Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGAUDITAN II
[AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN]

OLEH KELOMPOK 5/6E:


1. Fitri Sufatmawati / 16441283
2. Desty Arfia Kurnia Putri / 16441290
3. Tri Wahyuni / 16441308

Dosen Pengampu: Ajeng Pipit Fitriani.,SE., MSA.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2018/2019

KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh

Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allat SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita sehingga sampai pada saat ini
kita masih diberi kesempatan dan keselamatan. Sholawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
zaman yang penuh kejahiliahan ke zaman yang penuh dengan cahaya iman dan islam dan
semoga kita selalu mendapat syafaatnya dihari akhir nanti.
Dengan ridha Allah SWT akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas Pengauditan
2dengan judul “Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan” dengan baik.
Kamimenyadari dan mengakui bahwa dalam mengemban tugas ini masih banyak
melakukan kesalahan dan kekurangan yang sengaja maupun yang tidak disengaja. Tapi
kamiberusaha semaksimal mungkin untuk memberikan dan menjadikan tugas ini sebaik
mungkin. Demikian pengantar dari kami, atas perhatian dan kerjasamanya, kamiucapkan
terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullohi wabarakatuh

Ponorogo, April 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN....................................................................................................4
BAB II ....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................5
2.1 FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN
TERKAIT..................................................................................................................5
2.2 BAGIAN AUDIT PERSEDIAAN...............................................................................8
2.3 AUDIT AKUNTANSI BIAYA..............................................................................10
2.4 PROSEDUR ANALITIS.......................................................................................11
2.5 OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN...................................................................11
2.6 AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI.........................................13
2.7 INTEGRASI PENGUJIAN..................................................................................16
BAB III..................................................................................................................................18
PENUTUP............................................................................................................................18
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang sangat berhubungan
erat dengan siklus transaksi lainnya.Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku
memasuki siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi dan pembayaran,
sementara tenaga kerja langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia.
Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus
penjualan dan penagihan. Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo
persediaan akhir tahun, sering kali merupakan bagian paling kompleks dan paling
menghabiskan waktu audit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana fungsi Bisnis Dalam Siklus persediaan dan pergudangan?
2. Bagaimana aktivitas audit persedian?
3. Bagaimana audit akuntansi biaya siklus persediaan dan pergudangan?
4. Bagaimana prosedur analitis audit siklus persediaan dan pergudangan?
5. Bagaimana observasi fisik persediaan?
6. Bagaimana audit penetapan harga dan kompilasi?
7. Bagaimana integrasi pengujian?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui fungsi bisnis dalam siklus persediaan dan pergudangan.
2. Mengetahui aktivitas audit persediaan.
3. Mengetahui audit akuntansi biaya dalam siklus persediaan dan pergudangan.
4. Mengetahui prosedur analitis dalam audit siklus persediaan dan pergudangan.
5. Mengetahui observasi fisik persediaan
6. Mengetahui audit penetapan harga dan kompilasi.
7. Mengetahui integrasi pengujian.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen dan Catatan Terkait
Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat
bisnisnya. Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering
kali berupa persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari
siklus persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan
manufaktur, yang persediaannya mungkin meliputi bahan baku, suku cadang dan
perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses
manufaktur, dan barang jadi yang tersedia untuk dijual. Siklus persediaan dan
pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari dua sistem terpisah tetapi terkait erat,
di mana yang satu melibatkan arus fisik bang dan yang lainnnya dengan biaya terkait.
Enam fungsi bisnis akan membentuk siklus persediaan dan pergudangan.
Memproses Pesanan Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku
untuk produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus
diselenggarakan apakah pembelian persediaan adalah berupa bahan baku suatu
perusahaan manufaktur atau barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian
adalah formulir yang digunakan untuk meminta departemen pembelian untuk memesan
persediaan. Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan
bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak computer yang terotomatisasi
ketika bahan baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih dahulu, dengan
pesanan yang dilakukan atas abahan baku yang diminta untuk memenuhi pesanan
pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan atas dasar perhitungaan bahan baku
secara periodik.
Menerima Bahan Baku
Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari
siklus akuisisi dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima
menyangkut kuantitas dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan
penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan.

