Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

APLIKASI ANALISIS RASIO DI DUNIA INDUSTRI

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk


Mata Kuliah Aplikasi & Penggunaan Laporan Keuangan

Dosen
Ignatius Oki Dewa Brata, S.E., M.Si., Ak.

Disusun Oleh:

Diah Suryani

0117103008

Kelas B1-A

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2019
1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Aplikasi Analisis Rasio di
Dunia Industri”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis &
Penggunaan Laporan Keuangan.

Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi sususan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah mengenai
“Aplikasi Analisis Rasio di Dunia Industri” ini mampu memberikan manfaat dan wawasan
inspirasi terhadap para pembaca.

Bandung, 2 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………... 2


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….. 3
BAB I – PENDAHULUAN ……………………………………………………………………... 4
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………………………. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ………………………..…………………………………... 5
1.3 TUJUAN PENULISAN …………………………………………………………...... 5
BAB II – LANDASAN TEORI ……………………………………………………................... 6
2.1 PENGERTIAN ANALISA LAPORAN KEUANGAN………………..…………… 6
2.2 ANALISA LAPORAN KEUANGAN……………………………………….….… 6
2.3 JENIS RASIO KEUANGAN ……………………………………………………6
BAB III – PEMBAHASAN ………………………………………………………………11
3.1 PENJELASAN SINGKAT PERUSAHAAN ……………………………………… 11
3.2 LAPORAN KEUANGAN PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK .... 12
3.3 PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN ………………………………………… . 14
BAB IV – PENUTUP ………………………………………………………………………..… 17
4.1 KESIMPULAN …………………………………………………………………… 17
4.2 SARAN ………………………………………………………………………........ 17
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran
tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan suatu
perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan kesimpulan dari pencatatan transaksi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah media yang paling penting untuk
menilai kondisi ekonomi dan prestasi manajemen. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK
memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun estimasi akuntansi yang
dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku
manajer dalam melakukan pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan.

Dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan menginterpretasikan
laporan keuangan maka perlu dibuat analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan
dimaksudkan untuk membantu bagaimana memahami laporan keuangan, bagaimana menafsirkan
angka-angka dalam laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan dan bagaimana
menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Teknik analisis yang sering
digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah teknik
analisis untuk mengetahui hubungan matematis dari pos-pos tertentu dalam setiap elemenlaporan
keuangan. Hasil dari perhitungan rasio akan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, agar dapat
diketahui perubahan yang terjadi, apakah mengalami kenaikan atau penurunan.

Analisis laporan keuangan menggunakan perhitungan rasio-rasio agar dapat mengevaluasi


keadaan finansial perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Rasio dapat
dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari rasio-rasio neraca yaitu rasio yang disusun
dari data yang berasal dari neraca, rasio-rasio laporan laba-rugi yang disusun dari data yang berasal
dari perhitungan laba-rugi, dan rasio-rasio antar laporan yang disusun berasal dari data neraca dan

4
laporan laba-rugi. Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan
tersebut meningkat atau bahkan menurun dan didalam menganalisis laporan keuangan diperlukan
alat analisis keuangan, salah satunya adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio
keuangan tersebut meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, dan rasio pertumbuhan.

Mengingat pentingnya analisis rasio terhadap laporan keuangan sebagai alat bantu serta sumber
informasi dalam menilai kondisi keuangan serta prestasi (keberhasilan) suatu perusahaan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan seperti yang telah diuraikan di atas, maka peneliti sangat tertarik
untuk mendalami dan membahas topik mengenai industry semen dengan sample PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dengan menggunakan rasio
Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas?

Bagaimana keputusan yang bisa diambil dari hasil perhitungan rasio keuangan terhadap laporan
keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui kinerja keuanagan dengan menggunakan Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas,
dan Profitabilitas,

Untuk mengetahui keputusan yang bisa diambil dari hasil perhitungan rasio keuangan terhadap
laporan keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisa Rasio Keuangan

Analisa rasio adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan untuk
mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu
periode tertentu. James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) : definisi rasio keuangan
merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung
kepada kepentingan dan penggunaannya, begitu pula perbedaan jenis perusahaan juga dapat
menimbulkan perbedaan rasio-rasionya.

