a. Pengertian IFRS
International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah seperangkat standar akuntansi
yang dikembangkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) yang
menjadi standar global untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik. IFRS
didirikan untuk menciptakan bahasa akuntansi yang umum, sehingga bisnis dan laporan
keuangannya dapat konsisten dari perusahaan ke perusahaan atau negara ke negara. IASB
senddiri adalah badan pengaturan standar akuntansi independen, yang berbasis di
London. Lembaga ini terdiri dari 15 anggota dari sembilan negara, termasuk Amerika
Serikat. IASB mulai beroperasi pada tahun 2001 ketika berhasil di Komite Standar
Akuntansi Internasional. IASB didanai oleh kontribusi dari perusahaan akuntansi utama,
lembaga keuangan swasta dan perusahaan industri, bank sentral, pendanaan nasional, dan
organisasi internasional dan lembaga profesional lainnya di seluruh dunia.
IFRS digunakan terutama oleh perusahaan melaporkan hasil keuangan mereka di mana
saja di dunia kecuali Amerika Serikat. Standar Akuntansi Keuangan, atau GAAP, adalah
kerangka akuntansi yang digunakan di Amerika Serikat. GAAP jauh lebih aturan berbasis
dari IFRS. IFRS lebih berfokus pada prinsip-prinsip umum dari GAAP, yang membuat
tubuh IFRS kerja jauh lebih kecil, bersih, dan lebih mudah dipahami daripada GAAP.
Dengan mengadopsi IFRS, sebuah bisnis dapat menyajikan laporan keuangannya dengan
dasar yang sama dengan pesaing asingnya, membuat perbandingan menjadi lebih mudah.
Selanjutnya, perusahaan dengan anak perusahaan di negara-negara yang memerlukan
atau mengizinkan IFRS mungkin dapat menggunakan satu bahasa akuntansi (kerangka
akuntansi) di seluruh perusahaan. Perusahaan juga mungkin perlu beralih ke IFRS jika
mereka adalah anak perusahaan dari perusahaan asing yang menggunakan IFRS, atau jika
mereka memiliki investor asing yang menggunakan IFRS. Perusahaan juga dapat
memperoleh manfaat dengan menggunakan IFRS jika mereka ingin mengumpulkan
modal di luar negeri.
Standar IFRS mencakup berbagai kegiatan akuntansi. Ada aspek-aspek tertentu dari
praktik bisnis yang merupakan aturan wajib IFRS yaitu:
1. Pernyataan Posisi Keuangan: Ini juga dikenal sebagai neraca. IFRS mempengaruhi
cara di mana komponen neraca dilaporkan.
2. Pernyataan Penghasilan Komprehensif: Ini dapat berbentuk satu pernyataan, atau
dapat dipisahkan menjadi laporan laba rugi dan laporan penghasilan lain, termasuk
properti dan peralatan.
3. Pernyataan Perubahan Ekuitas: Juga dikenal sebagai laporan laba yang ditahan, ini
mendokumentasikan perubahan laba atau laba perusahaan untuk periode keuangan
tertentu.
4. Laporan Arus Kas: Laporan ini merangkum transaksi keuangan perusahaan pada
periode tertentu, memisahkan aliran kas ke dalam Operasi, Investasi, dan
Pembiayaan.
Selain laporan dasar ini, perusahaan juga harus memberikan ringkasan kebijakan
akuntansinya. Laporan lengkap sering terlihat berdampingan dengan laporan sebelumnya,
untuk menunjukkan perubahan dalam untung dan rugi. Perusahaan induk harus membuat
laporan terpisah untuk masing-masing anak perusahaannya.
Tujuan IFRS adalah membuat perbandingan internasional semudah mungkin. Tujuan itu
belum sepenuhnya tercapai karena, selain karena Amerika Serikat menggunakan GAAP,
beberapa negara menggunakan standar lain. Dan GAAP Amerika serikat berbeda dari
GAAP Kanada. Menyinkronkan standar akuntansi di seluruh dunia adalah proses yang
berkelanjutan di komunitas akuntansi internasional. secara umum tujuan IFRS adalah
sebagai berikut:
1. IFRS didirikan untuk menciptakan bahasa akuntansi yang umum, sehingga bisnis dan
akun dapat dipahami dari perusahaan ke perusahaan dan negara ke negara.
2. Baik perusahaan dan investor mendapat manfaat dari IFRS karena orang lebih
percaya diri berinvestasi di perusahaan jika praktik bisnisnya transparan dan dapat
diandalkan.
3. IFRS ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional yaitu International
Financial Reporting Standards (IASB), sebuah badan independen dari IFRS
Foundation, yang menyediakan pembaruan, wawasan, dan panduan tentang standar-
standar tersebut.
Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasar IFRS
a. Neraca
b. Laporan Laba Komperhensif
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
f. Laporan Posisi Keuangan pada Perioda Komparatif
Basis Pengukuran
a. Biaya Perolehan
b. Biaya Kini
c. Nilai Realisasi dan Penyelesaian
d. Nilai Sekarang.
