisis. Menurut (Jumingan : 2005) ada berbagai jenis metode
untuk menganalisis keuangan perusahaan seperti : analisis perbandingan
laporan keuangan, analisis tren, analisis persentase per komponen, analisis
sumber dan penggunaan modal kerja, analisis sumber dan penggunaan kas,

1
2

analisis rasio keuangan, analisis perubahan laba kotor, dan analisis break
even.
Salah satu teknik analisis yang paling sering digunakan untuk menilai
posisi keuangan adalah analisis rasio keuangan, karena dalam penggunaannya
relatif lebih mudah. Pengertian analisis rasio keuangan menurut Jumingan
(2005:242) “Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan
membandingkan satu pos laporan dengan dengan pos laporan keuangan
lainnya, baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui
hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun dalam laporan
laba rugi”. Rasio mengambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara
jumlah tertentu dalam satu pos laporan keuangan dengan jumlah yang lain
pada pos laporan keuangan yang lain. Ada beberapa kelompok rasio yang
sering dipakai dalam menganalisis keuangan perusahaan seperti: analisis
rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Dimana masing-masing rasio
tersebut memiliki peran yang berbeda-beda dalam mengukur kinerja
keuangan suatu perusahaan/koperasi.
Untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan koperasi mengalami
perkembangan, diadakan analisa mengenai faktor-faktor yang mendukung
pencapaian usaha. Salah satu faktor tersebut dapat dilihat dari interpretasi
atau analisis laporan keuangannya, yang terdiri dari analisis likuiditas,
solvabilitas dan rentabilitas. Rasio likuiditas menggambarkan tingkat
kemampuan koperasi untuk dapat memenuhi kewajiban finansialnya yang
harus segera dipenuhi. Rasio solvabilitas menggambarkan tingkat
kemampuan koperasi untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik hutang
jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan rasio rentabilitas berguna
untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam memperoleh laba.
Dari data laporan neraca dan laporan Rugi/Laba KPRI SMEP Ponorogo
antara tiap tahun periode 2009, 2010 dan 2011 mengalami pergeseran yang
cukup besar sehingga dengan penelitian ini dimaksudkan agar nantinya dapat
diperoleh data tentang pengukuran kinerja keuangan yang valid yang dapat
digunakan sebagai tolak ukur baik atau tidaknya badan usaha tersebut jika
dinilai dan dibandingkan tiap periodenya.

2
3

Dengan diketahuinya analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas


yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat diketahui kinerja keuangan
koperasi tersebut mengalami rugi atau laba, yang nantinya bagi koperasi
digunakan sebagai pedoman dalam memberikan jumlah besar kecilnya
pinjaman kepada anggotanya dan memenuhi kebutuhan anggotanya. Untuk
itu koperasi memerlukan modal besar yang diperoleh dari simpanan anggota,
pinjaman dari Bank dan sumber-sumber lain. Selain itu, adanya
perkembangan tersebut diperlukan tenaga perkoperasian yang profesional,
penambahan usaha dan pola operasional koperasi serta pola pikir dan sikap
yang lebih bertanggung jawab dalam memajukan kesejahteraan ekonomi
anggotanya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu work capital ratio likuiditas ?
2. Apa itu current ratio dan acid test ratio ?
3. Apa itu perputaran piutang,persediaan dan modal kerja ?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan tentang work capital ratio likuiditas.
2. Menjelaskan tentang current ratio dan acid test ratio.
3. Menjelaskan tentang perputaran piutang,persediaan dan modal kerja.

3
4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Analisa Rasio
Pengertian Rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks
yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi
satu angka dengan angka lainnya. Pengertian analisa rasio keuangan menurut
para ahli dalam bukudiantaranya:
a. Menurut Kasmir (2015:104)
Analisa rasio keuangan yaitu kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu
komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar
komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun
beberapa periode.
b. Menurut Munawir (2010:37)
Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu
atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
c. Menurut Jumingan (2011:118)
Mendefinisikan tentang analisis laporan keuangan, menyatakan bahwa:
Rasio dalam analisis keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan
antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan.
Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam
bentuk matematis yang sederhana.
Jadi dapat di simpulkan bahwa Analisa rasio merupakan salah satu alat
ukur dalam menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang satu
dengan pos-pos yang lain yang ada di dalam laporan keuangan sehingga
dapat diketahui perubahan dari masing-masing postersebut.
5