2.2 Analisis Rasio Keuangan

Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah analisis rasio.
Analisis rasio adalah cara analisa dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan
atas data kuantitatif yang ditujukkan dalam neraca maupun laba rugi. P
Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen
keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode
tertentu , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan
membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar
neraca maupun laba rugi.

2.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima
kelompok, yaitu :

6
 Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek.
 Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
 Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva
atau kekayaan perusahaan.
 Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat
imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.
 Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga
atau efek, khususnya saham dan obligasi.

1. Rasio Likuiditas
Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas
(liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat
dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
 Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva
lancar yang tersedia

Aktiva Lancar
Current ratio = ----------------------- x 100%
Hutang Lancar

 Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)


Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
nilai persediaan.

7
Aktiva Lancar −Persediaan
Quick Ratio = --------------------------------- x
Hutang Lancar

2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Dalam analisa aktivitas rasio
yang digunakan adalah:
 Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio)
Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan
perusahaan. Rumusnya
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turn-over = --------------------------------- x 1 kali
Persediaan
 Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)
Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan
seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

Penjualan
Total Asset Turn-over = ----------------------- x 1 kali
Modal Aktiva

3. Rasio Solvabilitas
Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008), Rasio Solvabilitas adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang
dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).
Rasio yang digunakan adalah:

8
 Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini

Total hutang
Debt to assets ratio = ----------------------- x 100%
Modal Aktiva
 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah
modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui jumlah dana
yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.

Total hutang
Debt to equity ratio = ----------------------- x 100%
Modal Sendiri

4. Rasio Profitabilitas
Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), “Rasio profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.

 Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah
perusahaan membayar harga pokok penjualan.

Laba Kotor
Gross Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan

 Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

9
Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah
semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih
yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

Laba setelah pajak


Operating Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan

 Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah
dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.

Laba setelah pajak


Net Profit Margin = ----------------------- x 100%
Penjualan

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENJELASAN SINGKAT PERUSAHAAN


PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (IDX: INTP) adalah salah satu produsen semen di Indonesia.
Indocement merupakan produsen terbesar kedua di Indonesia. Selain memproduksi semen,
Indocement juga memproduksi beton siap-pakai, serta mengelola tambang agregat dan tras.

Indocement berdiri sejak 16 Januari 1985. Perusahaan ini merupakan hasil penggabungan enam
perusahaan semen yang memiliki delapan pabrik Pabrik pertama Indocement sudah beroperasi
sejak 4 Agustus 1975. Tanggal 31 Desember 2014, Indocement memiliki kapasitas produksi
sebesar 20,4 juta ton semen per tahun. Selain itu, Indocement juga memiliki kapasitas produksi
beton siap-pakai sebesar 4,4 Juta meter kubik per tahun dengan 41 batching plant dan 706 truk
mixer, serta memproduksi agregat sebesar 2,7 juta ton.

Indocement memiliki 12 buah pabrik, sembilan diantaranya berada di Citeureup, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. Dua berada di Cirebon, Jawa Barat, dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Produk utama Indocement adalah semen tipe Ordinary Portland Cement disingkat OPC dan
Pozzolan Portland Cement disingkat PPC yang kemudian digantikan oleh Portland Composite
Cement disingkat PCC sejak 2005. Indocement juga memproduksi semen jenis lain misalnya
Portland Cement Type II dan Type V serta Oil Well Cement. Indocement juga merupakan satu-
satunya produsen semen jenis Semen Putih (White Cement) di Indonesia

Indocement pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 5 Desember 1989.
Sejak tahun 2001, HeidelbergCement Group, yang berbasis di Jerman dan merupakan produsen
utama di dunia dengan pabrik di lebih dari 50 negara mengambil alih kepemilikan mayoritas saham
di Indocement. Semen yang dipasarkan adalah semen dengan merek "Tiga Roda".

11
3.2 Laporan Keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

12
13
3.3 PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN
Per Desember Tahun 2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah)

· Ratio Likuiditas

Current Ratio = Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar

Current Ratio = Rp 16,846,248 / Rp 2,740,089 = Rp 6,15

14
Analisis : Setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh 6,15 harta lancar atau perbandingannya
antara aktiva lancer dengan hutang lancer adalah 6,15 : 1.

