Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

NERACA DAN ARUS KAS

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi
Dosen Pengampu : Ulfa Luthfia Nanda, S.E., M.S.Ak.

Disusun Oleh :
Fitri Handayanti 223403015
Tika Mardiyani 223403074
Ainur Febriyanti 223403076
Melati Sukma Dewi 223404198

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SILIWANGI
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Akuntansi yang
berjudul Neraca dan Arus Kas ini dengan lancar dan tepat waktu.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Ulfa Luthfia Nanda, S.E., M.S.Ak. selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Teori Akuntansi yang telah membantu dengan memberikan
materi sebagai bahan acuan untuk kami dalam proses pengerjaan makalah ini. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada rekan-rekan yang telah mendukung dalam menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini agar bisa
menjadi acuan yang lebih baik lagi untuk masa yang akan datang. Harapan kami semoga
makalah ini bisa menambah wawasan bagi para pembaca.

Tasikamalaya, 05 Februari 2024

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

A. Neraca (Laporan Posisi Keuangan) ................................................................................ 3

a. Pengertian Neraca (Laporan Posisi Keuangan) ........................................................... 3

b. Komponen Neraca ....................................................................................................... 3

c. Bentuk Neraca ............................................................................................................. 7

d. Fungsi Neraca .............................................................................................................. 9

B. Arus Kas.......................................................................................................................... 9

a. Pengertian Arus Kas .................................................................................................... 9

b. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas ................................................................. 11

c. Klasifikasi Laporan Arus Kas ................................................................................... 11

d. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas .................................................................... 12

C. Keterkaitan Antara Neraca Dan Arus Kas .................................................................... 13

BAB III .................................................................................................................................... 15

PENUTUP................................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Laporan keuangan memegang peran krusial dalam membantu pemangku kepentingan
memahami dan menilai kesehatan finansial suatu perusahaan. Dua laporan keuangan utama
yang menjadi fokus utama dalam makalah ini adalah neraca dan arus kas. Neraca
memberikan gambaran posisi keuangan pada suatu titik waktu, sementara arus kas merekam
aliran dana selama periode tertentu. Makalah ini bertujuan untuk menggali kedalaman
signifikansi dan peran keduanya dalam membantu analisis keuangan serta pengambilan
keputusan strategis di dunia bisnis.
Neraca menjadi cerminan kondisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu. Ini
mencakup aset, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham, memberikan gambaran menyeluruh
tentang struktur keuangan perusahaan. Neraca merupakan laporan keuangan yang memiliki
signifikansi besar, karena menyajikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan pada periode tertentu. Selain itu, neraca juga mencakup kewajiban dan modal
perusahaan pada saat yang sama. Neraca, atau sering disebut sebagai posisi keuangan,
menggambarkan keadaan finansial perusahaan pada suatu tanggal tertentu, seperti pada
tanggal 31 Desember 2023. Informasi yang disajikan mencakup posisi harta, utang, dan
modal perusahaan pada saat itu. Klasifikasi ini muncul karena adanya konsep sistem
akuntansi double entry yang telah menjadi bagian integral dari akuntansi keuangan. Di sisi
lain, arus kas membongkar pergerakan uang masuk dan keluar, menjadi panduan untuk
memahami likuiditas dan keberlanjutan operasional. Kedua laporan ini bekerja bersama
untuk memberikan pandangan menyeluruh tentang performa keuangan dan kesiapan
perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi. Laporan arus kas juga berperan sebagai
instrumen untuk memonitor pergerakan uang tunai yang muncul dari kegiatan suatu
perusahaan. Setiap perusahaan mengalokasikan sumber daya finansialnya baik dari eksternal
maupun internal untuk berbagai tujuan.
Pemahaman mendalam terkait neraca dan arus kas sangat penting bagi analis keuangan,
investor, dan manajer perusahaan. Dalam makalah ini, akan dibahas secara rinci mengenai
neraca dan arus kas yang digunakan dalam mendukung pengambilan keputusan. Bagaimana
neraca dan arus kas dapat digunakan bersama-sama untuk mengevaluasi risiko, peluang, dan
kinerja perusahaan akan menjadi fokus kajian.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana penjelasan mengenai neraca atau laporan posisi keuangan?
2. Bagaimana penjelasan mengenai arus kas?
3. Bagaimana keterkaitan antara neraca dan arus kas dalam mendukung pengambilan
keputusan perusahaan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini memiliki beberapa tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai neraca atau laporan posisi keuangan.
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai arus kas.
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara neraca dan arus kas dalam mendukung
pengambilan keputusan perusahaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)


a. Pengertian Neraca (Laporan Posisi Keuangan)
Neraca atau disebut juga dengan laporan posisi keuangan merupakan salah satu
laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan pada suatu perusahaan dalam
suatu tanggal tertentu atau moment of time, sering disebut per tanggal tertentu misalnya
per 31 Desember 2022 (James C Van Horne ). Posisi yang digambarkan yaitu terdiri dari
posisi aset, kewajiban atau liabilitas dan ekuitas. Klasifikasi tersebut timbul sebagai
akibat dari konsep double entry accounting system yang sudah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari akuntansi keuangan. Neraca dibuat untuk mengetahui kondisi (jumlah
dan jenis) dari asset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan. Kemudian neraca dibuat per
tanggal tertentu yaitu dibuat dalam waktu tertentu setiap saat dibutuhkan, biasanya di
akhir tahun atau kuartal.

b. Komponen Neraca
a) Aset
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keungan (PSAK) Tahun 2011, aset adalah
semua kekayaan yang dipunyai oleh individu ataupun kelompok yang berwujud maupun
tidak berwujud, yang memiliki nilai akan manfaat bagi setiap orang atau perusahaan. Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa aset atau aset adalah segala sumber daya dan
harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasionalnya dan dapat
disimpulkan bahwa sesuatu akan dianggap sebagai aset jika di masa yang akan datang
dapat diharapkan memberikan net cash flow yang positif kepada perusahaan. Riyanto
(2012:19) mengungkapkan bahwa struktur aset terdiri dari aset lancar dan aset tetap.
1. Aset Lancar
Aset lancar adalah aset yang habis dalam satu kali berputar dalam proses
produksi, dan proses perputarannya dalam jangka waktu yang pendek (umumnya
kurang dari satu tahun). Secara garis besar komponen aktiva lancar digambarkan
sebagai berikut :
1) Kas yang tersedia untuk usaha sekarang dan elemen-elemen yang dapat disamakan
dengan kas, misalnya check, money order, pos wesel dan lain-lain.

3
2) Rekening pada bank (rekening giro dan tabungan).
3) Deposito berjangka.
4) Surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka pendek.
5) Piutang yang mencakup piutang dagang, piutang wesel, piutang pegawai., piutang
angsuran dan piutang lainnya.
6) Pinjaman yang diberikan.
7) Persediaan barang dagangan, bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi,
bahan-bahan pembantu dan bahan-bahan serta suku cadang yang dipakai dalam
pemeliharaan alat-alat dan mesin-mesin.
8) Biaya yang dibayar dimuka seperti asuransi, bunga sewa, pajak-pajak, bahan
pembantu dan lain-lain.
9) Pendapatan yang masih harus diterima.
10) Aset lancar lainnya.

2. Aset Tetap
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 tahun 2018:
Aset tetap adalah aset berwujud yang yang dimiliki untuk disediakan dalam produksi
atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan yang administratif dan diperkirakan untuk digunakan lebih dari satu periode.
Secara garis besar komponen aktiva tetap pada perusahaan digambarkan sebagai
berikut :
1) Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu
periode, adapun yang tergolong aktiva tetap berwujud sebagai berikut ini :
- Tanah
- Mesin
- Bangunan
- Peralatan
- Kendaraan
- Akumulasi penyusutan
- Aktiva tetap lainnya

4
2) Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva Tetap Tidak Berwujud adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik
tetapi memiliki “hak” yang mempunyai nilai bagi perusahaan. Adapun yang tergolong
aktiva tetap tidak berwujud sebagai berikut dibawah ini :