2.2. Pengelompokkan Angka Rasio


Pada dasarnya angka-angka rasio dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan. Golongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang didasarkan
pada sumber data keuangan dari mana unsur-unsur angka rasio tersebut
diperoleh, dan golongan yang kedua adalah angka-angka rasio yang disusun
berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatuperusahaan.
Menurut Kasmir (2015:104), angka rasio dikelompokkan sebagai berikut:

a. Rasio yang berdasarkan sumber data keuangan, terdiri dari tiga, yaitu
sebagaiberikut:

1. Rasioneraca, rasio yang tergolong di dalam kategori ini adalah semua


rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca,
misalnya rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), dan
sebagainya.

2. Rasiolaporan laba rugi yang dalam penyusunan semua datanya diambil


dari laporan laba rugi, misalnya gross profit margin, net operating
margin, operating ratio, dansebagainya.

3. Rasio antar laporan (inter statement), yaitu semua angka rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi,
misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha (Total Asset Turn
Over), rasio penjualan kredir dengan piutang rata-rata (Receivable
Turn Over), dansebagainya.

b. Rasio berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suuatu


perusahaan, yaitu sebagaiberikut:

1. Rasio Likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangkapendeknya, contohnya rasio lancar, rasio
sangat lancar;

2. Rasio Solvabilitas (rasio Leverage), bertujuan mengukur sejauh mana


kebutuhan keuangan perusahaan dibelanjai dengan danapinjaman.
6

Contohnya total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio


utang, jumlah kali perolehan bunga, lingkup biaya tetap,lingkup arus
kas;

3. Rasio Aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam


mengoperasikandana. Contohnya perputaran sediaan, rata-rata jangka
waktu penagihan/perputaran piutang;

4. Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang


tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan.
Contohnya margin laba penjualan, daya laba dasar, hasil
pengembalian total aktiva, hasil pengembalian ekuitas ;

5. Rasio pertumbuhan, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan


dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan
perekonomian danindustri. Contohnya pertumbuhan penjualan,
pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan persaham,
pertumbuhan dividen persaham;

6. Rasio penilaian, bertujuan memberikan ukurana kemampuan


manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya
investasi. Conyohnya rasio harga saham terhadap pendapatan, rasio
nilai pasar saham terhadap nilai buku.

2.3. Rasio Likuiditas


Pengertian rasio likuiditas menurut Munawir (2010:71) adalah Rasio
likuiditas yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi
keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen
untukmengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalamperusahaan.
a. Menurut Kasmir (2015:130)
Rasio likuiditasyaitu rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan
nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan
membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar
7

dengan total passiva lancar (utang jangka pendek). Penilaian dapat


dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan
likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
b. Menurut Susilawati dalam Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas,
Solvabilitas, dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan
LQ 45: Jurnal Akuntansi Vol. 4 No. 2 (2012)
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat
dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos
aktiva lancar dan utang lancar.
c. Menurut Sennahati dalam Analisis Likuiditas dan Profitabilitas pada PT
Graha Sarana Duta di Makassar: Jurnal Ekonomi Balance Fekon
Unismuh Makassar (2007)
Rasio likuiditas perusahaan yang telah dicapai harus dapat
dikendalikan. Perusahaan harus mampu menempatkan aktiva dan
passivanya dengan baik sehingga dapat terwujud struktur finansial yang
baik dan likuiditas perusahaan terjaga. Persediaan barang dagangan harus
dapat dikendalikan sebaik mungkin agar tidal berlebihan, sehingga
sebagian dananya dapat digunakan untuk peningkatan laba.

2.4. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas


Menurut Kasmir (2015:132), tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari
hasil rasio likuditas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau


utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan
untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal
batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulantertentu).

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka


pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah
kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu
tahun, dibandingkan dengan total aktivalancar.
8

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka


pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau
piutang. Dalam hal ini aktiva lanncar dikurangi sediaan dan utang yang
dianggap likuiditasnya lebihrendah.

4. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada


dengan modal kerjaperusahaan.

5. Untuk mengukur seberapa uang kas yang tersedia untuk membayar


utang.

6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan


perencanaan kas danutang.

7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke


waktu dengan membandingkannya untuk beberapaperiode.

8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan,, dari masing-


masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utanglancar.