Quick Ratio = (Total Aktiva Lancar - Persediaan) / Total Hutang Lancar

Quick Ratio = (Rp 16,846,248 – Rp 1,473,645) / Rp 2,740,089

= Rp 15,372,603 / Rp 2,740,089

= Rp 5,61

Analisis : Rata-rata industri tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan
PT.Indocement Tunggal Prakarsa.tbk 5,61 maka keadaannya sangat baik karena perusahaan
dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.

· Ratio Solvabilitas

Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas pemegang saham) X 100%

Total Debt to Equity Ratio = (Rp 3,629,554 / Rp 22,977,687) X 100%

= 0,16 = 16%

Analisis : Merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan
dan menujukan kemampuan modal sendiri , perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya. Perusahaan dibiayai 16% untuk tahun 2013.

To Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%

To Debt to Asset Ratio = (Rp 3,629,554 / Rp 26,607,241) X 100%

= 0,14 = 14%

Analisis : Pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang untuk tahun 2013 artinya bahwa
setiap Rp 100,- pendanaan perusahaan Rp 14,- dibiayai dengan hutang dan Rp
86,- disediakan oleh pemegang saham.

· Ratio Provitabilitas / Rentabilitas

Gross Provit Marginal = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) X 100%

Gross Provit Marginal = Rp 8,654,654 / Rp 18,691,286


15
= 0,47 = 47%

Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari penjualan bersih
adalah sebesar 47%.

Net Profit Marginal = (Laba Setelah Pajak / Total Aktiva) X 100%

Net Profit Marginal = Rp 5,012,294 / Rp 26,607,241

= 0,19 = 19%

Analisis : Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih
adalah sebesar 19%.

Operating Profit Margin = (Laba Usaha / Penjualan Bersih) X 100%

Operating Profit Margin = Rp 6,064,100 / Rp 18,691,286

= 0,32 = 32%

Analisis : Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga ratio ini
rendah menunjukan keadaan yang baik karena setiap rupiah penjualan yang terserap dengan
biaya juga rendah dan tersedia untuk laba yang besar.

Return of Equity = (Laba bersih setelah pajak / Total modal pemegang saham) X 100%

Return of Equity = Rp 5,012,294 / Rp 22,977,687

= 0,22 = 22%

Analisis : Pengembalian atas modal perusahaan sebesar 22%

16
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemahaman diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa rasio likuiditas milik Indocement
sangatlah baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi oleh
persediaan. Sedangkan dalam Solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar
hutangnya juga lumayan baik karena pendanaan diberikan dari pemegang saham. Untuk
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sangatlah baik karena setiap rupiah penjualan
yang terserap dengan biaya juga rendah dan pada akhirnya akan tersedia laba yang cukup besar.
Sehingga pengembalian modalpun lebih cepat.

Dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat, diharapkan PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. , dapat memaksimalkan potensi melalui :

 Pemanfaatan lokasi yang tepat untuk bisnis yang tepat dan berkualitas
 Menciptakan differensi dan menyasar kalangan investor-investor lokal maupun
internasional dengan membuka kerjasama yang intens di pusat- pusat bisnis dunia, seperti
china, amerika serikat, perancis, Arab Saudi, dll.
 Terus memberikan edukasi dan menfasilitasi masyarakat agar image perusahaan tumbuh
dan besar. Sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan penjualan.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca agar makalah selanjutnya akan
lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://vienovidelusion.blogspot.com/2014/06/makalah-analisis-laporan-keuangan.html

https://media.neliti.com/media/publications/36652-ID-implementasi-rasio-keuangan-untuk-menilai-
kinerja-keuangan-studi-kasus-pada-pt-l.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Indocement_Tunggal_Prakarsa

https://www.academia.edu/28465918/MAKALAH_ANALISIS_LAPORAN_KEUANGAN_DE
NGAN_RASIO_KEUANGAN_GUNA_MENGUKUR_KINERJA_PERUSAHAAN

18

Anda mungkin juga menyukai