Anda di halaman 1dari 18

KONSEP LABA

DISUSUN OLEH :

Kelompok 6 :

- Jenny Trinanda (18.53.02.0091)

- Liviani Sanjaya (18.53.02.0096)

- Shelvani Chaniaho (18.53.02.0103)

Kelas : ACC 181022

Jurusan : Accounting

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

Dosen Mata Kuliah : Sunarji Harahap, S.Pd., M.M.

STIE PROFESSIONAL MANAGEMENT COLLEGE INDONESIA

(STIE PMCI)

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Konsep Laba” ini dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen kami yang telah memberikan kesempatan dan
memberikan fasilitas sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah yang lebih
sempurna. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Medan, April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG......................................................................................1
1.2. TUJUAN MAKALAH......................................................................................1
1.3. MANFAAT MAKALAH.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1. PENGERTIAN LABA......................................................................................3
2.2. JENIS-JENIS LABA........................................................................................4
2.3. TUJUAN PELAPORAN LABA.......................................................................4
2.4. KONSEP LABA DALAM ASPEK TATARAN (LEVEL) SEMIOTIKA......5
2.4.1. KONSEP LABA DALAM TATARAN SEMANTIK..........................5
2.4.2. KONSEP LABA DALAM TATARAN SINTAKTIK.........................6
2.4.3. KONSEP LABA DALAM TATARAN PRAGMATIK.......................9
2.5. KONSEP LABA SECARA EKONOMI DAN AKUNTANSI......................10
2.5.1 KONSEP AKUNTANSI (ACCOUNTING INCOME)......................10
2.5.2 KONSEP LABA EKONOMI (ECONOMIC INCOME)....................11
2.6. PENYAJIAN LABA.......................................................................................13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................14
3.1. KESIMPULAN...............................................................................................14
3.2. SARAN...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam pendirian suatu perusahaan, tentunya ada tujuan yang ingin
dicapai. Salah satu tujuan yang paling nyata ada dalam perusahaan umumnya
ialah memperoleh laba/keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Hal itu tidak
dapat lepas dari perusahaan pada umumnya terutama pada perusahaan dagang.
Karena melalui laba/keuntungan yang diperoleh perusahaan, perusahaan itu
sendiri akan mengalami perkembangan yang akan menjadikan perusahaan itu
semakin besar seiring berjalannya waktu.
Di dalam akuntansi, laba dikenal sebagai penghasilan yang diperoleh
atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan, atau secara matematis adalah
penghasilan yang diterima dikurangi beban yang dikeluarkan dalam suatu
periode yang sama. Namun, mengenai laba ini, terdapat beberapa hal-hal yang
perlu diketahui, seperti jenis-jenis laba, perhitungan, pengukuran, pelaporan
dan penyajian laba, serta konsep-konsep laba yang akan dibahas dalam
makalah ini.
Dalam makalah ini, ada beberapa poin utama yang akan kami bahas
mengenai laba, diantaranya jenis-jenis laba, pelaporan laba,
pengukuran/perhitungan laba, pembagian konsep laba melalui dua aspek,
hingga penyajian laba.

1.2. TUJUAN MAKALAH


Adapun tujuan dari makalah yang kami buat, yaitu:
1) Memenuhi nilai mata kuliah Teori Akuntansi.
2) Memenuhi rasa ingin tahu mahasiswa/i mengenai laba, khususnya
pembagian konsep laba.
3) Menambah pengetahuan mahasiswa/i mengenai laba, khususnya
pembagian konsep laba.
4) Meningkatkan kemampuan mahasiswa/i dalam membedakan jenis laba
dan pembagian konsep laba.

1
1.3. MANFAAT MAKALAH
Berikut manfaat yang kami harapkan dalam pembuatan makalah ini :
1) Mampu mendorong mahasiswa/i untuk berpikir secara kritis dan logis
sekaligus mengurangi rasa ingin tahu mahasiswa/i mengenai laba.
2) Mampu menambah pengetahuan mahasiswa/i mengenai laba khususnya
pada konsep laba.
3) Mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa/i dalam membedakan jenis-
jenis laba dan pembagian konsep laba.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN LABA