9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki


kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

2.5. Jenis – Jenis Rasio Likuiditas


Jenis-jenis rasio yang digunakan dalam menghitung tingkat likuiditas suatu
perusahaan menurut Kasmir (2015:134) adalah sebagai berikut:
1. Rasio Lancar (CurrentRatio)
2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid TestRatio)
3. Rasio Kas (CashRatio)
4. Rasio Perputaran Kas (Cash TurnOver)
5. Inventory to Net WorkingCapital
Berikut ini penjelasan dari masing-masing jenis rasio likuiditas:
9

1. Rasio Lancar (CurrentRatio)

Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur


kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan atau untuk
mengukur seberapa banyak aset lancar yang dimiliki perusahaan agar
dapat segera melunasi kewajiban jangka pendek. Komponen utang lancar
diantaranya utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji,
utang pajak, utang deviden, biaya diterima di muka, utang jangka panjang
yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya.

Aktiva lancar
Current Ratio =
Utang Lancar

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Contoh :

Komponen laporan keuangan 2005 2006

Total Aktiva lancar ( current assets) 1.640 1.340

Total Utang Lancar (current liabilities) 750 750

Untuk tahun 2005

Rp. 1.640

Current ratio (CR) = -------------------- = 2,18 kali dibulatkan 2,2 kali

Rp. 750
10

Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 2,2 kali utang lancar atau setiap 1
rupiah utang lancar dijamin oleh 2,2 rupiah harta lancar atau 2,2 : 1 antara
aktiva lancar dengan utang lancar.

Untuk 2006

Rp. 1340

Current ratio (CR) = ------------------- = 1,8 kali

Rp. 750

Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 1,8 kali utang lancar atau setiap 1
rupiah utang lancar dijamin oleh 1,8 harta lancar atau 1,8 : 1 antara aktiva
lancar dengan utang lancar.

Jadi bisa di simpulkan bahwa pada tahun 2005 berada dalam kondisi baik dan
pada tahun 2006 kondisinya kurang baik.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid TestRatio)

Rasio cepat (quick ratio atau acid test ratio) merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar
kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar
tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Current assets – Inventory
Quick Ratio ( Acid Test Ratio) = --------------------------------
Current liabilities
Atau
Kas +bank+efek+piutang
Quick Ratio (Acid Test Ratio) = -------------------------------
Current liabilities

Contoh :

Komponen laporan keuangan 2005 2006


11

Total aktiva lancar ( current asset) 1640 1.340

Total utang lancar ( Current liabilities) 750 750

Sediaan ( inventory 250 310

Untuk tahun 2005 :

Rp. 1.640 - Rp.250

Quick Rasio = ----------------------- = 2,52 kali

Rp. 750

Untuk tahun 2006 :

Rp. 1340 – Rp. 310

Quick Rasio = -------------------------= 2,2 kali

Rp. 750

Jika rata – rata industri untuk quick rasio adalah 1,5 kali, maka
keadaan perusahaan lebih baik dari perusahaan lain. Kondisi ini
menggambarkan bahwa perusahaan tidak harus menjual sediaan bila
ingin melunasi utang lancar, tetapi dapat menjual surat berharga atau
penagihan piutang, begitupun sebaliknya.

3. Rasio Kas (CashRatio)

Rasio kas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


melakukan pembayaran kewajiban jangka pendek dengan kas yang
dimiliki oleh perusahaan.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Kas + Bank
Cash Ratio =
Utang Lancar
12

Contoh :

Komponen Lapora keuangan 2005 2006

Total aktiva lancar 1.640 1.340

Total utang lancar 750 750

Kas 250 260

Giro ( bank) 350 300

Untuk tahun 2005 :

Rp.250 + Rp.350

Cash ratio = -------------------- = 0,8 atau 80%

Rp.750

Untuk tahun 2006 :

Rp.260 + Rp.300

Cash Ratio = --------------------- = 0,746 atau 75 %

Rp.750

Jika rata – rata industri untuk cash ratio adalah 50 %, maka keadaan
13

perusahaan lebih baik dari perusahaan lain. Namun keadaan ratio kas
terlalu tinggi juga kurang baik karena da dan yang menganggur atau tidak
digunakan secara optimal, dan apabila kondisi rasio kas dibawah rata –
rata industri,kondisinya pun sama kurang baik karena untuk membayar
kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva
lainnya.

4. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid TestRatio)

Rasio perputaran kas digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan


kas yang dimiliki oleh perusahaan dalam melakukan pembayaran
kewajiban jangka pendek serta biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan
dengan penjualan.

Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas =
Modal kerja bersih

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Contoh :
Komponen laporan keuangan 2005 2006
Penjualan bersih 5.950 5.550
Total aktiva lancar 1.640 1.340
Total utang lancar 750 770

Untuk tahun 2005 :

Rp.5.950

Rasio perputaran kas = -------------------------- = 6,68 kali dibulatkan 7 kali

Rp. 1640 – Rp. 750


14

Untuk tahun 2006 :

Rp.5.550

Rasio Perputaran Kas = -------------------------- = 9,7 kali dibulatkan 10 kali

Rp. 1.340 – Rp. 770

Jika rata-rata industri untuk perputaran kas adalah 10% keadaan perusahaan pada
tahun 2005bkurang baik karena masih cukup jauh dari rata-rata industri, namun
kondis tahun 2006 dikatakan baik karena kondisinya sama dengan rata-rata
indsutri.

5. Inventory to Net WorkingCapital

Rasio ini digunakan untuk membandingkan jumlah persediaan yang


dimiliki perusahaan dengan jumlah modal kerja.

Inventory
Inventory to Net WorkingCapital =
Current Assets-Current Liabilities

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

contoh:
Komponen laporan keuangan 2005 2006
Atotal aktiva lancar 1.640 1.340
Total utang lancar 750 750
sediaan 250 310

Untuk tahun 2005 :


Rp. 250
Inventory to NWC = ------------------- =0,105 dibulatkan11%
Rp. 1.640 – Rp. 750
Untuk tahun 2006 :
15

Rp. 310
Inventory to NWC = --------------------- = 0,148 dibulatkan 15%
Rp. 1.340 – Rp. 750

Keadaan perusahaan pada tahun 2005 kurang baik karena masih dibawah
rata-rata industri namun tidak terlalu buruk, untuk tahun 2006 kondisi
perusahaan karena berada diatas rata-rata industri yang artinya perusahaan
melakukan peningkatan Inventory to net working capital dari tahun
seelumnya.

Tabel 2.1
Standar Industri Rasio
Likuiditas

Jenis Rasio Standar Industri


a. Current Ratio 2 kali
b. Quick Ratio 1,5 kali
c. Cash Ratio 0,5 kali
d. Cash Turn Over 10 kali
e. Inventory tonetworkingcapital 12 %

Sumber: Kasmir, 2015

2.6. Rasio Aktivitas


2.6.1. Pengertian Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang
dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya
perusahaan. Efisiensi yang dilakukan misalnya di bidang penjualan,
sediaan, penagihan piutang dan efisiensi di bidang lainnya. Rasio aktivitas
juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio
16

aktivitas akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam
mengelola aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya. (Kasmir.
2015:172).
2.6.2. Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas
Menurut Kasmir (2015:173), tujuan yang hendak dicapai perusahaan
dari penggunaan rasio aktivitas antara lain:

1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode


atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam
satuperiode.

2. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable),


dimana hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari)
piutang tersebut rata-rata tidak dapatditagih.

3. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan dalam


gudang.

4. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja
berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat dicapai
oleh setiap modal kerja yang digunakan (working capital turnover).

5. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap
berputar dalam satuperiode.

6. Untuk mengukur penggunaan semula aktiva perusahaan dibandingkan


denganpenjualan.

Beberapa manfaat yang dapat dipetik dari rasio aktivitas menurut


Kasmir (2015: 174) yakni sebagai berikut:

1. Dalam bidang piutang

a. Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutang


mampu ditagih selama satu periode. Kemudian, manajemen juga
dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini
berputar dalam satu periode. Dengan demikian, dapat diketahui
efektif atau tidaknya kegiatan perusahaan dalam bidangpenagihan.
17

b. Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan


piutang (days of receivable) sehingga manajemen dapat pula
mengetahui jumlah (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak
dapatditagih.

2. Dalam bidangsediaan

Manajemen dapat mengetahui hari rata-rata sediaan tersimpan dalam


gudang. Hasil ini dibandingkan dengan target yang telah ditentukan
atau rata-rata industri. Kemudian perusahaan dapat pula
membandingkan hasil ini dengan pengukuran rasio beberapa periode
yang lalu.

