Anda di halaman 1dari 22

LIABILITAS & EKUITAS

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah Teori Akuntansi

Oleh:

1. Dinda Meta Kirana C10140069


2. Putri Mustika C10140020
3. Gilang Prasetia C10150231
4. Eka Agus Pratama C10150137
5. Adi Nurdyansyah C10150096
6. Anisah Tsamarah Aidi C10170329

Kelas: D

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
BANDUNG, 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, penulis
apat menyelesaikan proses pembuatan makalah tepat pada waktunya.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Ade Imam selalu dosen matakuliah
akuntansi syariah dan dukungan dari teman-teman serta keluarga yang diberikan kepada penulis.

Makalah ini berjudul “Liabilitas dan Ekuitas”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak perlu diperbaiki. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
lebih luas kepada para pembaca. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih..

Bandung, 20 November 2018

Penulis

Teori Akuntansi i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................................i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................................2
1.3 Tujuan .............................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................................3
2.1 Karakteristik Kewajiban ..................................................................................................................3
2.2 Terjadinya Kewajiban .....................................................................................................................3
2.3 Pengukuran Kewajiban ...................................................................................................................5
2.4 Penyelesaian Kewajiban .................................................................................................................6
2.5 Konsep Ekuitas................................................................................................................................7
2.6 Perbedaan Kewajiban Dan Ekuitas .............................................................................................. 11
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 19

Teori Akuntansi ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berkembang pesatnya instrumen keuangan, berkembang pula standar akuntansi
kompleks dan perusahaan-perusahaan di Indonesia dituntut untuk segera
mengimplementasikan, bank diwajibkan untuk mulai mengimplementasikannya dari 1
Januari 2010, sedangkan non-bank diwajibkan untuk mulai mengimplementasikannya dari
tahun 2012.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK) No. 50 revisi 2006 mengenai Instrumen Keuangan “ Penyajian dan
Pengungkapan” dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 55 revisi 2006
mengenai Instrumen Keuangan “Pengakuan dan Pengukuran” dimana PSAK 50 dan PSAK
55 tersebut akan berlaku efektif mulai 1 Januari 2010. PSAK 50 dan 55 merupakan standar
akuntansi mengacu pada International Accounting Standard (IAS) 39 mengenai
Recognition and Measurement of Financial Instruments dan IAS 32 mengenai Presentation
and Disclosures of Financial Instruments. PSAK 50 dan 55 diharapkan dapat mendorong
proses harmonisasi penyusunan dan analisis laporan keuangan. Itu juga akan mendorong
terciptanya market discipline.

International Financial Reporting Standard (IFRS) adalah Standar, Interpretasi dan


Kerangka yang diadopsi oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar IFRS
lebih dulu dikenal dengan nama International Accounting Standard (IAS). IAS diterbitkan
antara tahun 1973 dan 2001 oleh International Accounting Standard Comittee (IASC). Pada
tanggal 1 April 2001, yang baru mengambil alih IASB dari IASC yang bertanggung jawab
untuk menetapkan Standar Akuntansi Internasional. IFRS dianggap sebagai "berdasarkan
prinsip" dalam standar tersebut mereka menetapkan aturan-aturan yang luas. Standar
Pelaporan Keuangan Internasional terdiri dari:

Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) - standar yang dikeluarkan setelah tahun
2001, Standar Akuntansi Internasional (IAS) - standar yang dikeluarkan sebelum 2001,
Interpretasi berasal dari International Financial Reporting Interpretations Committee
(IFRIC) - yang dikeluarkan setelah 2001 Standing Interpretations Committee (SIC) - yang
dikeluarkan sebelum 2001.

Kewajiban dan modal merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari laporan
keuangan. Terdapat perubahan teori ekuitas pada kerangka pelaporan keuangan era IFRS

Teori Akuntansi 1
dengan PSAK yang sebelumnya yang mengacu pada US GAAP. Dimana sebelumnya
menerapkan teory kepemilikan, sedangkan IFRS menerapkan pada teori entitas. Sucipto.
2012, proprietary theory adalah aktiva bersih (aktiva – utang) yang berarti pemilik lebih
menekankan pada komponen laba rugi. Terdapat kekurangan pada teori ini sehingga teori
entitas muncul dengan maksud mengurangi kelemahan- kelemahan yang ada dalam
proprietary theory di mana pemilik menjadi pusat perhatian. Namun demikian, entity
theory pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan teori pendahulunya, proprietary theory.
Dalam konteks teori ini, terdapat dua pandangan yang berbeda walaupun keduanya
mengarah kepada konklusi yang sama, yaitu stewardship atau pertanggungjawaban
(accountability). Versi pertama adalah versi tradisional yang memandang bahwa
perusahaan beroperasi untuk keuntungan pemegang saham, yaitu orang-orang yang
menanamkan dananya dalam perusahaan. Dalam hal ini, entitas bisnis memperlakukan
akuntansi sebagai laporan kepada pemegang saham tentang status dan konsekuensi dari
investasi mereka. Sementara itu versi kedua, yaitu pandangan yang lebih baru terhadap
entity theory, menganggap bahwa sebuah entitas adalah bisnis untuk dirinya sendiri yang
berkepentingan terhadap kelangsungan hidup dan perkembangannya

Dalam pelaporan akuntansi, kewajiban membutuhkan definisi, pengukuran, penilaian dan


pengakuan untuk dapat disajikan dalam laporan keuangan agar laporan keuangan yang
dihasilkan dapat dipahami dan menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai
pengambilan keputusan oleh semua pihak yang berkepentingan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka muncul beberapa rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu diantaranya:
A. Apakah karakteristik kewajiban menurut IFRS.
B. Apa saja hal yang menyebabkan terjadinya kewajiban tersebut.
C. Bagaimana pengukuran kewajiban menurut IFRS.
D. Apakah konsep ekuitas menurut IFRS.
E. Apakah perbedaan kewajiban dan ekuitas

1.3 Tujuan

Dari penilitian di dapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:


A. Diharapkan pembaca dan peniliti mampu memahami pengertian Kewajiban menurut
IFRS.
B. Memahami hal-hal yang menyebabkan terjadinya kewajiban menurut IFRS.
C. Diharapkan mampu memahami bagaimana cara pengukuran kewajiban menurut IFRS.
D. Lebih memahami konsep ekuitas menurut IFRS.
E. \Diharapkan mampu membedakan kewajiban dan ekuitas.

Teori Akuntansi 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Kewajiban


Dalam FASB dalam SFAC No. 6, kewajiban didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat
ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas
untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang
sebagai akibat transaksi masa lalu.
Sama dengan definisi kewajiban yang dikemukakan FASB, IAI (1994)definisi hutang
(kewajiban) yaitu hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan
yang mengandung manfaat ekonomi (paragraph 62).
Dari pengertian tersebut komponen utama hutang antara lain:
A. Kewajiban Sekarang
Kewajiban timbul karena pada saat sekarang suatu entitas memiliki tanggung jawab yang
tidak dapat dihindari untuk menyerahkan barang/jasa.
Objek hutang yang sebenarnya adalah kewajiban yang ada pada saat sekarang. Oleh
karena itu, menurut Kam (1990: p.111) definisi hutang yang lebih menunjukkan pada saat
sekarang adalah kewajiban suatu unit usaha yang merupakan keharusan bagi unit usaha
tersebut untuk menyerahkan aktiva/jasa pada pihak lain di masa mendatang sebagai
akibat transaksi di masa lalu.
Kewajiban dikelompokkan menjadi dua jenis, antara lain:
1) Kewajiban pada kreditor/hutang
2) Kewajiban kepada pemilik
Meskipum kedua pihak tersebut memiliki hak terhadap aktiva, namun keduanya memiliki
hak yang berbeda.Kreditor memiliki hak untuk didahulukan pelunasannya dalam kasus
likuidasi.Sedangkan untuk pemilik, hak atas aktiva hanya didasarkan pada sisa aktiva
setelah kewajiban terhadap kreditor terpenuhi.
B. Hasil Transaksi Masa Lalu
Syarat lain dari hutang adalah berasal dari transaksi masa lalu. Transaksi tersebut
menunjukkan transaksi yang benar-benar telah terjadi sehingga dapat digunakan untuk
memastikan bahwa hanya kewajiban sekarang yang harus dicatat sebagai hutang dalam
neraca.

2.2 Terjadinya Kewajiban


Intrepretasi terhadap terjadinya kewajiban cenderung didasarkan konsep economic
substance over legal form bukan semata-mata pada aspek yuridisnya. Dengan demikian,

Teori Akuntansi 3
apabila dinilai dari substansi ekonomi suatu transaksi/peristiwa memenuhi kriteria hutang,
otomatis hutang akan diakui dan disajikan dalam neraca.

A. Keadaan Yang Dapat Menimbulkan Kewajiban


Untuk menentukan suatu transaksi sebagai kewajiban atau bukan, sangat tergantung pada
kemampuan untuk menafsurkan transaksi/kejadian yang emnimbulkannya.Namun
demikian, ditinjau dari penafsiran sematik apabila suatu kewajiban dalam kenyataannya
memang ada, maka yang paling penting adalah mencatat hal tersebut sebagaisuatu hutang
tanpa memperhatikan bagaimana terjadinya.

Kohler, (1970: hal.263) menyatakan bahwa hutang adalah suatu jumlah yang harus dibayar
dalam bentuk uang, barang, atau jasa khususnya hutang yang memiliki kriteria sebagai
berikut:
a. terjadi/telah terjadi
b. terjadi pada suatu saat tertentu di masa mendatang
c. terjadi karena tidak dilaksanakannya suatu tindakan di masa yang akan datang.
Hutang dapat terjadi karena beberapa factor antara lain:
1. Kewajiban legal/kontrak (Contractual liabilities)
Kewajiban legal adalah hutang yang timbul karena adanya ketentuan formal berupa
peraturan hukum untuk membayar kas atau menyerahkan berang (jasa) kepada entitas
tertentu.
2. Kewajiban konstruktif (constructive liabilities)
Kewajiban konstruktif timbul karena kewajiban tersebut sengaja diciptakan untuk
tujuan/kondisi tertentu, meskipun secara formal tidak dilakukan melalui perjanjian tertulis
untuk membayar sejumlah tertentu dimasa yang akan datang.
3. Kewajiban equitable
Kewajiban ekuitabel adalah hutang yang timbul karena adanya kebijakan yang
diambil oleh perusahaan karena alas an moral/etika dan perlakuannya diterima oleh praktik
secara umum.

B. Unconditional Right Of Offset

Kewajiban yang berasal dari kontrak berjalan untuk memperoleh suatu barang dan jasa di
masa mendatang dapat dikatakan sebagai suatu transaksi hutang atau sebaliknya bukan
hutang. Kewajiban tersebut merupakan suatu transaksi keuangan yang berasal dari
transaksi usaha dan menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran di masa
mendatang, apabila suatu barang atau jasa telah diterima. Umumnya akuntan tidak akan
mencatat kontrak tersebut apabila tidak ada satu pihakpun yang melaksanakan suatu
prestasi kerja. Alasannya adalah sebelum barang tersedia, kewajiban pembeli terhadap hak

Teori Akuntansi 4
penguasaan aktiva ditandai oleh hak pembeli untuk menerima barang tersebut. Dalam
kondidi tertentu kontrak yang harus dilaksanakan atas pembelian barang atau jasa dapat
tidak dilaporkan bila kewajiban terhadap komitmen pembelian tersebut melebihi nilai
barang yang diperoleh. Misalnya jika terdapat penurunan yang material terhadap harga
barang terjadi setelah kontrak pembelian jangka panjang ditandatangani, maka kewajiban
tersebut melebihi nilai hak menurut kontrak. Akibatnya timbul suatu kerugian. Oleh karena
itu pencatatan terhadap hutang hanya dilakukan sebesar kerugian yang terjadi dari
pelaporan laba bersih dan mengkredit jumlah yang sama dengan debet kerugian yang
timbul. Secara umum dapat dirumuskan bahwa hutang harus diakui dalam laporan
keuangan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Ada kemungkinan bahwa pengorbanan potensi jasa/manfaat ekonomi masa
mendatang akan dilakuka atau akan terjadi.
b. Jumlah hutang dapat diukur dengan cukup pasti.

Menurut Kam (1990) hutang dapat diakui berdasarkan kondisi berikut ini:
1. Didasarkan pada hukum
Adanya dasar hokum yang menyebabkan terjadinya hutang adalah syarat legal untuk
mengakui hutang, meskipun seringkali dapat terjadi karena kewajiban equitable.
2. Pemakaian prinsip konservatisme
Prisip konservatisme mensyaratkan untuk mengantisipasi kerugian dari pada keuntungan.
Jadi rugi/hutang akan segera diakui kalau ada kemungkinan akan terjadi. Pencatatan
terhadap rugi/hutang semacam ini merupakan praktek yang diterima umum.
3. Substansi ekonomi suatu transaksi
Apabila suatu transaksi ditinjau dari makna ekonominya telah terjadi, maka hutang dapat
segera diakui dan dilaporkan dalam laporan keuangan.
4. Kemampuan mengukur nilai hutang
Kriteria ini berkaitan dengan reabilitas informasi.Apabila pengukuran terhadap hutang
sangat subyektif/arbritrer, maka lebih baik tidak dilakukan pengukuran dan hutang tidak
dicatat dalam neraca.

2.3 Pengukuran Kewajiban


Dasar pengukuran hutang adalah jumlah rupiah sumber ekonomi yang harus dikorbankan
apabila pada saat penilaian (pelaporan), hutang dilunasi.Dengan demikian, dasar penilaian
yang digunakan adalah nilai sekarang pengeluaran kas/pengorbanan sumber ekonomi
masa mendatang untuk melunasi hutang tersebut sampai tanggal jatuh tempo. Besarnya
nilai hutang tersebut harus didiskontokan dengan tingkat bunga tertentu dengan rumus
sebagai berikut:
PV = F (1 + r)-1
PV = Nilai sekarang dari hutang pada tanggal penilaian

Teori Akuntansi 5
F = Aliran kas masa mendatang pada periode t dari tanggal penilaian
r = tingkat bunga
Dasar penilaian tersebut berlaku untuk semua hutang. Weil (1990) menyebutkan bahwa
pendiskontoan terhadap elemen laporan keuangan hanya dapat dilakukan bila:
a. Elemen tersebut menunjukkan klaim kepada atau kewajiban untuk membayar sejumlah
tertentu yang dapat ditaksir dengan cukup pasti
b. Perusahaan akan membayar jumlah tersebut dalam periode lebih dari satu tahun
setelah tanggal neraca
c. Klaim /kewajiban timbul dari transaksi, kecuali transaksi executor contract.
d. Perusahaan telah merevaluasi elemen neraca karena adanya informasi baru.

2.4 Penyelesaian Kewajiban

IAI (1994: paragraf 62) salam SAK menyebutkan bahwa penyelesaian kewajiba masa kini
biasanya melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat
masa depan demi untuk memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada
sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan:
a. Pembayaran kas
b. Penyerahan aktiva
c. Pemberian jasa
d. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban yang lain atau,
e. Konversi kewajiban menjadi ekuitas
Kewajiban juga dapat dihapus dengan cara lain seperti kreditor membebaskan atau
membatalkan haknya.

A. In-Subsance Defeseance
In-Subsance Defeseance adalah suatu rencana perjanjian dimana seorang debitur
menempatkan sejumlah tertentu harta moneter secukupnya yang bebas resiko pada kuasa
badan perwakilan (trust) tertentu untuk digunakan sebagai pembayaran hutang di masa
mendatang.

Gambaran tentang pelunasan hutang dengan cara In-Subsance Defeseance dapat dilihat
pada contoh berikut ini. PT.A mempunyai hutang obligasi sebesar Rp. 10.000.000 dengan
tingkat bunga 8% per tahun, jangka waktu pelunasannya 10 tahun.Atas hutang tersebut
PT.A membeli sertifikat bank Indonesia senilai Rp. 10.000.000 dengan tingkat bunga 8% per
tahun, jangka waktu pelunasannya 10 tahun.Pembelian tersebut dilakukan secara tunai
dengan total pengeluaran Rp. 7.500.000.sertifikat Bank Indonesia kemudian diserahkan
pada badan perwakilan untuk digunakan sebagai pelunasan hutang.

Teori Akuntansi 6
Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Pada saat pembelian:
Investasi sertifikat Bank Indonesia Rp. 10.000.000
Kas Rp. 10.000.000

Pada saat penempatan sertifikat Bank Indonesia pada badan perwakilan:


Hutang Obligasi Rp. 10.000.000
Investasi sertifikat Bank Indonesia Rp. 7.500.000
Untung (extraordinary) Rp. 2.500.000

Keuntungan PT. A dalam melakukan transaksi semacam itu adalah:


1. Hutang akan berkurang sehingga rasio debt equity menjadi lebih baik
2. Laba bersih tahun berjalan akan meningkat
3. Untuk tujuan pajak, untung tidak dapat diakui
4. Pendapatan bunga dari Sertifikat Bank Indonesia dapat digunakan untuk menutup
biaya bunga atas hutang obligasi

B. Kredit Tangguhan (Deferred Credit)


Dalam laporan keuangan sering kali timbul masalah yang berkaitan dengan perlakuan kredit
tangguhan tertentu yang dimasukkan sebagai hutang misalnya uang muka yang dibayar
pembeli tetapi produk belum diserahkan kepada pembeli. Kasus demikian menunjukkan
adanya kewajiban untuk menyerahkan aktiva atau jasa pada masa mendatang kepada
pembeli. Dengan demikian transaksi tersebut jelas dianggap sebagai hutang. Kredit
tangguhan yang sering menjadi masalah laba kotor belum direalisir yang timbul dari
penjualan angsuran. Apabila prinsip pengakuan pendapatan atas penjualan angsuran
diterapkan, laba hanya akan diakui bila terdapat kas yang diterima atas penjualan angsuran
tersebut. Laba kotor yang belum direalisir merupakan perbedaan nantara penjualan dan
cost barang terjual atas penjualan angsuran.

C. Hutang Dan Rugi Kontijensi (Contingent loss/Liabilities)


Dalam FASB Statement No. 5 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kontijensi adalah
suatu kondisi atau situasi yang menimbulkan ketidakpastian akan timbulnya kemungkinan
hutang atau rugi suatu perusahaan, dimana timbulnya kemungkinan tersebut tergantung
pada terjadi atau tidaknya suatu hutang terutama menyangkut kewajiban sekarang atau
masa mendatang.

2.5 Konsep Ekuitas

A. Teori Ekuitas
Teori ekuitas adlah teori yang menjelaskan sudut pandang yang digunakan dalam akuntansi
berkaitan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Dengan kata lain,

Teori Akuntansi 7
penyusunan dan penyajian laporan keuangan sangat tergantung pada sudut pandangyang
digunakan yaitu siapa yang dianggap paling berkepentingan terhadap laporan keuangan.

B. Teori Proprietary
Teori ini memusatkan perhatiannya kepada pemilik.Jadi dalam akuntansi, tujuan perusahaan,
jenis modal, makna rekening dan lain-lain semuanya dilihat dari sudut pandang
pemilik.Dengan demikian tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran pemilik.
Persamaan akuntansi yang digunakan adalah:

Aktiva – hutang = modal

Aktiva merupakan kekayaan pemili, sementara hutang merupakan kewajiban


pemilik.Kepemilikan ini dianggap sebagai nilai bersih dari perusahaan untuk pemilik. Ketika
usaha baru dimulai, nilai ini sama dengan investasi pemilik. Selama berjalanmya usaha maka
nilai perusahaan sama denganinvestasi awal ditambahakumulasi laba bersih setelah
dikurangi prive untuk pemilik.

Teori proprietary sangat cocok diterapkan untuk organisasi perusahaan perseorangan dan
firma oleh karna dalam bentuk organisasi ini ada hubungan personal antara manajemen
perusahaan dengan pemilik perusahaan.

C. Makna laba (Income)

Berdasarkan sudut pemilik, pendapatan diartikan kenaikan modal pemilik, sementara biaya
diartikan Sebagai penurunan modal pemilik. Dengan demikian laba merupakan kenaikan
kekayaan atau kemakmuran pemilik selama satu periode yang menjadi hak bagi pemilik

1. Teori Entitas ( Kesatuan Usaha)


Teori entitas muncul untuk mengatasi kelemahan yang melekat pada teori
proprietary.Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan kegiatan usaha menyebabkan
perusahaan menjadi unit usaha yang berdiri sendiri terpisah dari identitas pemilik.Hal ini
berarti terdapat pemisah antara kepentingan pribadi pemilik dengan kepentingan
perusahaan. Perusahaan dianggap Bertindak atas nama dan kepentingannya sendiri terpisah
dari pemilik. Teori entitas didasarkan atas persamaan akuntansi:

Aktiva = Hutang = Modal


Atau

Teori Akuntansi 8
Aktiva = Modal ( Hutang = Modal Pemilik)

Jadi hutang adalah kewajiban khusus perusahaan, dan aktiva menunjukkan hak perusahaan
menerima barang dan jasa khusus atau manfaat lainnya
Ada 2 versi teori entitas , yaitu
a. Versi Tradisional
Menurut pandangan tradisional perusahaan beroperasi untuk pemegang ekuitas (equity
holders) yaitu pihak yang memberi dana bagi perusahaan. Dengan demikian perusahaan
harus melaporkan status investasi dan konsekuensiinvestasi yang dilakukan pemilik
b. Versi Baru
Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan beroperasi atas namanya sendiri dan
berkentingan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri.

Meskipun kedua pandangan diatas memusatkan perhatiannya pada kesehatan usaha


( entitas yang independen), namun pandangan tradisional melihat pemegang ekuitas
sebagai partner dalam kegiatan usaha yang dijalankan. Sedangkan pandangan baru melihat
pemegang ekuitas sebagai pihak luar perusahaan. Olek karena pemilik dan kreditor
merupakan pemegang ekuitas yang memberi dana, maka persamaan akuntansinya adalah:
Aktiva = Ekuitas
Atas dasar teori entitas, neraca yang disajikan mengandung makna sebagai berikut:
a. Aktiva perusahaan menyajikan informasi langsung mengenai nilai unit usaha
b. Ekuitas menunjukkan laporan tidak langsung terhadap jumlah nilai yang sama
c. Aktiva adalah milik perusahaan
d. Hutang merupakan kewajiban perusahaan bukan kewajiban pemilik
e. Aktiva non monoter lebih relevan bila diukur dengan cost histories karena nilai total
aktiva sama dengan umlah pasivanya.

Makna laba Dalam pendekatan entitas ini, laporan rugi laba relevan dibandingkan neraca,
alasannya:
a. Pemegang ekuitas lebih tertarik pada alba yang merupakan hasilm dari investasi mereka
b. Perusahaan didirikan dengan maksud mencari laba
c. Laba merupakan perubahan dalam aktiva bersih perusahaan
d. Pendapatan adalah aliran masuk aktiva karena transaksi yang dilakukan perusahaan
e. Biaya adalah cost aktiva atau jasa yang digunakan perusahaan dalam rangka
menghasilkan pendapatan

Laba ditahan
Menurut pandangan tradisional:

Teori Akuntansi 9
a. Bunga pinjaman adalah distribusi laba ditahan atas pemakaian pinjaman modal bukan
biaya bagi kreditor
b. Deviden merupakan distribusi laba ditahan bagi pemilik saham
c. Pajak penghasilan merupakan distribusi laba ditahan
Menurut pandangan baru:
Kreditor dan pemegang saham dianggap sebagai pihak luar. Bunga pinjaman, deviden dan
pajak penghasilan dianggap sebagai biaya perusahaankarena menurunkan jum;lah ekuitas
unit usaha tersebut.

2. Teori Ekuitas Residual


Seorang teoritisi akuntansi William Paton (1962) menyatakan bahwa ekuitas residual
merupakan salah satu jenis ekuitas dalam kerangka teori entitas. Dalam pandangan teori
entitas, pemegang saham memiliki ekuitas di perusahaan seperti pemegang ekuitas lainnyan,
tetapi pemegang saham tidak dianggap sebagai pemilik.

Jadi, teori ekuitas residual merupakan pandangan antara teori proprietary dan teori entitas.
Dalam pandangan ini persamaan akuntansinya menjadi:
Aktiva – Ekuitas khusus = Ekuitas Residual

Ekuitas khusus meliputi klaim kreditur dan ekuitas pemegang saham preferen.Namun
demikian pada kasus khusus dimana kerugian begitu besar sehingga perusahaan mengalami
kebangkrutan, ekuitas pemegang saham biasa dapat hilang dan pemegang saham preferen
atau pemegang obligasi menjadi pemegang ekuitas residual.Tujuan pendekatan ekuitas
residual adalah memberikan informasi yang lebih baik kepada pemegang saham biasa dalam
rangka pengambilan keputusan investasi.Pemegang saham biasa pada umumnya dianggap
memiliki ekuitas residual di dalam laba perusahaan dan di dalam aktiva bersih pada saat
likuidasi. Oleh karena laporan keuangan umumnya disusun tidak dalam rangka likuidasi,
maka informasi yang disajikan dalam kaitannya dengan ekuitas residual harys berguna
untuk memprediksi dividen masa datang bagi pemegang saham biasa

3. Teori Enterprise
Teori enterprise suatu perusahaan merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan teori
entitas.Di dalam teori entitas perusahaan dipandang sebagai unit ekonomi terpisah yang
dioperasikan dalam rangkamemberikan manfaat bagi pemegang saham.Sedankan dalam
teori enterprise perusahaan dipandang sebagai lembaga dosial yang dioperasikan dalam
rangka memberikan manfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan.Dalam arti luas pihak-
pihak yang berkepentingan meliputi pemegang saham, kreditur, pegawai, konsumen,
pemerintah dan masyarakat secara umum. Jadi bentuk luas dari teori enterprise dapat
dipandang sebagai teori akuntansi sosial

Teori Akuntansi 10
4. Teori Dana
Teori dana mengabaikan asumsi hubungan personal dalam teori proprietary dan asumsi
personifikasi perusahan sebagai unit ekonomi dan legal secara artifisal dalam teori entitas.
Menurut teori dana, unit aktivitas operasi merupakan dasar akuntansi. Unit aktivitas operasi
ini disebut dana yang meliputi sekelompokaktiva dan restriksi atau batasan-batasan yang
menggambarkan fungsi atau aktivitas ekonomi. Teori dana berdasarkan pada persamaan
akuntansi sebagai berikut

Aktiva = Restriksi Aktiva

Aktiva menggambarkan jasa prospektif kepada dana atau unit operasi. Hutang merupakan
retriksi aktiva khusus atau umum dari dana. Modal yang diinvestasikan mencerminkan
retriksi legal atau financial untuk menggunakan aktiva. Konsep teori dana ini banyak
digunakan di sektor pemerintah dan lembaga nir laba.

Posisi FASB

Financial Accounting Standard Board (FASB) sangat jelas mengadopsi teori ekuitas residual
ketika berhubungan dengan ekuitas pemilik yang menyatakan“ hak residual pada aktiva
suatu entitas yang tersisa setelah di kurangi hutang”. Pandangan ini sejalan dengan tujuan
akuntansi yang dinyatakan oleh FASB yaitu menyediakan informasi khususnya kepada
investor atau lebih khusus kepada peemegang saham biasa.

2.6 Perbedaan Kewajiban Dan Ekuitas


Godfrey, et al. 2010. Berdasarkan kriteria definisi dan pengakuan dibahas dalam bab ini, kita
dapat setuju bahwa saham yang dikeluarkan untuk membentuk bagian investor dari ekuitas
dan pinjaman dari kreditur merupakan kewajiban. Namun, pertanyaan diajukan tentang
hybrid instrument yang memiliki karakteristik dari kedua hutang dan ekuitas. Sebagai
contoh, saham preferensi secara tradisional dianggap sebagai modal dan, karena itu,
sebagai bagian dari ekuitas pemilik’, tetapi keduanya memiliki karakteristik yang juga
menyelaraskan mereka dengan kewajiban, seperti berikut:

a. Debit tetap tagihan


b. Mungkin tidak berpartisipasi dalam dividen lain dari pada tingkt pra-tertentu (mirip
dengan bunga)
c. Memiliki prioritas atas saham biasa dalam pengembalian modal (seperti halnya
kewajiban)
d. Umumnya melakukan tidak memiliki hak suara

Teori Akuntansi 11
Meskipun disebut saham, kemungkinan bahwa mereka kadang-kadang memenuhi definisi
kewajiban, dan harus diklasifikaskan sebagai kewajiban.

Klasifikasi instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas memiliki efek luar neraca
sejak klasifikasi menentukan apakah bunga, dividen, kerugian atau keuntungan yang
berhubungan dengan instrumen yang diakui sebagai pendapatan atau beban dalam
menghitung laba bersih, atau apakah mereka diperlakukan sebagai distribusi dari
keuntungan dihitung. Distribusi bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait
dengan instrumen keuangan atau komponen dari instrumen keuangan yang kewajiban
diakui sebagai pendapatan atau beban. Sebaliknya, distribusi kepada pemegang instrumen
ekuitas diperlakukan sebagai pembagian keuntungan setelah mereka telah dihitung.
Tujuan membedakan antara pemilik modal dan kewajiban adalah untuk meningkatkan
manfaat informasi bagi pengambilan keputusan. pertanyaan menarik yang diajukan
tentang bagaimana investor melihat efek hibrida yang disebut, yang menggabungkan
kedua fitur hutang dan ekuitas seperti catatan konversi, saham preferensi ditebus dan
hutang subordinasi.

IASB menginginkan perbedaan yang lebih baik antara instrumen ekuitas dan non-ekuitas.
Titik awalnya adalah gagasan bahwa semua instrumen abadi adalah modal. Selain itu,
instrumen dipertukarkan sesuai dengan pilihan penerbit akan ekuitas. Sebaliknya,
kewajiban adalah wajib diuangkan pada tanggal tertentu atau tanggal atau pasti terjadi.
Dengan diterbitkannya PSAK baru tahun 2007, jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS
(International Financial Reporting Standards) telah teratasi yaitu dengan
diperbolehkannya penggunaan nilai wajar (fair value) dalam PSAK. Namun peraturan
perpajakan belum mendukung hal ini dengan masih dikenakannya PPh final 10% atas
keuntungan dari revaluasi aset. Ditambah lagi dengan kurangnya tenaga penilai di
Indonesia yang jumlahnya cuma 2000an orang (anggota MAPI - Masyarakat Penilai
Indonesia). Lalu penerapan audit berbasis resiko di Indonesia juga belum mencakup
BUMN. PAdahal IFRS (international Accounting Standard Board) berkiblat pada COSO
dalamstandar auditnya.

Dalam paper ini akan dibahas mengenai perbedaan antara PSAK 50 (revisi 2006) dengan
IFRS 32 tentang penyajian kewajiban dan ekuitas menggunakan pendekatan studi
komparatif untuk mengetahui apakah yang telah dilakukan Indonesia dalam usahanya
menkonversi IFRS sebagai standar. Dalam istilah akuntansi, kewajiban adalah utang yang
harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain.
Kewajiban adalah kebalikan dari aktiva yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh
kewajiban adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek yang belum dibayarkan,
dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara.

Teori Akuntansi 12
Kewajiban dimasukkan dalam laporan neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya
dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

1.Kewajiban Lancar - kewajiban yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka
pendek (biasanya satu tahun). Biasanya terdiri dari hutang pembayaran (hutang dagang,
gaji, pajak, dll), pendapatan ditangguhkan, bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh
tempo tahun ini, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dll.

2..Kewajiban Jangka Panjang - kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun.
Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, obligasi pension, dll.
Sedangkan ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban. Dari perbandingan yang kami lakukan antara PSAK 50 dengan IFRS 32 tidak
terdapat terlalu banyak perbedaan. Pada PSAK 50 paragraf 12 hanya menggambarkan dua
kondisi instrumen ekuitas, yaitu Ketika penerbit menerapkan definisi dalam paragraf 7
untuk menentukan apakah instrumen keuangan merupakan instrumen ekuitas dan bukan
kewajiban keuangan maka instrumen tersebut merupakan instrumen ekuitas jika, dan
hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b) berikut terpenuhi:

a. Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual:


(i)Untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lain kepada entitas lain; atau
(ii)Untuk mempertukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit;
b. Jika instrumen tersebut akan atau mungkin di selesaikan dengan instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan:
(i)Non-derivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas; atau
(ii)Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu
kas atau asset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas.

Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak termasuk
instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa depan.

Kewajiban kontraktual, termasuk kewajiban yang berasal dari instrumen keuangan


derivatif, yang akan atau dapat menyebabkan adanya penerimaan atau penyerahan
instrumen ekuitas milik penerbit di masa depan, namun tidak memenuhi kondisi (a) dan
(b) diatas, bukan merupakan instrumen ekuitas.

Teori Akuntansi 13
Namun pada IFRS 32 paragraf 16 instrumen ekuitas digambarkan dalam 6 poin
penjabaran yang lebih rinci. Sedangkan pada paragraf yang lain tidak ditemukan
perbedaan. Dalam paper ini kami akan memfokuskan apasajakah hal-hal yang
melatarbelakangi adanya perbedaan mengenai 6 (enam) hal yang terdapat di dalam IFRS
32 tetapi tidak terdapat di PSAK 50.

Seperti halnya dunia bisnis pada umumnya, praktik-praktik akuntansi beserta


pengungkapan informasi finansial di perusahaan di berbagai negara dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya:

a. Sifat kepemilikan perusahaan


Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih
besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki publik dibandingkan dengan
pada perusahaan keluarga.

b. Aktivitas usaha
Sistem akuntansi dipengaruhi oleh jenis aktivitas usaha, misalnya agribisnis yang berbeda
dengan manufaktur, atau perusahaan kecil yang berbeda dengan perusahaan
multinasional.

c. Sumber pendanaan
Kebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih
besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari
para pemegang saham eksternal dibandingkan dengan pada perusahaan dengan sumber
pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga.

d. Sistem perpajakan
Negara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan
sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara-negara seperti
Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan
dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan
terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham.

e. Eksistensi dan pentingnya profesi akuntan


Profesi akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga membuat sistem akuntansi
yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di negara-negara yang masih menerapkan
sistem akuntansi yang sentralistik dan seragam.

Teori Akuntansi 14
f. Pendidikan dan riset akuntansi.
Pendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang
sedang berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan riset
akuntansi yang bermutu.

g. Sistem politik
Sistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem
akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik di negara
tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat (central planning) atau
swastanisasi (private enterprises).

h. Iklim social
Iklim sosial diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja dan
kepedulian terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut
pada umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut.

i. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan


Perubahan struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi lain
dari sistem akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya depresiasi mesin.
Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak berwujud
seperti merek, goodwill dan sumber daya manusia.

j. Tingkat inflasi
Timbulnya hyperinflation di beberapa negara di kawasan Amerika Selatan membuat
adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari
pendekatan historical cost.

k. Sistem perundang-undangan
Di negara-negara seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan civil codes, aturan-
aturan akuntansi yang dipakai cenderung rinci dan komprehensif, berbeda dengan
Amerika Serikat dan Inggris yang menggunakan common law.

Teori Akuntansi 15
l. Aturan-aturan akuntansi
Standar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak
sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar
dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yang telah memasukkan
aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan seperti di Inggris dan
Amerika Serikat.

Teori Akuntansi 16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat International Accounting
Standard Boards - IASB melakukan percepatan harmonisasi standar Akuntansi internasional
khususnya IFRS. IFRS (International Financial Reporting Standards) ini dibuat oleh IASB dan
Financial Accounting Standard Boards (Badan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika
Serikat).

Bagi pengusaha pada umumnya, yang menjadi bahan pertimbangan apakah akan beralih ke
IFRS atau tidak adalah “Apakah implementasi IFRS akan menghasilan incremental benefit
atau tidak?”. Tetapi bagi perusahaan-perusahaan yang sudah go international, atau yang
memiliki partner dari Uni Eropa, Australia dan Russia dan beberapa Middle East countries,
tentu sudah tidak punya pilihan lain selain “mau tidak mau harus mulai berusaha
menerapkan IFRS” dalam pelaporan keuangannya jika masih mau berpartner dengan
mereka. Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari GAAP (atau PSAK atau lainnya) ke
IFRS berdampak sangat luas.

IFRS akan menjadi “kompetensi wajib-baru” bagi para pekerja accounting.


Indonesia merupakan salah satu negara yang akan mengadopsi IFRS sebagai standar
pelaporan keuangan. Hingga saat ini Indonesia telah melakukan perubahan-perubahan,
salah satunya pada PSAK 50. Menurut kelompok kami, adanya perbedaan mengenai 6
(enam) hal yang terdapat dalam IFRS 32 dan PSAK 50 disebabkan berbagai macam hal. Salah
satu yang paling mempengaruhi adalah keadaan ekonomi, sosial, polotik, hukum, dan
budaya bangsa Indonesia. Karena IFRS dibuat atas dasar global (luas), sehingga perlu adanya
penyesuaian dalam pengimplementasiany.

Dengan diterapkannya IFRS di Indonesia telah membuktikan bahwa Indonesia secara


bertahap telah mengadaptasi dan mengharmonisasikan IFRS dalam penyusunan standar.
Sehingga diharapkan nantinya Indonesia dapat menyajikan laporan keuangan yang
berstandar internasional dan ikut berperan serta dalam persaingan bisnis global.

Teori Akuntansi 17
Teori Akuntansi 18
DAFTAR PUSTAKA

Kartikahadi,Hans.2012.Akuntansi Keuangan berdasarkan IFRS.SALEMBA EMPAT:Jakarta.

Sumber Internet:

http://www.slideshare.net/indra2808/97497114-slidekewajibandanekuitas

https://crystalbrainware.wordpress.com/2013/03/08/kewajiban-dan-ekuitas

http://www.academia.edu/6193480/26032462-Kewajiban-Dan-Ekuitas

Teori Akuntansi 19

Anda mungkin juga menyukai