5
Setelah inspeksi, bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan salinan dokumen
penerimaan, atau pemberitahuan atau notifikasi elektronik mengenai penerimaan
barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan, dan utang
usaha. Pengendalian dan akuntabilitas merupakan hal penting untuk semua transfer
tersebut.
Menyimpan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika
departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan
menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan
pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan
jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk
memperbaharui file induk persediaan perpetual dan mencatat transfer dari akun bahan
baku ke akun barang dalam proses. Pembaharuan tersebut dilakukan secara otomatis
dalam organisasi yang memiliki sistem perangkat lunak akuntansi dan manajemen
persediaan terintergrasi.
Memroses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan
pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi
yang telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen
pengendalian produksi yang terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan
provisi untuk memperhitungkan kuantitas yang diproduksi, pengendalian atas sisa
bahan, pengendalian kualitas, dan perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap
departemen produksi biasanya bertanggung jawab untuk mereview laporan produksi
dan sisa bahan yang dibuat computer, yang menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi akuntansi untuk mencatat transfer bahan dan menentukan biaya produksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari
pemrosesan fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut
menunjukkan profitabilitas relative produk untuk perencanaan dan pengendalian
manajemen serta menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua

6
jenis sistem biaya : sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat
banyak variasi dan kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam sistem biaya pekerjaan
(job cost system), biaya diakumulasikan oleh setiap pekerjaan ketika biaya dikeluarkan
dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost system), biaya
diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses
dibebankan ke produk melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari fileinduk, neraca lajur, dan laporan
yangmengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan
pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk
telah selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada
laporan departemen produksi.
Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang
penyimpanan menunggu dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian
internal yang baik, barang jadi disimpan dibawah pengendalian fisik yang terpisah,
disuatu area dengan akses terbatas. Pengendalian barang sering kali dianggap sebagai
bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Mengirimkan Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan
penagihan. Pengiriman aktual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas
atau aktiva lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang
diperlukan untuk memenuhi kriteria pengakuan pendapatan. Untuk sebagian besar
transaksi penjualan, pengiriman actual merupakan pemicu untuk mengakui piutang
usaha terkait dan penjualan terkait dalam sistem akuntansi. Jadi, pengiriman barang
jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui secara layak.
File Induk Persediaan Perpetual
Catatan perpetual yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan
barang jadi. Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual untuk
barang dalam proses. File induk persediaan yang diakuisisi, dijual, dan ada ditangan.
Dalam sistem terkomputerisasi yang dirancang dengan baik, file itu juga berisi

7
informasi mengenai biaya per unit. Untuk akuisisi bahan baku, file induk persediaan
perpetual diperbaharui secara otomatis ketika akuisisi persediaan diproses sebagai
bagian dari pencatatan akuisisi.

2.2 Bagian Audit Persediaan


Tujuan dalam auditsiklus perssediaan dan pergudangan adalah menyediakan
kepastian bahwa laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang setengah
jadi, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan secara wajar.
Audit atas siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima)
aktifitas yang berbeda, yaitu :
1. Mengakuisisi dan mencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.
Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas pembelian
pesanan, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku. Auditor
mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi
tersebut dan kemudian melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi, baik transaksi siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian
dan personalia.
Pengujian terhadap pengendalianakuisisi bahan baku dan biaya manufaktur tersebut
harus berjalan efektif dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan benar. Bila tenaga
kerja langsung merupakan bagian penting dalam persediaan manufaktur, maka
auditor harus melakukan verifikasi proses akuntansi yang benar atas biaya inidalam
siklus penggajian dan persoalia.
2. Mentransfer aset dan biaya
mentransfer internal dalam persediaan meliputi fungsi ke 4 (empat), yaitu
pemrosesan barang dan penyimpanan barang jadi. Klien membukukan aktivitasnya
dalam pencatatan akuntansi biaya, yang independen dari siklus lain dan diuji
sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.
3. Mengirimkan barang dan mencatat pendapatan serta biaya
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakn fungsi terakhir. Proses ini
merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka auditor harus

8
mendapatkan pemahaman dan pengujian pengendalian internal atas pencatatan
pengiriman sebagai bagian dari audit siklus ini, termasuk prosedur dalam verifikasi
akurasi kredit atas persediaan yang dicatat daalam berkas utama persediaan
perpetual.
4. Mengamati persediaan secara fisik
Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk
menentukan apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan
dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti penting
yang dapat digunakan utuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan
perhitungan persediaan.
5. Menetapkan harga dan menkompilasi persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan
apakah klien mengikuti metode prsediaan yang sesuai dengaan SAK dan konsisten
dengan tahun-tahun sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk
melakukan verifikasi biaya ini disebut pengujian harga. Sebaagai taambahaan,
auditoe harus melakukan pengujian kompilasi persediaan. Yaitu suatu pengujian
utuk melakukan verifikassi apakah perhitungan fisik dilakukan dengan benar,
kuantitas dan harga persediaan dijabarkan dengan benar untuk menghitung saldo
buku besar.

