Anda di halaman 1dari 14

Nama : Ni Kadek Dewi Melasari

Nim :21111501049
Kelas : Akuntansi B/3

RMK ISU SOSIAL DAN ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI

Isu etika, sosial dan politik sangat berkaitan satu sama lain, dimana isu etika mempengaruhi
individu untuk harus memilih tindakan atau diantara dua prinsip etika yang kandang
menimbulkan konflik. Isu sosial berasal dari isu etika sejalan masyarakat berharap pada diri
seseorang untuk dapat melakukan tindakan yang benar, sedangkan isu politik berasal
dari konflik sosial yang pada umumnya berkaitan dengan penggunaan undang-undang yang
memberikan arahan dan panduan bagi individu atau organisasi dalam beperilaku agar sesuai
dengan tindakan yang benar.

Isu etika, sosial dan politis utama yang muncul oleh adanya informasi mencakup 5(lima)
dimensi moral diantaranya :

1. Hak dan Kewajiban Informasi

Berkaitan dengan perlindungan privasi seorang individu dengan tidak mencampuri atau
membatasi kebebasan individu tersebut, dengan mencari informasi seperti data-data melalui
teknologi tanpa seizin dan sepengetahuan individu yan bersangkutan.

2. Kepemilikan Hak dan Kewajiban

Berkaitan dengan perlindungan kekayaan dan intelektual pribadi. kekayaan interlektual


sebagai kekayaan yang tidak berwujud yang diciptakan oleh seorang individu atau organisasi.
Dengan adanya teknologi informasi membuat perlindungan terhadap kekayaan interlektual
sulit untuk dilakukan, karena informasi yang terkomputerisasi dapat dengan mudah
menggandakan atau mendistribusikan pada jaringan yang luas jangkauannya. Kekayaan
interlektual yang dilindungi meliputi rahasia dagang, hak cipta dan hak paten.

3. Akuntabilitas dan Pengendalian


Berkaitan dengan undang-undang privasi individu , di mana teknologi informasi baru yang
membawa tantangan bagi undang-undang liabilitas dan dalam praktik sosial untuk menuntut
tanggung jawab perorangan dan organisasi, atas bahaya-bahaya yang terjadi dari informasi
individu serta hak-hak pribadi.

4. Kualitas Sistem

Berkaitan dengan standar kualitas sistem data yang harus dipenuhi untuk menghindari
kesalahan dari sistem yang diterapkan untuk melindungi data dalam suatu perusahaan agar
tidak menyebabkan kekacauan dan kerugian dalam bisnis.

5. Kualitas Hidup

Komputer dan teknologi informasi mungkin dapat merusak elemen yang berharga dari
kebudayaan yang ada di dalam masyarakat, meskipun di sisi lain juga dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan, seperti kasus internet yang bisa menjadi teman atau musuh bagi
anak-anak. Dari segi positif, internet menawarkan begitu banyak hal kepada mereka, seperti
mereka menggunakan internet untuk tugas sekolah atau mengirim e-mail untuk temannya
yang jauh.

Tetapi dari segi negatif, penggunaan internet bisa menjadi musuh bagi mereka, kelalaian dan
menghabiskan waktu yang terlalu lama untuk online sehingga mereka tidak akan fokus
mengerjakan pekerjaan rumah , karena aktivitas online telah menguras banyak tenaga
mereka, tidak mengikuti aktivitas lain dan kurangnya sosialisasi dengan teman-teman bahkan
dengan anggota keluarga. Dalam lingkungan pekerjaan, penggunaan teknologi seperti
komputer dapat menghilangkan pekerjaan orang-orang, yang sekarang telah diambil alih oleh
teknologi. dari berbagai pembahasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa adanya sistem
informasi dalam kaitan dengan teknologi bisa menimbulkan dilema tersendiri yang bisa
berakibat buruk atau malah sebaliknya bagi lingkungan. Dengan timbulnya isu sosial dan
penyalahgunaan yang menyangkut penggunaan teknologi oleh pihak-pihak tertentu.

Etika adalah sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan seseorang, yang bertindak
sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan
perilakunya. Sistem informasi menciptakan kesempatan untuk perubahan social yang besar
dan membahayakan distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada.
Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan perubahan yang sangat
signifikan seperti hebohnya penggunaan internet dan perdagangan elektronik.

Internet dan e-commerce memunculkan minat baru dalam hal dampak etika dan social dari
system informasi. Internet dan teknologi perusahaan digital yang mempermudah segala
pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi, integrasi, dan penyebaran informasi
mengedepankan perhatian-perhatian baru mengenai penggunaan secara tepat informasi
pelanggan, perlindungan kerahasiaan data pribadi, dan perlindungan hak milik intelektual.

Walaupun perlindungan atas kerahasiaan pribadi dan hak milik intelektual pada internet
sekarang ini sedang mendapat sorotan, namun ada tekanan isu-isu etika lainnya yang muncul
akibat penggunaan system informasi secara luas. Termasuk didalamnya adalah penetapan
tanggung jawab untuk konsekuensi-konsekuensi dari system informasi, penetapanr standar
untuk mengamankan kualitas system yang melindungi keamanan individu dan masyarakat.

1. Memahami isu-isu etika dan social yang terkait dengan system


Etika adalah prinsip-prinsip mengenai kebenaran dan kekeliruan yang bisa digunakan
individu, bertindak sebagai agen-agen moral bebas, untuk membuat pilihan-pilihan untuk
menuntun perilakunya. Teknologi informasi dan system informasi mengangkat masalah-
masalah etika baik untuk individu maupun masyarakat karena menciptakan peluang-peluang
untuk perubahan social yang intens, sehingga mengancam kekuatan distribusi yang ada, uang,
hak-hak, dan kewajiban. Seperti layaknya teknologi yang lain, seperti mesin uap, listrik,
telepon, dan radio,teknologi informasi bisa digunakan juga untuk mencapai perkembangan
social, namun bisa juga digunakan untuk melakukan tindakan kejahatan dan mengancam
nilai-nilai sosial. Perkembangan teknologi informasi akan menghasilkan banyak keuntungan
sekaligus kerugian
Model untuk mempelajari isu-isu etika, social dan politik
Dimensi moral era informasi
Isu-isu etika, social, dan politik yang penting yang diangkat oleh system informasi mencakup
dimensi-dimensi moral sebagai berikut:

▪ Hak-hak informasi dan kewajiban


▪ Hak kepemilikan
▪ Pertanggung jawaban dan control
▪ Kualitas system
▪ Kualitas hidup
Tren-tren teknologi yang mengangkat isu-isu etika
Isu-isu etika telah lama ada sebelum kehadiran teknologi informasi, isu-isu itu merupakan
perhatian yang terusa-menerus ada pada masyarakat bebas dimanapun. Namun demikian,
teknologi informasi semakin mempertinggi perhatian atas etika, memberi tekanan pada
pengaturan-pengaturan social yang ada, dan membuat hukum yang telah ada menjadi kuno/
tidak berlaku secara luas atau sedikit pincang. Ada empat tren teknologi yang bertanggung
jawab atas tekanan-tekanan etika dan keempatnya terangkum dibawah ini :

- Berlipat gandanya kekuatan komputasi tiap 18 bulan semakin memungkinkan bagi


sebagian besar organisasi untuk memanfaatkan system informasi dalam proses
produksinya. Hasilnya adalah, ketergantungan kita kepada system dan kesalahan-
kesalahan yang terjadi pada system serta kualitas data yang buruk juga semakin
meningkat. Aturan-aturan social dan hukum belum mengatur ketergantungan seperti
ini. Standar baku untuk menyakinkan akurasi dan kemantapan system informasi
belum secara universal diterima atau diupayakan.
- Kemajuan-kemajuan dalam bidang teknologi penyimpanan data dan penurunan drastis
biaya penyimpanan data memungkinkan pembuatan beragam database mengenai
individu-karyawan, pelanggan, konsumen dan pemeliharaannya oleh organisasi pulik
dan pribadi. Kemajuan-kemajuan dalam bidang penyimpanan data ini juga
memungkinkan semakin mudahnya penyalahgunaan data pribadi dan kerahasiaan
pribadi. Sistem penyimpanan data yang besar sudah cukup mudah bagi wilayah
tertentu dan bahkan bagi perusahaan retail local untuk digunakan sebagai media
identifikasi pelanggan.
- Kemajuan-kemajuan dalam teknik analisis data dalam jumlah besar merupakan tren
teknologi ketiga yang menggarisbawahi perhatian terhadap bidang etika,karena
memungkinkan perusahaan untuk menemukan informasi lebih rinci mengenai
individu. Dengan teknologi system informasi kontemporer, perusahaan bisa
merangkaikan dan mengkombinasikan bernmacam ragam informasi yang tersimpan
pada computer secara lebih mudah daripada pada masa lalu.
- Suatu teknologi analisis data yang disebut non-obvious relationship awareness
(NORA) memungkinkan bagi sector pemerintahan maupun pribadi untuk
melaksanakan proses profiling secara lebih baik. NORA bisa mengambil informasi
mengenai orang-orang dari beragam sumber terpisah. Teknologi NORA ini bisa
memindai data dan mengekstrak informasi sewaktu data sedang dibuat sehingga bisa,
. Teknologi ini bermanfaat sebagai alat bantu canggih untuk keamanan wilayah
negeri, namun memiliki implikasi kerahasiaan pribadi.

1. Etika pada masyarakat informasi


Etika berkaitan dengan manusia yang memiliki kebebasan memilih. Etika berkaitan dengan
pilihan individu: sewaktu berhadapan dengan beragam alternative tindakan, apa yang menjadi
pilihan moral yang benar,

Konsep-konsep dasar : Tanggung jawab, Akuntabilitas, dan Pertanggungjawaban


secara hukum
Pilihan etis adalah keputusan yang diambil oleh individu yang bertanggung jawab atas
konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Tanggung jawab (responsibilty) adalah sebuah
elemen penting dari tindakan etika. Tanggung jawab berarti bahwa anda menerima semua
biaya, kewajiban, dan keharusan yang akan muncul sebagai konsekuensi dari keputusan yang
anda buat.Akuntabilitas (accountabiilty) adalah ciri-ciri dari sistem dan institusi sosial. Ini
berarti bahwa ada mekanisme yang menentukan siapa yang melakukan tindakan yang
bertanggung jawab, siapa yang bertanggung jawab. Pertanggung jawaban secara hukum
adalah fitur system politik dimana badan hukum berada pada tempatnya yang mengizinkan
oindividu untuk dipulihkan dari kerusakan dan kerugian yang dibuat oleh pelaku lain, system,
atau organisasi. Proses hak adalah fitur terkait masyarakat yang diatur secara hukum dan
merupakan proses yang diketahui dan dipahaminya hukum serta ada kesanggupan mengarah
keotoritas yang lebih tinggin untuk memastikan bahwa hukum tersebut diterapkan secara
benar.

Analisis Etika
1. Identifikasi dan jelaskan faktanya dengan jelas
2. Definisikan konflik atau dilemanya dan identifikasi nilai-nilai luhur yang terlibat.
3. Identifikasi pihak-pihak yang berkepentingannya.
4. Identifikasi pilihan yang dapat anda ambil dengan beralasan
5. Identifikasi potensi konsekuensi dari pilihan anda
Prinsip-prinsip etika
Setelah analisis selesai, prinsip atau aturan etika yang digunakan untuk membuat keputusan
adalah :

1. Perlakukan orang lain seperti apa yang anda harapkan orang lain perlakukan anda
2. Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan semua orang, tindakan itu tidak
baik untuk dilakukan oleh siapa pun juga
3. Jika sebuah tindakan tidak dapat dilakukan berulang-ulang, tindakan ini tidak
tepat untuk diambil.
4. Ambil tindakan yang dapat mencapai sebuah nilai yang lebih besar atau luhur
5. Ambil tindakan yang menghasilkan potensi bahaya atau biaya yang paling sedikit
6. Asumsikan bahwa sebenarnya semua objek nyata dan tidak nyata dimiliki oleh
seseorang kecuali jika ada pernyataan khusus yang lain.
Walaupun aturan-aturan etika ini tidak bisa member tuntunan praktis, namun tindakan-
tindakan yang belum bisa dikatakan sejalan dengan aturan-aturan ini perlu mendapat
perhatian yang lebih banyakdan diwaspadai. Kemunculan perilaku non-etis yang belum jelas
itu mungkin sama merugikannya dengan perilaku non-etis yang nyata bagi anda dan
perusahaan anda.

Aturan-aturan perilaku professional


Jika sekelompok orang mengklaim bahwa mereka professional, maka mereka memegang
hak-hak dan kewajiban-kewajiban khusus karena klaim khusus mereka atas pengetahuan,
kebijaksanaan, dan rasa hormat. Aturan-aturan professional pelaksanaan dipromulgasikan
oleh perkumpulan para professional seperti American Medical Association (AMA), American
Bar Association (ABA), Association of Information Technology Proffesionals (AITP),
dan Association of Computing Machinery (ACM). Para kelompok professional ini
bertanggung jawab atas peraturan parsial dari profesi mereka dengan menetapkan jalan
masuk kualifikasi dan kompetensi. Kode etik adalah janji-janji oleh kamu profesi untuk
mengatur dirinya sendiri dalam minat umum kemasyarakatan.

Beberapa dilema etika


Sistem informasi telah menciptakan dilema-dilema etika baru dimasa sekumpulan minat
saling berbenturan satu sama lain. Misalnya, sebagian besar perusahaan telepon terkemuka di
Amerika Serikat memanfaatkan teknologi informasi untuk merampingkan satuan kerjanya.
Perangkat lunak pengenal suara bisa mengurangi kebutuhan atas operator manusia, yaitu
dengan memasangnya pada computer agar mengenali respons pelanggan atas serangkaian
pertanyaan yang sudah terkomputerisasi.

Sebagian besar perusahaan memonitor apa yang sedang dilakukan para karyawannya di
internet dengan maksud mencegah mereka membuang-buang sumber-sumber daya
perusahaan untuk aktivitas non-bisnis.

Perusahaan mungkin beralasan, misalnya, bahwa mereka punya hak untuk menggunakan
system informasi untuk meningkatkan produktivitas dan memperkecil satuan kerjanya
sehingga bisa mengurangi biaya dan tetap berada pada bisnis. Karyawan-karyawan yang
digantikan oleh system informasi mungkin beralasan bahwa pemilik perusahaan memiliki
semacam kewajiban bagi kesejahteraannya. Pemilik bisnis mungkin merasa bertanggung
jawab untuk memonitor e-mail karyawan dan penggunaan internet untuk meminimalkan
kebocoran produktivitas.
Para karyawan mungkin percaya bahwa mereka harus mampu menggunakan internet untuk
mengerjakan tugas-tugas pribadi yang ringan sebagai ganti penggunaan telepon. Suatu
analisis yang lebih dekat mengenai fakta-fakta kadang kala bisa menghasilkan solusi
kompromi yang memberi “sebagian keuntungan” untuk setiap sisi.

Dimensi-dimensi moral dari system informasi

Pada bagian ini, kita akan lebih mendalami lima dimensi moral dari system informasi. Dalam
tiap dimensi kita mengidentifikasi level analisis etika, social, dan politik dan menggunakan
contoh-contoh nyata sebagai ilustrasi dari nilai-nilai terkait, pihak-pihak yang berkepentingan
(Stakeholder), dan pilihan-pilihan yang diambil.

Tantangan internet untuk privasi:

• Cookie

• Identifikasi browser dan lacak kunjungan ke situs

• Cookie Flash

• Bug Web

• Grafis kecil tertanam dalam e-mail dan halaman Web

• Pantau siapa yang sedang membaca pesan e-mail atau mengunjungi situs

• Spyware

• Surreptitiously terinstal di komputer pengguna

• Dapat mengirimkan penekanan tombol pengguna atau menampilkan iklan yang tidak
diinginkan

• Penargetan layanan dan perilaku Google


Isu-isu etika
Isu-isu etika mengenai kebebasan pribadi dalam era informasi ini adalah sebagai berikut :
Dalam kondisi apa saya (Anda) dianggap menyerang atau melanggar kebebasan pribadi
seseorang? Peraturan-peraturan apa yang berbicara mengenai interferensi kehidupan orang
lain melalui pengawasan secara diam-diam, melalui penelitian pasar, atau melalui medium
apa pun? Apakah kita perlu memeberitahu orang yang bersangkutan jika ingin mengambil
data-data informasi dirinya? Haruskah kita mengumumkan kepada orang-orang bahwa kita
menggunakan informasi yang terkumpul untuk tujuan review karyawan.

Isu-isu sosial
Isu-isu sosial mengenai kebebasan pribadi menaruh perhatian pada perkembangan
“pengharapan kebebasan pribadi” atau norma-norma kebebasan pribadi, dan sikap punlik.
Dalam wilayah kehidupan apa kita, sebagai masyarakat, harus mendorong orang-orang untuk
berfikir bahwa mereka ada pada “wilayah pribadi” sebagai lawan dari sudut pandang public?
Misalnya, haruskah kita sebagai seorang anggota masyarakat mendukung orang-orang untuk
mengembangkan pengharapan kebebasan pribadi sewaktu menggunakan e-mail, telepon
seluler, bulletin board, system posral, tempat kerja, atau jalan raya? Haruskah pengharapan-
pengharapan kebebasan pribadi meluas sampai menimbulkan konspirator kejahatan?

Isu-isu politik
Isu-isu politik mengenai kebebasan pribadi menaruh perhatian pada perkembangan
perundang-undangan yang mengatur relasi antara pemegang dokumen/catatan dan individu.
Haruskah kita mengizinkan FBI untuk mengawasi e-mail agar bisa melacak penjahat atau
teroris. Sampai sejauh apa situs-situs e-commerce dan bisnis lainnya dimungkinkan untuk
mempertahankan data pribadi mengenai individu?

Hak-hak kepemilikan : Properti Intelektual


Rahasia Dagang

Produk karya intelektual apapun yang digunakan untuk sebuah tujuan bisnis dapat
diklasifikasikan sebagai rahasia dagang, asalkan hak itu tidak didasarkan pada informasi di
domain publik. Perlindungan untuk rahasia dagang bervariasi di setiap negara.
Hak cipta

Hak cipta (copyright) adalah pengakuan oleh undang-undang yang melindungi pencipta
kekayaan intelektual dari penggandaan hasil karyanya oleh pihak lain untuk tujuan apa pun
selama usia hidup pencipta ditambah 70 tahun setelah penciptanya meninggal dunia. Maksud
dari undang-undang hak cipta ini adalah mendorong kreativitas dan penciptaan dengan
memastikan bahwa seseirang yang kreatif tersebut menerima manfaat keuangan dan yang
lainnya atas hasil karyanya.

Hak paten

Hak paten (patent) memberikan hak monopoli ekslusif kepada pemilik gagasan yang
melatarbelakangi suatu penemuan selama 20 tahun. Maksud kongres AS dibalik undang-
undang hak paten adalah untuk memastikan bahwa penemuan mesin, perangkat atau metode
yang baru akan menerima upah uang dan lainnya atas usahanya dan masih dapat memperluas
penggunaan dari penemuan itu dengan gagasan tersebut sesuai lisensi hak paten. Pemberian
hak paten ditentukan oleh Badan Hak Paten AS dan mengandalkan hasil putusan pengadilan.

Isu-isu etika
Isu-isu etika pokok menaruh perhatian pada perlindungan kepemilikan intelektual seperti
perangkat lunak, buku digital, musik digital, video digital. Haruskah saya(Anda)
menggandalkan sebagian perangkat lunak atau materi digital yang dilindungi oleh rahasia
dagang, hak cipta, dan atau paten untuk tujuan pribadi? Apakah ada nilai yang berkelanjutan
dalam melindungi kepemilikan intelektual jjika bisa dengan mudahnya digandakan dan
didistribusikan melalui internet.

Isu-isu sosial
Ada beberapa isu sosial yang berhubungan dengan kepemilikan yang diangkat oleh teknologi
informasi baru. Sebagian besar ahli setuju bahwa hukum kepemilikan intelektual sekarang ini
kurang berfungsi dengan era informasi. Laporan penelitian yang dilakukan di Amerikan
menyebutkan bahwa secara rutin beberapa hukum kepemilikan dilanggar-mulai dari
pengutipan tanpa izin terhadap cuplikan dokumen hingga penggandaan buku dan perangkat
lunak. Kemudahan menggandakan perangkat lunak dan content digital semakin membuat kita
sebagai bagian dari masyarakat pelanggar hukum. Pencurian rutin seperti ini secara signifikan
mengancam penyebaran bentuk-bentuk teknologi baru dan, karena itu mengancam pula
kemajuan-kemajuan dalam produktivitas dan kehidupan sosial yang lebih baik.

Isu-isu politik
Isu politik utama yang berhubungan dengan kepemilikan menaruh perhatian pada
penyusunan ukuran-ukuran perlindungan kepemilikan untuk melindungi investasi yang
dibuat oleh pencipta perangkat lunak, buku-buku digital, dan hiburan digital. Microsoft dan
1400 perangkat lunak lainnya dari perusahaan content informasi tergabung dalam Asosiasi
Industri Informasi dan Perangkat Lunak (SIIA), yang mendorong dikeluarkannya hukum-
hukum baru dan pelaksanaan hukum-hukum yang sudah ada untuk melindungi kepemilikan
intelektual di seluruh dunia. SIIA dibentuk pada 1 januari 1999, dari bergabungnya Asosiasi
Penerbit Perangkat Lunak dengan Ssosiasi Industri Informasi. SIIA menerbitkan hotline anti
pembajakan untuk para individu agar melaporkan aktivitas pembajakan serta
menyebarluaskan program edukasi untukm membantu organisasi melawan pembajakan
perangkat lunak dan telah mempublikasi penuntun untuk karyawan dalam menggunakan
perangkat lunak.

Perkumpulan yang menentang SIIA banyaknya kelompok dan jutaan individu yang yakin
bahwa hukum anti pembajakan tidak bisa dilaksanakan dalam era digital dan bahwa
perangkat lunak seharusnya gratis atau dibayar hanya berdasarkan kerelaan. Menurut
kelompok-kelompok ini, ada keuntungan sosial yang lebih besar dari distribusi perangkat
lunak secara bebas.

Akuntabilitas, Pertanggung jawaban secara hukum, dan Kontrol


Bersamaan dengan dikeluarkannya hukum-hukum kepemilikan dan kebebasan pribadi,
teknologi informasi baru memberi tantangan atas hukum dan praktik-praktik sosial yang ada
yang memberi perlindungan kepada individu dan institusi. Jika seseorang merasa dirugikan
disebabkan oleh mesin yang sebagian dikendalikan oleh perangkat lunak, siapa yang
dianggap bertanggung jawab dan dimintaui pertanggung jawaban ? Haruskah papan
pengumuman public atau layanan el;ektronik seperti Amerika Online mengizinkan
p[engiriman materi-materi pornografi atau materi lainnya yang melanggar hukum (Sebagai
pemancar), atau haruskah mereka dianggap tidak bertanggung jawab atas segala bentuk
materi yang dikirimkan oleh penggunannya? Bagaimana dengan internet? Jika anda meng-
outsource proses informasi, dapatkah anda dianggap vendor eksternal yang bertanggung
jawab untuk segala kerugian yang ditanggung oleh konsumen?

Isu-isu etika
Isu-isu etika yang berhubungan dengan pertanggung jawaban disebabkan oleh teknologi
informasi yang baru adalah apakah individu dan organisasi yang menciptakan, menghasilkan,
dan menjual system (baik perangkat keras maupun lunak),secara moril bertanggung jawab
untuk konsekuensi penggunaannya.

Isu-isu sosial
Isu-isu sosial yang berhubungan dengan pertanggung jawaban menaruh perhatian pada
harapan-harapan bahwa masyarakat seharusnya diberi kemungkinan untuk mengembangkan
pelayanan jasa system informasi.

Isu-isu politik
Isu-isu sosial yang berhubungan dengan pertanggungjawaban adalah debat antara penyedia
jasa informasi untuk segala macam bentuknya (mulai dari developer perangkat lunak sampai
penyedia jasa layanan jaringan), yang menginginkan sedapat mungkin dibebaskan dari
pertanggungjawaban secara hukum (dan berarti memaksimalkan keuntungan mereka), dan
layanan individu-pengguna, organisasi, dan komunitas- yang menginginkan agar organisasi
dianggap bertanggung jawab secara hukum karena member layanan system berkualitas tinggi
(dan berarti nmemaksimalkan kualitas layanannya). Penyedia jasa berargumen bahwa mereka
akan menarik diri dari pasar jika dianggap bertanggungjawab secara hukum, padahal para
pengguna layanan berargumen bahwa hanya jika penyedia jasa mengakui bertanggung jawab
secara hukum, maka mereka merasa mendapat jaminan layanan berkualitas baik dan
mengimbangi kerugian-kerugian yang terjadi.

Etika dan jasa informasi


Etika komputer, menurut James H. Moor merupakan analisis mengenai sifat dan dampak
sosial teknologi Komputer untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis. Oleh karena
itu, etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama, yaitu :

▪ Waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat;


▪ Memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan bahwa teknologi
tersebut digunakan secara tepat.
Tiga alasan utama atas minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, adalah :

▪ Kelenturan logis, kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apapun


yang kita inginkan.
▪ Faktor transformasi, berdasarkan fakta bahwa komputer dapat mengubang secara
drastic cara kita melakukan sesuatu (misalnya penggunaan e-mail, konferensi
video, dan konferensi jarak jauh).
▪ Faktor tak kasat mata, komputer dipandang sebagai kota hitam. Semua operasi
internal komputer tersembunyi dari penglihatan. Operasi internal tersebut
membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan
rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang tidak terlihat.
1. Hak sosial dan komputer
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer. Hak ini dapat
dipandang dari segi komputer atau dari segi informasi yang dihasilkan computer yaitu:

1. Hak atas komputer


2. Hak atas akses komputer
3. Hak atas keahlian komputer
4. Hak atas spesialis komputer
5. Hak atas pengambilan keputusan
6. Hak atas informasi
7. Hak atas Privacy
8. Hak atas Accuracy
9. Hak atas Property
10. Hak atas Accessibility
Kontrak sosial jasa informasi

Guna memecahkan permasalahan etika komputer, Mason menyarankan bahwa jasa informasi
harus masuk ke dalam suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan
digunakan untuk kebaikan sosial. Kontrak tersebut menyatakan bahwa :
1. Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu privasi
seseorang. Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan
komputer. Hak milik intelektual akan dilindungi.
2. Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari
ketidaktahuan informasi. Dengan demikian, masyarakat jasa informasi harus
bertanggung jawab atas kontrak sosial yang timbul dari sistem yang dirancang dan
diterapkannya.

Anda mungkin juga menyukai