3. Dalam bidang modal kerja danpenjualan

Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan


dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau dengan kata lain,
berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang
digunakan.

4. Dalam bidang aktiva dan penjualan

a. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan


dalam aktiva tetap berputar dalam satuperiode.

b. Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua aktiva perusahaan


dibandingkan dengan penjualan dalam suatu periode tertentu.

2.6.3. Jenis Rasio Aktivitas


Jenis-jenis rasio aktivitas menurut Kasmir (2015:175) sebagai berikut:

1. Perputaran Piutang (Receivable TurnOver)


2. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
3. Perputaran Modal kerja (Working Capital TurnOver)
4. Perputaran Aktiva tetap (Fixed Assets TurnOver)
18

5. Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)

Berikut ini penjelasan dari masing-masing jenis rasioaktivitas:

1. Perputaran Piutang (Receivable TurnOver)

Rasio perputaran piutang digunakan untuk mengukur berapa lama


penagihan piutang yang dilakukan oleh perusahaan dalam satu periode
tertentu.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


Penjualan
Perputaran Piutang = Piutang
Persediaan

2. Perputaran Persediaan (Inventory TurnOver)

Rasio perputaran persediaan digunakan untuk mengukur berapa kali


perputaran dana yang ditanam dalam persediaan pada satu periode
tertentu.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :


Penjualan
Perputaran Persediaan = Persediaan
Persediaan

3. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)


Rasio perputaran modal kerja digunakan untuk menilai seberapa
banyak modal kerja yang berputar dalam satu periode tertentu.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Penjualan
Perputaran Modal Kerja =Modal Kerja
Modal Kerja
19

4. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets TurnOver)


Rasio Perputaran Aktiva Tetap atau Fixed Assets Turn Over

Penjualan
Fixed Assets Turn Over=
Total Aktiva Tetap

digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam aset
tetap berputar dalam satu periode tertentu.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

5. Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)


Rasio Perputaran Total Aktiva atau Total Assets Turn Over
merupakan rasio yang digunakan perusahaan unutk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Penjualan
Total Fixed Assets Turn Over = Aktiva tetap

Tabel 2.2
Standar Industri Rasio
Aktivitas

Jenis Rasio Standar Industri


a. Rasio Perputaran Piutang 15 kali
b. Rasio Perputaran Persediaan 20 kali
c. Rasio Perputaran Modal Kerja 6 kali
d. Rasio Perputaran Aktiva Tetap 5 kali
e. Rasio PerputaranAktiva 2 kali

Sumber: Kasmir, 2015


20

BAB III
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Pengertian Rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan
indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan
membagi satu angka dengan angka lainnya. Analisa rasio keuangan yaitu
kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Kemudian angka
yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun
beberapa periode.
21

Pada dasarnya angka-angka rasio dapat dikelompokkan menjadi dua


golongan. Golongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang didasarkan
pada sumber data keuangan dari mana unsur-unsur angka rasio tersebut
diperoleh, dan golongan yang kedua adalah angka-angka rasio yang disusun
berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatuperusahaan. Rasio
yang tergolong di dalam kategori ini adalah semua rasio yang semua datanya
diambil atau bersumber pada neraca, misalnya rasio lancar , rasio cepat , dan
sebagainya. Antar laporan , yaitu semua angka rasio yang disusun dari data
yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya rasio penjualan neto
dengan aktiva usaha , rasio penjualan kredir dengan piutang rata-rata , dan
sebagainya. Conyohnya rasio harga saham terhadap pendapatan, rasio nilai
pasar saham terhadap nilai buku.
Pengertian rasio likuiditas menurut Munawir adalah Rasio likuiditas yang
digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan
jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untukmengecek
efisiensi modal kerja yang digunakan dalamperusahaan. Rasio likuiditasyaitu
rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada di
neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar . Rasio likuiditas
perusahaan yang telah dicapai harus dapat dikendalikan. Perusahaan harus
mampu menempatkan aktiva dan passivanya dengan baik sehingga dapat
terwujud struktur finansial yang baik dan likuiditas perusahaan terjaga.

1.2. Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis para
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan
bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar
bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan.
22
23

DAFTAR PUSTAKA

S.Munawir,Drs,AK,AnalisaLaporanKeuangan,Liberty,Yogyakarta,1995.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

http://eprints.polsri.ac.id/3336/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai