Anda di halaman 1dari 13

1.

SAK ETAP

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha,
kreditur dan lembaga pemeringkat kredit. 

SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan
memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK ETAP merupakan
SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK Umum, sebagian besar menggunakan
konsep biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan
yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama
beberapa tahun. 

SAK ETAP disahkan pada tanggal 19 Mei 2009. SAK ETAP telah direvisi melalui
penerbitan SAK Entitas Privat yang akan berlaku secara mandatory pada 1 Januari 2025.

Dalam buku Standar Akuntasi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik yang
disusun Ikatan Akuntan Indonesia, dijelaskan SAK ETAP adalah laporan keuangan yang bisa
digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas merujuk pada lembaga, organisasi, atau
badan usaha.
Disebut entitas tanpa akuntabilitas publik jika entitas tersebut tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan hanya menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
bagi pengguna eksternal. Contohnya adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Sementara entitas disebut memiliki akuntabilitas publik signifikan jika telah
mengajukan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas
pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Entitas jenis ini
menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti
bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank
investasi.
Dikutip dari buku Akuntansi BUMDes Berdasarkan SAK ETAP karya Efa Susfiani
dan Lantip Susilowati, laporan keuangan SAK ETAP terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan SAP ETAP bisa digunakan oleh perusahaan kecil dan menengah (UKM),
serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Manfaat dan Tujuan SAK ETAP :
SAK ETAP dibuat untuk menginformasikan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi pengguna tertentu dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan ini juga menunjukkan pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Dilansir dari iaiglobal.or.id, SAK ETAP dapat menciptakan fleksibilitas dalam
penerapannya. Diharapkan hal ini dapat memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan
dari perbankan.
Dalam mencapai tujuannya, laporan keuangan SAK ETAP harus memiliki beberapa
karakter.

1. Dapat Dipahami
Laporan keuangan harus dapat segera dipahami ketika dibaca oleh pengguna. Dalam hal ini,
pengguna adalah orang yang memiliki kemampuan dalam hal akuntansi.
1. Relevan
Informasi dalam laporan keuangan harus relevan dengan kebutuhan penggunanya,
karena akan digunakan untuk mengambil keputusan.
2. Keandalan
Laporan keuangan harus berkualitas andal, yakni bebas dari kesalahan material dan
bias.
3. Lengkap
Informasi harus disampaikan secara lengkap. Kesengajaan tidak mengungkap akan
membuat laporan keuangan menjadi sesat.
4. Dapat Dibandingkan
Melalui laporan keuangan, pengguna harus dapat membandingkan dengan periode-
periode sebelumnya agar dapat mengevaluasi kinerja.
Contoh Penggunaan SAK ETAP dalam Laporan Keuangan
1. Laporan Laba Ru
2. Laporan Perubahan Ekuitas

3. Laporan Neraca
Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK

PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah pernyataan yang
mengatur penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan,dan persyaratan minimal isi
laporan keuangan. PSAK diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
dengan tujuan umum sesuai SAK.

PSAK digunakan entitas yang memiliki akuntabilitas publik, seperti bank, BUMN,
perusahaan swasta, asuransi. Adapun perbedaan SAK ETAP dan PSAK adalah sebagai
berikut.

Laporan keuangan tidak menyajikan aset keuangan, investasi properti berdasarkan nilai
wajar, kewajiban jangka panjang yang ada bunganya, asset biologic diukur dengan harga
perolehan dan nilai wajar, aset dan kewajiban pajak yang ditangguhkan, serta non controlling
interest.
SAK ETAP menggunakan judul Laporan Laba Rugi, sementara PSAK umum menggunakan
judul Laporan Laba Rugi Komprehensif.
Pada Catatan Atas Laporan Keuangan, perbedaan terlihat pada pengungkapan modal.

Pada Laporan Arus Kas pada SAK ETAP, arus kas aktivitas operasi memakai metode tidak
langsung dan tidak mengatur arus kas mata uang asing.

SAK ETAP tidak mengatur Laporan Keuangan Konsolidasi dan Terpisah.

Instrumen Keuangan Dasar SAK ETAP memiliki ruang lingkup investasi pada efek tertentu,
serta klasifikasikan trading, held to maturity dan available for sale.
Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak dalam SAK ETAP ruang lingkupnya
adalah asosiasi dan entitas anak. Yakni menggunakan metode biaya untuk entitas asosiasi dan
metode ekuitas untuk entitas anak.

Investasi Properti pada SAK ETAP menggunakan metode biaya, sedangkan PSAK
menggunakan metode nilai wajar.

Tidak diperkenankan saling hapus atas aset dengan kewajiban, atau penghasilan dengan
beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh SAK ETAP.

SAK ETAP disahkan pada tanggal 19 Mei 2009. SAK ETAP telah direvisi melalui
penerbitan SAK Entitas Privat yang akan berlaku secara mandatory pada 1 Januari 2025.
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (EMKM)
SAK EMKM disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro, kecil,
dan menengah. Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan dan memberikan rentang
kuantitatif EMKM.
Standar ini ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak atau belum mampu memnuhi
persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP.
SAK EMKM berlaku efektif tanggal 1 Januari 2018 dan penerapan dini dianjurkan.

Pelaporan keuangan yang baik adalah salah satu kunci sukses UMKM untuk dapat bertahan
dan bertumbuh ditengah persaingan usaha yang semakin ketat saat ini. Namun sayang banyak
UMKM yang belum melek keuangan hingga abai dengan pelaporan keuangan usahanya,
yang berujung pada kesalahan dalam pengambilan keputusan keuangan perusahaan. 

Untuk membantu UMKM dalam menyusun laporan keuangan yang terstandar dan bisa
dijadikan bahasa bisnis dengan pihak eksternal dan internal, pada 24 Oktober 2016 IAI
menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah  (SAK
EMKM). SAK EMKM dapat membantu UMKM dalam membuat kebijakan akuntansi serta
penyajian laporan keuangan. SAK EMKM menjadi salah satu pilar SAK yang berlaku di
Indonesia, selain SAK Umum dan SAK ETAP.

Jenis Laporan Keuangan UMKM


Laporan keuangan UMKM lebih sederhana dari laporan keuangan perusahaan yang kategori
besar yang mengacu pada SAK Umum atau SAK ETAP. Pada umumnya laporan keuangan
terdiri dari 5, yaitu Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas,
Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Menurut SAK EMKM,
laporan keuangan UMKM minimum terdiri dari 3 jenis, yaitu :

1. Laporan Posisi Keuangan


2. Laporan Laba Rugi 
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan Posisi Keuangan 
Laporan posisi keuangan atau yang biasa disebut Neraca adalah laporan keuangan yang
menyajikan informasi tentang aset, liabilitas, dan ekuitas entitas pada akhir periode
pelaporan. 
1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan yang dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
oleh entitas.
2. Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomi.
3. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya

Dalam SAK EMKM Bab 4 dijelaskan bahwa Laporan Posisi Keuangan pada umumnya
mencakup akun-akun berikut ini:
1. kas dan setara kas;
2. piutang;
3. persediaan;
4. aset tetap;
5. utang usaha;
6. utang bank;
7. ekuitas
SAK EMKM tidak menentukan format atau urutan terhadap akun-akun yang disajikan.
Meskipun demikian, entitas dapat menyajikan akun-akun aset berdasarkan urutan likuiditas
dan akun-akun liabilitas berdasarkan urutan jatuh tempo. 

Entitas dapat menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan
liabilitas jangka panjang secara terpisah di dalam laporan posisi keuangan.

Berikut ini adalah contoh format Laporan Posisi Keuangan untuk UMKM berdasarkan SAK
EMKM :
Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi menyajikan informasi kinerja keuangan entitas yang mencakup
Penghasilan dan Beban. 

1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan


dalam bentuk arus kas masuk atau kenaikan aset, atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam
bentuk arus kas keluar atau penurunan aset, atau kenaikan liabilitas yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh distribusi kepada penanam modal.

Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains).

1. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang
normal, yang dikenal dengan berbagai sebutan, misalnya: penjualan, imbalan, bunga,
dividen, royalti, dan sewa.
2. Keuntungan mencerminkan akun lain yang memenuhi definisi penghasilan namun tidak
termasuk dalam kategori pendapatan, misalnya: keuntungan dari pelepasan aset
Beban mencakup beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan
kerugian.
1. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang normal meliputi, misalnya,
beban pokok penjualan, upah, dan penyusutan.
2. Kerugian mencerminkan akun lain yang memenuhi definisi beban namun tidak termasuk
dalam kategori beban yang timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang normal,
misalnya: kerugian dari pelepasan aset
Laporan laba rugi entitas dapat mencakup akun-akun sebagai berikut:
1. pendapatan;
2. beban keuangan;
3. beban pajak
Berikut ini contoh format laporan laba rugi berdasarkan SAK EMKM :

Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan memuat:

1. suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan ED SAK
EMKM;
2. ikhtisar kebijakan akuntansi;
3. informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan
material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan. 
Berikut ini contoh format Catatan Atas Laporan Keuangan untuk UMKM berdasarkan SAK
EMKM:
Laporan keuangan yang menggunakan standar SAK-EMKM juga sangat efektif bagi UMKM
karena penyusutan laporan keuangan lebih sederhana dari standar SAK-ETAP. Sehingga
diharapkan setelah adanya pendampingan kepada UMKM UD. SONNY JAYA, pemilik
UMKM mampu membuat laporan keuangan sendiri sesuai dengan standar SAK-EMKM
sebagai dasar pengambilan keputusan dan juga mempermudah mendapatkan akses pendanaan
(modal). 

Anda mungkin juga menyukai