9
2.3 Audit Akuntansi Biaya
1. Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian yang berhubungan dengan pemrosesan yang mempengaruhi
persediaan fisik dan penelusuran biaya terkait dari saat bahan baku diminta hingga
produk selesai dibuat dan ditransfer ke penyimpanan. Jadi pengendalian tersebut
dapat dibagi ke dalam dua kategori luas :
 Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan
barang jadi.
 Pengendalian terhadap biaya terkait.
Selain itu, pengendalian internal yang memadai yang mengintegrasikan
catatan produksi dan akuntansi guna menyajikan biaya yang akurat bagi semua
produk juga merupakan hal yang penting untuk membantu manajemen dalam
menetapkan harga barang jadi, mengendalikan biaya, serta menghitung biaya
persediaan.
2. Pengujian Akuntansi Biaya
Auditor sangat memperhatikan empat aspek akuntansi biaya berikut :
a. Pengendalian fisik
Auditor menguji pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses,
dan barang jadi yang umumnya terbatas pada observasi serta pengajuan
pertanyaan.
b. Dokumen dan Catatan untuk Mentransfer Persediaan
Perhatian auditor tertuju pada verifikasi transfer persediaan dari satu lokasi ke
lokasi lainnya yang di catat memang ada, semua transfer actual sudah dicatat,
dan kuantitas, deskripsi, serta tanggal semua transfer yang dicatat sudah akurat.
c. File Induk Persediaan Perpetual
Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi penetapan waktu dan
luas pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor.

d. Catatan Biaya per Unit


Keakuratan data biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
manufaktur sangatlah penting untuk menyatakan secara wajar persediaan bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

10
2.4 Prosedur Analitis
Prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam mengaudit silus persediaan
dan perdagangan. Prosedur analitis yang umum dan kemungkinan salah saji yang
dapat ditunjukkan ketika terjadi fluktuasi.
Selain melaksanakan prosedur analitis yang memeriksa hubungan saldo akun
persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya, auditor sering kali juga
menggunakan informasi non keuangan untuk menilai kelayakan saldo yang berkaitan
dengan persediaan.
Setelah melaksanakan pengujian yang tepat atas catatan akuntansi biaya dan
prosedur analitis, auditor memiliki dasar untuk merancang serta melaksanakan
pengujian atas rincian saldo persediaan akhir.

2.5 Observasi Fisik Persediaan


a. Pernyataan Observasi Persediaan
Standar auditing mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas metode
perhitungan persediaan klien dan ketergantungan yang dapat mereka tempatkan
pada representasi klien mengenai kuantitas serta kondisi fisik persediaan. Untuk
memenuhi persyaratan tersebut, auditor harus :
1. Hadir pada saat klien menghitung persediaannya untuk menentukan saldo
akhir tahun.
2. Mengamati prosedur perhitungan klien.
3. Mengajukan pertanyaan kepada personil klien mengenai prosedur
perhitungannya.
4. Melakukan pengujian atas perhitungan fisik independen mereka sendiri.

b. Pengendalian terhadap perhitungan fisik


Perhitungan fisik dapat dilakukan pada atau mendekati tanggal neraca, pada
tanggal interim, atau atas dasar siklus sepanjang tahun. Dua pendekatan terakhir
hanya akan efektif jika pengendalian terhadap file induk persediaan perpetual
sudah memadai.

c. Keputusan Audit
Tiga keputusan terakhir akan dibahas berikutnya, diikuti dengan pembahasan
tentang prosedur audit yang sesuai.

11
1. Penetapan waktu
Auditor harus memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan
sebelum akhir tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan
perpetual.
2. Ukuran Sampel
Jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci karena
auditor berfokus pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih
item yang akan diuji.
3. Pemilihan Item
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus berhati-
hati untuk :
 Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel
representative dari item persediaan yang umum.
 Menyelidiki item yang mungkin telah usang atau rusak.
 Membahas dengan manajemen menyangkut alas an mengeluarkan
setiap item yang material.

d. Pengujian Observasi Fisik


Bagian yang paling penting dari observasi persediaan adalah menentukan
apakah perhitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan instruksi klien. Untuk
melakukan hal ini secara efektif, auditor harus hadir ketika perhitungan fisik
dilakukan.
Jika karyawan klien tidak mengikuti instruksi persediaan, auditor harus
mengubungi penyedia untuk memecahkan masalah atau memodifikasi prosedur
observasi fisik.