- Hak cipta
- Hak paten
- Goodwill
- Lisensi
- Merek dagang hak cipta

b) Kewajiban atau Liabilitas


Menurut Kerangka Dasar Pengukuran dan Pengungkapan Laporan Keuangan
(KDP2LK), liabilitas adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi. Komponen kewajiban digambarkan sebagai berikut :
1. Utang Lancar (kewajiban jangka pendek)
Utang lancar atau utang jangka pendek adalah utang-utang yang pelunasannya
akan memerlukan penggunaan sumber-sumber yang digolongkan dalam aset lancar
atau dengan menimbulkan suatu utang baru. Yang termasuk kelompok hutang lancar
adalah :
1) Utang dagang yaitu hutang-hutang yang timbul dari pembelian barang-barang
dagangan atau jasa.
2) Utang wesel yaitu hutang-hutang yang memakai bukti-bukti tertulis mengenai
kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu.
3) Utang pajak yaitu jumlah pajak penghasilan yang diperkirakan untuk laba periode
yang bersangkutan.
4) Biaya yang masih harus dibayar yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi beban tetapi
belum dibayar. Misalnya hutang gaji, hutang bunga dan lain-lain.
5) Utang sewa guna usaha
6) Utang dividen yaitu utang perusahaan kepada para pemegang saham yang akan
dibayarkan dalam jangka waktu satu tahun setelah pengumuman.

5
7) Utang gaji adalah hak karyawan yang harus mereka terima. Namun, karena kondisi
tertentu, perusahaan belum bisa membayarnya.
8) Utang lancar lainnya.

2. Utang Jangka Panjang


Utang jangka panjang adalah hutang-hutang yang pelunasannya tidak
menggunakan sumber-sumber yang digolongkan sebagai aktiva lancar, misalnya
hutang obligasi, hutang wesel jangka panjang dan lain-lain hutang yang sifatnya
sama. Bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dan akan dilunasi dalam
waktu 12 bulan dan menggunakan sumber- sumber aktiva lancar akan dilaporkan
dalam kelompok hutang lancar. Utang jangka panjang diantaranya yaitu :
1) Utang obligasi merupakan satu satu jenis investasi berwujud surat utang yang
diperjualbelikan.
2) Utang bank jangka panjang yaitu suatu jenis produk utang yang memiliki tenggat
waktu pelunasan cukup lama. Biasanya, periode untuk membayarkan utang jangka
panjang adalah sekitar 5 sampai 20 tahun, tergantung dari kesepakatan kedua
pihak, yaitu antara peminjam dan pemberi pinjaman.
3) Utang jangka panjang lainnya.

c) Ekuitas
Ekuitas berasal dari equity yang memiliki makna equity of ownership atau kekayaan
bersih perusahaan.Ekuitas merupakan salah satu faktor yang mencerminkan apakah suatu
perusahaan dalam keadaan sehat atau tidak. Adapun komponen ekuitas yaitu terdiri dari :
1) Modal saham Yaitu tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam suatu PT
bagi suatu perusahaan yang bersangkutan yang diterima dari hasil penjualan
sahamnyadan tetap tertanam didalam perusahaan tersebut selama hidupnya,
meskipun pemegang saham itu sendiri bukanlah merupakan penanaman yang
permanen, karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.
2) Agio saham merupakan kekayaan bersih perusahaan yang berasal dari penjualan
saham di atas harga nominal atau nilai pari suatu saham. Dengan kata lain, agio
saham adalah selisih lebih antara harga jual saham dengan harga nominalnya.
3) Laba ditahan adalah keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahan perusahaan
dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan.

6
4) Cadangan laba
5) Modal sumbangan adalah modal yang timbul sebagai akibat apabila perusahaan
memperoleh aset yang berasal dari sumbangan.
Jumlah yang terdapat dalam komponen neraca, yaitu sisi aset dan liabilitas harus
seimbang atau sama. Artinya jumlah aset harus sama dengan kewajiban atau liabilitas dan
modal. Untuk menentukan persamaan neraca, maka digunakan rumus sebagai berikut :
 Aktiva = Kewajiban + Modal

c. Bentuk Neraca
Bentuk atau susunan neraca di antara perusahaan tidak ada keseragaman, tergantung
pada tujuan apa neraca tersebut dibuat, dalam hal ini Prinsip Akuntansi Indonesia
menyebutkan “Neraca harus disusun secara sistematis, sehingga dapat memberikan
gambaran posisi keuangan dari suatu perusahaan pada saat tertentu”. Bentuk umum atau
susunan neraca yang banyak dipakai antara lain :

1) Bentuk Skontro/Bentuk Rekening (account form)


Bentuk skontro adalah bentuk neraca yang mengelompokkan aset posisinya
bersebelahan dengan kelompok liabilitas dan ekuitas.
2) Bentuk Vertikal/Bentuk Laporan (report form)
Bentuk laporan adalah bentuk neraca yang mengelompokkan aset posisinya berada di
sebelah atas kemudian kelompok liabilitas dan ekuitas berada di bawahnya.

Contoh Neraca dengan bentuk skontro

7
Contoh Neraca dengan bentuk laporan/vertikal

Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid (lancar), yaitu mulai dari aset lancar,
aset tetap, dan aset lainya. Komponen yang terkandung dalam aktiva lancar adalah seperti
kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan sebagainya. Kemudian, aset tetap
dibagi dua yaitu, aset tetap berwujud dan tidak berwujud. Komponen dalam aset tetap
berwujud seperti tanah, bangunan, mesin, kendaraan, peralatan, dan lainnya, sedangkan
dalam aset tidak berwujud seperti paten, goodwill, opsi, dan lainnya. Selanjutnya, posisi yang
paling bawah diisi oleh aset lainnya, artinya tidak tergolong aset lancar maupun aset tetap.
Sebagai contohnya bangunan dalam proses, piutang jangka panjang, tanah dalam
penyelesaian, uang jaminan dan lainnya.

Di sisi sebelah kiri neraca berisi liabilitas (utang) dan modal (ekuitas) perusahaan.
Kewajiban untuk neraca berbentuk skontro (account form). Komponennya dimulai dari
kewajiban (utang) jangka pendek (lancar), artinya utang yang memiliki jangka waktu tidak
lebih dari satu tahun seperti utang dagang, utang wesel, utang bank. Selanjutnya, di bawah
utang jangka pendek adalah utang jangka panjang. Utang jangka panjang merupakan utang
yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun seperti: obligasi, hipotek, atau utang bank
di atas satu tahun. Posisi yang terakhir di sisi kiri neraca adalah modal perusahaan atau

8
ekuitas (equity). Komponen modal terdiri dari antara lain modal disetor, laba ditahan,
cadangan laba, hibah, atau lainnya.

d. Fungsi Neraca
1. Mengevaluasi Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan
Laporan posisi keuangan neraca menampilkan posisi keuangan perusahaan pada akhir
periode akuntansi dan membantu untuk lebih memahami posisi atau kinerja keuangan
perusahaan. Selain itu, laporan ini memungkinkan perusahaan untuk menentukan posisi
kewajiban, ekuitas, dan aset mereka pada saat akun ditutup.
2. Mengidentifikasi Kekayaan dan Kewajiban Perusahaan
Neraca memperlihatkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Ini membantu dalam
mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki perusahaan (aset) serta kewajiban dan
kewajiban yang harus dibayar (kewajiban), serta ekuitas pemilik perusahaan.
3. Acuan Dalam Membuat Keputusan Strategis
Berdasarkan situasi keuangan yang dilaporkan, perusahaan akan dapat menetapkan
pedoman strategis mengenai pengembangan operasional dan prosedur perbaikan untuk
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang.
4. Sebagai Dasar Pertimbangan Bagi Investor dan Stakeholder Lain
Fungsi laporan posisi keuangan neraca selanjutnya adalah sebagai dasar pertimbangan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti investor untuk menganalisis keadaan
keuangan perusahaan. Misalnya, investor dapat membandingkan posisi keuangan mereka
saat ini di akhir tahun dengan posisi keuangan mereka sebelumnya untuk menentukan
apakah perusahaan layak untuk berinvestasi.

