Anda di halaman 1dari 12

Ruang Lingkup SAK-ETAP, Konsep dan Prinsip Pervasif

OLEH:

Kelompok 1

ABDULLAH AZZAN 36119002

AINAL AULIANA 36119003

SAHRUN EKA WATI 36119098

PROGRAM STUDI D3-AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

2021

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmani rahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami
pada akhirnya bisa menyelesaikan Makalah Akuntasi keuangan ETAP “ Ruang
Lingkup SAK-ETAP, Konsep dan Prinsip Pervasif ” tepat pada waktunya.

Semoga makalah Makalah Akuntasi keuangan ETAP “ Ruang Lingkup SAK-ETAP,


Konsep dan Prinsip Pervasif ” yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah
dalam berintegrasi serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami
juga menyadari bahwa Makalah Makalah Akuntasi keuangan ETAP “ Ruang
Lingkup SAK-ETAP, Konsep dan Prinsip Pervasif ” ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para
pembaca sekalian demi Makalah Makalah Akuntasi keuangan ETAP “ Ruang
Lingkup SAK-ETAP, Konsep dan Prinsip Pervasif ” dengan tema serupa yang lebih
baik lagi.

Makassar, Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ................................................................................................2

ii DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

1 1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................4

1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4

1 1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5

2.1 Ruang Lingkup ...........................................................................................5

2.2 Tujuan Laporan Keuangan.........................................................................7

2.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ..........................................7

2.4 Posisi Keuangan .........................................................................................8

2.5 Kinerja Keuangan ………………………………………………….. 9

2.6 Prinsip Pengakuan dan Pengukuran Luas (Pervasif)……………… .10

BAB III PENUTUP................................................................................................11

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................11

3.2 Saran.............................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Laporan keuang merupakan media penting yang digunakan dalam


pengambilan keputusan ekonomi dalam perekonomian modern.lapora perusahaan
diterbitkan secara periodok bisa tahunan,semesteran,triwulanan,bulanan,bahkan ada
harian.laooran keuangan ini sudah menjadi kebutuhan para pengusaha,
investor,manajemen dan pemerintah maupun pelaku pasar modal.laporan keuangan
sudah menjadi kebutuha utama pihak-pihak tadi dalam proses pengambilan
keputusan.

Kinerja keuangan merupakan gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih
oleh perusahaan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk
menghasilkan keuantungan-keuantungan secara efektif dan efesien.

Ketua dewan standar akuntasi keuangan( DSAK)M. yusuf wibisana


mengungkspkn bahwa SAK –ETAP akan memban tu koperasi dan UKM dalam
menyediakan pelaporan keuangan yang tepat, elevan dan handal tanpa terjeba dalam
kerumitan standar berbasis IFRS yang akan diadopsi dalam standar akuntansi
PSAK. SAK ETAP sendiri dibuat untuk mengatasi segala penerapan PSAK umum
pada entitas tanpa akuntabilitas publik. SAK ETAP berfungsi mengakomodir segala
keluhan entitas tanpa akuntrabilitas publik dalam laporan keuangan.berdasarkan
laporan tersebut maka seharusnya entitas tanpa akuntabulitas publik menerapkan SAK
ETAP dalam menyajikan laporan keuangannya(SAK ETAP :2009)

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana ruang lingkup,karakteristik, posisi, kinerja, dan prinsip pengakuan


dan pengkuran (pervasip) dalam lapoan keuangan dengan SAL- ETAP?

1.3. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui Bagaimana ruang lingkup,karakteristik, posisi, kinerja, dan


prinsip pengakuan dan pengkuran (pervasip) dalam lapoan keuangan dengan
SAL- ETAP?

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Ruang Lingkup

Dengan Menerbitkan SAK untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik (SAK


ETAP) atau The Indonesian Accounting Standars for Non-Publicly-Accountable
Entitie maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan
menggunakan PSAK. SAK-ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan
dibandingkan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks.

Mengapa dibuat Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik


(SAK ETAP) ? Agar dapat memberikan kemudahan untuk UMKM dalam menyajikan
laporan keuangan. Tujuan dari SAK ETAP sendiri yakni untuk memberikan
kemudahan bagi entitas skala kecil dan menengah.Sesuai dengan ruang lingkup SAK-
ETAP, maka standar ini di maksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa
akuntabilitas publik, Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksudkan adalah
entitas yang tidak memliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.

a .Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang :

 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan


 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal (pemiilik yang tidak terlibat langsung
dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit).

b.Entitas memliki akuntabilitas publik signifikan jika:

 Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses


pengajuan pernyataan pendaftaran, padatoritas pasar modal atau regulator lain
untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
 Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang
efek, dana pensiun reksa dana dan bank investasi.

SAK ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik, artinya SAK ETAP diperuntukkan bagi entitas yang laporan keuangannya

5
tidak akuntabel untuk publik secara luas. Biasanya SAK ETAP diterapkan oleh usaha
kecil dan menengah, karena tidak memperjualbelikan sahamnya di pasar modal.

c.Karakteristik SAK ETAP
1.ETAP adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal.
2.Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises & Lebih sederhana
antara lain:
-Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
-Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode
-Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan

4.SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak
memenuhi definisi aset atau kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos tersebut
merupakan hasil  dari penerapan "matching concept".
5.Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban, atau penghasilan
dengan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh SAK ETAP.

d.Manfaat Penerapan SAK ETAP


1.Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk
:
-Menyusun laporan keuangannya sendiri.
-Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit.
2.Sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana
(misalnya dari Bank) untuk pengembangan usaha.
3.Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK -- IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya.
4.Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.

