Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP LABA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
Dosen Pengampu : Rini Hidayah, SE, M.Si, Ak, CA.

Disusun Oleh :
1. Ayu Pradina (201901020003)
2. Annisa Ayu F (201901020004)
3. Nofa Lis Mardiana (201901020006)
4. Silki Hidayah (201901020028)
5. Mia Amaliya (201901020032)

SARJANA AKUNTANSI SORE


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN 2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Definisi Laba...........................................................................................................................................5
B. Krakteristik Laba.....................................................................................................................................5
D. Definisi Laba Ekonomi.............................................................................................................................5
E. Definisi Laba Akuntansi...........................................................................................................................6
G. Jenis-Jenis Laba.......................................................................................................................................8
H. Kegunaan Laba........................................................................................................................................8
I. Pendistribusian Laba...............................................................................................................................9
J. Konsep Laba Akuntansi.........................................................................................................................10
K. Kelebihan dan Kekurangan Laba Akuntansi 1. Kelebihan Laba Akuntansi............................................10
L. Perbandingan Laba Ekonomi dan Laba Akuntansi................................................................................11
M. Pengukuran Laba..............................................................................................................................12
N. Pengakuan Laba....................................................................................................................................13
O. Tujuan Pelaporan Laba.........................................................................................................................14
P. Elemen Laba.........................................................................................................................................15
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................................................16
B. Saran.....................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................17
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga terlimpahcurahkan kepada baginda tercinta
kita yakni Nabi Muhammad SAW. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Teori
Akuntansi kami yaitu Rini Hidayah dan rekan-rekan yang telah membantu kami sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang "Konsep Laba". Dimana mencakup tentang pengertian laba,
karakteristik laba, elemen Laba, jenis-jenis laba, pengukuran dan pengakuan Laba, Tujuan Pelaporan
Laba, Keunggulan dan Kelemahan Laba Akuntansi, dan lain sebagainya. Sekian yang dapat terucap
dari kami. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada para
pembacanya. Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga penyusun membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Terima kasih.

Pekalongan, 10 Desember 2021

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran. prestasi,
hasil usaha, laba, maupun posisi keuangan. Salah satu isu berat dalam pengukuran itu adalah
pengukuran laba. Pengukuran laba ini bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan
tetapi juga penting sebagai infromasi bagi pembagian laba, penentuan kebijakan investasi, dan
pembagian hasil.

Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba
diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dari sudut
pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan
informasi tentang kinerja perusahaan secara luas.

Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain
yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan
(revenue) atau investasi pemilik.

Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam
jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan
pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.

Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam
kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang
direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan pada periode tertentu. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan
menyajikan laba ekonomi, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat
digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomi yang gilirannya untuk menentukan nilai
ekonomi perusahaan.

Siapapun yang melakukan kegiatan bisnis pasti memiliki alasan ekonomis mengapa ia
terus melakukan bisnis. Biasanya alasan ekonomis itu adalah untuk mendapatkan laba. Oleh
karena itu, para pelaku bisnis harus bisa memiliki pandangan tentang apa yang dimaksud sebagai
laba menurutnya dan bagaimana menentukan laba tersebut. Banyak perbedaan pandangan dan
praktik di masyarakat dalam pengukuran laba ini. Karena perbedaan pandangan tersebutlah maka
muncul berbagai polemik atau perbedaan persepsi tentang konsep laba ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa itu laba dan karakteristiknya?


2. Apa itu Konsep Laba ?
3. Bagaimana konsep laba akuntansi dan laba ekonomi?
4. Bagaimana pengukuran dan pengakuan laba?
5. Apa saja elemen laba dan elemen non-operasional?

C. Tujuan
1. Apa itu laba dan karakteristiknya?
2. Apa itu Konsep Laba ?
3. Bagaimana konsep laba akuntansi dan laba ekonomi?
4. Bagaimana pengukuran dan pengakuan laba?
5. Apa saja elemen laba dan elemen non-operasional?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Laba
Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang.
tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh karena itu,
para ahli dan organisasi akuntansi memberikan definisi berbeda tentang konsep laba.

Menurut Commite On Terminology (Sofyan Syafri H.: 2004) mendefinisikan laba sebagai
jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari
penghasilan atau penghasilan operasi.

Menurut Belkaoui (1993), laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar
keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya
dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen,
pedoman investasi, pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.

Menurut Stice, Sokusen (2004), laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik
Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih
memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.

B. Krakteristik Laba
Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual
memiliki karakteristik umum sebagai berikut :

1. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas


2. Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi kemakmuran
awal dan kemakmuran akhir
3. Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai
kemakmuran, asalkan kemakmuran awal dipertahankan Kemakmuran dapat berupa aset
bersih perusahaan, modal pemegang saham, kekayaan, investasi, sumber daya ekonomik, atau
apapun yang dapat dinilai dengan uang.
D. Definisi Laba Ekonomi

Laba dari sisi ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang
investor dari hasil penanaman modalnya setelah dikurangi seluruh biaya yang berhubungan
dengan penanaman modal tersebut.
Laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham. Karenanya, laba ekonomi
berguna jika tujuan analisis adalah menentukan tingkat analisis pengembalian pada pemegang
saham yang tepat untuk periode berjalan (tanpa menggunakan harga pasar), Dengan kata lain,
laba ekonomi merupakan indikator dasar kinerja perusahaan, mengukur dampak keuangan
seluruh kejadian pada suatu periode secara komprehensif.

Menurut Hendriksen, Laba ekonomi adalah perbedaan antara total pendapatan moneter
dan biaya total. Biaya-biaya total mencakup biaya eksplisit dan implisit. Laba ekonomi didapat
dari total pendapatan dikurangi oleh biaya peluang (opportunity cost). Laba ekonomi biasanya
lebih rendah dari laba akuntansi. Laba ekonomi menjadi salah satu faktor penting untuk
memutuskan apakah perusahaan bisa masuk kepangsa pasar tertentu.

E. Definisi Laba Akuntansi


Accounting Income adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari
transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan penghasilan itu. Menurut Belkaoui, laba akuntansi secara operasional didefinisikan
sebagai perbedaan antara pendapatan realisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan
biaya historis yang sepadan dengannya.

Laba akuntansi adalah perbedaan antara total pendapatan moneter dan jumlah biaya
moneter yang dihitung dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pendapatan moter adalah
sejumlah penerimaan yang didapat perusahaan setelah menjual produknya dipasaran, Biaya
moneter adalah biaya eksplisit suatu perusahaan yang berguna untuk mempertahankan
produksinya contohnya biaya upah tenaga kerja, biaya sewa, dan bahan baku Didalam laba
akuntansi terdapat beberapa komponen pokok seperti laba kotor. Laba usaha, laba sebelum pajak,
laba sesudah pajak. Definisi laba menurut Belkaoui mengandung lima sifat, yaitu:

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.


2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat "periodik" laba.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan pemahaman khusus
tentang pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang
dikeluarkan perusahaan.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching antara pendapatan dengan biaya yang
relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
F. Konsep Laba

Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dalam laporan keuangan yang memiliki
berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar
bagi perpajakan, penentuan kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi dan pengambilan
keputusan dan unsur prediksi kinerja perusahaan (Belkaouli 1997, 330; Harahap 2007, 146 dalam
Triyuwono 2009, 1).

Menurut Triyuwono (2009, 9), definisi laba atau profit dalam akuntansi konvensional
oleh para akuntan merupakan: “Kelebihan pendapatan (surplus) dari kegiatan usaha, yang
dihasilkan dengan mengaitkan (matching) antara pendapatan (revenue) dengan beban terkait
dalam suatu periode yang bersangkutan (biasanya dalam waktu tahunan)”.

Laba akuntansi berhubungan dengan pengukuran modal dan dalam kenyataannya


digunakan sebagai analisis terhadap perubahan modal secara temporer. Perkembangan konsep
laba sendiri terus mengalami perubahan, berbagai macam konsep tentang laba bermunculan,
diantaranya laba historical cost, konsep laba business income, konsep laba replacement cost, dan
sebagainya (Baillie,1995 dalam Triyuwono 2009, 2). Termasuk juga konsep laba dalam
akuntansi syariah juga mengikuti perkembangan tersebut.

Ada perbedaan mendasar tentang cara pandang antara masyarakat muslim dan masyarakat
kapitalis terhadap perolehan laba. Menurut Muhammad (2002;273), dalam masyarakat kapitalis
tujuan utama sebuah organisasi atau perusahaan didirikan adalah untuk memaksimalkan laba dari
investasi yang dilakukan untuk perusahaan atau organisasi tersebut. Jika tujuan utamanya hanya
ingin mendapatkan laba yang besar, ada beberapa efek dari paradigma tersebut diantaranya:

1. Masyarakat kapitalis akan sangat mementingkan kepentingan individu daripada kepentingan


orang banyak.

2. Sistem ekonomi yang berbasis kapitalis menyebabkan terpusatnya ekonomi ditangan


sekelompok kecil individu yang menikmati pendapatan tinggi, memegang kendali segala
urusan dan memungkinkan segalanya terjadi untuk kepentingannya. Akibatnya terjadi
ketimpangan yang mencolok antara si kaya dan miskin.
G. Jenis-Jenis Laba
Menurut Sitepu (2005, 29), laba terbagi kedalam empat jenis dalam kaitannya dengan
laba rugi, yaitu:

1. Laba kotor

Laba kotor adalah selisih dari hasil penjualan dengan harga pokok penjualan

2. Laba Operasional

Laba Operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan
kecuali ada perubahan-perubahan besar dalam perekonomiannya, dapat diharapkan akan
dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk
hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal.

3. Laba sebelum dikurangi pajak atau EBT (Earning Before Tax).

Laba sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar
operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang
terpenting karena jumlah ini menyatakan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan.

4. Laba Setelah Pajak Atau Laba Bersih.

Laba Bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam
perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan diambil sejumlah tertentu untuk
dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham.

H. Kegunaan Laba
Menurut Suwardjono (2005, 456), laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya
diharapkan dapat digunakan antara lain:

1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan
dalam tingkat kembalian atas investasi

2. Pengukuran prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen

3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak

4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu Negara

5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public


6. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang

7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus

8. Alat motivasi manjemen dalam pengendalian perusahaan

9. Dasar pembagian dividen

I. Pendistribusian Laba
Laba merupakan istilah akuntansi yang sangat populer digunakan baik oleh pembuat
laporan keuangan maupun oleh penggunannya. Popularitas istilah laba antara lain disebabkan
oleh fungsi laba yang sangat vital bagi perusahaan. Laba berfungsi sebagai standar penilaian
kinerja (performance) perusahaan yang selanjutnya akuntansi menjadi dasar pertimbangan
kreditor, investor, pemerintah, dan masyarakat umum

Menurut Sitepu (2005, 38), pendistribusian net income perusahaan dapat dilihat dari
konsep-konsep berikut:

1. Net Income to Stockholders. Pandangan yang paling tradisional dan telah diakui mengenai
laba bersih adalah bahwa laba bersih merupakan hasil pengembalian (return) kepada pemilik
laba. Pendekatan-pendekatan yang diperoleh perusahaan akan meningkatkan pemilikan dan
biaya yang dikeluarkan akan menurunkannya. Jadi laba bersih yang merupakan kelebihan
pendapatan atas biaya, secara langsung akan menambah kekayaan pemilik. Dividen kas
merupakan penarikan modal, dan laba yang ditahan merupakan bagian dari total pemilikan.
Sebaliknya, kerugian yang dialami perusahaan secara langsung akan mengurangi kekayaan
pemilik

2. Net Income to Investor. Sesuai dengan entity theory, pemegang saham dan kreditor jangka
panjang dianggap sama dengan investor, modal permanen dengan adanya pemisahan antara
pemilikan (ownership) dan pengendalian (control) dalam perusahaan-perusahaan besar, maka
perbedaan antara pemegang saham dan kreditur tidak lagi sepenting sebelumnya. Perbedaan
utama hanya terletak pada prioritas hak dalam pembagian laba dan terhadap aset dalam
likuidasi. Dalam entity theory, income bagi investor meliputi bunga atas hutang, dividen bagi
pemegang preffered common stock, dan laba yang ditahan. Dalam perhitungan laba bersih
bagi investor, pajak penghasilan diperlakukan sebagai beban, karena pemerintah bukanlah
penerimaan manfaat dari perushaan dalam pengertian seperti investor. Net Income to
Residual Shareholders. Dalam perusahaan yang menguntungkan dengan umur yang tidak
terbatas, para pemilik modal residu terdiri dari pemegang saham biasa atau investor yang
dapat menjadi pemegang saham biasa melalui konvensi atau pengguna hak lainnya. Salah
satu dari kelompok investor lainnya yaitu pemegang saham preferen atau pemegang saham
obligasi dapat menjadi pemilik ekuitas residu. Oleh kaerna itu, prioritas dalam hak atas laba
merupakan hal yang penting bagi semua kelompok. Laba bersih residu menunjukkan jumlah
yang tersedia untuk didistribusikan kepada pemegang hal residu.

J. Konsep Laba Akuntansi


Pada laba akuntansi dikenal konsep Replacement Cost Incoeme dengan dua komponen laba,
yaitu:

1. Current Operating Profit, yang dihitung dari pengurangan biaya pengganti (replacement cost)
dari penghasilan.
2. Realized holding gain and loss, yang dihitung dari perbedaan antara replacement cost dari
barang yang dijual dengan biaya historis dari barang yang sama, Laba rugi ini dapat dibagi
dua:
 Yang direalisasi dan "accrued" selama periode itu.
 Yang direalisasi pada periode itu tetapi "accrued" pada periode sebelumnya.

Perbedaan Accounting Income dengan Money Income Money Income berbeda dengan
Accounting Income dalam hal:

1. Money income dihitung berdasarkan nilai replacement cost, sedangkan accounting


pendapatan berdasarkan biaya historis.
2. Money income hanya mengikuti gain yang accrued pada periode itu.

K. Kelebihan dan Kekurangan Laba Akuntansi 1. Kelebihan Laba Akuntansi


Karakteristik dari pengertian laba akuntansi mengandung beberapa keunggulan, yakni:

1. Terbukti bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2. Laba akuntansi yang telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya
sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti.
3. Memenuhi prinsip "Conservatisme", karena yang diakui hanya laba yang direalisasi dan tidak
memperhatikan perubahan nilai.
4. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan
pertanggungjawaban manajemen dan fungsi-fungsi manajemen.
Kekurangan Laba Akuntansi antara lain :

1. Konsepsi laba dianggap belum dirumuskan dengan jelas, belum ada landasan teoritis jangka
panjang dalam pelaporan laba akuntansi tersebut.
2. Generally Accepted Accounting Principle (GAAP), masih memungkinkan dan membolehkan
perhitungan laba atas penerapan metode dan teknik akuntansi yang tidak konsisten.
3. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai kativa yang belum direalisasi dalam satu
periode karena prinsip history cost dan prinsip realisasi
4. Laba akuntansi yang didasarkan pada prinsip history cost, realisasi, dan conservatisme dapat
menghasilkan data yang tidak relevan.

L. Perbandingan Laba Ekonomi dan Laba Akuntansi


N LABA
ASPEK PEMBEDA LABA AKUNTANSI
O EKONOMI
perekayasa akuntansi, penyusun standar,
1 sudut pandang pemegang saham
dan penyusun statement keuangan
biaya
kesempatan,
2 dasar pengukuran biaya historis
nilai pasar, nilai
likuidasi
kelayakan
3 makna "ekonomi" kelayakan ekonomik jangka panjang ekonomik jangka
panjang
penurunan nilai
4 makna "depresiasi" alokasi biaya
ekonomis
5 unit pengukuran nominal rupiah daya beli
konsep dasar yang likuidasi atau
6 kontinuitas usaha atau asas akrual
melandasi nilai tunai
7 sasaran pengukuran laba uang / nominal laba real
simpanan atau
8 fungsi aset sisa potensi jasa
persediaan nilai

M. Pengukuran Laba
Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan
disajikan dalam laporan keuangan.
Secara konseptual ada 3 (tiga) pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba.
Pengukuran tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan dan pendekatan
mempertahankan kapital/kemakmuran capital maintenance).

1. Pendekatan Transaksi (Transaction Approach)


Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktíva/hutang (laba) terjadi
hanya karena adanya transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal timbul
karena adanya transaksi yang melibatkan perubahan aktiva/hutang dengan pihak. luar
perusahaan. Transaksi internal timbul dari pemakaian atau konversi aktiva dalam perusahaan.
Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan yaitu:
a. Komponen laba dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Misalnya: atas dasar produk
konsumen.
b. Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi
c. Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas dan aktiva hutang yang ada
pada akhir periode
d. Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi eksternal untuk berbagai tujuan
e. Berbagai laporan dapat dibuat dan laporan antara laporan yang satu dengan yang lainnya.
2. Pendekatan Kegiatan (Activities Approach)
Laba dianggap timbul bila kegiatan atau peristiwa tertentu telah dilaksanakan. Jadi
laba bisa timbul pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan
kas. Dalam penerapannya, pendekatan ini merupakan dari pendekatan transaksi. Hal ini
disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai dasar pengukuran.
Kebaikan pendekatan kegiatan adalah:
a. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenis evaluasi dan
prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan penjualan surat
berharga yang ditujukan pada usaha memperoleh capital gain.
b. Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan menurut
jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajemen.
c. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku dari jenis
kegiatan yang berbeda.
3. Pendekatan Mempertahankan Kapital/Kemakmuran (Capital Maintenance)
Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat
dipertahankan. Dalam konsep mempertahankan kemakmuran, kapital disini dimaksudkan
sebagai kepital dalam arti kekayaan bersih dalam artian luas dan dalam berbagai bentuknya.
Jadi kapital diartikan sebagai sekelompok kekayaan tanpa memeperhatikan siapa yang
memiliki kekayaan tersebut. Kam (1990) mendefiniskan laba (income) merupakan perubahan
dalam kapital perusahaan diantara dua titik waktu yang berbeda (awal dan akhir), diluar
perubahan karena investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik, dimana kapital
dinyatakan dalam bentuk nilai (value) dan didasarkan pada skala pengukuran tertentu
(Paragraf 194).
Dengan demikian laba dapat diukur dari selisih antara tingkat kemakmuran pada akhir
periode dengan tingkat kemakmuran pada awal periode. [Laba total aktiva neto (akhir
periode)- kapital yang diinvestasikan (awal periode)]. Konsep pengukuran laba ini disebut
dengan konsep mempertahankan kapital/kemakmuran (wealth or capital maintenance
concept).
Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto (net worth) atau aktiva
neto. Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi pada skala pengukuran tertentu.
Pengukuran terhadap kapital sangat dipengaruhi oleh nilai (unit pengukur), jenis kapital dan
skala pengukuran. Perbedaan terhadap ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan perbedaan
besarnya laba yang diperoleh.

N. Pengakuan Laba
Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, secara umum laba diakui sejalan
dengan pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan. IAI (1994) menyebutkan bahwa laba (income) akan diakui apabila kenaikan
manfaat ekonomi dimasa mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal (Paragraf 92). Pada umumnya
pengakuan laba dari transaksi penjualan ada dua cara yaitu:

1. Metode Laba diakui Pada Periode Penjualan (Akrual Basic)


Ketentuan metode ini adalah sebagai berikut:
a. Laba diakui seluruh pada periode dimana penjualan dilakukan.
b. Pada tahun berikutnya, tidak diakui adanya laba tetapi hanya mencatat penerimaan kas
dan mengurangi piutang.
c. Hasil penagihan (pembayaran) setelah tahun penjualan dianggap sebagai pengambilan
pokok piutang angsuran
d. Jika konsumen dibebani bunga maka pencatatan atas bunga dilakukan dengan mengakui
bunga.
2. Metode laba kotor diakui proporsional sesuai dengan penerimaan kas (Cash) Basic)
Ketentuan akuntansi pada metode laba diakui proporsional dengan penerimaan kas adalah
sebagai berikut:
a. Laba penjualan yang timbul pada saat transaksi dilakukan, dimasukkan kedalam rekening
Laba Kotor Belum Direalisasikan (LKBD)
b. Setiap akhir tahun, perusahaan mengakui adanya Laba Kotor Direalisasi (LKD).
LKD= %LKBD x jumlah kas yang diterima tahun yang bersangkutan (tidak termasuk
bunga)
c. Persentase LKD dicatat dengan rumus:
%LKD = Harga jual - Harga pokok x 100%

Harga Jual

d. LKD adalah merupakan pengakuan laba secara bertahap dari LKBD, yang kemudian
diakui sebagai laba periode yang bersangkutan di laporan rugi- laba.
e. Pendapatan bunga dicatat dan diakui tersendiri di luar LKD.
f. LKBD yang belum disesuaikan menjadi LKD, akan disajikan di Neraca pada sisi pasiva
di bawah kelompok hutang

O. Tujuan Pelaporan Laba


Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak
yang berkepentingan dalam pelaporan keuangan untuk memprediksi arus kas masa depan dengan
berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan kreditor dapat menggunakan informasi yang
terkandung dalam laporan laba rugi untuk mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan,
memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan, dan membantu menilai resiko
kegagalan perusahaan dalam mencapai arus kas tertentu dimasa yang akan datang.

Adapun informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan untuk:

1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang
diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital)
2. Sebagai pengukur prestasi manajemen
3. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara
5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.
6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran
8. Sebagai dasar pembagian deviden
P. Elemen Laba
Ada dua konsep yang digunakan untuk menghitung menentukan elemen laba perusahaan,
yaitu:

1. Konsep Laba Periode (Earnings),


dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan dan memusatkan perhatiannya pada
laba operasi periode berjalan berasal dari kegiatan normal perusahaan.
2. Laba Komprehensif (Comprehensive Income),
adalah aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu periode, yang berasal dari semua
transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain sumber yang berasal dari pemilik.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi
murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanaman
modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut
(termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan
sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya
adalah dalam hal pendefinisian biaya. Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya
secara akrual.

Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam
kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang
direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu tertentu dibandingkan dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan pada periode tertentu.

Meski berbeda namun keduanya saling berkaitan, pengukuran laba tergantung bagaimana
cara pandang si pelaku bisnis dan bagaimana mereka men etukan laba tersebut. Karena pada
dasarnya baik individu maupun perusahaan memiliki konsep yang berbeda beda. Perbedaan
hanya terletak pada benda atau produk dan jasa yang akan dinilai serta bagaimana unit ukur yang
digunakan.

B. Saran
Kami harap pembaca dapat melakukan perbaikan untuk selanjutnya dalam penyusunan
makalah, seperti penambahan materi, perbaikan penulisan, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://fauziahunarby.blogspot.com/2010/05/teori-akuntansi-materi-konsep
2. http://angsunteroiakuntasi.blogspot.com/2016/12/konsep-laha-
3. https://www.academia.edu/25709923/KonsepLaba

Anda mungkin juga menyukai