B. Arus Kas
a. Pengertian Arus Kas
Laporan arus kas merupakan perputaran kas yang dibagi kedalam tiga kategori yaitu arus
kas investasi, arus kas pendanaan dan arus kas operasi. Secara lebih jelas, laporan arus kas
memberi dasar pengguna laporan keuangan untuk menilai bagaimana kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas. Laporan ini akan berkaitan dengan perubahan posisi
keuangan dalam sebuah perusahaan yang menunjukan arus dananya. Arus dana biasanya
memiliki perubahan dalam memposisikan keuangannya, sehingga selama satu periode harus
ada buku catatannya. Laporan perubahan ini harus dibuat dengan jelas karena bisa menjadi
data pelengkap untuk membuat ikhtisar dalam melengkapi dokumen laba rugi.

9
Laporan arus kas digunakan oleh orang- orang yang berkepentingan baik pihak internal
maupun eksternal perusahaan sebagai bahan informasi dalam pengambilan keputusan. Arus
kas terjadi akibat adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Kegiatan utama
perusahaan yaitu menghasilkan barang/jasa dan menjualnya. Kegiatan ini mencakupi
penerimaan kas dan penerimaan piutang.
Laporan keuangan harus ditutup setiap akhir tahun dengan membuat neraca dan laporan
laba rugi berdasarkan standar akuntansi keuangan. Tujuan akuntansi keuangan antara lain
untuk menyediakan laporan dan informasi keuangan serta informasi yang lain kepada
pimpinan perusahaan. Dalam laporan arus kas, kas bukan hanya uang tunai dalam
perusahaan, tetapi juga setara kas yaitu investasi yang sifatnya likuid, bejangka pendek, dan
dapat segera dijadikan kas tanpa mengalami perubahan nilai yang signifikan. Laporan arus
kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu. Kas dalam neraca dicantumkan pada urutan pertama
dari pos yang merupakan aktiva lancar dengan pengertian bahwa kas tersedia atau simpanan
komersial yang ada di bank dan dapat digunakan tanpa memerlukan jangka waktu yang lama
untuk memperoleh uang tunai.
Laporan arus kas memuat informasi sumber dan penggunaan kas perusahaan selama satu
periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun. Laporan arus kas melaporkan arus kas
masuk dan arus kas keluar yang utama dari suatu perusahaan selama satu periode. Laporan
ini menyediakan informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan kas dan operasi, mempertahankan keuangannya, dan membayar dividen.
Laporan arus kas ini berguna bagi manager dalam mengevaluasi operasi masa lalu dalam
merencanakan aktivitas investasi serta pendanaan dimasa depan. Laporan ini juga berguna
bagi para investor, kreditor, dan pihak-pihak lainnya dalam menilai potensi laba perusahaan.
Selain itu laporan arus kas juga menyediakan dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
membayar utangnya yang jatuh tempo. Maka dari itu dengan melakukan analisis arus kas,
perusahaan dapat mengetahui:
a) Kemampuan perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus kas
masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.
b) Keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk
kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang
c) Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber
kekayaan perusahaan

10
d) Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang akan
datang.

Dengan adanya informasi yang diperoleh dari laporan arus kas, maka manager
perusahaan dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
kas.

b. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas

Tujuan laporan arus kas untuk memperkirakan arus kas masa mendatang serta
mengevaluasi keputusan manajemen. Dalam hal ini laporan arus kas menyediakan kegiatan
investasi perusahaan sehingga memberikan informasi yang diperlukan oleh investor dan
kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer. Untuk menentukan kemampuan membayar
deviden kepada pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada kreditor.
Maka tujuan utama suatu laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi relevan
tentang penerimaan dan pembayaran kas atas suatu perusahaan selama suatu periode tertentu.
Laporan arus kas berguna secara internal bagi manajemen dan secara eksternal bagi para
pemodal dan kreditur. Dengan mengandalkan analisis informasi arus kas pihak manajemen
akan mengetahui apa kebijakan yang telah dilakukan berjalan dengan baik dalam hal
memperoleh serta menggunakan kas tersebut dalam suatu periode tertentu. Selain itu laporan
arus kas juga dapat digunakan untuk menentukan kebijakan deviden, dalam menilai
efensiensi dan efektifitas setiap bagian perusahaan serta bagi pihak eksternal perusahaan,
laporan arus kas ini akan membantu para pemodal, kreditur dan pihak lainya dalam menilai
berbagai aspek dari posisi keuangan perusahaan.

c. Klasifikasi Laporan Arus Kas

Pengklasifikasian arus kas penting dilakukan untuk mengevaluasi perubahan arus kas
bersih yang terjadi dan memprediksi arus kas masa depan. Dimana laporan arus kas
dilaporkan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan.
1) Aktivitas-aktivitas Operasi : Aktivitas operasi melibatkan produksi dan pengiriman
barang untuk dijual serta penyediaan jasa. Arus kas diaktivtas operasi biasanya
menunjukan dampak dari transaksi-transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba
bersih.

11
2) Aktivitas-aktivitas Investasi : Aktivitas Investasi mencakup transaksi-transaksi
pemberian pinjaman,penagihan pokok pinjaman, perolehan dan penjualan surat berharga
yang tidak setara kas
3) Aktivitas-aktivitas Pendanaan : Contoh arus kas masuk dari aktivitas pendanaan meliputi
penerbitan wesel, obligasi, dan pinjaman-pinjaman jangka pendek lainnya. Serta
penerbitan saham biasa dan saham preferen.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa klasifikasi menurut aktivitas memberikan
informasi kepada para pengguna laporan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan.
Pengukuran Arus Kas Pengukuran arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari
aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan.

d. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas


1) Metode Langsung
Dalam metode ini, pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-
kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross),
tanpa melihat laporan laba rugi dan dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan.
Keunggulan utama dari metode langsung ini adalah bahwa metode ini melaporkan sumber
dan penggunaan kas dalam laporan arus kas. Sedangkan kelemahan utamanya adalah bahwa
data yang dibutuhkan seringkali tidak mudah di dapat dan biaya pengumpulannya umumnya
mahal. Metode Langsung menggolongkan berbagai kategori utama dari kegiatan operasi.
Metode langsung lebih mudah untuk dimengerti, dan memberikan informasi yang lebih
banyak untuk mengambil keputusan.
Contoh Laporan Arus Kas Metode Langsung :

12
2) Metode Tidak Langsung
Dalam metode tidak langsung penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih selanjutnya
disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang
mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva lancar dan
utang lancar. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan
dengan menyesuaiakan laba atau rugi bersih. Keunggulan dalam metode ini adalah
memusatkan pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. Dalam hal
ini, metode tersebut menunjukan hubungan antara laporan laba rugi, neraca dan laporan arus
kas. Berikut Contoh Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung :

Adapun perbedaan utama dari dua metode penyusunan arus kas yaitu, pada metode
langsung laporan arus kas disusun dari buku kas/bank. Sehingga pada saat pencatatan setiap
transaksi kas, harus langsung digolongkan dalam ke-3 jenis aktivitas dengan tujuan untuk
mempermudah penyusunan. Sedangkan metode tidak langsung laporan arus kas disusun dari
laporan keuangan (Neraca & Laba Rugi), sehingga tidak diperlukan penggolongan pada
setiap transaksi kas. Pengelompokan aktivitas transaksi pada metode tidak langsung ini
disusun berdasarkan akun/rEkening dalam laporan keuangan.

C. Keterkaitan Antara Neraca Dan Arus Kas

Neraca dan arus kas adalah dua laporan keuangan yang penting untuk memahami kondisi
keuangan suatu perusahaan. Keduanya memberikan informasi yang berbeda namun saling
melengkapi, dan kaitan antara keduanya sangat relevan dalam mendukung pengambilan
13
keputusan perusahaan. Berikut adalah beberapa cara kaitan antara neraca dan arus kas dalam
konteks pengambilan keputusan:
a. Likuiditas dan Solvabilitas
Pada neraca menyediakan gambaran mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas suatu
perusahaan pada suatu titik waktu. Ini mencakup informasi tentang likuiditas (kemampuan
membayar kewajiban jangka pendek) dan solvabilitas (kemampuan membayar seluruh
kewajiban). Sedangkan pada arus kas menunjukkan sumber dan penggunaan kas selama
periode waktu tertentu dan membantu memahami likuiditas perusahaan dari sudut pandang
dinamis.
b. Kemampuan Pembayaran Utang
Pada neraca menunjukkan kewajiban perusahaan, termasuk kewajiban jangka pendek
dan jangka panjang. Sedangkan pada arus kas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
membayar utangnya dengan melihat aliran kas yang dihasilkan atau digunakan.
c. Investasi dan Pendanaan
Pada neraca memberikan informasi tentang investasi dalam aset tetap dan modal kerja.
Sedangkan pada arus kas menunjukkan dari mana perusahaan mendapatkan dan bagaimana
perusahaan menggunakan kas untuk investasi dan pendanaan.
d. Perubahan Modal Kerja
Pada neraca menyajikan informasi tentang aset dan kewajiban yang terkait dengan modal
kerja, seperti persediaan, piutang, dan utang dagang. Sedangkan pada arus kas
menggambarkan perubahan dalam modal kerja bersih, yang dapat mempengaruhi kas bersih
perusahaan.
e. Proyeksi Keuangan
Pada neraca memberikan dasar untuk mengidentifikasi tren aset dan kewajiban
perusahaan. Sedangkan pada arus kas membantu dalam membuat proyeksi keuangan dengan
melihat bagaimana arus kas berubah seiring waktu.
f. Evaluasi Kinerja Keuangan
Pada neraca digunakan untuk menilai posisi keuangan saat ini. Sedangkan pada arus kas
memberikan gambaran tentang kinerja operasional perusahaan dan seberapa baik perusahaan
menghasilkan kas dari kegiatan operasionalnya.

Dengan memahami kaitan antara neraca dan arus kas, manajer dan pemangku
kepentingan perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan terinformasi
untuk mengelola keuangan perusahaan dengan lebih efektif.

14
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa, neraca dan laporan arus kas adalah dua dokumen keuangan yang saling terkait dan
saling mendukung dalam pengambilan keputusan perusahaan. Neraca menyajikan informasi
tentang posisi keuangan perusahaan, dengan beberapa komponen dalam neraca yaitu aset,
liabilitas dan ekuitas yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada periode
tertentu. Sedangkan laporan arus kas menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan
keluar selama periode tertentu yang ditinjau dari tiga aktivitas perusahaan yakni aktivitas
operasional, investasi dan pendanaan. Sehingga dengan membandingkan informasi dari
kedua dokumen ini, perusahaan dapat mengevaluasi kinerja keuangan mereka dan membuat
keputusan yang lebih baik. Misalnya, jika neraca menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
banyak kas, tetapi laporan arus kas menunjukkan bahwa arus kas masuk rendah, maka
perusahaan mungkin perlu mengevaluasi strategi pemasaran mereka atau mencari sumber
pendanaan baru.

15
DAFTAR PUSTAKA

Herry. (n.d.). Bab ii jenis dan kompenen laporan keuangan.


Husen, C. (2017). Laporan Keuangan: Neraca. Skripsi Laporan Keuangan Neraca
A.Pengantar. http://dosen.stiepena.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/07-Laporan-
Keuangan.pdf
Indonesia, I. A. (2014). Standar Akuntansi Keuangan.
Indriani, M., & Napitupulu, H. W. (2020). Pengaruh Arus Kas Operasi, Tingkat Utang, Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Persistensi Laba. Jurnal Akuntansi Dan Perpajakan
Jayakarta, 1(2), 138–150. https://doi.org/10.53825/japjayakarta.v1i2.30
Kaloh, T., Ilat, V., & Pangerapan, S. (2018). Analisis Laporan Arus Kas Untuk Menilai
Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 14(1), 741–751.
https://doi.org/10.32400/gc.13.04.21872.2018
Lusiawati, L. (2016). Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra
Bandung. 8–28. http://repository.ekuitas.ac.id/handle/123456789/72
Maruta, H. (2017). Pengertian, Kegunaan, Tujuan Dan Langkah-Langkah Penyusunan
Laporan Arus Kas. JAS (Jurnal Akuntansi Syariah), 1(2), 238–257.
https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/jas/article/view/115
Operasi, A., & Pendanaan, I. D. A. N. (2020). E-issn: 2621-3036. 5(1), 28–39.
Yenni, Arifin, Gunawan, E., & Duffin. (2022). Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar
Dalam Penilaian Kinerja Keuangan. SKYLANDSEA PROFESIONAL Jurnal Ekonomi,
Bisnis Dan Teknologi, 2(2), 60–66.

16

Anda mungkin juga menyukai