2.2 Tujuan Laporan Keuangan

6
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:3) tujuan dari laporan keuangan
adalah :

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta


perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini adalah memenuhi kebutuhan
bersama dari sebagian besar pengguna. Namun demikian laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari berbagai kejadian dimasa yang lalu (historis), dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.
3. Laporan keuangan juga telah menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh
manajemen atau merupakan pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya.

2.3 Karakteristik Kualitatif Dalam Laporan Keuangan

 Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah


kemudahaannya untuk segerah dapat dipahami oleh pengguna.untik maksud
ini adalah pengguna diasumsikan memiliki pengetahuna yang memadai
tentang aktivita s ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemajuan untuk
mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar.

 Relevan

Agar bermanfaat,informasi harus relevan dengan kebutuha pengguna untuk


proses pengambilan keputusan, informasi memiliki kualitas yang relevan jika
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu
merekauntuk mengevaluasi peristiwa masa lalu,masa kina atau pun masa yang
akan datang.atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

 Materialis

Informasi dipandang materialis jika kelalaian untuk mencantumkan atau


kesalahan dalan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.

 Keandalan

Agar bermanfaat ,informasi yang disajikan dalam laporan keuangan itu harus
andal.informasi memilliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan materialis
dan bias, serta penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang
wajar diharapkan dapat disajikan.

7
 Pertimbangan Sehat

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian saat melakukan


pertimbangan yang dilakukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset
atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak
disajikan lebih rendah.penyusunan laporan keuangan hars menggunakan
petimbangan yang sehat.

 Kelengkapan

Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan material


biaya.

 Dapat Dibandingkan

Pengguna laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan


entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan.

 Tepat Waktu

Tepat waktu meliputipentediaan informasi laporan keuangan dalam jangka


pengambilan keputusan.

 Keseimbangan Biaya Dan Manfaat

Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya.

2.4 Posisi Keuangan

Menurut ikatan akuntasi indonesia dalam SAK ETAP (2009), laporan posisi
keuangan adalah bagian dari proses laporan keuangan dal laporan keuangan yang
meliputi :neraca,laporan labarugi,laporan perubahan modal, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan.

a. neraca

bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menunjukkan pisisi keuangan suatu perusahaan pada akhir
periode tersebut.

b. laporan laba rugi

laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan bebab dari entitas.
Laba sering digunakan sebagai sebagai ukurab kinerja atau sebagai dasar untuk
pengukuran lain,seperti tingkat pengambilan investasi atau laba pertahun.

c. laporan perubahan ekuitas

8
dalam laporan ini menunjukkan :

 Seluruh perubahan ekuitas untuk seluruh periode, termasuk didalamnya pos


pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode
tersebut.
 Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik termasuk jumlah investasi,perhitungan
deviden dan distribusi lain pemilik ekuitas selama suatu periode.
d. laporan arus kas

menyajikan infirmasi histiris perubahan kas dan setara kas entitas ,yang
menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dan
aktivitas operasi,investasi, dan pendanaan.

e.catatan atas laporan keuangan

catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan.catatan atas laporan keuangan memberikan
penjelasan yang naratif atau rincian jumlah yang disajikan salam laporan
keuangan dan infirmasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
laporan keuangan.

2.5 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas
sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi.

a. Penghasilan
Penghasilan meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains).

b. Beban
Beban  mencakup beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang
biasa dan kerugian yang mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban
yang mungkin, atau mungkin tidak, timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang
biasa.

2.6 Prinsip Pengakuan dan Pengukuran Luas (Pervasif)

9
Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban, penghasilan dan
beban dalam SAK ETAP didasarkan pada prinsip pervasif dari kerangka dasar
penyajian dan pengukuran laporan keuangan.

 Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan


Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu
pos dalam neraca atau laporan laba-rugi.
a. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Konsep probabilitas digunakan dalam kriteria pengakuan mengacu  kepada
pengertian derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang
terkait dengan pos tersebut akan mengalir atau dari dalam entitas.
b.Keandalan Pengukuran
Biaya atau nilai suatu pos harus dapat diukur dengan andal. Dalam banyak
kasus biaya atau nilai suatu pos diketahui namun dalam kasus lainnya biaya
atau nilai harus diestimasi.

 Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan


Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas
untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan
keuangan. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai
wajar.

 Pengakuan dalam Laporan Keuangan


a. Aset
Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa
depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal.
b. Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan
andal.
c. Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba/rugi jika kenaikan manfaat ekonomi
di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
d. Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi
dimasa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
e. Laba atau Rugi
Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban.
SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak
memenuhi definisi aset atau kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos
tersebut merupakan hasil dari penerapan matching concept.

BAB III
PENUTUP

10
3.1 KESIMPUALAN

SAK ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik, artinya SAK ETAP diperuntukkan bagi entitas yang laporan
keuangannya tidak akuntabel untuk publik secara luas. Biasanya SAK ETAP
diterapkan oleh usaha kecil dan menengah, karena tidak memperjualbelikan sahamnya
di pasar modal.

Tujuan dari SAK ETAP sendiri yakni untuk memberikan kemudahan bagi
entitas skala kecil dan menengah.Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP, maka
standar ini di maksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik,
Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksudkan adalah entitas yang tidak
memliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum bagi pengguna eksternal.

11
12

Anda mungkin juga menyukai