Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI

KONSEP LABA DAN PERMASALAHANNYA

Dosen Pengampu : Meirani Betriana, S.E., M.Si

Disusun Oleh :

1. Nilam Cahya Kencana 2020120019


2. Rizki Nanda Aprillia 2020120026

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

YAYASAN PENDIDIKAN PRABUMULIH (YPP)

TAHUN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya lah kami diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Makalah ini kami susun
dengan judul judul “Konsep Laba”. Makalah ini kami ajukan sebagai tugas dari
mata kuliah Teori Akuntansi.

Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Meirani Betriana,S.E.,M.Si


selaku dosen Teori Akuntansi yang telah membimbing dan memberi kuliah
demi lancarnya tugas ini.

Demikianlah makalah ini kami susun semoga bermanfaat dapat


memenuhi tugas Teori Akuntansi. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Prabumulih, Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….2

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….4

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….4

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………5

1.3 Tujuan Masalah …………………………………………………………...5

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………………………….6

2.1 Polemik Tentang Laba……………………………………………………6

2.2 Definisi Income…………………………………………………………..7

2.3 Karakteristik Income……………………………………………………..8

2.4 Jenis-Jenis Income ………………………………………………………8

2.5 Laba Ekonomi……………………………………………………………9

2.6 Laba Akuntansi Dan Money Income…………………………………….11

2.7 Laba menurut Konsep Akuntansi ………………………………………..13

2.8 Konsep Laba……………………………………………………………...14

BAB III : PENUTUP………………………………………………………………………………….20

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….20

3.2 Saran……………………………………………………………………...20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran
prestasi, hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Salah satu isu berat dalam pengukuran
itu adalah pengukuran laba. Pengukuran laba ini salah satunya sangat penting untuk
menentukan prestasi perusahaan.
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba
diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dari
sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan
menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan
atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau
kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari
pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya
dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk
pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan
unsur prediksi.
Dalam teori ekonomi, para ekonomi mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam
kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan
yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan pada periode tertentu. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur
dan menyajikan laba ekonomi, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba
yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomi yang gilirannya untuk
menentukan nilai ekonomi perusahaan.
Siapa pun yang melakukan kegiatan bisnis pasti memiliki alasan ekonomis yaitu
mendapatkan laba. Oleh karena itu, pelaku bisnis harus bisa memiliki pandangan tentang
apa yang dimaksud laba menurutnya dan bagaimana menentukan laba tersebut. Banyak
pandangan dan praktik di masyarakat dalam pengukuran laba ini. Karena perbedaan
pandangan tersebutlah maka muncul berbagai polemik atau perbedaan persepsi tentang
laba ini.

4
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

 Apa saja karakteristik laba dan jenis-jenis laba?


 Apa itu laba ekonomi?
 Apa itu laba akuntansi?
 Bagaimana laba menurut konsep akuntansi?
 Bagaimana konsep laba?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan masalah yang bisa diambil berdasarkan rumusan di atas, sebagai berikut:

 Menjelaskan tentang karakteristik laba dan jenis-jenis laba.


 Menjelaskan tentang laba ekonomi.
 Menjelaskan tentang laba akuntansi.
 Menjelaskan tentang laba dalam konsep akuntansi.
 Menjelaskan tentang konsep laba.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Polemik tentang Laba


Sebelum memasuki pembahasan konsep laba, kami akan mengemukakan sebuah
polemik yang didapat dari rubrik Ekonomi & Bisnis yang berjudul “Tidak Cukup dengan Itikad
Baik,” yang dimuat dalam surat pembaca Tempo edisi 25 November 1989. Rubrik tersebut
memuat tanggapan dari Kwik Kian Gie mengenai agio saham. Beliau mengatakan bahwa
agio saham adalah laba, dengan alasan sebagai berikut :

a. Perusahaan biasanya minta agio dengan alasan akan membagikan keuntungan di


kemudian hari. Jawaban penulis: Alasan ini tidak mudah untuk mengatakan bahwa
agio sebagai laba. penulis berpendapat agio bukan diminta melainkan agio muncul dari
perbedaan harga jual saham dengan harga nominal yang telah dibayar investor. Alasan
membagikan keuntungan di kemudian hari juga tidak dapat menguatkan bahwa agio
adalah laba.
b. Prinsip akuntansi secara ketat menetapkan agio harus dicantumkan secara terpisah
karena agio bukan modal saham. Jawaban penulis: Pencantuman agio saham secara
terpisah dari perkiraan modal saham berarti setiap pos yang dipisahkan dari modal
otomatis dianggap sebagai laba. Agio saham merupakan unsur modal disetor.
c. Agio juga merupakan laba. Perusahaan boleh membagi dividen dari agio saham.
Jawaban penulis: Dividen adalah bagian laba yang diterima oleh pemilik perusahaan.
Pembagian dividen ini didasarkan pada laba, baik laba ditahan maupun laba tahun
berjalan. Secara teoritis tanpa laba tidak akan ada dividen. Namun, di Indonesia sering
terjadi dividen sudah terjamin, kendati pun perhitungan laba rugi perusahaan belum
final. Ini terjadi karena praktik pasar modal kita masih belum sepenuhnya diatur pasar.
d. Agio boleh langsung dikantongi emiten. Jawaban penulis: agio bisa langsung
dikantongi emiten adalah benar, namun jika karena dikantongi lalu dianggap sebagai
laba, ini alasan yang sangat absurd. Agio sebagai unsur harga saham bukan laba. Agio
hanya penerimaan kas, tidak setiap penerimaan kas menjadi laba, namun untuk
mengakui laba harus ada penerimaan kas.
Laba berasal dari kelebihan dari selisih antara penghasilan dan biaya. Penghasilan
adalah kenaikan aktiva atau penurunan aktiva atau penurunan kewajiban akibat penjualan
barang atau jasa perusahaan. sementara biaya adalah penurunan aktiva atau kenaikan

6
kewajiban akibat aktivitas produksi. Agio sebagai unsur harga saham bukan laba. Agio
hanya penerimaan kas, tidak setiap penerimaan kas menjadi laba, namun untuk mengakui
laba harus ada penerimaan kas.

2.2 Definisi Income

Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang,
tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh
karena itu, para ahli dan organisasi akuntansi memberikan definisi berbeda tentang konsep
laba yaitu sebagai berikut :

“Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki
berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu
dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi,
dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.”

(Belkaoui : 1993)

Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan
kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.

(Commite On Terminology, Sofyan Syafri H : 2004)

Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat
diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama
dengan posisi awalnya.

(Stice, Skousen : 2009)

Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk
penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban
melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.

(Ikatan Akuntan Indonesia : 2007)

7
2.3 Karakteristik Income

Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual
memiliki karakteristik umum sebagai berikut :

1. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas.


2. Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi
kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
3. Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai
kemakmuran, asalkan kemakmuran awal dipertahankan

Kemakmuran dapat berupa aset bersih perusahaan, modal pemegang saham,


kekayaan, investasi, sumber daya ekonomik, atau apapun yang dapat dinilai dengan uang.

2.4 Jenis-Jenis Income

       Laba yang menjadi dasar pengukuran laporan keuangan dibedakan menurut kelompok
penerima, yaitu tergantung fungsi dan tujuan pemakaiannya. Secara ringkas, laba
berdasarkan penyajiannya untuk masing-masing kelompok penerima dibagi menjadi lima
jenis:

No. Jenis Income Penerima Informasi Income Perhitungan Income


1. Nilai ditambahkan Karyawan, Pemilik, Kreditur, Harga jual produk – Cost yang
dan Pemerintah dikeluarkan
2. Perusahaan Laba Pemegang saham, (Revenue – Expenses) + (Gains –
Bersih Pemegang obligasi, dan Loses) tidak termasuk Biaya bunga,
Pemerintah Pajak penghasilan, dan Pembagian
deviden
3. Laba Bersih untuk Pemegang saham dan Seperti butir dua, namun termasuk
Investor Pemegang obligasi Pajak penghasilan
4. Laba Bersih untuk Pemegang saham (Preffered Seperti butir tiga, namun setelah
Pemegang Saham stock dan Common stock) dikurangi bunga obligasi
5. Laba Bersih untuk Pemegang saham Common Seperti butir empat, namun setelah
Pemegang Saham stock dikurangi deviden Preferred Stock
Residual

8
2.5 Laba Ekonomi

Laba ekonomi biasanya merupakan arus kas ditambah dengan perubahan nilai wajar
aktiva. Berdasarkan definisi ini, laba mencakup baik komponen yang sudah direalisasi (arus
kas) maupun yang belum (laba atau rugi kepemilikan). Konsep laba ini mirip dengan
pengukuran tingkat pengembalian suatu efek (surat berharga atau sekuritas) atau portofolio
efek, yaitu tingkat pengembalian mencakup baik dividen maupun apresiasi modal.

Laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham. Karenanya, laba


ekonomi berguna jika tujuan analisis adalah menentukan tingkat analisis pengembalian
pada pemegang saham yang tepat untuk periode berjalan (tanpa menggunakan harga
pasar). Dengan kata lain, laba ekonomi merupakan indikator dasar kinerja perusahaan,
mengukur dampak keuangan seluruh kejadian pada suatu periode secara komprehensif.

Von Bohm Bawerk pada akhir abad XIX telah memperkenalkan pendapat bahwa
laba bukan saja unsur kas, dia memperkenalkan konsep laba non moneter. Kemudian pada
awal abad XX Fischer, Lindahl, dan Hick menjelaskan sifat-sifat laba ekonomi mencakup
tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

a. Physical Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan
kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur.

b. Real Income, adalah ungkapan kejadian yang memeberikan peningkatan terhadap


kesenangan fisik. Dengan kata lain, kepuasan timbul karena kesenangan fisik yang
timbul dari keuntungan yang diukur dengan pembayaran uang yang dilakukan untuk
membeli barang dan jasa sebelum dan sesudah dikonsumsi.

c. Money Income, merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi
dalam memenuhi kebutuhan hidup.

2.3.1 Konsep Capital Maintenance

Menurut konsep ini laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan masih
tetap masih ada atau biaya yang telah tertutupi atau pengembalian modal.

Konsep ini dinyatakan baik dalam ukuran uang yang disebut financial capital atau
dalam ukuran tenaga beli yang disebut physical capital. berdasarkan kedua konsep ini,
konsep capital maintenance menghasilkan empat konsep sebagai berikut:

Financial Capital

9
a. Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang. Menurut
konsep ini modal yang ditanamkan tetap terpelihara.
b. General Purchasing Power Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur
menurut tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini , tenaga beli dari modal yang
diinvesatsikan pemilik tetap dipertahankan sehingga menurut konsep ini laba adalah
perubahan net asset setelah disesuaikan dengan tenaga beli yang sama.

Physical Capital

a. Productive Capacity Maintenance, yaitu physical capital yang diukur menurut konsep
uang. Menurut konsep ini, kapasitas produksi perusahaan dipertahankan. Konsep ini
sama dengan Current Value Accounting. Current value Accounting dapat dihitung
dengan lima metode.
1. Capitalization atau Present Value Method, yaitu jumlah bersih dari arus kas yang
diharapkan diterima selama umur ekonominya yang didiskontokan pada saat
sekarang. Untuk menghitung ini perlu diketahui:
a. arus kas dari penjualan aset tersebut.
b. jangka waktu arus kas tersebut.
c. jumlah sisa umur aktiva tersebut.
d. discount rate.
2. Current entry Price, yaitu jumlah kas / aktiva lainnya dibutuhkan untuk
mendapatkan aktiva yang sejenis. Istilah yang sering ada adalah sebagai berikut:
a. Replacement Cost Used adalah jumlah kas yang diperlukan untuk
mendapatkan aset yang serupa yang memiliki umur pemakaian yang sama di
pasaran barang bekas.
b. Reproduction Cost adalah jumlah kas / aktiva yang diperlukan untuk
mendapatkan aset yang persis sama dengan aktiva yang ada sekarang.
3. Current Exit Price, adalah jumlah kas yang diterima atau utang yang dianggap lunas
apabila aset tersebur dijual.
b. General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance, yaitu physical capital
yang diukur dengan tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini kapasitas produksi
fisik perusahaan yang diukur dalam unit tenaga beli yang sama dipertahankan.

2.6 Laba Akuntansi dan Money Income

10
Money Income berbeda dengan Accounting Income. Accounting Income adalah
perbedaan antara realisasi penghasilan perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Vernon Kam (1986)
menggunakan istilah business income yang berarti kelebihan dari harga akhir yang dibayar
individu dan lembaga lain atas output perusahaan di atas biaya yang dikeluarkannya.
Perhitungan income atau profit ini sangat sederhana jika transaksi itu completed, tidak ada
saldo piutang, sisa persediaan atau aktiva. Semua terjual menjadi kas. Untuk kasus seperti
ini, laba adalah jumlah kas yang ada pada akhir periode dikurangi dengan jumlah kas pada
awal periode. Kalau hasil penjualan barang dan sebagainya Rp 15.000 sedangkan modal
awal adalah Rp 10.000, laba bisnis adalah Rp 5.000.

Sedangkan money income merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan
untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Fischer, money income lebih
dekat pada pengertian akuntansi tentang income.

2.4.1 Modal

Modal (capital) adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva
bersih. Laba adalah arus kekayaan sedangkan modal adalah simpanan kekayaan.
Modal bisa berarti financial capital dimana tekanannya adalah nilai uang dari aktiva
dikurangi dengan nilai kewajiban yang merupakan kontribusi uang pemilik kepada
perusahaan.

2.4.2 Replacement Cost Income


Pada laba akuntansi dikenal konsep replacement cost income dikenal dua
komponen income, yaitu:
a. current operating profit yang dihitung dari pengurangan biaya pengganti
(replacement cost) dari penghasilan.
b. realized holding gain and loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement
cost dari barang yang dijual dengan biaya historis dari barang yang sama. Laba rugi
ini dapat dibagi dua, yaitu:
1. Barang yang direalisasi dan accrued selama periode itu.
2. Yang direalisasi pada periode itu tetapi accrued pada periode sebelumnya.

2.4.3 Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Ekonomi

      Laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomi karena perbedaan konsep dasar
yang dianut. Laba akuntansi dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha yang

11
memandang aset sebagai sisa potensi jasa sehingga kos historis menjadi basis
pengukurannya. Sedangkan laba ekonomi dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat
aset sebagai simpanan atau persediaan nilai setiap saat sehingga nilai sekarang
menjadi basis pengukurannya. Perbedaan dalam aspek lainnya antara kedua konsep
laba tersebut adalah :

Aspek Pembeda Laba Akuntansi Laba Ekonomi

1. Sudut pandang Perekayasaan akuntansi, Pemegang saham


pemaknaan Penyusun standar, dan
Penyusun statemen Keuangan
2. Dasar Pengukuran Biaya historis Biaya kesempatan dan
Nilai pasar
3. Pengertian “Ekonomik” Kelayakan jangka panjang Penilaian jangka pendek
4. Makna Depresiasi Alokasi biaya Penurunan nilai ekonomis
5. Unit Pengukur Nominal Rupiah Daya beli
6. Konsep Dasar yang Kontinuitas usaha (asas akrual) Likuidasi atau Nilai tunai
Melandasi

Adapun perbedaan money income dengan accounting incomeadalah sebagai berikut:


1. Money income dihitung berdasarkan nilai replacement cost, sedangkan accounting
income berdasarkan historical cost.
2. Money income hanya mengikuti gain yang accrued pada periode itu.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa money income dapat dihitung sebagai berikut:

Pm = Pa – Z + W

Dan menurut Belkaoui, Accounting Income dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pa = X + Y + Z

Keterangan :

Pm = money income
Pa = accounting income
Z = realisasi holding gain and loss
W = holding gain and loss yang belum direalisasi
Y = Realisasi dan accrued holding gains pada periode itu

12
2.7 Laba Menurut Konsep Akuntansi

Menurut akuntansi yang dimaksudkan dengan laba akuntansi itu adalah perbedaan
anatara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu
dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarka pada periode tersebut.

Beberapa kelebihan dari konsep laba akuntansi ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat terus-menerus didasarkan pada kenyataan yang terjadi.


2. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan dilaporkan
secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa (verifiability)
3. Memenuhi prinsip conservative, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi dan
tidak memperhatikan perubahan nilai.
4. Dapat dijadikan sebagai alat control oleh manajemen dalam melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen.

Beberapa kelemahan dari konsep laba akuntansi ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai.
Kenaikan ini ada, namun belum direalisasi.
2. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul karena perbedaan
dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dan biaya.
3. Penerapan prinsip realisasi, historical cost, dan conservatisme dapat menimbulkan
salah pengertian terhadap data yang disajikan.

Beberapa kritik atas laba akuntansi dalam bentuk tradisional :

1. Konsep laba belum jelas dirumuskan.


2. Tidak ada dasar teoritis jangka panjang untuk perhitungan penyajian laba akuntansi.
3. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum memungkinkan tidak konsisten dalam
pengukuran laba periodik dari perusahaan-perusahaan yang berbeda.
4. Perubahan tingkat harga mengubah arti laba yang di ukur dalam satuan rupiah historis.
5. Infomasi lain dapat terbukti lebih berguna bagi investor dan pemegang saham untuk
mengambil keputusan investasi.

Mengingat bahwa pengukuran laba mempunyai masalah konseptual dan praktikal


maka berikut ini beberapa usulan pemecahan masalah penggunaan laba :

1. Laba akuntansi dipusatkan pada data transaksi dan data aktual.

13
2. Konsep tunggal dari operasi dari laba dapat digunakan sebagai indakasi kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
3. Kemajuan masa depan teori akuntansi tergantung pada kesepakatan tentang konsep
tunggal dari laba yang akan lebih sesuai dengan apa yang di sebut sebagai laba
ekonomi.
4. Beberapa konsep laba harus diukur dan dilaporkan untuk tujuan yang berbeda.
5. Semua pengukuran laba kurang cukup dan hal itu harus diganti dengan pengukuran
aktivitas ekonomi lain.

Tujuan utama dari pelaporan laba adalah memberikan informasi yang berguna bagi
mereka yang paling berkepentingan dalam laporan keuangan. Tujuan yang paling spesifik
untuk mencakup :

1. Penggunaan laba digunakan sebagai pengukuran efisiensi management.


2. Penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan arah masa depan dari
perusahaan atau pembagian deviden masa depan.
3. Penggunaan laba sebagai pengukuran pencapaian dan sebagai pedoman untuk
keputusan managerial di masa depan.

2.8 Konsep Laba

2.8.1 Konsep Laba Konvensional

 Berdasarkan konsep ini, laba didefinisi sebagai selisih pendapatan dan biaya
yang diukur dan disajikan atas dasar prinsip akuntansi berterima umum (PABU).
Laba akuntansi menurut konsep konvensional memiliki beberapa kelemahan,
yaitu: tidak bermakna semantik, berfokus pemegang saham, PABU memberi
peluang perbedaan antar entitas, berbasis kos historis, dan hanya sebagian
masukan informasi bagi investor.

2.8.2 Konsep Laba dalam Tataran Semantik

14
 Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa
yang harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba
sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Pada tataran ini,
teori menekankan makna yang harus dimiliki oleh konsep laba, seperti teori
tentang aset, realitas, atau kegiatan perusahaan yang diinterpretasikan oleh
laba. Laba harus dapat memberikan informasi kepada para pengguna laporan
keuangan mengenai berbagai teori, misalnya kenaikan jumlah asset dan
efektivitas kegiatan produksi perusahaan. Berbagai implementasi laba dalam
tataran semantik yaitu :

a. Pengukur Kinerja.

Laba dapat diinterpretasikan sebagai pengukur efisiensi bila dihubungkan


dengan tingkat investasi karena kedua hal tersebut secara konseptual
merupakan suatu hubungan. Dalam pengukuran kinerja, laba dapat
mempresentasikan efisiensi kinerja tersebut dengan menentukan ROI (Return
on Investment) dan ROA (Return on Asset) sebagai dasar pengukuran efisiensi.

b. Konfirmasi Harapan Investor.