Arti income dalam hal perpajakan dapat berbeda dengan arti income
dalam akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam istilah perpajakan, income
atau laba berarti jumlah kotor penghasilan sebagaimana digunakan dalam
standar akuntansi keuangan. Sementara dalam hal akuntansi, laba diartikan
sebagai jumlah bersih sebagaimana didefinisikan oleh FASB atau lebih
spesifiknya adalah laba komprehensif.
Laba akuntansi diartikan sebagai selisih antara pendapatan dan biaya
karena akuntansi secara umum menganut konsep kos historis, asas akrual, dan
konsep penandingan. Pendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya
adalah definisi secara struktural karena laba tidak diartikan secara terpisah dari
pengertian pendapatan maupun biaya.
Untuk menangkap arti laba secara jelas, akuntan harus memahami
prosedur akuntansi secara rinci. Sehingga, laba tidak dapat diintepretasi secara
intuitif. Dan juga, pengukuran pendapatan dan biaya sesuai prinsip akuntansi
diterima umum lebih didasarkan pada konsep kos historis sehingga laba yang
dihasilkan mempertimbangkan perubahan daya beli dan perubahan harga.

Selain itu, laba yang dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan
dalam menghasilkan barang dan jasa (dalam arti bahwa laba merupakan
kelebihan pendapatan di atas biaya), sejalan dengan konsep kesatuan usaha
yang dikemukakan oleh Paton dan Littleton (1967) yang memiliki sudut
pandang terhadap laba sebagai kenaikan aset perusahaan seperti berikut:
“Laba adalah kenaikan aset dalam suatu periode akibat kegiatan
produktif yang dapat dibagi atau didistribusikan kepada kreditor, pemerintah,
pemegang saham, tanpa memengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham
semula”.
Dari berbagai pengertian laba yang telah dikemukakan sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual memiliki karakteristik umum
sebagai berikut:

3
a. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas. Entitas
dapat berupa perorangan, kelompok, intritusi, badan, lembaga, atau
perusahaan.
b. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus diidentifikasi
kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
c. Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang
menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.

2.2. JENIS-JENIS LABA

Konsep Laba Perhitungan Laba Penerima Informasi

Harga jual produksi dan jasa


Value Added Pegawai, pemilik, kreditor
perusahaan di kurangi harga
(Tambahan Nilai) dan pemerintah.
pokok barang /jasa yang di jual.

Kelebihan hasil (revenue) dari


Enterprise Net Pemegang, saham,
biaya, seluruh pendapatan (gain)
Income (Laba pemegang obligasi dan
dan rugi. Biaya tidak termasuk
Bersih Perusahaan) pemerintah.
bunga, pajak dan bagi hasil.

Net Income to
Sama seperti Enterprise Pemegang saham,
Investors (Laba
NetIncome, namun termasuk pemegang obligasi dan
Bersih bagi
pajak penghasilan. kreditor jangka panjang.
Investor)

Net Income to
Sama seperti Net Income to Pemegang saham
Shareholders (Laba
Investors, namun setelah (Preffered Stock dan
Bersih bagi
dikurangi bunga obligasi Common Stock)
Pemegang Saham)

Net Income to
Pemegang saham biasa
Residual
Sama seperti Net Income to (sekarang dan yang
Shareholders (Laba
Shareholders, namun setelah di potensial) terkecuali
Bersih bagi
kurangi deviden saham preferen. prioritas pembayaran
Pemegang Saham
tidak terpenuhi.
Residual)

2.3. TUJUAN PELAPORAN LABA


Dalam praktiknya, peran pengguna laporan keuangan menggunakan
konsep laba dan model pengambilan keputusan yang berbed-beda. Pengertian
dan cara pengukuran yang berbeda-beda ini dikesampingkan dalam hal tujuan

4
dari pelaporan laba. Laba akuntansi dengan berbagai interpretasi yang
disebutkan di atas diharapkan dapat digunakan antara lain untuk:
1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam entitas bisnis
yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi.
2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
3. Dasar penentuan besarnya jumlah kena pajak.
4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomis suatu negara.
5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tariff dalam perusahaan publik.
6. Alat pengendalian terhadap debitur dalam kontrak utang.
7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.

9. Dasar pendistribusian dividen.

2.4. KONSEP LABA DALAM ASPEK TATARAN (LEVEL) SEMIOTIKA


2.4.1. KONSEP LABA DALAM TATARAN SEMANTIK
Konsep laba dalam tataran semantik disini berkenaan dengan
masalah makna apa yang harus dilekatkan oleh perekayasaan
pelaporan keuangan pada simbol atau unsur laba sehingga lebih
bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Pemaknaan laba secara
semantik akhirnya akan menentukan pemaknaan laba secara sintaktik
yaitu:
1. Pengukur kinerja perusahaan

Laba merepresentasikan kinerja keuangan perusahaan,


karena laba dapat menentukan rasio-rasio keuangan utama yang
meliputi ROI (Return On Investment), ROA (Return On Assets),
atau ROL (Return On Loans) sebagai alat pengukur efisiensi.
Efisiensi sendiri adalah kemampuan menciptakan output setinggi-
tingginya dengan sumber daya tertentu sebagai input.
2. Konfirmasi harapan investor

Laba dapat diinterpretasikan sebagai alat untuk


mengonfirmasi harapan para investor. Asumsinya bahwa para

5
investor menggunakan seluruh informasi yang tersedia secara
publik sebagai basis keputusan investasinya melalui prediksi laba.

3. Estimator Laba Ekonomik


Laba ekonomik adalah laba dari kaca mata investor yang
digunakan untuk menilai investasi. Penilaian laba ekonomik harus
menggunakan informasi yang tersaji dalam pelaporan laba
akuntansi, sehingga dharapkan laba akuntansi dapat digunakan
sebagai estimasi laba ekonomik. Laporan keuangan diharapkan
cukup menyediakan informasi laba dan aliran kas yang layak
serta menyerahkan analisis dan perhitungan laba kepada investor

2.4.2. KONSEP LABA DALAM TATARAN SINTAKTIK


Dalam tataran sintaktik, laba harus dioperasionalkan dalam
bentuk standar dan prosedur akuntansi yang objektif sehingga jumlah
laba dapat diukur dan disajikan dalam laporan keuangan. Makna laba
secara sintaktik adalah mendefinisikan laba sebagai selisih
pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya.
a. Pendekatan transaksi (Cash Basis)
Dengan pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat
terjadinya transaksi yang kemudian terakumulasi sampai akhir
periode.Adapun manfaat utama pendekatan transaksi, yaitu :
- Komponen laba dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara,
seperti menurut produk atau golongan pelanggan, untuk
mendapatkan informasi yang lebih berguna bagi manajemen.
- Laba yang berasal dari berbagai sumber seperti operasi dan
dari penyebab eksternal dapat dilaporkan secara terpisah
sejauh hal itu dapat diukur.
- Hal itu memberikan dasar untuk menentukan jenis dan
kuantitas aktiva dan kewajiban yang ada pada akhir periode.
- Efisiensi bisnis mengharuskan pencatatan transaksi eksternal
untuk alasan-alasan lain.

6
- Berbagai laporan dapat dibuat untuk saling berhubungan satu
sama lain, yang diasumsikan memungkinkan pemahaman
yang lebih baik atas data yang mendasari.

b. Pendekatan aktivitas/kegiatan (Accrual Basis)


Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan
dengan berlangsungnya kegiatan perusahaan dan bukan sebagai
hasil suatu transaksi. Pendekatan ini paralel dengan konsep
penghimpunan sebagai basis akrual pendapatan. Dengan konsep
ini, laba dapat dinyatakan telah terbentuk bersamaan dengan
dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas
(produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun secara
realisasi belum terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini
memiliki keunggulan dalam membantu manajemen melakukan
analisis internal seperti mengukur efisiensi dan profitabilitas
setiap kegiatan operasional perusahaaan
c. Pendekatan Pertahanan Kapital
Dalam konsep pertahanan kapital, laba merupakan
konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang
berbeda. Dengan konsep ini, elemen laba diukur atas dasar
pendekatan aset-kewajiban. Dua pendekatan yang dibahas
sebelumnya merupakan pendekatan pendapatan-biaya dalam
pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban).
Nilai aset dan kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran
pendapatan dan biaya atas dasar konsep perbandingan. Laba
berdasarkan pendekatan ini berarti perbedaan nilai kapital pada
dua saat yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.
Adapun beberapa jenis Kapital, diantaranya :
 Modal financial, yaitu klaim dari jumlah rupiah atau nilai
yang melekat padanya tanpa memerhatikan wujud fisis klaim
tersebut. Modal financial dari sisi badan usaha adalah jumlah
rupiah yang melekat pada total aset badan usaha tanpa

7
memandang jenis atau komponen aset. Laba atau
pengembalian atas modal financial akan timbul apabila
jumlah rupiah aset pada akhir periode melebihi jumlah aset
pada awal periode.
 Modal fisis, yaitu sumber ekonomis yang dikuasai oleh
entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai kapasitas
produksi fisis yaitu kemampuan menghasilkan barang dan
jasa. Kapasitas produksi fisis harus dinyatakan dalam jumlah
rupiah sebagaimana laba yang dinyatakan dalam jumlah
rupiah. Dengan konsep ini, modal dapat dipertahankan
apabila aset nonmoneter diukur atas dasar kos sekarang atau
kos pengganti pada saat pengukuran atau penilaian.

