Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEUANGAN MENURUT SAK

ETAP DAN IFRS

Laporan Keuangaan Sebelum dan Sesudah IFRS (International Financial


Reporting Standards)

IFRS adalah kependekan dari International Financial Reporting Standards.


Standarisasi ini muncul karena ada berbagai macam laporan keuangan yang dibuat
dari berbagai macam negara. Untuk perusahaan multi nasional yang menjalankan
bisnisnya secara global, seorang akuntan harus dapat membaca standar laporan
keuangan pada setiap masing-masing negara baru kemudian dapat melakukan analisa.
IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru.
Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama
terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun
1973 dan 2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional
Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru
mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar Akuntansi Internasional dari
IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC
yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar
barunya dengan nama IFRS.

3  Tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:


1. Tahap Adopsi (2008 – 2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke
PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang
berlaku.
2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap
persiapan infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara
bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS.
3. Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS
secara bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK
secara komprehensif.

Ada tiga perbedaan mendasar, yaitu:


1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi
Fair Value based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali
keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value
based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain
hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset,
apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini
untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan.

2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP)


berubah menjadi Prinsiple Based.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya.
Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75%
dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk
mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan
Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi
perusahaan.

3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan


yang dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan
laporan internal. Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan
(disclosures) penting dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang
dikeluarkan ke eksternal benar-benar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta
yang lebih baik.

Komponen Laporan Keuangan sebelum Konvergensi IFRS:


1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Modal
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Komponen laporan keuangan setelah IFRS:


1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif

3. Laporan Perubahan Ekuitas


4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan

IAI pada 17 Juli 2009, telah menerbitkan SAK untuk Entitas tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) atau The Indonesian Accounting Standars for Non-Publicly-
Accountable Entities, dan telah diratifikasi oleh DSAK IAI pada 19 Mei 2009.

Jika Sak-Etap ini efektif, usaha kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan
keuangan menggunakan PSAK. Sak-etap menawarkan banyak kenyamanan bagi
perusahaan yang PSAK dengan kondisi laporan yang lebih kompleks.

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP, standar ini dimaksudkan untuk digunakan
oleh entitas tanpa tanggung jawab publik (entitas yang tidak memiliki tanggung jawab
publik yang signifikan; dan tidak mengeluarkan laporan keuangan untuk keperluan
umum).

Berikut adalah pembahasan lebih jelas melalui SAK ETAP di Indonesia:

Apa Itu SAK ETAP?

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal.
Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

SAK ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan


diharapkan memberi kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan.

SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK
Umum, sebagian besar menggunakan konsep biaya historis; mengatur transaksi yang
dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan
akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.

Manfaat dan Tujuan SAK ETAP

SAK ETAP dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan memiliki prinsip going concern yakni menginginkan usahanya


terus berkembang. Untuk mengembangkan usaha perlu banyak upaya yang harus
dilakukan. Salah satu upaya itu adalah perlunya meyakinkan publik bahwa usaha yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam akuntansi wujud pertanggungjawaban tersebut dilakukan dengan menyusun


dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan standar, akan membantu manajemen
perusahaan untuk memperoleh berbagai kemudahan, misalnya: untuk menentukan
kebijakan perusahaan di masa yang datang; dapat memperoleh pinjaman dana dari
pihak ketiga, dan sebagainya.

Standar ETAP ini disusun cukup sederhana sehingga tidak akan menyulitkan bagi
penggunanya yang merupakan entitas tanpa akuntabilitas public (ETAP) yang
mayoritas adalah perusahaan yang tergolong usaha kecil dan menengah.
ETAP sebagaimana kepanjangan yang telah diuraikan di atas merupakan unit kegiatan
yang melakukan aktifitas tetapi sahamnya tidak dimiliki oleh masyarakat atau dengan
kata lain unit usaha yang dimiliki oleh orang perorang atau sekelompok orang,
dimana kegiatan dan modalnya masih terbatas.