2.6 Audit Penetapan Harga Dan Kompilasi


Auditor harus memverifikasi bahwa perhitungan fisik atau kuantitas catatan
perpetual sudah diberi harga dan kompilasi dengan benar. Pengujian harga
persediaan (inventory price test) mencakup semua pengujian atas harga per unit
klien untuk menentukan apakah hal itu sudah benar. Pengujian kompilasi persediaan

12
termasuk menguji ikhtisar perhitungan persediaan klien, menghitung kembali harga
dikalikan dengan kuantitas, memfooting ikhtisar persediaan, dan menelusuri total ke
buku besar umum.
Pengendalian internal yang memadai menyangkut penelusuran biaya per unit
yang diintegrasikan dengan produksi dan catatan akuntansi lainnya yang
menyediakan assurance bahwa klien menggunakan biaya yang masuk akal untuk
menilai persediaan akhir. Catatan biaya standar (standard cost records) yang
mengidikasikan varians biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead, sangat membantu
dalam mengevaluasi kelayakan catatan produksi jika manajemen memiliki prosedur
untuk mempertahankan standar tersebut tetap mutakhir terhadap perubahan prosess
produksi biaya. Manajemen juga harus memiliki seseorang yang independen dari
departemen yang bertanggung jawab menentukan biaya mereview kelayakannya.
Untuk mencegah mencantumkan atau menyatakan terlalu tinggi nilai
persediaan yang usang klien harus ,meriview secara formal dan melaporkan item
persediaan yang usang, bergerak lambat, rusak dan dinyatakan terlalu tinggi. Klien
memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk memastikan
bahwa perhitungan fisik telah di ikhtisarkan dengan benar, di beri harga pada
jumlah yang sama seperti catatan per unit dikalikan dan ditotalkan dengan benar,
serta dicantumkan dalam file induk persediaan perpetual dan akun persediaan
dibuku besar umum terkait pada jumlah yang tepat. Pengendalian internal yang
penting bagi biaya per unit yang akurat, perkalian, dan footing adalah verifikasi
internal oleh orang yang independen dan kompeten, yang mengandalkan dokumen
serta catatan yang memadai yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan
fisik. Jika perhitungan fisik persediaan dicatat oleh klien pada tag yang telah di
pranomori dan direview secara hati-hati sebelum personil yang menghitung
persediaan dibebaskan dari pemeriksaan fisik persediaan, risiko salah saji dalam
mengikhtisarkan tag perhitungan persediaan akan rendah.
Prosedur Penetapan Harga Dan Kompilasi

13
Pengujian atas catatan akuntansi untuk pisah batas dilakukan sebagai bagian
dari penjualan (siklus penjualan dan penerimaan piutang) dan pembelian (siklus
pembelian dan pembayaran).
Auditor dapat menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi untuk setiap
item persediaan, kuantitas, harga per unit, dan nilai persediaan, dan nilai total. Kita
mengasumsikan bahwa informasi yang direfleksikan dalam listing persediaan
perpentual dicatat sesuai urutan deskripsi item persediaan, dengan bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi disajikan secara terpisah. Totalnya harus sama
dengan saldo buku besar umum.
Penilaian Persediaan
Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (yang sering kali disebut
pengujian penetapan harga), auditor menghadapi tiga permasalahan. Pertama,
metodenya harus sesuai dengan standar akuntansi. Kedua, penerapan metodenya
harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, biaya persediaan versus nilai pasar
(biaya penggantian atau nilai realisasi bersih) harus dipertimbangkan. Karena
metode untuk memverifikasi penetapan harga persediaan tergantung pada apakah
item persediaan diakuisisi atau dibuat, kedua kategori tersebut akan dibahas secara
terpisah.
 Penetapan harga persediaan yang dibeli, jenis utama persediaan yang
termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku cadang yang dibeli, dan
perlengkapan. Sebagai langkah pertama dalam memverifikasi penilaian
persediaan yang dibeli, auditor harus menentukan apakah klien menggunakan
metode LIFO, FIFO, rata rata tertimbang, atau beberapa metode penilaian
lainnya. Auditor juga harus menemukan biaya mana yang akan dilibatkan
dalam penilaian item persediaan. Sebagai contoh, auditor harus menemukan
apakah ongkos angkut, penyimpanan, diskon, serta biaya lainnya akan
dilibatkan, dan auditor juga harus membandingkan temuan itu dengan tahun
sebelumnya untuk memastikan bahwa biaya ditentukan secara konsisten.

14
Dalam memilih item persediaan spesifik demi penetapan harga, auditor
harus berfokus pada nilai uang yang lebih besar dan pada produk yang harga
nya sangat fluktuasi. Auditor juga harus menguji sampel representatif dari
semua jenis persediaan dan departemen. Sampling variabel berstatifikasi atau
unit moneter merupakan sampling yang umum digunakan bagi pengujian
tersebut.
 Penetapan harga persediaan yang dibuat, pada penetapan harga barang

dalam proses dan barang jadi, auditor harus mempertimbangkan biaya bahan
baku, tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur. Keharusan untuk
memverifikasi setiap hal tersebut membuat audit atas persediaan barang dalam
proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks ketimbang audit atas persediaan
yang dibeli. Akan tetapi beberapa pertimbangan yang diterapkan pada audit atas
persediaan yang dibeli masih dapat digunakan, seperti pemilihan item yang
diuji, pengujian apakah biaya atau nilai pasar yang lebih rendah dan
pengevaluasian kemungkinan keusangan.
 Harga pokok atau harga pasar, dalam menetapkan harga persediaan auditor

harus mempertimbangkan apakah biaya penggantian atau nilai realisasi bersih


yang lebih rendah dari biaya historis. Untuk barang jadi dan bahan baku yang
dibeli, auditor dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur vndor
periode selanjutnya atau faktur saat ini jika tidak ada pembelian yang dilakukan
atas item persediaan setelah akhir tahun. Semua biaya manufaktur harus
dipertimbangkan ketika mengevaluasi nilai realisasi barang dalam proses dan
barang jadi untuk persediaan yang akan dibuat. Auditor harus
mempertimbangkan nilai penjualan item persediaan dan dampak yang mungkin
dari fluktuasi harga yang cepat untuk menentukan nilai realisasi bersih.

2.7 Integrasi Pengujian


 Pengujian siklus akuisisi dan pembayaran, ketika memverifikasi akuisisi

persediaan sebagai bagian dari pengujian siklus akuisisi dan pembayaran, auditor
juga memperoleh bukti mengenai keakuratan bahan baku yang diperoleh dan
semua biaya overhead manufaktur yang dikeluarkan kecuali tenaga kerja. Biaya

15
akuisisi tersebut mengalir secara langsung ke harga pokok penjualan atau menjadi
bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang dalam proses, barang
jadi.
 Pengujian siklus penggajian dan personalia, ketika auditor memverifikasi
biaya tenaga kerja kondisi yang sama juga berlaku seperti untuk akuisisi. Dalam
sebagian besar kasus, catatan akuntansi biaya untuk biaya tenaga kerja langsung
dan tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit siklus penggajian dan
personalia.
 Pengujian siklus penjualan dan penagihan, hubungan antara siklus penjualan

dan penagihan serta siklus persediaan dan pergudangan tidak seerat seperti dua
siklus yang baru saja kita bahas. Akan tetapi sebagian besar pengujian audit atas
penyimpanan barang jadi serta pengiriman dan pencatatan penjualan dapat
dilakukan ketika siklus penjualan dan penagihan diuji.
 Pengujian akuntansi biaya, pengujian atas catatan akuntansi biaya merupakan

sarana untuk memverifikasi pengendalian yang memperngaruhi persediaan karena


auditor tidak memverifikasi sebagai bagian dari pengujian atas ketiga siklus
sebelumnya.
 Persediaan fisik, penetapan harga dan kompilasi, sama pentingnya bagi audit

persediaan karena salah saji dalam salah satu aktivitas dapat menyebabkan
persediaan dan harga pokok penjualan disalahsajikan.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Audit atas persediaan adalah bagian yang paling kompleks dan menghabiskan waktu
dalam audit, karena hal-hal berikut :
[1] Persediaan adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan akun
terbesar yang melibatkan modal kerja. [2] Persediaan dapat terbesar di beberapa lokasi
yang menyulitkan perhitungan dan pengendalian fisik. Perusahaan menempatkan
persediaannya sedemikian rupa untuk efesiensi produksi dan penjualan, tetapi penyebaran
ini sering menimbulkan kesulitan auditor yang besar. [3] Bermacam ragam persediaan juga
menyulitkan auditor. Barang-barang seperti perhiasan, bahan kimia, suku cadang elektronik
sering menyulitkan pengamatan dan penilaian. [4] Penilaian persediaan juga dipersulit oleh
faktor keusangan dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke persediaan. [5] Ada
beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien harus memakai
metode tersebut secara konsisten dari tahun ke tahun terlebih lagi sering perusahaan

17
menggunakan metode penilain persediaan yang berada untuk jenis persediaan yang
berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley.2015. Auditing Dan Jasa Assurance. Edisi
15. Jakarta: Erlangga.

18

Anda mungkin juga menyukai