Anda di halaman 1dari 4

CRITICAL REVIEW 1

Judul Falsafah Kesenian Tanjidor pada Pelaksanaan Cooperate Social


Responsibility
Penulis Manikam Apriliani dan M. Wahyudin Abdullah
Publikasi Jurnal Akuntansi Multiparadigma Volume 9 Nomor 2, 31 Agustus
2018 Hal. 337-393
Reviewer Emy Utari / 90400116096 / Akuntansi C

Hasil penelitian dari jurnal ini mengemukakan bahwa perusahaan bisa


melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) tanpa adanya tekanan peraturan,
tetapi melaksanakan CSR dengan kesadaran dari dalam diri untuk memenuhi kepuasan
batin dan dijadikan kesenangan serta kegemaran dengan tujuan untuk berbuat kebaikan.
CSR mengandung nilai yang sesuai dengan asas dan perilaku yang telah menjadi sebuah
kesepakatan dan filantropis yaitu sifat yang berdasarkan pada rasa cinta kasih terhadap
sesama manusia dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan
dengan penelitian Werastuti (2017) yang mengatakan bahwa kata “tulus ikhlas” yang
bila dikaitkan dengan konsep CSR, mengarah kepada kepatuhan dan pelaksanaan CSR
secara sadar dan sukarela berbasis spiritual dan cinta terhadap diri sendiri, orang lain,
makhluk hidup, lingkungan, dan Tuhan. Bentuk kesadaran juga dirasakan oleh PT
Teknik Utama Tbk tentang pentingnya menjaga kesinambungan bisnisnya secara
harmonis dengan lingkungan sekitar. Kesadaran ini melahirkan sebuah komitmen untuk
melaksanakan berbagai kegiatan yang merupakan bentuk tanggung jawab CSR
Perseroan terhadap masyarakat sekitar lokasi usaha Perseroan (Suryaningsum et al.,
2016). CSR sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para
stakeholdernya, terutama komunitas atau masyarakat sekitarannya dengan atau tanpa
aturan hukum. Salah satu parameter keberhasilan suatu perusahaan dari sudut pandang
CSR adalah mengedepankan prinsip moral dan etis untuk menggapai suatu hasil terbaik
tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya sehingga memberikan manfaat yang
besar bagi perusahaan (Asniwaty, 2010). Pada kenyataanya, perusahaan terkadang
beranggapan penerapan CSR merupakan beban bagi perusahaan. Dari hasil penelitian
Kurniasari (2015) menyatakan bahwa masih ada perusahaan yang mempersepsi CSR
sebagai bagian dari biaya atau tindakan reaktif untuk mengantisipasi penolakan
masyarakat dan lingkungan. Pengungkapan CSR juga berdampak pada pengeluaran
biaya yang pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehingga
tingkat profit perusahaan akan turun (Ibrahim et al., 2015). Hal ini juga diperjelas oleh
Rice (2017) bahwa penerapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu
beban, dimana dengan ikut serta dalam kegiatan sosial, jumlah laba dapat mengalami
penurunan. Ada beberapa perusahaan bahkan mengambil keuntungan dari penerapan
CSR tersebut. Menurut Sari dan Adiwibowo (2017) perusahaan yang terlibat dalam
kegiatan CSR yang terkait dengan perilaku bisnis lebih cenderung terlibat dalam
agresivitas perpajakan. Hal ini konsisten dengan penelitian bahwa beberapa pelaku
bisnis yang mengaku bertanggung jawab secara sosial juga terlibat dalam aktivitas
agresif pajak. Berdasarkan data yang dihimpun peneliti dari berbagai sumber,
memberikan gambaran bahwa pelaksanaan CSR di Indonesia sebagian besar masih
berupa karitatif dan sebagai ajang pembentukan citra positif perusahaan. Belum
sepenuhnya berupa keinginan untuk membangun perekonomian yang berkelanjutan
pada masyarakat sekitar wilayah operasinya (Pranoto dan Yusuf, 2014). Seiring
banyaknya perusahaan atau korporasi yang muncul, setiap perusahaan atau korporasi
bersaing untuk mendapatkan keuntungan non keuangan dari masyarakat agar usahanya
