LABA (INCOME)
Diajukan untuk memenuhi :
Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
DOSEN PEMBIMBING :
INDRA SAPUTRA, SE, M.Si
KELAS : C2 AKUNTANSI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia- Nyalah pada akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi. Makalah ini membahas tentang “LABA”.
Dalam penyusunan makalah ini kami menemukan berbagai kendala, hambatan, dan
tantangan, tetapi dengan kerja keras dan ridho Allah SWT. Akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan semua itu tidak lepas dari dukungan, bantuan, dan dorongan dari
orang-orang yang berada di sekeliling kami. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT, Orang tua tercinta, dan semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyusun makalah ini. Terima kasih yang sebesar - besarnya kepada
Bapak INDRA SAPUTRA, SE, M.Si selaku dosen mata kuliah Teori Akuntansi yang selalu
memberikan arahan demi terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat kami harapkan guna
perbaikan kualitas dalam penyusunan makalah selanjutnya. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua.
2
DAFTAR ISI
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Pelaporan Laba ........................................................................................................................ 5
2.2 Konsep Laba Konvensional ................................................................................................................. 6
2.3 Konsep Laba dalam Tataran Semantik ................................................................................................. 6
2.4 Konsep Laba dalam tataran Pragmatik ................................................................................................. 17
2.5 Laba dan Teori Entitas ......................................................................................................................... 21
2.5 Penyajian Laba ..................................................................................................................................... 26
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................................... 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian tentang laba.
2. Untuk mengetahui apa saja karakteristik laba.
3. Untuk mengetahui konsep laba akuntansi dan ekonomi
1.4 Manfaat
1. Memahami definisi dan konsep laba
2. Dapat membedakan konsep laba menurut ekonomik atau akuntansi
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Konsep Laba Konvensional
Hendriksen dan van Breda (1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang
sekarang berjalan (konvensional) masih problematik secara teoritis. Laba akuntansi
mempunyai beberapa kelemahan berikut (halaman 309) :
1. Laba akuntansi belum didefinisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut secara
intuitif dan ekonomik bermakna
2. Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa atau
residual
3. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) sebagai pedoman pengukuran laba masih
memberi peluang untuk terjadinya inkonsistensi antarperusahaan
4. Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum
memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga
5. Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang
informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih bermanfaat sehingga
ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan yang mendesak.
Atas dasar tujuan dan kelemahan laba akuntansi di atas, maka berikutnya akan
dibahas dua aspek pokok teori laba, yaitu (1) interpretasi laba dan implikasinya dalam
tataran teori dan (2) lingkup laba atas dasar kegiatan operasi dan teori entitas.
1. Pengukur Kinerja
Karena investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju dalam pelaporan
keuangan, dianggap bahwa mereka berkepentingan dengan informasi masa lalu untuk
mengevaluasi prospek perusahaan di masa datang. Kinerja perusahaan merupakan
manifestasi dari kinerja manajemen sehingga laba dapat pula diinterpretasi sebagai
pengukur keaktifan dan keefisienan manajemen dalam mengelola sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
6
Secara umum, efisiensi adalah kemampuan menciptakan keluaran (output)
tertinggi dengan sumber daya tertentu sebagai masukan (input). Bila keluaran atau
sasaran tertentu telah ditentukan, efisiensi adalah kemampuan mencapai keluaran
tersebut dengan sumber daya terendah (minimum) yang dimungkinkan. Dalam
akuntansi, laba dimaknai dan diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi oleh investor
dalam bentuk kembalian atas investasi (return on investment atau ROI). Bagi
manajemen, efisiensi dapat diinterpretasikan sebagai pengukur efisiensi penggunaan
sumber daya dalam bentuk kembalian atas aset (return on asset atau ROA). Bagi
kreditor, efisiensi dapat ditunjukkan dengan tingkat bunga (return on loan atau ROL).
Jadi, laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI,
ROA dan ROL sebagai pengukur efisiensi. Karena kegiatan usaha sangat kompleks,
laba dipandang cukup kaya (komprehensif) untuk merepresentasi pengukur efisiensi.
Namun validitas pengukur efisiensi tersebut bergantung pada bagaimana laba dan
tingkat investasi diukur serta dari sudut pandang siapa informasi efisiensi ditujukan.
8
sekarang menjadi basis pengukurannya. Dengan demikian, laba dipandang sebagai
perubahan nilai dalam suatu periode.
Jadi, dari beberapa aspek, laba akuntansi memang dan harus berbeda dengan
laba ekonomik. Namun, laba akuntansi diharapkan dapat menjadi estimator atau
indikator laba ekonomik. Berikut adalah ringkasan perbedaan antara laba akuntansi
dan laba ekonomik :
Karena reliabilitas menjadi sasaran akuntansi, akuntansi tidak harus menentukan laba
ekonomik yang subjektif. Akan tetapi, akuntansi harus berusaha untuk menyajikan dan
memformulasi laba akuntansi yang dapat membantu investor dalam menentukan laba
ekonomik sesuai dengan persepsi para investor. Jadi, akuntansi cukup menyediakan informasi
laba dan aliran kas yang layak dan menyerahkan semua analisis dan perhitungan laba
ekonomik kepada investor atau pemakai lainnya.
9
2.3.1 Makna Laba
“Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan
kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.”
(Commite On Terminology, Sofyan Syafri H : 2004)
“Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat
diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama
dengan posisi awalnya.”
(Stice, Skousen : 2009)
“Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk
penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban
10
melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.”
(Ikatan Akuntan Indonesia : 2007)
3. Karakteristik Laba
Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual
memiliki karakteristik umum sebagai berikut :
1) Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
2) Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi kemakmuran
awal dan kemakmuran akhir
3) Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai
kemakmuran, asalkan kemakmuran awal dipertahankan
Kemakmuran dapat berupa aset bersih perusahaan, modal pemegang saham, kekayaan,
investasi, sumber daya ekonomik, atau apapun yang dapat dinilai dengan uang.
11
6. Memungkinkan penerapan pendekatan aset-kewajiban secara penuh dalam
pemaknaan laba sehingga angka laba akuntansi akan mendekati angka laba ekonomi.
Atas dasar uraian di atas, laba kemudian didefinisikan secara umum, formal dan
semantik sebagai berikut : Laba adalah tambahan kemampuan ekonomi yang ditandai dengan
kenaikan kapital dalam suatu perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas
yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/ pemilik kapital tanpa mengurangi
kemampuan ekonomik kapital mula-mula (awal periode).
12
melengkapi. kriteria pendapatan adalah terealisasi dan terbentuk. Artinya, kedua
kriteria harus dipenuhi.
13
Dari sudut pandang kreditor, kapital finansial adalah jumlah pinjaman yang tertanam
di perusahaan. Jumlah rupiah pinjaman ditambah bunga yang menjadi hak kreditor
selama periode merupakan kapital akhir atau laba kreditor.
2. Kapital Fisis
Kapital fisis adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang
sebagai kapasitas produksi fisis, yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa.
Kapital fisis secara umum tidak relevan dari sudut pandang investor dan kreditor.
Dengan konsep ini, laba atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas produksi fisis pada
akhir suatu periode melebihi kapasitas produksi fisis pada awal periode. Dalam konsep
kapital finansial, pengaruh perubahan akan diakui sebagai untung atau rugi menahan
dan dilaporkan melaui statemen laba-rugi. Sedangkan dalam kapital fisis, pengaruh
perubahan diakui sebagai penyesuai kapital dan tidak termasuk dalam statemen laba-
rugi.
18
pragmatik, laba akuntansi memang digunakan oleh manajemen. Hal ini memberi indikasi
bahwa laba akuntansi bermanfaat untuk kepentingan atau kontrak internal.
1. Pengujian asosiasi
Studi asosiasi sering disebut juga studi koefisien respons laba. Koefisien respon
laba adalah kepekaan return saham terhadap setiap rupiah laba atau laba kejutan.
Studi empiris menunjukkan bahwa asosiasi ato kolerasi antara laba dan return
tidak sempurna. Alasan pertama, angka laba hanya sebagian kecil faktor yang
mempengaruhi harga saham. Kedua, fluktuasi laba tidak selalu menggambarkan
perubahan ekonomi. Ketiga, laba akuntansi dapat dipengaruhi oleh karakteristik
manajemen. Keempat, investor tidak selalu seragam dalam menginterprestasi
informasi yang tersedia di pasar.
2. Pengujian peristiwa
Fokus utama dalam pengujian peristiwa adalah pengumuman laba bukan angka
laba. Sehingga, reaksi pasar siukur sebagai return abnormal atau return kumulatif
untuk seluruh sampel perusahaan. Dapat disimpulkan, bahwa laba mempunyai
efek pragmatik terhadap perilaku pasar modal.
20
2.5 Laba dan Teori Entitas
Teori entitas (kesatuan) disebut juga dengan teori ekuitas (equity theory) karena
berkaitan dengan penentuan siapa yang dianggap paling berkepentingan dengan suatu
kegiatan ekonomik sehingga pihak tersebut berhak untuk menikmati laba. Teori entitas selalu
dikaitkan dengan pelaku kegiatan ekonomi yaitu manajemen, karyawan, investor, kreditor,
pemerintah, dan entitas lain yang terlibat.dampak dari teori ini adalah tentang tujuan
pelaporan keuangan dan bentuk atau susunan statement laba-rugi (income statement).
22
2.5.3 Entitas Investor
Investor yang dimaksud pada teori entitas investor adalah penyedia dana utama
perusahaan yaitu kreditor (jangka panjang) dan pemegang saham (preferensi dan biasa). Pada
teori ini kedua kelompok dipandang sebagai mitra manajemen (management associates)
dimana perusahaan melalui manajemen bertindak atas nama investor. Dan oleh karenanya
laporan keuangan harus dilaksanakan untuk kepentingan kedua kelompok tersebut.
Persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut:
Aset – Utang jangka pendek = Ekuitas investor
Laba diartikan sebagai jumlah yang menjadi hak investor. Sebagai konsekuensi,
bunga kepada kreditor jangka panjang dan dividen kepada pemegang saham bukan
merupakan biaya tetapi lebih merupakan distribusi laba. Pajak berstatus sebagai biaya bagi
investor. Bunga dan dividen merupakan pembagian laba bukan biaya. Teori ini disebut juga
sudut pandang entitas tradisional (traditional view of entity).
25
pemilik terutama
bila pemilik
merangkap
sebagai
manajemen
Dana Unit kepemerintaha
UntukkesatuanSepertipada dana entitas
n
yang
nonbelanja:bisnisdengan pusat
membawakan
kegiatan atau
aset=perhatian pembatasan pada program
asetpemerintah sebagai
pemegang
pancan
utam (dapa
Selisih pendapatan dan
a t g
Untukkesatuan
sebagai ekuitas dana)
disebut belanja bukan laba tetapi
dana belanja:
Karena penerimaan kas bermakna sebagai jumlah
aset
likuid = saldo
atau sumber likuid rupiah yag masih harus
dana dipertanggungjawabkan
harus dibelanjakan
sesuai tujuan,
perhitungan laba tidak
relevan. Tujuan utama
akuntansi adalah
pertanggungjaw3aban
Sumber : Suwardjono
dan pertanggungjelasan
publik
2.6 Penyajian Laba
Penyajian laba berdasarkan masalah konseptual adalah pemisahan pelaporan pos – pos
transaksi dengan pemilik. Pos-pos operasi dalam arti luas dilaporkan melalui statemen laba-
rugi sedangkan pos-pos yang jelas merupakan transaksi modal dilaporkan melalui statemen
laba ditahan atau statemen perubahan ekuitas.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laba merupakan eleman yang menjadi perhatian, karena laba berperan sebagai
representasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi yang belum
mencapai pemakaran dan pengukuran laba. Dari sudut pandangan perekayasaan akuntansi,
konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja
perusahaan secara luas. Teori akuntansi laba menghadapi dua pendekatan:
1. Laba untuk berbagai tujuan
2. Laba untuk berbeda tujuan
Konsep laba dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur
kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Dalam tataran
sintatik, teori laba berkepentingan dan mengukur serta menyajikan laba. Laba diukur dan
diakui atas dasar pendekatan kegiatan atau transaksi. Dengan pedekatan kapital, laba diukur
atas dasar penilaian kapital pada awal dan akhir periode. Laba merupakan signal kebijakan
manajemen yang baik. Laba juga diangggap mengandung informasi kalau pasar saham
bereaksi terhadap pengumuman laba akuntansi.
27
Daftar Pustaka
28