Suatu Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas yang signifikan apabila Entitas telah
mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal atau perusahaan yang sudah Go Public. Namun apabila
Entitas yang sebelumnya menggunakan SAK-ETAP, kemudian Entitas mendaftar sebagai
perusahaan publik, maka Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan
PSAK, dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK-ETAP kembali.
Adapun kriteria yang menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa
akuntabilitas publik (ETAP) yaitu:
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan Suatu entitas dikatakan memiliki
akuntabilitas yang signifikan jika:
a. entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK)
atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal
b. entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek,
dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi.
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah:
a. pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha;
b. kreditur; dan
c. lembaga pemeringkat kredit. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifkan
dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi yang
mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
a. Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk :
1. Menyusun laporan keuangannya sendiri.
2. Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit.
b. Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk
1. Menyusun laporan keuangannya sendiri.
2. Dapat diaudit dan mendapatkan opini audit.
c. Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya.
d. Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.
Sedangkan untuk keurangan SAK-ETAP saat ini hanya diketauhi bahwa SAK-ETAP denga
nkesederhanaannya dalam penyajian laporan keuangan dapat mengabaikan sesuatu yang tidak
relevan alias terdapat informasi yang tidak dilaporkan secara wajar. Namun, setelah mengetahui
kekurangan dari SAK-ETAP ini, setidaknya para pelaku UKM atau akuntan UKM mengetahui
bagaimana solusinya dalam meminimalkan kekurangan tersebut.
Dengan kata lain, bahwa UKM yang menggunakan SAK-ETAP, akan membuat UKM lebih
professional lagi dalam manajerial khususnya di keuangan sehinga dapat menyusun laporan
keuangan yang handal dlam membantu pengembangan bisnis. Selain itu juga dapat
mempermudah UKM untuk memperoleh pinjaman dana dari pihak eksternal seperti bank atau
investor. Mudahnya meminjam dana ini dikarenakan adanya data keuangan yang akurat dan
handal dalam upaya meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi usaha.
Sehingga, bisa dikatakan bahwa Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK-ETAP) merupakan suatu standar keuangan yang mempermudah UMKM dalam membuat
penyusunan laporan keuangan yang lebih informative dan akurat agar memudahkan investor atau
pihak eksternal untuk meminjamkan dana bantuan bagi perusahaan UMKM.
Pada hakikatnya, sebenarnya kemajuan ekonomi pada suatu Negara tidak terlepas dari campur
tangan dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di dalamnya. Karena UMKM telah
memberikan kontribusi terhadap Negara dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan
pendapatan bagi masyarakat Negara. Selain itu, juga memberikan kontribusi berupa produk
domestic bruto (PDB), dan ekspor nasional. Maka dari itu sebenarnya UMKM telah dianggap
sebagai salah satu roda penggerak perekonomian bangsa.
Namun, sangat disayangkan jika UMKM masih memiliki kendala yang masih terbilang klasik
yaitu permodalan suatu operional perusahaan. Karena di Indonesia telah dibuktikan di tahun
2012 masih terdapat UMKM yang kesulitan mendapatkan dana dari bank sebagai pemodal yang
dibuktikan oleh kementerian koperasi dan UKM, hanya 20% yang sudah terakses oleh kredit
bank.
Penyebab rendahnya penyaluran kredit adalah karena bank tidak memiliki informasi yang
memadai terkait kondisi usaha mikro (Rudiantoro dan Siregar, 2012). Sehingga membuat bank
yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai penyedia KUR (Kredit Usaha Rakyat) ini sangat berhati-
hati dalam memberikan modal kepada UMKM dan dengan demikian, maka bank akan memilih
UMKM yang memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit pinjaman, yang salah satunya
adalah laporan keuangan yang akurat dan informative.
SAK-IFRS SAK-ETAP
1. a. Laporan Posisi Keuangan 1. a. Laporan Neraca
Liabilitas Kewajiban
2. b. Laporan Rugi Laba Komprehensif 2. b. Laporan Rugi Laba
3. c. Laporan Perubahan Ekuitas 3. c. Laporan Perubahan Ekuitas
4. d. Laporan Arus Kas 4. d. Laporan Arus Kas
(Metode langsung dan tidak langsung) (Metode tidak langsung)
5. e. Catatan atas Laporan Keuangan 5. e. Catatan Atas Laporan Keuangan
6. f. Laporan Posisi Keuangan Pada Awal Periode
Komparatif Untuk Penyajian Kembali
(3) targetnya adalah perusahaan menengah ke atas, termasuk anak dari perusahaan terbuka.
IFRS for SMEs, merupakan bentuk mini dari Full IFRS.
Pada SAK ETAP terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan. Tidak terdapat pengakuan
dan pengukuran yang berbeda dengan Full IFRS, kecuali borrowing cost dibebankan
langsung dan tidak dikapitalisasi, dan terdapat pengaturan mengenai ekuitas. Target dari
IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah ke atas, termasuk entitas anak dari perusahaan
terbuka.
Rangkuman Perbedaan SAK ETAP dengan SAK Besar (IFRS)
Semangat sama dan disclosure. Untuk entitas yanfg tidak berakuntabilitas public (tidak
listing.) Untuk tujuan umum pelaporan keuangan bagi pengguna eksternal.
Conceptual framework sama. Biaya historis dan nilai wajar (LOCOM). Konsep dasar
penyusunan dan pelaporan keuangan terdiri dari (1) Tujuan Laporan Keuangan; (2)
Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan; (3) Unsur-Unsur Laporan Keuangan; dan (4)
Konsep Pengakuan dan pengukuran unsur-unsur laporan keuangan. Pengukuran unsur
Laporan Keuangan dengan biaya historis dan nilai wajar. Konsep dasar: (1) penyajian yang
wajar; (2) kepatuhan terhadap SAK ETAP; (3) Kelangsungan Usaha; (4) frekuensi pelaporan;
(5) konsistensi penyajian; (6) informasi komparatif; (7) materialitas dan agregasi; (8) laporan
keuangan lengkap.
Penyajian sama dengan PSAK 2004, kecuali tidak ada lagi: (1) asset keuangan; (2) property
investasi yang diukur dengan nilai wajar; (3) asset bilogik yang diukur dengan biaya
perolehan dan nilai wajar; (4) kewajiban berbunga jangka panjang; (5) asset dan kewajiban
pajak tangguhan; (6) kepentingan non pengendalian.
4. Informasi di Laporan Laba Rugi tidak ada lagi item extra ordinary.
6. Laporan Arus Kas hanya menggunakan metoda tidak langsung saja dan seluruh
transaksi kas atau tunai harus dilaporkan.
7. Laporan Perubahan Ekuitas sama dengan PSAK kecuali yang terkait pendapatan
komprehensif lain. Laporan Perubahan Ekuitas tidak harus ada bila tidak ada perubahan
ekuitas dari tahun lalu.
8. Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi kebijakan akuntansi, estimasi dan
kesalahan, serta bila ada perubahan metoda alasan dan dampak perubahan pada Laporan
Keuangan sebelumnya harus dijelaskan.
10. Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan (dibandingkan dengan SAK 2004):
b) Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan Entitas Anak: Entitas Asosiasi dengan
metoda biaya dan Entitas Anak dengan metoda ekuitas.
c) Investasi pada Joint Venture: sama dengan PSAK tetapi hanya metoda biaya yang
dipergunakan.
e) Persediaan: Penilaian dengan Lifo dan Average dan pencatatan dengan perpetual
dan periodic.
h) Aset Tidak Berwujud: sama dengan PSAK 2004, kecuali akibat penggabungan
usaha. Goodwill tidak diatur.
j) Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi: sama dengan PSAK (ETAP Bab 18).
k) Ekuitas: sama dengan PSAK Kecuali untuk Reorganisasi dan Selisih Penilaian
Kembali.
n) Penurunan Nilai Aset: sama dengan PSAK, penurunan goodwill tidak diatur, dan
penurunan nilai piutang dengan PSAK 31.
o) Imbalan Kerja: sama dengan PSAK kecuali untuk manfaat pasti kecuali untuk
metoda Projected Unit Credit. Iuran Pasti: perusahaan membayar program pension untuk
karyawannya sehingga tidak perlu di present value kan. Imbalan Pasti: perusahaan
mengelolah sendiri dana pension karyawannya, harus ada staf aktuaria.
p) Pajak Penghasilan: menggunakan Tax Paybale Concept dan tidak ada pengakuan
dan pengukuran untuk pajak tangguhan.
q) Mata Uang Pelaporan: sama dengan PSAK. Mata uang fungsional, harus ada
pelaporan bila menggunakan mata uang asing.
w) Tanggal Efektif: Berlaku efektif untuk Laporan Keuangan yang dimulai tanggal 1
Januari 2011, penerapan dini 1 Januari 2010
Contoh Laporan Keuangan Koperasi Nusa Bangsa – SAK ETAP
Pertanyaan :
Jawaban
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/etap
https://www.kompasiana.com/satrionuswan/57429393307a617b0660335f/memahami-sak-
entitas-tanpa-akuntabilitas-publik-etap
http://warta-ekonomi.blogspot.com/2010/11/sak-etap-standar-akuntansi-keuangan.html
http://elsaclaudia.blogspot.com/2013/11/perbedaan-sak-etap-dengan-sak-ifrs.html
http://elsaclaudia.blogspot.com/2013/11/perbedaan-sak-etap-dengan-sak-ifrs.html
PELAPORAN KORPORAT
OVERVIEW ATAS CONCEPTUAL FRAMEWORK DALAM PELAPORAN
KEUANGAN ENTITAS KOMERSIAL ENTITAS PUBLIK/ PEMERINTAH,
ETAP, DAN ENTITAS BERLANDASKAN SYARIAH
Disusun Oleh :
Rendri Rahadian Rachim – 55518110068
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA