Kelompok 6:
Nisa Mutiara 16312114
Melisa Livana 16312269
Yuliana Hi Rajuna 16312270
Alda Rida Yulianingtyas 16312371
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2018
4 ISU SOSIAL DAN ETIKA PADA SISTEM INFORMASI
4.1 MEMAHAMI ISU SOSIAL DAN ETIKA YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM
Etika (ethics) mengacu pada prinsip-prinsip benar salah mengenai apa yang dilakukan
seorang individu sebagai makhluk moral yang bebas, yang digunakan untuk membimbing
perilakunya.
Sistem informasi menimbulkan isu-isu etika baru, baik secara individu maupun
bermasyarakat, karena menciptakan peluang dalam melakukan peurbahan social yang mendalam
dan sekaligus mengancam eksistensi distribusi kekuasaan, hak, dan kewajiban. Teknologi
informasi dapat digunakan untuk mencapai kemajuan sosial, tetapi dapat juga digunakan untuk
melakukan kejahatan serta mengancam nilai sosial. Teknologi informasi akan menghasilkan
banyak manfaat di satu sisi, tetapi juga menimbulkan kerugian di sisi yang lain.
Isu etika menjadi begitu penting semenjak kemunculan internet dan perdagangan
elektronik (e-commerce). Internet dan teknologi perusahaan digital semakin mempermudah
dalam mengumpulkan, memadukan, dan mendistribusikan informasi dan juga memperlancar
urusan mengenai penggunaan informasi konsumen secara tepat, perlindungan privasi pribadi,
dan perlindungan kekayaan intelektual.
Isu etika, sosial dan politis sangat terkait satu sama lain. Teknologi informasi membawa
situasi baru (dampak) yang tidak bisa direspon dengan cepat masyarakat dan institusi politik.
Situasi baru tidak dapat diatasi oleh aturan-aturan lama, membutuhkan waktu yang lama untuk
mengembangkan etiket, harapan dan tanggung jawab sosial
Dilema etika yang mungkin dihadapi sebagai manajer sistem informasi biasanya
tercermin pada debat sosial dan politik. Salah satu cara memikirkan hubungan-hubungan ini
ditujukan oleh gambar dibawah ini.
1
Pada model ini dapat digunakan untuk mengilustrasikan dinamika yang berhubungan
denhan isu etika, sosial, politis. Model ini juga berguna untuk mengidentifikasi dimensi moral
utama pada masyarakat informatis, yang meliputi berbagai tingkatan tindakan baik individu,
sosial, maupun politis.
a. Hak dan kewajiban informasi. Hak informasi (information rights) apa saja yang dimiliki oleh
individu dan organisasi? Apa yang dapat mereka lindungi?
b. Hak dan kewajiban terkait kepemilikan. Bagaimana hak kekayaan intelektual model lama
dapat dilindungi dalam sebuah masyarakat digital dimana melacak serta mengalkulasi
kepemilikan sangatlah sulit dan mengabaikan hak-hak kepemilikan semacam itu sangat
mudah?
c. Akuntabilitas dan pengendalian. Siapa yang mampu menyelenggarakan dan akan diberi
sanksi atas perubahan yang merugikan terhadap informasi individu maupun kelompok serta
hak-hak kepemilikan?
d. Kualitas sistem. Standar kualitas data dan sistem seperti apa yang kita butuhkan untuk
melindungi hak-hak individu dan keamanan dalam masyarakat?
e. Kualitas hidup. Nilai-nilai apa yang harus dipertahankan dalam sebuah masyarakat yang sarat
akan pengetahuan dan informasi? Praktik dan nilai budaya apa yang didukung oleh teknologi
baru tersebut?
2
TREN UTAMA DARI TEKNOLOGI YANG MENGEDEPANKAN ETIKA
Tren Dampak
Kecepatan komputasi berlipat ganda tiap 18 Semakin banyak perusahaan yang bergantung
bulan. pada sistem komputer untuk menjalankan
operasi-operasi yang utama.
Biaya penyimpanan data menurun secara Organisasi bisa dengan mudah membangun
drastis dan memelihara database individu secara
lebih rinci..
Kemajuan-kemajuan analisis data Perusahaan bisa menganalisis sejumlah besar
data secara cepat dan membuat profil individu
secara terinci.
Kemajuan-kemajuan pada internet dan Semakin mudah menyalin dan mengakses
teknologi jaringan data personil dari satu lokasi ke lokasi
lainnya.
Dampak pertumbuhan perangkat telepon Ponsel seseorang mungkin sedang disadap
genggam tanpa sepengetahuan pemiliknya.
3
hukum dan merupakan sebuah proses dimana hukum dipahami dan dimengerti, serta ada
kemampuan untuk mengajukan perkara ke pihak berwenang yang lebuh tinggi untuk menjamin
hukum diterangkan dengan benar.
Konsep ini membentuk analisis etika yang mendasar dari sistem informasi dan orang-
orang yang mengelolanya.
ANALISIS ETIKA
a. Perlakuan orang lain seperti yang kamu inginkan perlakukan kepadamu (Golden Rule—
Aturan Emas).
b. Jika suatu tindakan tidak pantas bagi setiap orang, itu tidak pantas bagi seseorang (Immanuel
Kant’s Catergorical Imperative—Imperatif Kategoris Immanuel Kant).
c. Jika suatu tindakan tidak dapat dilakukan berulang-ulang, maka tidak dapat diterapkan secara
menyeluruh (Descartes Rules of Change—Aturan Perubahan Descartes).
d. Ambil tindakan yang memberi nilai yang lebuh tinggi atau lebih besar (Utilitarian Principle
—Prinsip Utilitarian).
e. Ambil tindakan yang memberi kerugian paling sedikit atau biaya (Risk Aversion Principle—
Prinsip Menghindari Resiko).
f. Asumsikan bahwa seluruh benda baik yang berwujud maupun tidak berwujud adalah milik
seseorang sampai ada deklarasi spesifik yang menyatakan sebaliknya.
Kode etik adalah janji berdasarkan profesi untuk mengatur kalangan profesional dengan
kepentingan umum masyarakat.
4
4.3 DIMENSI MORAL DALAM SISTEM INFORMASI
Privasi (privacy) adalah hak seseorang untuk tinggal seorang diri, bebas dari pengawasan
maupun campur tangan pihak lain ataupun organisasi, termasuk negara. Teknologi sistem
informasi mengancam hak atas privasi individu dengan melakukan pelanggaran privasi secara
murah, efektif, dan menguntungkan.
Sebagian besar undang-undang yang mengatur hak-hak privasi di Amerika dan Eropa
disusun berdasarkan aturan hidup yang disebut praktik informasi yang adil (Fair Information
Practice—FIP). FIP adalah rangkaian prinsip yang mengatur dalam pengumpulan dan
penggunaan informasi tentang seseorang. Prinsip-prinsip FIP didasari oleh gagasan tentang
kepentingan yang saling memberi manfaat antara pemegang rekaman dengan individu. FIP yang
dikembangkan oleh FTC digunakan sebagai panduang untuk mendorong dalam pembuatan
undang-undang privasi.
Pelacakan web yang telah terjadi pada situs web dan laman web yang telah anda
kunjungi, konten online yang sudah diakses seseorang dan item yang telah dibeli seseorang
melalui internet. Pengawasan dan pelacakan tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan
pengunjung. Hal tersebut dilakukan bukan hanya oleh situs web perorangan, namun juga
jaringan perusahaan periklanan seperti Microsoft Advertising, Yahoo, dan DoubleClick yang
dapat melacak perilaku seseorang dalam beraktivitas didalam dunia maya pada ribuan situs web.
Cookies adalah teks kecil yang tersimpan pada hard disk ketika pengguna mengunjungi
situs web. Cookies mengidentifikasi perangkat lunak yang digunakan oleh pengunjung dalam
melakukan browsing internet dan memantau kunjungan pada situs web. Ketika seorang
pengunjung kembali ke sebuah situs yang telah menyimpan ke sebuah cookies, perangkat lunak
5
pada situs web akan mencari computer pengunjung, menentukan cookies nya dan mengetahui
apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi cookies
bergantung aktivitas yang dilakuakan selama kunjungan.
Solusi Teknis
Kekayaan intelektual (Intellectual Property) dianggap sebagai harta tak berwujud yang
diciptakan oleh seseorang ataupun organisasi. Teknologi infromasi telah mempersulit
perlindungan terhadap kekayaan intelektual dikarenakan informasi yang terkomputerisasi dapat
dengan mudah disalin atau disebarluaskan lewat jaringan. Kekayaan intelektual adalah
subjek/pokok persoalan bagi berbagai macam jenis perlingungan dibawah naungan tiga tradisi
resmi berikut;
a. Rahasia dagang
b. Hak cipta
c. Hak paten
6
Internet diciptakan untuk memindahkan, informasi secara leluasa ke seleruhu dunia,
termasuk informasi yang dilindungi dengan hak cipta. Dengan kehadiran World Wide Web
(WWW), dapat menyalin dan mendistribusikan apapun kepada ribuan atau jutaan orang
diseluruh dunia, meskipun mereka menggunakan sistem komputer yang berbeda.
Individu juga telah secara ilegal menyalin dan mendistribusikan music MP3 digital di
internet selama bertahun-tahun. Jasa layanan file sharing (bebagi file) seperti Napster, kemudian
Grokster, Kazaa, dan Morpheus bertumbuh untuk membantu pengguna dalam menemukan dan
bertukar file musik digital, termasuk yang dilindungi hak cipta. Pendistribusian file secara ilegal
terjadi begitu luas dan mengancam kelangsungan hidup industri rekaman musik, dan pada
sisanya mengonsumsi 20% bandwidth internet.
Pendistribusian file ilegal masih terjadi, hal tersebut mulai menurun semenjak dibukan
nya iTunes Store pada 2001. Akibat perkembangan toko musik online resmi dan layanan internet
radio seperti Pandora, pendistribusian file ilegal telah menurun. Teknologi telah merubah secara
radikal prospek perlindungan hukum terhadap kekayaan intelektual dari pencurian, setidaknya
untuk musik, video, dan tayangan televisi. iTunes Store milik Apple ditunjuk secara resmi untuk
melakukan penjualan musik dan konten hiburan lainnya, serta menciptakan lingkungan yang
terproteksi dimana konten musik dan video tidak dapat dengan mudah disalin di distribusikan,
kecuali jika diputar di perangkat Apple. Amazon’s Kindle juga melindungi hak penerbit dan
penulis karena buku tersebut tidak dapat disalin dan didistribusikan lewat internet. Tayangan
radio internet pada layanan seperti Pandora, Spotify, dan film-film Hollywood (disitu seperti
Hulu dan Netflix) juga melarang pembajakan karena tayangan tersebut tidak dapat dengan
mudah direkam pada perangkat terpisah. Terlebih lagi distributor web berskala besar seperti
Apple, Google, dan Amazon tidak mendukung pembajakan musik ataupun video karena mereka
mengharapkan musik dan video tersebut menghasilkan pemasukan bagi mereka.
Secara umum, sangat sulit untuk meminta pertanggung jawaban kepada pihak pencipta
perangkat lunak terhadap produk buatannya yang bersifat seperti buku, tanpa memandang
kerugian yang diakibatkannya bersifat fisik maupun ekonomis. Berdasarkan sejarah, penerbit
7
percetakan, buku dan majalah tidak dapat dimintai pertanggungjawaban karena tuntutan
pertanggungjawaban tersebut dikhawatirkan akan bertentangan dengan amandemen pertama
tentang jaminan kebebasan dalam berekspresi.
Perangkat lunak sangat berbeda dengan buku. Pengguna perangkat lunak mungkin
memiliki ekspektasi tentang sebuah perangkat lunak yang sempurna tanpa cacat; perangkat lunak
lebih mudah ditelaah dibanding buku, dan lebuh sulit dibandingkan dengan perangkat lunak
lainnya dalam hal kualitas; penilaian terhadap perangkat lunak, umumnya berdasarkan
kemampuannya dalam mengerjakan tugas/perintah bukan menjabarkan tugas/perintah tersebut
seperti yang dilakukan buku, dan orang yang bergantung erat pada perangkat lunak. Peran
perngkat lunak yang begitu sentral terhadap kehidupan sehari-hari, merupakan kesempatan yang
baik untuk memperluas undang-undang liabilitas (undang-undang perlindungan terhadap
kerugian yang diderita oleh konsumen) guna menjangkau perangkat lunak, meskipun perangkat
lunak hanya menyediakan layanan informasi.
Tiga sumber pokok dari kinerja sistem yang bobrok adalah (1) celah/kelemahan dan
kesalahan pada sistem, (2) kegagalan perangkat keras ataupun fasilitas lainnya disebabkan oleh
alam maupun penyebab lainnya, (3) kualitas imput data yang buruk. Terdapat hambatan dalam
teknologi untuk menyempurnakan perangkat lunak tersebut, dan pengguna harus waspada
terhadap bencana kegagalan sistem.
Meskipun celah/kelemahan pada perangkat lunak dan kerusakan pada fasilitas sudah
merupakan hal yang lumrah, sejauh ini sumber kegagalan sistem dalam organisasi bisnis adalah
kualitas data.
8
terdesentralisasi/menyebar, dilengkapi dengan teknologi pemberdayaan ribuan pekerja dan
pendistribusian pengambilan keputusan di tingkat yang lebih rendah telah mengurangi ketakuan
terhadap sentralisasi kekuatan di institusi pemerintah. Akan tetapi, pemberdayaan seperti yang di
ulas pada majalah binsis terkenal menjadi hal yang terkesan sepele. Karyawan tingkat rendahan
mungkin diberi wewenang untuk mengambil keputusan dalam perkara-perkara kecil, namun
keputusan masih terpusat seperti dulu. Pada saat yang bersamaan, perusahaan internet raksasa
seperi Google, Apple, Yahoo, Amazon, dan Microsoft menguasai bidang pengumpulan dan
analisis informasi pribadi seluruh warga Negara.
Sistem informasi telah banyak membantu dalam menciptkan pasar nasional dan
internasional yang lebih efisien. Pasar global yang lebih efisien saat ini mengurangi hambatan
sosial bagi organsasi bisnis yang biasanya butuh waktu bertahun-tahun untuk beradaptasi dengan
persaingan yang ada. Kompetisi yang didasarkan pada waktu memiliki sisi yang buruk:
organisasi bisnis tempat anda bekerja mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk merespon
pesaing global dan mungkin akan hancur dalam waktu setahun.
Menghabiskan waktu luang didepan komputer mengancam hubungan sosial yang akrab.
Penggunaan internet secara luas dan untuk tujuan hiburan dan rekreasi, telah membawa orang-
orang jauh dari keluarga dan teman-teman mereka. Bagi kalangan remaja, hal tersebut dapat
menimbulkan perilaku anti sosial yang merugikan, seperti meningkatkan cyber bullying.
Saat ini, informasi bisnis, pemerintahan, sekolah, dan perkumpulan lainnya seperti gereja
sangat bergantung pada sistem informasi, meskipun ada resiko yang tinggi terhadap gagalnya
sistem ini.
Teknologi baru termasuk computer, telah menciptkan peluang baru bagi pelaku kejahatan
dengan jalan menciptakan item-item yang berharga untuk dicuri, cara baru dalam mencurinya,
serta cara baru dalam merugikan orang lain. Kejahatan komputer (computer crime) adalah
9
rangkaian tindakan ilegal/cacat hukum yang dilakukan lewat penggunaan komputer atau
terhadap suatu sistem komputer. Komputer maupun sistem Komputer dapat menjadi objek
kejahatan (menghancurkan pusat Komputer atau file-file suatu perusahaan), ataupun alat dalam
melakukan kejahatan (mencuri data dari Komputer lain dengan cara memperoleh akses secara
ilegal ke sistem Komputer tersebut). Mengakses suatu sistem komputer tanpa wewenang/hak
dengan tujuan untuk merugikan, meskupun tanpa sengaja, dapat dianggap sebagai kejahatan
yang sah.
Ketenagakerjaan: Dampak Buruk Teknologi dan Penataan Ulang Pekerjaan yang Hilang
Merekayasa ulang pekerjaan adalah hal umum yang dianggap oleh komunitas sistem
informasi sebagai sebuah keunggulan utama dari teknologi informasi baru. Lebih sedikit dicatat
bahwa merekayasa ulang proses bisnis dapat menyababkan jutaan manajer tingkat menengah dan
pekerja administrasi akan kehilangan pekerjaan mereka. Seorang ekonom mengungkapkan
kemungkinan bahwa kita akan menciptakan sebuah masyarakat yang dijalankan oleh
sekelompok kecil “profesional” perusahaan elit dan berteknolgi tinggi di suatu Negara yang
penduduknya sebagian besar penggangguran tetap.
Kesetaraan dan Hak Akses: Meningkatnya Kesenjangan Sosial dan Pembedaan Ras
10
Kesenjangan digital (digital divide) serupa juga terjadi di sekolah-sekolah Amerika,
sekolah-sekolah di wiliyah miskin memiliki jumlah komputer, kualitas pendidikan, serta akses
internet yang lebih rendah bagi murid-muridnya. Apabila dibiarkan kesenjangan digital akan
menimbulkan gesekan atau benturan antara golongan yang memiliki informasi, pemahaman
komputer, serta keahlian dengan golongan yang tidak memiliki pemahaman dan kemampuan
komputer. Kelompok pembela kepentingan publik, ingin mempersempit kesenjangan digital ini
dengan merancang layanan informasi digital—termasuk internet—tersedia bagi semua orang
seperti layanan telepon saat ini.
Penyakit paling umum dewasa ini adalah cedera stres yang berulang (repetitive stress
injury—RSI). RSI terjadi ketika sekelompok otot dipaksa melakukan tindakan yang sama
berulang-ulang dan sering kali dengan beban yang berat (seperi tenis) atau puluhan ribu
pengulangan dengan beban ringan (seperti bekerja dengan keyboard).
Penyakit terbaru yang berhubungan dengan komputer adalah technostress yaitu stress
yang ditimbulkan oleh penggunaan komputer. Gejalanya yaitu kejengkelan, permusuhan
terhadap orang lain, ketidaksabaran, serta kelelahan.
Peningkatan dalam konsumsi media ini telah didorong oleh penyebaran dan peningkatan
fungsi telepon seluler dan smarthphone. Faktanya, saat ini sebagian besar anak muda lebih
11
banyak mengahbiskan waktu untuk mengakses media pada ponselnya, ketimbang menggunakan
untuk menelpon.
Seiring dengan penyebaran akses terhadap perangkat ini, anak-anak dari keluarga miskin
menghabiskan waktu jauh lebih banyak, ketimbang anak-anak dari kalangan berada dalam
penggunaan komputer, ponsel, dan televisi untuk mengakses media hiburan serta jejaring sosial
seperti Facebook. Perhatian terhadap “kesenjangan digital” sekarang telah bergeser—bimbingan
orang tua dan pengawasan dalam penggunaan teknologi lebih penting, ketimbang akses
teknologi itu sendiri.
12