Dalam pengukuran kapital, terdapat hal yang perlu


diperhatikan, yaitu skala pengukuran dan dasar/atribut
pengukuran.
(1) Skala Pengukuran adalah unit pengukur yang dapat
dilekatkan pada suatu objek sehingga objek tersebut dapat
dibedakan besar kecilnya dari objek yang lain atas dasar unit
pengukur tersebut. Terdapat 2 skala pengukuran, antara lain :
- Skala nominal adalah satuan rupiah sebagaimana telah
terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli dengan
berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomis.
- Skala daya beli adalah skala untuk mengatasi kelemahan
skala rupiah nominal. Dengan skala ini skala nominal
dinyatakan kembali dalam bentuk rupiah daya beli atas
dasar indeks harga tertentu.
(2) Dasar/Atribut Pengukuran
- Kos historis merupakan jumlah rupiah sepakatan atau
harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem
pembukuan. Kos historis dipilih biasanya karena kos
historis dipandang lebih objektif dan dapat diuji
kebenarannya.

8
- Kos sekarang/pengganti adalah jumlah rupiah harga
pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang
oleh unit usaha untuk memperoleh aset yang sama jenis
dan kondisinya atau penggantinya yang setara.

2.4.3. KONSEP LABA DALAM TATARAN PRAGMATIK


Konsep laba dalam tataran pragmatik berkaitan dengan
pengaruh informasi laba terhadap perubahan perilaku para pemakai
laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan pada
pembahasan reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi.
Misalnya suatu kejadian pengumuman laba oleh perusahaan,
dikatakan mengandung informasi jika pesan tersebut menyebabkan
perubahan keyakinan para pengguna laporan dan menyebabkan
adanya suatu tindakan tertentu. Apabila tindakan tersebut dapat
diyakini sebagai reaksi atas kejadian pengumuman laba tersebut, maka
informasi laba dapat dikatakan memiliki manfaat.
Bila dikaitkan dengan teori positif-normatif, tataran sintaktik
dan semantik pada umumnya bersifat normatif, sedangkan teori
pragmatik akan lebih bersifat positif. Teori pragmatik juga sering
diklasifikasikan sebagai akuntansi keperilakuan (behavioral
accounting) karena pokok bahasan pada umumnya adalah perilaku
manusia dalam kaitannya dengan informasi.
Pendekatan dalam proses penyimpulan yang menghasilkan
pernyataan atau tindakan dapat bersifat deduktif maupun induktif.
1) Pendekatan Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang
berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati (premis) ke
pernyataan khusus sebagai kesimpulan (konklusi). Pernyataan
umum yang disepakati dan menjadi basis penalaran dapat berasal
dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang dianggap
benar, baik, dan relevan dalam kaitannya dengan tujuan
penyimpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan

9
untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan
suatu pernyataan akuntansi.
2) Pendekatan Penalaran Induktif

Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran


deduktif. Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan yang khusus
dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan
generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif
dalam akuntansi digunakan untuk menghasilkan pernyataan
umum yang menjadi penjelasan atau teori terhdap gejala
akuntansi tertentu.

2.5. KONSEP LABA SECARA EKONOMI DAN AKUNTANSI


2.5.1 KONSEP AKUNTANSI (ACCOUNTING INCOME)
Laba menurut akuntansi yaitu perbedaan antara revenue
(pendapatan) yang di realisasi, yang timbul dari transaksi pada
periode tertentu di hadapkan dengan costs (biaya-biaya) yang
dikeluarkan pada periode tersebut.
Menurut Belkovi, laba mengandung 5 (lima) sifat yaitu :
1. Di dasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi ; ada bukti
autentik (ada kuitansi, transaksi jelas).
2. Di dasarkan pada konsep periodic ; ada pengakuan laba per
periode.
3. Di dasarkan pada prinsip revenue ; adanya realisasi pendapatan/
net assets.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam
bentuk biaya historis yang di keluarkan perusahaan untuk
mendapatkan hasil tertentu.
5. Di dasarkan pada prinsip matching yaitu menandingi antara
revenue dengan cost periode yang bersangkutan untuk
mendapatkan laba pada periode tersebut.

Dalam laba akuntansi, dikenal konsep Replacement Cost


Income dengan dua komponen laba, yaitu :

10
1) Current Operating Profit : Perhitungan dari pengurangan biaya
pengganti (replacement cost) dari penghasilan.
2) Realized Holding Gain and Loss : Perhitungan dari perbedaan
antara replacement cost barang yang dijual dengan biaya historis
barang yang sama.

Adapun Kelebihan dan Kekurangan dari Konsep Laba


Akuntansi (Accounting Income) ini yaitu sebagai berikut:
A. Kelebihan
 Dapat terus menerus di telusuri dan di uji.
 Dapat di periksa/teruji (verifiability) yang menghasilkan bukti-
bukti tertentu.
 Konservatisme ; karena yang di akui hanya laba yang di
realisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai.
 Dapat di gunakan sebagai alat kendali bagi manajemen, karena
merupakan recording data (ada catatan dan transaksi).
B. Kekurangan
 Tidak menujukan laba yang diperoleh dari kenaikan nilai.
 Adanya perbedaan dalam metode perhitungan cost, perbedaan
waktu antara realisasi hasil dan biaya.

 Adanya prinsip realisasi, historical cost, konservatisme dapat


menimbulkan salah pengertian terhadap data yang di sajikan.

2.5.2 KONSEP LABA EKONOMI (ECONOMIC INCOME)


Fischer (1912) mendefinisikan laba ekonomi sebagai deretan
peristiwa yang dihubungkan dengan berbagai tahapan berbeda yaitu
penikmatan laba psikis, laba nyata, dan laba uang. Lindahl (1919)
memiliki pandangan berbeda dengan mengaitkan konsep laba
ekonomi dan bunga, lalu dihubungkan dengan peningkatan barang
modal selama waktu tertentu. Sedangkan Hicks (1946)
mengembangkan kedua konsep tersebut dengan mendefinisikan laba
ekonomi sebagai jumlah maksimum yang dikonsumsi selama suatu
periode dan pada akhir periode masih memiliki kekayaan yang sama

11
seperti pada awal periode. Berdasarkan definisi menurut Fischer,
Lindahl, dan Hicks, sifat laba ekonomi mencakup 3 tahapan, yakni :
1. Physical Income
Barang dan atau jasa yang dapat memberikan kepuasan dan
pemenuhan kebutuhan manusia secara fisik, tapi tidak dapat diukur.
2. Real Income
Ukuran yang dapat di gunakan untuk real income adalah
biaya hidup (cost of living) bahwa kepuasan timbul karena
kesenangan fisik yang timbul dari keuntungan yang di ukur dengan
pembayaran uang yang di lakukan untuk membeli barang dan atau
jasa sebelum dan atau setelah di konsumsi.
3. Money Income

Hasil uang yang di terima dan di maksudkan untuk


konsumsi dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
Dalam Laba Ekonomi, dikenal konsep Capital Maintenance.
Konsep ini menyatakan bahwa laba muncul setelah modal yang di
keluarkan masih ada (return on capital / capital maintenance) atau
biaya yang di keluarkan telah tertutupi (cost recovery). Konsep di
nyatakan dalam bentuk :
a. Uang (Financial Capital) atau Units of Moneter.
b. Daya beli (General Purchasing Power) atau Physical Capital.

Berdasarkan kedua konsep tersebut, konsep Capital


Maintenance ini terbagi menjadi 4 yaitu :
1. Money Maintenance yang berasal dari Pemikiran Klasik yaitu
Financial Capital yang di ukur menurut unit uang, dan konsep
modal yang di tanamkan harus tetap terpelihara. Laba adalah
perubahan net assets dengan mengkonservasikan setiap transaksi
dalam ukuran uang. Konsep ini sama dengan konsep
Conventional Accounting.
2. General Purchasing Power Money Maintenance berdasarkan
Pemikiran Neo Klasik yaitu Financial Capitalatau konsep

12
financial yang di ukur dengan daya beli yang sama. Laba adalah
perubahan net assets dengan menyesuaikan transaksi modal
dengan daya beli yang sama, Konsep ini sama dengan General
Price Level Adjusted Historical Cost Accounting.
3. Productive Capacity Maintenance dari Pemikiran Radikal yakni
konsep Physical Capital yang di ukur menurut unit uang.
Kapasitas produksi perusahaan di pertahankan. Konsep ini sama
dengan Current Value Accounting. Current value dapat di hitung
dengan 3 metode :
a. Capitalization atau Present Value Methodadalah jumlah
bersih arus kas yang di harapkan di terima selama umur
ekonomisnya yang di diskontokan pada saat sekarang.
b. Current Entry Price adalah jumlah kas atau activa lainnya
yang di butuhkan untuk mendapatkan aktiva sejenis/sama
(Replacement Cost).
c. Current Exits Price (Net Realization Value) yaitu jumlah kas
yang di terima atau utang yang di anggap lunas apabila assets
tersebut di jual.

4. General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance


berdasarkan Pemikiran Neo Radikalmerupakan konsep Physical
Capital yang di ukur dengan unit tenaga beli yang sama kapasitas
produksi fisik perusahaan di ukur dalam tenaga beli yang sama di
pertahankan. Konsep ini sama dengan GPLA Current Value
Accounting.

2.6. PENYAJIAN LABA


Masalah konseptual yang erat kaitannya dengan penyajian laba adalah
pemisahan pelaporan pos-pos transaksi operasi dan pos-pos transaksi dengan
pemilik. Pos-pos transaksi operasi dalam arti luas pada umumnya dilaporkan
melalui laporan laba rugi sedangkan pos-pos transaksi dengan pemilik
dilaporkan melalui laporan perubahan ekuitas.

13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN
Arti income dalam hal perpajakan dapat berbeda dengan arti income
dalam akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam istilah perpajakan, income
atau laba berarti jumlah kotor penghasilan sebagaimana digunakan dalam
standar akuntansi keuangan. Laba sendiri memiliki 5 jenis, yaitu Value Added
(Tambahan Nilai), Enterprise Net Income (Laba Bersih Perusahaan), Net
Income to Investors (Laba Bersih bagi Investor), Net Income to Shareholders
(Laba Bersih bagi Pemegang Saham), dan Net Income to Residual
Shareholders (Laba Bersih bagi Pemegang Saham Residual).
Laba yang diperoleh perusahaan ada baiknya selalu dilaporkan dengan
benar, hal ini dikarenakan tujuan pelaporan laba tersebut dapat menjadi
menjadi indikator efesiensi penggunaan dana yang tertanam dalam entitas
bisnis yang akan berpengaruh terhadap investasi dalam perusahaan tersebut.
Berdasarkan pembahasan yang telah kami paparkan pada Bab II,
Konsep laba dapat dibagi dalam dua aspek, yaitu Aspek Tataran (Level)
Semiotika dan secara Ekonomi dan Akuntansi. Dalam aspek tataran, konsep
laba dapat dibagi lagi menjadi 3 jenis, diantaranya yaitu Tataran Semantik,
Tataran Sintaktik, dan Tataran Pragmatik. Sedangkan dalam Aspek Ekonomi
dan Akuntansi, terdapat Konsep Laba Ekonomi (Economic Income) dan
Konsep Laba Akuntansi (Accounting Income).

3.2. SARAN
Dari pembahasan yang telah kami lakukan mengenai konsep laba, untuk
dapat memahami konsep laba dengan baik, maka perlu dilakukan pencarian
mendasar terlebih dahulu mengenai laba, yang kemudian dilanjutkan dengan
pencarian mendetail mengenai pembagian konsep laba dan penggunaannya
masing-masing. Hal ini dikarenakan, apabila kita ingin mengetahui konsep
laba, kita harus memahami dengan benar laba itu sendiri agar konsep-konsep
laba yang ada akan lebih mudah untuk dimengerti.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fadli, Ridho Dharul. Teori Akuntansi Bab 9 Konsep Laba.


https://www.academia.edu/13569551/Teori_Akuntansi_Bab_9_Konsep_Laba?
auto=download (diakses April 5, 2020).

Harahap, Sunarji. Teori Akuntansi. Medan: STIE PMCI, 2018.

Manggiasih, Dian. Konsep Laba (Teori Akuntansi). 5 Desember 2012.


https://dianpawpaw.wordpress.com/2012/12/05/konsep-laba-teori-akuntansi/ (diakses
April 6, 2020).

Rehmadhani, Rahmisni. Konsep Laba.


https://www.academia.edu/7395214/KONSEP_LABA?auto=download (diakses
April 6, 2020).

15

Anda mungkin juga menyukai