Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli lalu telah meluncurkan

standar akuntansi ETAP (SAK-ETAP) bertepatan dalam acara Seminar Nasional

Akuntansi “Tiga pilar Standar Akuntansi Indonesia” yang dilaksanakan oleh

Universitas Brawijaya dan Ikatan Akuntan Indonesia. Nama standard ini sedikit

unik karena exposure draftnya diberi nama Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil

dan Menengah), namun mengingat definisi UKM sendiri sering berubah, maka

untuk menghindari kerancuan, standard ini diberi nama SAK Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik.

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan,

dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik

yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga

pemeringkat kredit.

SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya

dan diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari

perbankan. SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu

pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan konsep biaya historis, mengatur
transaksi yang dilakukan oleh ETAP, bentuk pengaturan yang lebih sederhana

dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.

Masalah utama yang terjadi dalam UMKM selain modal adalah pengelolaan

keuangan. Sistem pembukuan UMKM selama ini digunakan sederhana dan

cenderung mengabaikan standar yang berlaku. Laporan keuangan yang akurat dan

baku akan banyak membantu mereka dalam pengembangan bisnisnya secara

nyata. Oleh karena itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), menyiapkan SAK

(Standar Akuntansi Keuangan) yang dapat digunakan juga bagi UMKM dan

dinamakan dengan SAK-ETAP (Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik).

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif, maka perusahaan kecil

seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK

umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK-ETAP memberikan banyak

kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan

pelaporan yang lebih kompleks.

Adapun kriteria yang menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas

tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yaitu:

1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan Suatu entitas dikatakan

memiliki akuntabilitas yang signifikan jika:

a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-

LK) atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal.
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok

besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang

efek, dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi.

2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah:

a. Pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha.

b. Kreditur, dan

c. Lembaga pemeringkat kredit.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifkan dapat menggunakan

SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi yang mengizinkan

penggunaan SAK ETAP.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan SAK ETAP?

2. Bagaimanakah pengakuan SAK ETAP?

3. Bagaimanakah pengukuran SAK ETAP?

4. Bagaimanakah penyajian SAK ETAP?

5. Bagaimanakah pengungkapan SAK ETAP?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian SAK ETAP.

2. Mengetahui pengertian pengakuan SAK ETAP.

3. Mengetahui pengertian pengukuran SAK ETAP.

4. Mengetahui penyajian SAK ETAP.

5. Mengetahui pengungkapan SAK ETAP.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SAK ETAP

2.1.1 Pengertian SAK (Standar Akuntansi Keuangan)

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang

diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan

Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI) serta peraturan

regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan Akuntan

Indonesia selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku dan memberikan tafsiran

dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek terutama dalam pembuatan

laporan keuangan dalam memperolah informasi yang akurat sehubungan data

ekonomi.

2.1.2 Pengertian ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik)

Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan (perusahaan yang tidak

terdaftar di bursa efek dan bukan perusahaan bank, bukan perusahaan asuransi,

bukan perusahaan pialang atau pedagang efek, bukan perusahaan dana pensiun,

bukan perusahaan reksa dana, bukan perusahaan bank investasi) dan menerbitkan

laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi

pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat

langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. 


2.1.3 Pengertian SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik)

SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan

keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sesuai dengan ruang

lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas

tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud

adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan, dan tidak

menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik

yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga

pemeringkat kredit.

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas

dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan

pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan

penerbitan efek di pasar modal atau entitas menguasai aset dalam kapasitas

sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,

pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

2.2 Manfaat SAK ETAP

Dengan adanya SAK ETAP perusahaan kecil menengah mampu untuk:

1. Menyusun laporan keuangannya sendiri

2. Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit

3. Lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dari Bank untuk tujuan

pengembangan usaha
2.3 Tujuan Penyusunan SAK ETAP

Perusahaan dapat menggunakan SAK ETAP dikarenakan, pertama PSAK -

IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan kecil menengah mengingat

penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak sedikit. Kedua, PSAK – IFRS

rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun

sudah disahkan tahun 2006 namun implementasinya tertunda bahkan 2010 sudah

keluar PSAK 50 (revisi). Ketiga, PSAK – IFRS menggunakan principle based

sehingga membutuhkan banyak professional judgement. Keempat, PSAK – IFRS

perlu dokumentasi dan IT yang kuat. Oleh karena itu SAK ETAP digunakan oleh

perusahaan kecil menengah sebagai standar akuntansi keuangan perusahaan

mereka (Dwi Martini : 2011).

Dwi Martini (2011) menyatakan bahwa penerapan SAK ETAP lebih

sederhana dibanding penerapan PSAK umum yang mengacu pada IFRS karenan

SAK ETAP mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan. Basir

(2010) menyatakan bahwa penerapan SAK ETAP bebas diterapkanoleh entitas

tanpa akuntabilitas publik (ETAP), jika ETAP belum memiliki rencana

pengembangan ke depan, bisnisnya dijalankan secara sederhana, tidak terlalau

membutuhkan pendanaan dari lembaga keuangannya, maka entitas ini tidak perlu

menerapkan PSAK umum. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan

dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi

mengizinkan penggunaan SAK ETAP (Syarif : 2010).


SAK ETAP memiliki 30 bab sejumlah 182 lembar yang terdiri dari ruang

lingkup, konsep dan prinsip prevasif, penyajian laporan keuangan, neraca, laporan

laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan lain-lain. Di dalamnya

mencakup juga standarpelaporan akuntansi untuk masing-masing akun selayaknya

SAK Umum.

2.4 Pengakuan SAK ETAP

Menurut SAK ETAP nomor 2 paragraf 24, pengakuan unsur laporan

keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam neraca atau laporan

laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria sebagai

berikut:

1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut

akan mengalir dari atau ke dalam entitas, dan

2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Penjelasan pengakuan unsur laporan keuangan dalam SAK ETAP 2009

sebagai berikut:

1. Pengakuan aset

Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa

depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya

yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika

pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin

mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai

alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan

laba rugi (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a:2.34).


2. Pengakuan kewajiban

Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya

yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan

kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan

handal (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a:2.35).

3. Pengakuan penghasilan

Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan

kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat

ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau

penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara handal (Ikatan

Akuntan Indonesia, 2009a:2.36).

4. Pengakuan beban

Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan

kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat

ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan

kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara handal (Ikatan Akuntan

Indonesia, 2009a:2.37).

2.5 Pengukuran SAK ETAP

Pada SAK ETAP nomor 2 paragraf 30 menjelaskan bahwa pengukuran

adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur

aset, kewajiban, penghasilan, dan beban dalam laporan keuagan. Proses ini

termasuk pemilihan dasar tertentu.

Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar:
1. Biya historis.

Biaya historis aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau

nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoeh aset pada saat

perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang, atau diterima

atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari

kewajiban pada kewajiban.

2. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset,

atau saat terjadinya untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak

yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai dalam suatu

transaksi dengan wajar.

2.6 Penyajian SAK ETAP

Menurut SAK ETAP penyajian dan klsifikasi pos-pos dalam laporan

keuangan antar periode harus konsisten kecuali:

1. Terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan

penyajian atau pengklasifikasian bertujuan menghasilkan penyajian lebih baik

sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.

2. SAK ETAP mensyaratkan suatu perubahan penyajian.

Perihal informasi komperatif, dalam SAK ETAP nomor 3 paragraf 9

menyatakan bahwa informasi harus diungkap secara komperatif dengan periode

sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk informasi dalam

laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan). Entitas memasukkan

informasi komperatif untuk informasi naratif dan deskriptif jika relevan

pemahaman laporan keuangan periode berjalan.


Entitas harus mengidentifikasi secara jelas setiap komponen laporan

keuangan termasuk catatan atas laporan arus kas. Jika laporan keuangan termasuk

komponen dari laporan lain, maka laporan keuangan harus dibedakan dari

informasi lain dalam laporan tersebut. Disamping itu, informasi berikut ini

disajikan dan diulangi, bilamana perlu, pada setiap halaman laporan keuangan

(Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a:3.16).

2.6.1 Pelaporan Keuangan SAK ETAP

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK ETAP (2009), laporan

keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan, dan laporan keuangan

yang lengkap meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal,

laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

a. Neraca

Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang

dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan

perusahaan pada akhir periode tersebut. Neraca minimal mencakup pos – pos

berikut: kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, persediaan,

properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang

lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, ekuitas.

b. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan dan beban dari

entitas. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar

untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per

saham. Unsur – unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan
pengukuran laba adalah penghasilan dan beban. Laporan laba rugi minimal

mencakup pos – pos sebagai berikut: pendapatan, beban keuangan, bagian

laba rugi atau rugi dai investasi yang menggunakan metode ekuitas, beban

pajak, laba atau rugi neto.

c. Laporan perubahan ekuitas

Dalam laporan ini menunjukkan seluruh perubahan dalam ekuitas untuk suatu

periode, termasuk di dalamnya pos pendapatan dan beban yang diakui secara

langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan

kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode

tersebut. Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi

dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik termasuk jumlah

investasi, penghitungan deviden dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama

suatu periode.

d. Laporan arus kas

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara

kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama

satu periode dan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

e. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan

memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam

laporan keuangan dan informasi pos – pos yang tidak memenuhi kriteria

pengakuan dalam lapran keuangan.


2.7 Pengungkapan SAK ETAP

Pada PSAK Nomor 1 paragraf 71 dinyatakan dalam rangka membantu

pengguna laporan keuangan dan membandingkannya dengan laporan keuangan

perusahaan lainnya, maka catatan atas laporan keuangan umumnya disajikan

dengan urutan sebagai berikut:

1. Pengungkapan mengenai dasar pengakuan dan kebijakan akuntansi yang

diterapkan.

2. Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai dengan urutan

sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan

penyajian komponen laporan keuangan.

3. Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen dan pengungkapan

keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non keuangan.

Perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai jumlah setiap aktiva

yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan sebelum dan

sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.


BAB III

KASUS DAN ANALISIS KELOMPOK

STUDI KASUS SAK ETAP PERUSAHAN ROKOK TRUBUS ALAMI

TULUNGAGUNG

Perusahaan rokok lokal merupakan entitas yang menerbitkan laporan

keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi

pengguna eksternal. Ciri tersebut termasuk dalam entitas yang menggunakan

standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP). SAK

ETAP berlaku pada tanggal 1 Januari 2011. Dengan adanya SAK ETAP,

perusahaan berskala kecil seperti perusahaan rokok lokal akan mendapatkan

kemudahan dalam menyusun laporan keuangan serta efisiensi biaya.

Berdasarkan uraian yang tersaji diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa setiap perusahaan harus memiliki laporan keuangan dan bagi perusahaan

berskala kecil telah terdapat SAK ETAP yang mempermudah penyusunan laporan

keuangannya. Pada tahun 2014 diketahui bahwa Perusahan Rokok Trubus Alami

menunjukkan perbedaan antara laporan keuangan PR. Trubus Alami dengan

laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP

Laporan keuangan disusun oleh dua orang yang juga bertanggung jawab

sebagai konsultan pajak PR. Trubus Alami, digunakan untuk melihat posisi

keuangan, jumlah kas masuk dan kas keluar, jumlah liabilitas, pengeluaran apa

saja yang dilakukan dan untuk mengontrol pengeluaran kas yang terjadi. Sebelum

membuat laporan keuangan, terdapat tahap awal dalam siklus akuntansi yang
dibuat atau dicatat oleh PR. Trubus Alami, yaitu membuat jurnal dari transaksi

dan memposting ke buku besar.

Laporan keuangan yang disusun oleh PR. Trubus Alami adalah:

1. Laporan Kas Kecil Harian

Laporan kas kecil harian dibuat untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas

kecil yang berfungsi sebagai biaya operasioanal perusahaan tetapi jumlahnya

relatif kecil.

2. Laporan Kas Besar Harian

Laporan kas besar harian untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran kas besar,

seperti pembelian pita cukai, setor tunai tunai ke bank dan pembayaran utang.

3. Laporan Bank Harian

Laporan bank harian digunakan untuk mencatat setor tunai dan tarik tunai yang

dilakukan di bank.

4. Neraca Mutasi

Dalam neraca mutasi terdapat informasi tentang perincian dari setiap akun.

Unsur – unsur yang terdapat pada neraca mutasi:

a. Neraca, dimana jumlah aset sama dengan jumlah liabilitas ditambah jumlah

ekuitas.

b. Laba (rugi) yang diperoleh perusahaan sampai bulan Desember 2012.

Perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 1.348.856.647. jumlah tersebut

penjualan (HPP).diperoleh dari penjualan dikurangi beban pokok.

c. Perincian beban penjualan dan beban administrasi yang nantinya akan

mempengaruhi laporan laba rugi.


5. Laporan Perincian Hutang

Laporan ini mencatat hutang pada supplier bahan baku dan bahan pembantu.

6. Laporan Perhitungan Beban Pokok Penjualan

Lapora ini menunjukkan perhitungan jumlah persediaan awal sampai persediaan

akhir untuk menentukan Beban Pokok Penjualan atau Harga Pokok Penjualan

(HPP).

7. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi PR. Trubus Alami menunjukkan bahwa perusahaan mengalami

kerugian pada tahun 2012.

Lokasi Perusahaan Rokok Trubus Alami

Perusahaan Rokok Trubus Alami bertempat di Dusun Kedungdowo RT 02

RW 02, Desa Gesikan, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung.

Analisa Laporan Keuangan Perusahaan Rokok Trubus Alami dengan

Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP

Dari data diatas menunjukkan perbedaan antara laporan keuangan PR.

Trubus Alami dengan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP yang tercermin

dari laporan berikut:

1. Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi adalah prosedur akuntansi yang biasanya digunakan oleh

perusahaan untuk mencatat transaksi dan membuat laporan keuangan.


Langkah – langkah dalam siklus akuntansi adalah:

A. Tahap Pencatatan

1) Transaksi (Transaksi internal dan eksternal)

Untuk melakukan pencatatan akuntansi dibutuhkan transaksi yang terjadi

dalam suatu entitas. Tarnsaksi yang dimaksud adalah transaksi keuangan yang

terjadi dalam PR. Trubus Alami dan berpengaruh terhadap arus kas PR. Trubus

Alami. Transaksi yang terjadi dicatat dan dibuktikan dengan faktur penjualan,

faktur pembelian, bukti transfer, dan lain – lain.

2) Mengumpulkan dan Menganalisis Bukti Transaksi

Bukti – bukti transaksi keuangan yang yang telah terjadi harus

dikumpulakn dan untuk dilakukan analisis atas bukti transaksi tersebut. Transaksi

– transaksi tersebut harus dianalisis dan diidentifikasi. Tujuan dari analisis

transaksi adalah untuk mengidentifikasi jenis akun yang terkait dan menentukan

apakah diperlukan debit atau kredit.

3) Penjurnalan

Setelah menganalisis dan mengidentifikasi transaksi yang terjadi, hal yang

dilakukan setelahnya adalah mencatat transaksi ke dalam daftar transaksi atau

kejadian kronologis yang diekspresikan dalam istilah debit dan kredit pada akun –

akun tertentu. Hal ini dinamakan jurnal umum. Jurnal umum memberikan

beberapa kegunaan yang signifikan pada proses pencatatan:

a. Mengungkapkan pengaruh lengkap suatu transaksi pada suatu tempat.

b. Menyediakan catatan transaksi secara kronologis.


c. Membantu mencegah adanya kesalahan karena jumlah debit dan kredit untuk

setiap ayat jurnal dengan mudah dibandingkan.

4) Buku Besar dan Pemindahbukuan

Buku besar menyimpan seluruh informasi mengenai perubahan yang

terjasi pada saldo akun – akun tertentu. Buku besar memberikan saldo berbagai

akun kepada manajemen.

Buku besar umum memuat seluruh akun – akun aset, kewajiban dan ekuitas

pemilik. Buku besar hendaknya disusun sesuai urutan penyajian akun – akun

dalam laporan keuangan, yang dimulai dengan akun – akun neraca. Masing-

masing akun diberi nomor untuk pengidentifikasian yang lebih mudah.

B. Tahap Pengikhtisaran

1) Menyusun Neraca Saldo

Neraca saldo adalah daftar akun beserta saldonya pada suatu waktu

tertentu. Biasanya, neraca saldo dibuat pada akhir periode akuntansi. Menyusun

Ayat Jurnal Penyesuaian

2) Neraca Saldo Disesuaikan

Setelah semua ayat jurnal penyesuaian dibuat dan diposting ke buku besar,

maka neraca saldo dibuat dari kaun – akun buku besar dan dinamakan neraca

saldo telah disesuaikan.

C. Tahap Pelaporan Keuangan

1) Menyusun Laporan Keuangan

Setelah melakukan pencatatan setiap transaksi yang terjadi selama periode

tertentu, melakukan posting jurnal buku besar, membuat neraca saldo, membuat
ayat jurnal penyesuaian dan membuat neraca saldo disesuaikan, maka langkah

selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan berdasarkan pada neraca saldo

disesuaikan yang telah dibuat.

Komponen laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP meliputi:

a. Neraca

b. Laporan Laba Rugi

c. Laporan Perubahan Ekuitas

d. Laporan Arus Kas

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Satu siklus akuntansi terdiri dari banyak fungsi yang dilakukan dalam

rangka mengolah transaksi menjadi informasi keuangan. Dapat dibandingkan

antara siklus akuntansi PR. Trubus Alami dan siklus akuntansi yang terdapat

dalam SAK ETAP memiliki perbedaan yang cukup signifikan, yaitu :

a. PR. Trubus Alami tidak membuat neraca saldo setelah memposting semua akun

ke buku besar.

b. PR. Trubus Alami tidak membuat neraca saldo setelah penyesuaian

dikarenakan perusahaan tidak membuat jurnal penyesuaian.

c. PR. Trubus Alami tidak membuat laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas

dan catatan atas laporan keuangan.

d. Tidak dibuatnya jurnal penutup.

2. Neraca

Neraca digunakan untuk tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur

modal perusahaan. Selain itu neraca juga dapat digunakan untuk menilai
likuiditas, solvabilitas, dan fleksibitas keuangan perusahaan. Neraca menyajikan

aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu akhir periode

pelaporan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009a:19). Neraca dapat dikatakan

seimbang apabila harta perusahaan atau aset jumlahnya sama dengan jumlah

utang ditambah modal (harta = utang + modal).

Dalam laporan keuangan PR. Trubus Alami terdapat akun pos peralihan

bahan baku dan pos peralihan bahan pembantu, akun ini adalah akun yang

menunjukkan pengambilan bahan baku dan bahan pembantu dari gudang yang ada

di Malang, karena pengambilan bahan baku berasal dari berbagai daerah dan

disimpan di Malang dan gudang perusahaan. Akun ini diakui sebagai utang usaha

dalam SAK ETAP karena dalam neraca tidak mungkin mengakui persediaan

dalam bentuk kredit. Akun piutang PR. Trubus Alami juga berada di sisi kredit,

karena adanya piutang direksi sebesar Rp 250.000.000 yang bernilai minus atau

berada di kredit. Dengan kata lain, terdapat hutang direksi sebesar Rp

250.000.000 dan dalam SAK ETAP hal tersebut diakui sebagai hutang lain - lain.

3. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi

perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi menyediakan informasi

yang diperlukan oleh para investor dan kreditur untuk membantu memprediksi

jumlah, penetapan waktu dan ketidakpastian dari arus kas masa depan. Tujuan

dibuatnya laporan laba rugi ini untuk mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan,

memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan, dan membantu menilai

ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. Yang disusun dalam laporan laba
rugi adalah penjualan bersih, pendapatan lain – lain dan beban – beban yang

dikeluarkan selama periode tertentu. Perusahaan dikatakan untung apabila total

pendapatan lebih besar dari total beban, dan dikatakan rugi apabila total

pendapatan lebih kecil dari total beban.

Menurut SAK ETAP, laporan laba rugi minimal mencakup pos

pendapatan, beban keuangan, bagian laba atau rugi dari investasi yang

menggunakan metode ekuitas, beban pajak dan laba atau rugi neto. Dalam laporan

laba rugi PR. Trubus Alami terdapat akun pendapatan, HPP, dan akun beban.

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi dalam suatu periode akuntansi dalam

bentuk arus kas keluar aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan

penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pada pembagian kepada penanam

modal. Komponen beban terletak di laporan laba rugi karena pengeluaran/biaya

yang telah terpakai dan tidak dapat memberikan manfaat lagi dimasa yang akan

datang. Penjelasan tersebut dapat menerangkan bahwa laporan laba rugi SAK

ETAP komponen yang ada adalah beban. Hal tersebut telah sesuai dengan

penyajian laporan keuangan PR. Trubus Alami.

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama

jangka waktu tertentu. Laporan ini harus disiapkan setelah laporan laba rugi,

karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan pada laporan

ini. Laporan perubahan ekuitas harus dibuat sebelum neraca karena jumlah ekuitas

pada akhir periode harus dilaporkan pada neraca. Laporan perubahan ekuitas

minimal dibuat satu tahun sekali.


Laporan perubahan ekuitas adalah salah satu laporan yang diharuskan

tercantum dan dibuat secara berkala menurut SAK ETAP, namun PR. Trubus

Alami tidak membuat laporan perubahan ekuitas.

5. Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan

mengenai pembayaran dan penerimaan kas perusahaan selama satu periode.

Pembuatan laporan keuangan arus kas disarankan minimal satu bulan sekali, hal

ini dikarenakan agar perusahaan dapat mengamati arus yang terjadi dan dapat

memprediksi perkembangan perusahaan.

Laporan arus kas melaporkan pengaruh kas dari operasi sebuah perusahaan

selama satu periode, transaksi – transaksi investasi, transaksi pembiayaan, dan

kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode. PR. Trubus Alami tidak

melaporakan laporan arus kas seperti apa yang ditetapkan dalam SAK ETAP.

Selain itu metode yang diterapkan dalam SAK ETAP adalah metode tidak

langsung.

6. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan yang disajikan

dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan

naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi

pos – pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

Namun PR. Trubus Alami tidak membuat catatan atas laporan keuangan. Catatan

atas laporan keuangan akan didapat apabila laporan PR. Trubus Alami sudah

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.


Kendala Bagi Perusahaan Rokok Trubus Alami dalam Menerapkan SAK

ETAP

Kendala yang dihadapi oleh PR. Trubus Alami yang ditemukan dalam

proses penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat kekurangan sumber daya yang dimiliki oleh PR. Trubus Alami, baik

kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas, karyawan yang mebuat laporan

keuangan sebenarnya cukup mengerti dengan dasar – dasar akuntansi, akan tetapi

untuk pengetahuan yang lebih rinci tentang penyusunan laporan keuangan pada

umumnya dan/atau laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP, masih

kurang.

2. Kurangnya kesadaran pihak perusahaan terhadap pentingnya laporan keuangan

yang lengkap dan sesuai sesuai standar akuntansi yang berlaku saat ini. Karena

mungkin laporan keuangan yang telah dapat menunjukkan laba rugi perusahaan

sudah dirasa cukup.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (ETAP), yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan,

dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement) bagi pengguna eksternal, SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan

fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan memberi kemudahan akses

ETAP kepada pendanaan dari perbankan.

SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada

SAK Umum, sebagian besar menggunakan konsep biaya historis, mengatur

transaksi yang dilakukan oleh ETAP, bentuk pengaturan yang lebih sederhana

dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.

Dikarenakan UMKM sudah banyak, maka di perlukannya standar

akuntansi keungan, dengan menggunakan SAK ETAP melalui pengakuan,

pengukuran, penyajian, dan pengungkapan SAK ETAP.

Maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan SAK-ETAP pada

UMKM maka, akan membuat UMKM lebih professional dalam manajerial

sehingga dapat membuat laporan keuangan yang handal dan membantu dalam

pengembangan usahanya. Selain itu juga, dapat mempermudah UMKM untuk

memperoleh pinjaman dana dari pihak eksternal.


Dari hasil diskusi yang telah dilakukan tentang penerapan SAK ETAP

(studi kasus pada Perusahaan Rokok Trubus Alami, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Laporan keuangan yang disusun oleh Perusahaan Rokok (PR) Trubus Alami

adalah laporan kas kecil harian, laporan kas besar harian, laporan bank harian,

laporan laba rugi, neraca mutasi, dan laporan perincian hutang,. PR. Trubus Alami

belum meyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP. Laporan laba

rugi dan neraca yang disajikan masih belum sesuai dengan SAK ETAP. PR.

Trubus Alami sudah mengakui kas, pendapatan, dan bebannya secara akrual.

2. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP dimulai

dari mengumpulkan bukti transaksi, menganalisis transaksi, mencatat transaksi

dalam bentuk jurnal, memposting ke buku besar, membuat neraca saldo, membuat

ayat jurnal penyesuaian, menyusun neraca saldo setelah disesuaikan, kemudian

membuat laporan keuangan yang dimulai dari laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

3. Dari semua siklus akuntansi ( transaksi sampai dengan neraca saldo setelah

penutupan), Perusahaan Rokok Trubus Alami hanya menerapkan sebagian, yaitu

dari transaksi hingga pembuatan neraca dan laporan laba rugi.

4. Kendala dari Perusahaan Rokok Trubus Alami dalam menerapkan SAK ETAP

dalam proses penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Sumber daya yang dimiliki PR. Trubus Alami kurang memiliki pengetahuan

tentang laporan keuangan yang sesuai standar.


b. Terbatasnya sumber daya yang memahami akuntansi untuk menyusun laporan

keuangan, sehingga harus merangkap pekerjaan, yakni sebagai konsultan pajak

dan penyusun laporan keuangan.

c. Kurangnya kesadaran pihak perusahaan akan pentingnya laporan keuangan

yang lengkap dan sesuai standar.

4.2 Saran

Agar UMKM dapat menerapkan SAK-ETAP dalam pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan SAK ETAP pada laporan keuangan, maka perlu

diadakan sosialisasi. Untuk mensosialisasi SAK-ETAP, dibutuhkan para

organisasi akuntan yaitu Ikatan Akuntan Indonesia, Kantor Akuntan Publik

(KAP), serta para akademisi (Perguruan Tinggi) untuk mengadakan training

maupun konsultasi SAK-ETAP, sehingga UMKM dapat menerapkan SAK-ETAP

dengan baik.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini adalah saran atau

rekomendasi yang diberikan oleh penulis terhadap kasus diatas:

1. Bagi Perusahaan Rokok Trubus Alami:

a. Perusahaan sebaiknya memperkerjakan karyawan di bidang akuntansi yang

memadai agar penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi

yang ada dan tidak ada karyawan yang melakukan pekerjaan rangkap.

b. Perusahaan sebaiknya meningkatkan kesadaran akan pentingnya laporan

keuangan bagi penilaian kinerja mereka.


2. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI):

a. Sebaiknya melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada perusahaan – perusahaan

kecil maupun lokal tentang penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan

keuangan.

b. Sebaiknya memberikan bantuan kepada perusahaan – perusahaan kecil maupun

lokal yang belum mampu menerapkan SAK ETAP dalam penyusunan laporan

keuangannya.

3. Bagi Gabungan Pengusaha Rokok Tulungagung (GAPERTA):

Dapat lebih memberikan dukungan pada pengusaha rokok serta perusahaannya

dari sisi manajerial akuntansi dan pemasaran hasil – hasil produksi.

Anda mungkin juga menyukai