Kondisi pasar yang efisien atau tidak efisien akan sangat mempengaruhi prediksi
atau harapan investor mengenai laba yang akan diperoleh, sehingga keputusan 
yang akan diambil dalam melakukan sebuah investasi juga akan terpengaruh.
Hal ini berarti informasi mengenai laba dapat dijadikan sarana untuk
pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan.

c. Estimator Laba Ekonomik

Laba ekonomik adalah laba dari kaca mata investor yang digunakan untuk
menilai investasi. Penilaian laba ekonomik harus menggunakan informasi yang
tersaji dalam pelaporan laba akuntansi, sehingga dharapkan laba akuntansi
dapat digunakan sebagai estimasi laba ekonomik. Laporan keuangan
diharapkan cukup menyediakan informasi laba dan aliran kas yang layak  serta
menyerahkan analisis dan perhitungan laba kepada investor.

2.8.3 Konsep Laba dalam Tataran Sintaktik

15
 Salah satu bentuk penjabaran makna laba secara sitaktik adalah mendefinisi
laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya.
Konsep laba dalam tataran sintatik membahas mengenai bagaimana laba
diukur, diakui, dan disajikan. Konsep laba dalam tataran sintaktik berkaitan
dengan konsep laba yang harus diungkapkan dalam bentuk standar dan
prosedur akuntansi yang mantap serta objektif, sehingga angka laba dapat
diukur dan disajikan dalam suatu laporan keuangan. Pada tataran ini, teori
menekankan bahwa makna laba secara sintaktik adalah selisih pengukuran dan
perbandingan antara pendapatan dan biaya. Pengukuran dalam arti luas meliputi
saat pengakuan dan prosedur pengakuan. Kriteria atau pendekatan dalam
pengukuran laba dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Pendekatan Transaksi (Cash Basis)

        Dalam pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi
dan kemudian terakumulasi sampai akhir periode. Pengukuran dan pengakuan
laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya.
Pengakuan laba atas dasar pendekatan ini sama dengan pengakuan
pendapatan atas dasar kriteria terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya
atas dasar kriteria konsumsi manfaat. Pendekatan ini memiliki berbagai
keunggulan misalnya jumlah rupiah aset dan kewajiban secara otomatis tersedia
pada akhir periode serta perubahan aset dan kewajiban merupakan perubahan
nilai yang diakui secara objektif.

b. Pendekatan Kegiatan (Accrual Basis)

    Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan


berlangsungnya kegiatan perusahaan dan bukan sebagai hasil suatu transaksi.
Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan sebagai basis akrual
pendapatan. Dengan konsep ini, laba dapat dinyatakan telah terbentuk
bersamaan dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas
(produksi, penjualan, dan pengumpulan kas) walaupun secara realisasi belum
terjadi transaksi secara real. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam
membantu management melakukan analisis internal seperti mengukur efisiensi
dan profitabilitas setiap kegiatan operasional perusahaaan.

c. Pendekatan Pertahanan Kapital

16
       Dalam konsep pertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari
pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini,
elemen laba diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Dua pendekatan
yang dibahas sebelumnya merupakan pendekatan pendapatan-biaya dalam
pengukuran dan penilaian elemen neraca (aset dan kewajiban). Nilai aset dan
kewajiban merupakan konsekuensi dari pengukuran pendapatan dan biaya atas
dasar konsep perbandingan. Laba berdasarkan pendekatan ini berarti
perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda atau kenaikan kapital dalam
suatu periode.

2.8.4 Konsep Laba dalam Tataran Pragmatik

 Dalam teori akuntansi tataran pragmatik membahas mengenai apakah


informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan.
Beberapa pendekatan laba dalam konsep laba tataran pragmatik yaitu prediktor
aliran kas, sarana kontrak efisien, alat pengendalian manajemen, dan
kandungan informasi laba dalam teori pasar efisien. Konsep laba dalam tataran
pragmatik berkaitan dengan pengaruh informasi laba terhadap perubahan
perilaku para pemakai laporan keuangan. Pada tataran ini, teori menekankan
pada pembahasan reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Misalnya
suatu kejadian pengumuman laba oleh perusahaan, dikatakan mengandung
informasi jika pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan para
pengguna laporan dan menyebabkan adanya suatu tindakan tertentu. Apabila
tindakan tersebut dapat diyakini sebagai reaksi atas kejadian pengumuman laba
tersebut, maka informasi laba dapat dikatakan memiliki manfaat.
 Bila dikaitkan dengan teori positif-normatif, tataran sintaktik dan semantik
pada umumnya bersifat normatif, sedangkan teori pragmatik akan lebih bersifat
positif. Teori pragmatik juga sering diklasifikasikan sebagai akuntansi
keperilakuan (behavioral accounting) karena pokok bahasan pada umumnya
adalah perilaku manusia dalam kaitannya dengan informasi. Pendekatan dalam
proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau tindakan dapat bersifat
deduktif maupun induktif.

a. Pendekatan Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu


pernyataan umum yang disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai
kesimpulan (konklusi). Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis

17
penalaran dapat berasal dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang
dianggap benar, baik, dan relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan.
Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan
dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.

b. Pendekatan Penalaran Induktif

      Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran


ini berawal dari suatu pernyataan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan
umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Penalaran
induktif dalam akuntansi digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang
menjadi penjelasan atau teori terhdap gejala akuntansi tertentu.

2.8.5 Konsep Laba Operasi Berjalan

 Konsep laba operasi berjalan memusatkan perhatian pada pengukuran efisiensi


usaha perusahaan. Istilah efisiensi mengacu pada pemanfaatan secara efektif
sumber daya perusahaan dalam menjalankan usaha dan dalam menghasilkan
laba. Dalam arti luas, konsep ini berkaitan dengan kombinasi yang tepat dari
faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen.

2.8.6 Konsep Laba Komprehensif

 Konsep laba ini didefinisikan sebagai total perubahan dalam pemilikan yang
diakui dengan mencatat transaksi.

18
Hendriksen (1992:155) menyusun beberapa konsep laba dalam bentuk tabel, sebagai
berikut:

Konsep Laba Perhitungan Laba Penerima Informasi

Laba sebagai value added Laba mencakup harga jual Pegawai, Pemilik Kreditor
(tambahan nilai) produk dikurangi harga dan Pemerintah
pokok barang dan jasa yang
diperoleh.

Laba bersih perusahaan Laba mencakup kelebihan Pemegang Saham,


(enterprise net income) pendapatan atas beban, Pemegang Obligasi, dan
semua keuntungan dan Pemerintah
kerugian. Beban tidak
mencakup beban bunga dan
pajak penghasilan dan bagi
hasil.

Laba bersih bagi investor Sama seperti laba bersih Pemegang Saham,
perusahaan, tetapi sudah Pemegang Obligasi dan
dikurangi pajak Kreditor Jangka Panjang
penghasilan.

Laba bersih bagi pemilik Laba bersih bagi pemegang Pemegang Saham Biasa
ekuitas residu saham dikurangi dividen
preferen

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi
murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil
penanaman modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba
dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya
produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya. Laba
merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara aktual.

Di dalam FASB konsep income di dalam teori akuntansi tersebut disebut dengan laba
komprehensif. Karena secara umum, akuntansi menganut konsep penandingan, konsep kos
historis, dan asas akrual, maka laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai
selisih pendapatan dan biaya.

Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam
kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan
yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan pada periode tertentu.

Meski berbeda namun keduanya saling berkaitan, pengukuran laba tergantung


bagaimana cara pandang si pelaku bisnis dan bagaimana mereka menetukan laba tersebut.
Karena pada dasarnya baik individu maupun perusahaan memiliki konsep yang berbeda-
beda. Perbedaan hanya terletak pada benda atau produk dan jasa yang akan dinilai serta
bagaimana unit ukur yang digunakan.

3.2 Saran

Setiap orang menginginkan laba yang sebesar-besarnya dari apa yang mereka
kerjakan,umumnya para pengusaha. Sebagai mahasiswa yang mempelajari akuntansi
khususnya, kita harus bisa memahami konsep laba menurut beberapa pihak karena adanya
perbedaan dalam pendapat dan cara menghasilkan laba dalam praktek kinerjanya.

20
21

Anda mungkin juga menyukai