terus bertahan dan berkembang (Ayuning et al., 2016).
Pelaksanaan CSR tidak hanya memberikan hasil jangka pendek dan sementara,
tetapi dapat memberkan hasil yang bersifat jangka panjang pada perusahaan dimasa
yang akan datang. CSR secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi perusahaan
untuk masa yang akan datang. CSR merupakan investasi berkelanjutan, investasi
kepercayaan pelanggan, dan negara-negara yang memberikan dampak pada perusahaan.
Keberlanjutan suatu perusahaan akan terjamin apabila memperhatikan aspek sosial dan
lingkungan dalam penerapan CSR (Suryaningsum et al., 2016). Sejalan dengan
penelitian Rice (2017) yang mengatakan bahwa keterlibatan sosial merupakan respon
terhadap peranan perusahaan dalam jangka panjang yang dapat menguntungkan
perusahaan. Masih ada perusahaan yang menerapkan CSR yang hanya melihat efek
jangka pendek yang ditimbulkan. Hal ini didukung oleh pernyataan Pranoto dan Yusuf
(2014) yang mengemukakan bahwa sebagian besar korporat tetap melaksanakan CSR
hanya sebagai bentuk santunan, dengan efek yang sesaat dan masih berpusat pada
kebutuhan jangka pendek.
Beberapa hambatan yang menjadikan perusahaan tidak mampu
mengimplementasikan CSR secara utuh seringkali berasal dari faktor internal dan faktor
eksternal. Faktror internal terdiri dari pemahaman mengenai pelaksanaan CSR atar
pemangku kepentingan berbeda-beda dikarenakan setiap pemangku kepentingan
mempunyai pemikiran tersendiri sedangkan faktor eksternal adalah regulasi mengenai
CSR yang masih kabur dan belum jelas sehingga menimbulkan kebingungan dari
perusahaan yang melaksanakan CSRnya (Ayuning et al., 2016). Hal ini dipicu karena
penerapan CSR yang dilakukan perusahaan tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.
Penanganan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan tidak didasari atas rasa
tanggung jawab yang tinggi dan demi keberlangsungan hidup masyarakat yang berada
di wilayah operasi (Rismawati, 2015). Hambatan yang sering terjadi beberapa tahun
terakhir ini adalah aksi protes dari beberapa elemen yang tidak puas pada kinerja
perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian Anasrul et al. (2018) menyatakan bahwa
ketidakpuasan pada PT Vale Indonesia menimbulkan aksi unjuk rasa yang dilakukan
masyarakat dalam hal penyediaan sarana air bersih, bantuan fasilitas listrik, penyediaan
lapangan pekerjaan, tuntutan dalam menjalankan program CSR dan lain-lain.
Permasalahan CSR tidak dapat teratasi dengan baik jika tidak berkembangnya hubungan
baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya. Hambatan bisa diatasi dengan
mengambil hati masyarakat melalui penerapan CSR yang sesuai dengan keadaan
lingkungan masyarakat tempat perusahaan beroperasi. Hal ini dibuktikan oleh PT Sido
Muncul dalam penerapan CSR di wilayah tempat operasinya. Manfaat yang sangat
dirasakan masyarakat adalah dibentuknya desa Diwak sebagai desa rempah dan desa
wisata buah oleh PT Sido Muncul Semarang. Selain itu, semua siswa SD di desa Diwak
yang berjumlah 122 anak tiap tahunnya diberikan beasiswa untuk membeli keperluan
sekolah (Ayuning et al., 2016). Pembuktian lainnya dialihat dari penelitian
Suryaningsum et al. (2016) yang mengatakan bahwa PT Adhi Karya sudah menerapkan
seluruh aspek yang dapat mendukung terjadinya CSR. Setiap tahun mereka memiliki
inovasi program CSR yang sangat baik.
CSR sebagai konsep akuntansi yang mengungkapkan kegiatan atau aktivitas
sosial perusahaan tidak hanya membahas dan menyampaikan informasi finansial
perusahaan, tetapi diharapkan dapat melakukan pengungkapan informasi terkait dampak
dari aktivitas sosial dan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas bisnis perusahaan.
Penelitian ini sejalan dengan Muchlis dan Sukirman (2016) dan Kurniasari (2015) yang
mengatakan bahwa suatu entitas dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya, disamping
bertujuan untuk memperoleh laba, juga diharapkan mempunyai kepedulian sosial yang
tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya. CSR memungkinkan transparansi
pengungkapan sosial atas kegiatan atau aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan.
Berbeda halnya yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk memiliki ciri tersendiri
dengan menerapkan no business interruption sebagai wujud dari CSR. Satu kalimat
singkat monjadi core yang setiap saat didengungkan oleh CEO, ditapsirkan secara
berbeda (multitafsir) oleh berbagai departemen yang ada di dalam perusahaan. kalimat
ini menegaskan ketidakinginan perusahaan atau CEO terhadap apapun yang dapat
mengganggu aktivitas produksi (Rismawati, 2015). Perkataan tersebut dapat diartikan
bahwa PT Vale Indonesia Tbk hanya berorientasi pada keuntungan tanpa melihat akibat
dari kegiatan operasi perusahaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anasrul, Yunus Amar dan Wahda. 2018. Implementasi Program CSR dan Pengaruhnya
Terhadap Citra Perusahaan (Studi Kasus Program CSR PT Vale Indonesia,
TBK pada Proyek Penyediaan Air Bersih. Hasanuddin Journal of Applied
Business and Enterpreneurship, 1(4): 1-9.
Asniwaty, B. 2010. Evaluasi Pelaksanaan Coorporate Sosial Responsibility CSR PT
Pupuk Kaltim. Jural Ekonomi Keuangan dan Bisnis Islam, 6(1): 1267-1266.
Ayuning, Aminah dan Titi Wahyu Setiawati. 2016. Implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) oleh Perusahaan Jamu PT Sido Muncul Semarang.
Diponogoro Law Jurnal, 5(3): 1-12.
Ibrahim, M., Eka Zahra Solikahan dan Arif Widyatama. 2015. Karakteristik Perusahaan,
Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan Nilai Perusahaan.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 6(1): 1-174.
Kurniasari, N. D. 2015. Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Untuk
Meningkatkan Produktivitas Usaha Mikro, Kecil Menengah di Madura). Jurnal
Berkala Ilmu Ekonomi, 9(1): 98-109.
Muchlis, S. dan Anna Sutrisna Sukirman. 2016. Implementasi Maqashid Syariah dalam
Corporate Social Responsibility di PT Bank Muamalat Indonesia. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma, 7(1): 1-155.
Pranoto, A. R. dan Dede Yusuf. 2014. Program CSR Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat Menuju Kemandirian Ekonomi Pasca Tambang di Desa Sarijaya.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 18(1): 39-50.
Rise. 2017. Corporate Social Responsibility Disclosure: Between Profit and Ethics.
Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 7(1): 109-118.
Rismawati. 2015. Memaknai Program Corporate Social Responsinsibility: Suatu Kajian
Proses Transformasi Sosial Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, 6(2): 175-340.
Sari, L. L. P. dan Agustinus Santosa Adiwibowo. 2017. Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan. Diponegoro Journal
of Accounting, 6(4): 1-13.
Suryaningsum, S., M. Irhas Effendi, R. Hendri Gusaptono dan Sri Wahyuni. 2016.
Perbandingan Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT Adhi
Karya Utama Tbk dengan PT Adhi Karya Tbk. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam, 2(1): 25-40.
Werastuti, D. N. S. 2017. Konsep Corporate Social Responsibility Berbasis Catur
Parusa Artha. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 9(2): 227-429.

Anda mungkin juga menyukai