Jenis kegiatan seperti ini di Indonesia menempati angka sekitar 80 %. Oleh sebab itu
perlu adanya perhatian khusus dari semua pihak yang berkepentingan dalam hal
penyajian laporan keuangan.

Karakteristik SAK ETAP

Adapun karakteristik dari Standar akuntansi ini adalah sebagai berikut:

 Stand alone accounting standard(tidak mengacu ke SAK Umum)


 Mayoritas menggunakan historical cost concepts.
 Hanya mengatur transaksi yang umum dilakukan Usaha Kecil dan Menengah
 Pengaturan lebih sederhana dibandingkan SAK Umum.
 Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang paling sederhana.
 Penyerdehanaan pengakuan dan pengukuran.
 Pengurangan pengungkapan.
 Tidak akan berubah selama beberapa tahun.

Pengguna SAK ETAP

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
akuntabilitas publik adalah entitas yang:

Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikandan menerbitkan laporan keuangan


untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.
Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:

 Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses


pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator
lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
 Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang
efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan standar


akuntansi ini jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
SAK ETAP.

Karakteristik Laporan Keuangan SAK ETAP

Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah


kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut
dengan ketekunan yang wajar.

Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
Materialitas

Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan


dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.

Keandalan

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal.
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan
penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang wajar diharapkan
dapat disajikan.

Substansi Mengungguli Bentuk

Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi dan bukan bentuk hukumnya.

Pertimbangan Sehat

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian saat melakukan pertimbangan


yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian , sehingga aset atau penghasilan tidak
disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah.
Pertimbangan yang sehat tidak mengijinkan bias. Penyusunan Laporan Keuangan
harus menggunakan pertimbangan yang sehat.

Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan material biaya.
Dapat Dibandingkan

Pengguna laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas


antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.

Tepat Waktu

Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka dalam
jangka waktu pengambilan keputusan

Keseimbangan Biaya dan Manfaat

Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya.

Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK

 Materi SAK ETAP lebih sederhana sedangkan PSAK – IFRS


cenderung complicated dan rumit.
 SAK ETAP cenderung menggunakan basis stewardship sebagai
pertanggungjawaban pengelola kepada stakeholder sehingga cenderung
menggunakan prinsip reliability, sedangkan PSAK – IFRS telah bergeser
untuk pemenuhan user dalam pengambilan keputusan sehingga cenderung
menggunakan prinsip relevan.

 SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan


 SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus
kas.
 SAK ETAP menggunakan cost model untuk investasi ke asosiasi dan
menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.
 SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
 SAK ETAP hanya menggunakan model cost untuk aset tetap, aset tidak
berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih cost model atau
model reavaluasi.

Kesimpulan

Itulah pembahasan lengkap mengenai SAK ETAP atau standar akuntansi keuangan
untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik. Sebagai contoh Bank Pengkreditan Rakyat
(BPR) diperbolehkan menggunakan ETAP karena adanya Surat Edaran Nomor
11/37/DKBU yang mengatur bahwa BPR harus menerapkan standar akuntansi
keuangan ini.

 an pengelola kepada stakeholder sehingga cenderung menggunakan prinsip


reliability, sedangkan PSAK – IFRS telah bergeser untuk pemenuhan user
dalam pengambilan keputusan sehingga cenderung menggunakan prinsip
relevan.
 SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan
 SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus
kas.
 SAK ETAP menggunakan cost model untuk investasi ke asosiasi dan
menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.
 SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
 SAK ETAP hanya menggunakan model cost untuk aset tetap, aset tidak
berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih cost model atau
model reavaluasi.

Kesimpulan

Itulah pembahasan lengkap mengenai SAK ETAP atau standar akuntansi keuangan
untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik. Sebagai contoh Bank Pengkreditan Rakyat
(BPR) diperbolehkan menggunakan ETAP karena adanya Surat Edaran Nomor
11/37/DKBU yang mengatur bahwa BPR harus menerapkan standar akuntansi
keuangan ini.

Anda mungkin juga menyukai