Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Akuntansi
Keperilakuan Progam Sarjana Akuntansi
Oleh:
KELOMPOK 6
WAHYUDI (90400116086)
WAHYUDDIN (90400116118)
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
Akuntansi Keperilakuan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang “KONSEP DAN PERAN PERILAKU ORGANISASI”,
yang kami sajikan berdasarkan materi yang kami dapatkan. Makalah ini di susun
oleh kelompok 6 dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri saya
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah kami dapat bermanfaat buat rekan-rekan sekalian, Mudah –
mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
Karya Ilmiah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran
dan kritiknya.
.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan
yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis.
Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan
yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas
bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga
melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan. Dengan
demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta
kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.
Studi perilaku organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok
dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Manusia adalah salah satu
faktor penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja
individu yang ada didalamnya. Dalam seluruh pekerjaan, anggotalah yang
menentukan keberhasilannya, sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas
organisasi harus dimulai dari perbaikan produktivitas anggota. Oleh karena itu,
pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka
meningkatkan kinerjanya. Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku
manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan
teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa
akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala
prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang di
dalam organisasi itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi dan perilaku organisasi?
2. Bagaimana keterlibatan peran manajer dalam organisasi?
3. Bagaimana peran dan keahlian manajemen?
4. Apa peran perilaku organisasi?
5. Apa saja hal penting dalam perilaku organisasi?
1
6. Bagaimana kerangka dasar konsep perilaku organisasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi dan perilaku organisasi.
2. Untuk mengetahui keterlibatan peran manajer dalam organisasi.
3. Untuk mengetahui bagaimana peran dan keahlian manajemen.
4. Untuk mengetahui peran perilaku organisasi.
5. Untuk mengetahui hal penting apa saja yang terdapat dalam perilaku
organisasi.
6. Untuk mengetahui kerangka dasar konsep perilaku organisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bagi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi, baik itu organisasi
bisnis, departemen (divisi) tertentu dalam sebuah perusahaan tersebut.
Fungsi Manajemen:
Sebagian ahli mendefinisikan manajemen sebagai seni meneyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti seseorang manajer bertugas untuk
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Pada
perkembangan manajemen, fungsi manajemen dibagi menjadi empat fungsi dasar
yang paling penting yaitu :
1. Perencanaan
Fungsi perencanaan mencakup proses merumuskan sasaran, menetspkan
suatu strategi untuk mencapai sasaran tersebut, dan menyusun rencana guna
memadukan dan mengoordinasi sejumlah kegiatan.
2. Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian mencakup tentang proses menentukan tugas yang
harus dikerjakan, pihak yang harus mengerjakannya, cara agar tugas-tugas itu
dikelompokkan, dan pada tingkatan apa keputusan harus diambil
3. Pengarahan
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusahan untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha.
4. Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan seseorang
untuk memengaruhi, membimbing, dan mengarahkan atau mengelola orang lain
agar mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama.
Secara umum, tingkatan manajer diklasifikasikan sebagai manajer tingkat
bawah, tingkat menengah, dan tingkat atas.
1. Manajer Tingkat Bawah ( Lower Manajement)
Manajer ini merupakan orang yang menduduki posisi di tingkatan paling
bawah dan mengelola pekerjaan individu non-manajerial yang terlibat dalam
produksi atau penciptaan produk organisasi. Mereka bisa disebut penyelia, tetapi
bisa disebut manajer lini, manajer kantor, atau bahkan mandor.
2. Manajer Tingkat Menengah ( Midle Manajement )
4
Bisa mencakup semua tingkatan manajemen antara tingkatan paling rendah
dengan tingkat puncak pada organisasi tertentu. Dan bisa mengelola pekerjaan para
manajer lini pertama dan mempunyai sebutan, seperti kepala bagian atau kepala
biro, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3. Manajer Tingkat Atas ( Top Manajement )
Manajer yang menduduki posisi ini biasanya disebut manajemen puncak,
yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan yang mencakup seluruh
organisasi dan menyusun rencana serta sasaran yang akan mempengaruhi
keseluruhan organisasi itu
5
3. Keahlian Teknis
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada
tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk
menjalankan suatu pekerjaan tertentu misalnya menggunakan program computer,
memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan sebagainya.
6
kesinambungan dan kompleksitas dari hubungan kelembagaan dan hubungan antar
pribadi
3. Budaya
Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat yang bersamaan
dijadikan jalan hidup oleh suatu masyarakat. Tidak terdapat masyarakat suatu
budaya dan budaya tidak eksis diluar masyarakat. Jika demikian, maka budaya atau
jalan hidup meliputi sistem kepercayaan umum yang sesuai dengan gaya dan
perilaku atau pada pemikiran dan pengetahuan teknis yang diharapkan, serta
menentukan cara melakukan sesuatu. Budaya mempengaruhi pola teladan perilaku
manusia yang teratur karena budaya menggambarkan perilaku yang sesuai untuk
situasi tertentu. Budaya telah didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi sampai
sekarang belum dapat ditentukan definisinya secara pasti. Budaya merupakan
norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi.
Ada dua jenis praktik organisasi yang dilakukan dan menghasilkan nilai-nilai
budaya. Kedua jenis praktik tersebut adalah proses seleksi dan proses sosialisasi.
Proses seleksi terdiri dari dua komponen, yaitu persekutuan dan seleksi individu.
Untuk memahami perbedaan antar-bangsa Hofstede menggunakan kerangka
berpikir yang dinamakan dimensi budaya nasional. Budaya nasional didefinisikan
sebagai nilai-nilai kepercayaan dan asumsi yang dipelajari sejak masa anak-anak
yang membedakan antara satu kelompok dengan kelompok lain. Menurut Hofstede
(1980 – 1991), ada empat dimensi budaya nasional, yaitu :
a. Jarak Kekuasaan (Power Distance)
Jarak kekuasaan yaitu sejauh apa orang percaya bahwa kekuasaan dan
status didistribusikan secara tidak merata dan bagaimana orang menerima
distribusi kekuasaan yang tidak merata tersebut sebagai cara yang tepat
untuk mengorganisasikan sistem sosial.
b. Penghindaran Ketidakpastian (Uncertain Avoidance)
Penghindaran ketidakpastian yaitu sejauh apa orang merasa terancam
dengan keadaan yang tidak tentu (tidak pasti) atau tidak diketahui.
c. Maskulinitas dan Feminitas (Masculinity And Femininity)
Maskulinitas yaitu suatu situasi yang ditandai dengan nilai-nilai yang
dominan dalam masyarakat yang lebih menekankan dan mementingkan
uang, harta benda, atau materi. Sementara itu, feminitas adalah suatu situasi
7
yang menjelaskan nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat, yang lebih
menekanan pada pentingnya hubungan antar manusia, kepedulian orang
lain dan ketentraman hidup.
d. Individualisme dan Kolektivisme (Individualism and Collectivism)
Individualisme adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam
suatu masyarakat yang cenderung memperhatikan dirinya sendiri dan
keluarga dekatnya saja. Sementara, kolektivisme adalah situasi yang
menjelaskan orang-orang dalam masyaraat yang cenderung merasa
memiliki ikatan kuat dengan satu kelompok berbeda dengan kelompok
lainnya. Orang dalam suatu kelompok cenderung mempedulikan dan
melindungi anggotanya, dan mengharapkan kesetiaan para anggotanya
terhadap kelompok tersebut.
Keempat dimensi budaya nasional tersebut mengandung nilai-nilai
tertentu. Artinya budaya nasional suatu bangsa akan memengaruhi
pandangan, sikap, dan kemudian perilaku dari bangsa tersebut.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyelidiki bagaimana individu-
individu, kelompok-kelompok serta struktur memengaruhi dan dipengaruhi oleh
perilaku dalam organisasi. Perilaku mengacu pada apa yang ingin dilakukan oleh
orang dalam organisasi, bagaimana orang-orang tersebut dibentuk, dan apa sikap
mereka.
Dimensi-dimensi dalam berorganisasi, antara lain sebagai berikut :
1. Teori Peran
Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan kehendaki disebut
sebagai peranan sosial. Peranan dapat digunakan secara sederhana sebagai bagian
dari orang-orang yang saling berinteraksi.
2. Struktur Sosial
Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta,
pertama, orang-orang bertindak secara teratur dengan pila berulang. Kedua, orang-
orang tidak mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan.
3. Budaya
Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat yang bersamaan
dijadikan jalan hidup oleh suatu masyarakat. Menurut Hofstede (1980 – 1991), ada
empat dimensi budaya nasional, yaitu :
1. Jarak Kekuasaan (Power Distance)
2. Penghindaran Ketidakpastian (Uncertain Avoidance)
3. Maskulinitas dan Feminitas (Masculinity And Femininity)
4. Individualisme dan Kolektivisme (Individualism and Collectivism)
Secara umum, tingkatan manajer diklasifikasikan sebagai manajer tingkat
bawah, tingkat menengah, dan tingkat atas.
1. Manajer Tingkat Bawah ( Lower Manajement)
2. Manajer Tingkat Menengah ( Midle Manajement )
3. Manajer Tingkat Atas ( Top Manajement )
9
DAFTAR PUSTAKA
10