Anda di halaman 1dari 3

Pajak untuk UMKM

UMKM atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
dijalankan oleh individu,rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil dengan jumlah dan
kekayaan tertentu.

Usaha ekonomi produktif yang disebutkan menjelaskan tentang usaha yang mampu
memanfaatkan sumber daya ekonomi produktif secara efektif dan efisien dalam menjalankan
dan mengembangkan kegiatan bisnis. Dalam hal berbisnis, aktivitas yang produktif dan
terarah dapat memaksimalkan laba usaha.

Pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 dijelaskan mengenai 3 jenis usaha yaitu usaha
mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Masing-masing memiliki kriteria tersendiri seperti
jumlah aset, penjualan tahunan, dan luas aspek yang dijangkau.

Pajak sendiri merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terikat oleh undang-undang
sehingga bersifat memaksa. Pajak dapat dikenakan pada orang pribadi maupun badan.

Oleh karena banyak masyarakat Indonesia yang menjadi pelaku UMKM, maka penting pula
memperhatikan aspek perpajakan pada usaha yang dijalankan. Hal tersebut dinilai agar
penyetoran pajak pada pelaku usaha dapat berjalan efektif dan membantu kelancaran usaha
para pelaku UMKM.

Pada umumnya aktivitas perpajakan terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu memungut, menyetor,
dan melaporkan. Hal ini berlaku untuk setiap jenis pajak baik Pajak Penghasilan (PPh)
maupun Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

status atau keadaan jenis usaha berbeda juga peraturan pajaknya, seperti pada tabel diatas
yang terbagi menjadi 3 jenis usaha. Pada sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah) berbeda pula pelaksanaan perpajakannya dengan badan (seperti perusahaan).
Informasi terkait tarif pajak dan jenis surat pemberitahuannya (SPT) juga berbeda.

1. Pajak Penghasilan (PPh)


Pajak penghasilan merupakan jenis pajak yang objeknya adalah penghasilan. PPh diatur
dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008. Pajak penghasilan memiliki banyak jenis juga
seperti PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 23, PPh pasal 4 ayat 1,2, dan 3.

Namun,untuk kegiatan usaha seperti UMKM terkadang tidak menggunakan semua jenis
pajak tersebut. Mungkin saja hanya PPh pasal 21 untuk gaji karyawan yang dipekerjakan,
PPh pasal 23 untuk pemberian royalti, hadiah, penghargaan dan bonus, PPh pasal 26 apabila
melakukan kegiatan ekspor impor, PPh pasal 4 ayat 2 untuk pajak tempat usaha, apabila
melakukan sewa atau membelinya.

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang dikenakan atas penyerahan barang atau jasa
oleh pengusaha kena pajak. Tarif umumnya untuk pajak pertambahan nilai yaitu sebesar
10%. Seringkali PPN ini mudah ditemukan saat melakukan pembelian atau penjualan barang
berwujud.

Peraturan pada pajak ini sedikit berbeda ketika melakukan kegiatan ekspor impor. Saat
melakukan kegiatan impor akan dikenakan tarif 10% terhadap barang atau jasa yang
diberikan, sedangkan untuk kegiatan ekspor dikenakan tarif sebesar 0% atau bebas PPN.

3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)


PBB adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan atau penguasaan objek pajak berupa bumi
dan bangunan. Pajak ini muncul karena adanya kepemilikan hak, penguasaan, atau perolehan
manfaat atas suatu bumi dan bangunan.

Pajak Bumi dan Bangunan biasanya dikenakan pada tanah atau tempat yang digunakan untuk
menjalankan kegiatan usaha termasuk tempat yang disewakan.

Pada pembahasan diatas mungkin banyak istilah-istilah yang kurang familiar di telinga kita
seperti NPWP, SPT, Pengusaha Kena Pajak, orang pribadi, Badan, dan barang berwujud. Kita
akan coba bahas pengertiannya satu per satu.

 NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak dalam melaksanakan
kewajiban  perpajakannya dan digunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
wajib pajak.

 SPT atau Surat Pemberitahuan adalah surat yang digunakan wajib pajak dalam
melaporkan kewajiban pajaknya, biasanya berisi tentang jumlah perhitungan
pajaknya.

 Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang dan
Jasa yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai.

 Orang pribadi adalah orang yang bertempat tinggal di Indonesia maupun di luar
Indonesia dan termasuk subjek pajak.
 Badan adalah sekumpulan orang atau kumpulan modal baik yang melakukan kegiatan
usaha atau tidak melakukan usaha dan diwajibkan melaksanakan ketentuan
perpajakan.

 Barang berwujud adalah barang yang secara langsung dapat dilihat dan dapat
dirasakan oleh indra peraba bentuk fisiknya.

Dalam melakukan kegiatan usaha penting sekali memerhatikan aspek perpajakan. Beberapa
orang menyepelekan pajak dalam kegiatan usaha sehingga pada waktu tertentu tiba-tiba
ditagih oleh petugas pajak karena berdasarkan data yang mereka kumpulkan seharusnya
melakukan pembayaran pajak tetapi pada pelaksanaannya justru tidak melakukan
pembayaran pajak.

Hal tersebut yang awalnya berniat mengabaikan justru menjadi beban tambahan bagi
pengusaha karena harus membayar pajak yang kurang dibayar ditambah dengan dendanya.
UMKM bisa saja menjadi target mudah bagi petugas pajak dalam menagih pajaknya,
sehingga perlu dari kita yang seorang pengusaha memahami beberapa aturan perpajakan
terkait bidang usaha.

Anda mungkin juga menyukai