OLEH :
KELOMPOK 12
Ni Luh Januati (1902622010159)
Ni Kadek Indah Mas Sukreni (1902622010180)
Ni Ketut Yustika Sari Devi (1902622010187)
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan “STANDAR AKUNTANSI ETAP
UNTUK LEMBAGA KEUANGAN” ini dengan baik dan benar, serta tepat pada
waktunya. Dalam tugas makalah ini penulis membahas tentang konsep dan prinsip
standar akuntansi ETAP untuk lembaga keuangan. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak ada
kekurangan, untuk itu kritik dan saran serta dukungan penulis butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan ilmu dan kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover…………………………………………………………………….. i
Kata Pengantar…………………………………………………………… ii
Daftar Isi…………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….
1.1 Latar Belakang………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………
2.1 SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)…………………..
2.2 Karakter SAK-ETAP………………………………………………..
2.3 Manfaat dari SAK-ETAP……………………………………………
2.4 Ruang Lingkup SAK ETAP…………………………………………
2.5 Konsep dan Prinsip Pervasif SAK ETAP……………………………..
2.6 Penyajian Laporan Keuangan SAK ETAP……………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………
3.2 Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
2. Karakter SAK-ETAP
TINJAUAN PUSTAKA
Diterbitkan pada 17 Juli 2009 dan berlaku efektif pada 01 Januari 2011.
PSAK – IFRS dan SAK ETAP disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI). Terdiri dari
17 orang mewakili : Akuntan Publik, Akademisi, Akuntan Sektor Publik, dan
Akuntan Manajemen. Hasilnya adalah PSAK dan ISAK.
4. Lebih sederhana
Apabila SAK ETAP ini telah berlaku efektif, maka lembaga keuangan
seperti LPD tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan
PSAK umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan
banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan
ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan secara kasat mata dapat
dilihat dari ketebalan SAK ETAP yang hanya sekitar seratus halaman dengan
menyajikan 30 bab.
4. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah hubungan anatara penghasilan dan beban dari
entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi.
a. Penghasilan
Penghasilan meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan
(gains)
b. Beban
Beban mencakup beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas
entitas yang biasa dan kerugian yang mencerminkan pos lain yang
memenuhi definisi beban yang mungki, atau mungkin tidak, timbul
dari pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.
5. Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu
pos dalam neraca atau laporan laba-rugi.
a. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Konsep probabilitas digunakan dalam kriteria pengakuan mengacu
kepada pengertian derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi
masa depan yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir ke atau
dari dalam entitas.
b. Keandalan Pengukuran
Biaya atau nilai suatu pos harus dapat diukur dengan andal. Dalam
banyak kasus biaya atau nilai suatu pos diketahui namun dalam
kasus lainnya biaya atau nilai harus diestimasi.
8. Dasar Akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas
dengan menggunakan dasar akrual.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan